Aiha PP
Aiha PP
ETIOPATOGENESIS
SDM dapat bertahan 90-120 hari (Dllm sirkulasi )
Anemia hemolitik
SDM dibentuk normal, destruksi dini
dalam sirkulasi.
hemolisis intravaskuler
hemolisis ekstraseluler : hepar, limfa
Jalur alternatif
Aktivasi C3 dan C3b yang terjadi berikatan dengan
membran SDM.
Faktor B melekat pada C3b dan oleh D faktor B dipecah
menjadi Ba dan Bb.
Bb tetap melekat pada C3b. Ikatan C3bBb selanjutnya
akan memecah molekul C3 menjadi C3a dan C3b.
C5 akan berikatan dengan C3b dan oleh Bb dipecah
menjadi C5a dan C5b. Selanjutnya C5b berperan dalam
penghancuran membran.
Light coat
(no complement)
B
Splenic removal
(slow
circulation)
Heavy coat
(plus complement)
C
Hepatic removal
(fast circulation)
Toleransi imun
Limfosit tidak memberikan respon terhadap Ag spesifik ,
Ag self / non self
TOLERANSI
IMUN
1. toleransi sentral
- masa fetal di timus/ ( pematangan
sel T ; di ssm tulg ( pematangan sel B)
2. toleransi perifer
- pasca natal
Autoimun
Tipe Hangat
Idiopatik
Sekunder
Diinduksi obat
Tipe dingin
Idiopatik
PCH
Alloantibodi
Atipik
Sekunder
Sumber dari Lawrence DP. David WA. Manuel EK. Hemolitic anemia: Congenital
and aquired. Manual of clinical hematology. 2 nd .1995
Tipe dingin
Idiopatik
Sekunder
Infeksi : pne.Mycoplasma
Mononukleosis infeksiosa
Limfoma, PCH jarang,
disertai infeksi, mis. sifilis
Dikutip dari Hoffbrand AV, Pettit JE. Anemia hemolitik dalam kapita selekta
Haematologi. Edisi ke-4. EGC, Jakarta. 2005
Diagnosis
Uji antiglobulin Coombs
Alat utama mendiagnosa
Aglutinasi SDM bila didapatkan Ig dan komplemen ( IgG
dan C3) pada membran SDM
Direct Coombs test
Kekuatan reaksi tdk menunjukkan beratnya penyakit
Dapat diperoleh hasil Negatif palsu/ positif palsu
1 /10.000 donor darah memiliki hasil tes antiglobulin yang
positif tanpa anemia atau bukti meningkatnya hemolisis.
Coombs serum
Aglutinasi
(hasil positip)
Diagnosis
Indirect Antiglobulin test
Mendeteksi autoantibodi dalam serum penderita
Dapat mendeteksi autoantibodi pada pasien dng anemia
hemolitik autoimun/ alloantibodi yang diinduksi oleh obat/
transfusi/inkompatibilitas fetal
80% pasien dng AIHA, autoantibodi terdapat dalam serum
Alloantibodi hanya terdapat dalam serum
Post transfusi, dapat terjadio DAT positif
autoantibodi dpt terikat pd SDM yg baru saja ditransfusi
shg DAT positif
Patients serum
RBCs
Anti-IgG
Manifestasi Klinis
Bervariasi, tergantung tingkat hemolisis, kemampuan
ssm tulang untuk retikulositosis, kemampuan tubuh
untuk memproses produk hasil pemecahan.
Beberapa tanda berhubungan dng sirkulasi hiperdinamik
sekunder akibat anemia , kapasitas angkut O2
Hiperbilirubinemia, /- haptoglobin, splenomegali,
hepatomegali, trombositopeni dll.
Kelainan yang ditandai dng adanya Ab thd SDM
Sindrom Evans.
Penatalaksanaan
Prinsip Umum
Penilaian secara menyeluruh meliputi gejala,
kondisi klinis dan tingkat hemolisis
Tergantung penyebab primer/ sekunder
Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat ( AIHA
tipe dingin)
Tujuan terapi :
- mengontrol populasi sel B yang mensekresi
autoantibodi
sedikit diketahui ttg terapi tsb
- penanganan hemolisis abnormal
B. Transfusi
Bukan merupakan kontraindikasi mutlak
AIHA dengan gejala berat dan mengancam jiwa
Transfusi diberikan dengan pengawasan ketat.
C. Kortikosteroid
terapi utama AIHA simptomatis primer/sekunder
mekanisme :
- melemahkan makrofag terhadap eritrosit yg
terselubungi IgG,iC3b
makrofag
mengurangi produksi autoantiboidi
E. Splenektomi
Indikasi :
- Kegagalan terapi prednison/ msh tergantung dosis
prednison > 20 mg/hari
- Efek samping yg sulit diatasi dng tx prednison
Efektifitas tinggi, diasumsikan bhw dibuangnya RES sbg tempat
penghancuran SDM
tidak dianjurkan pd anak-anak, krn meningkatkan resiko
sepsis ok pneumoccocus.
F. Immunomodulatory therapy
Digunakan utk kasus refrakter, AIHA simptomatis yg tidak
berespon dng splenektomi/ menolak operasi, efek samping
serius dng kortikosteroid
Immuno suppressive spt Cyclophosphamide 2 mg /kgBB/ hari
atau Azathioprin 1,5 mg/kgBB/ hari yg diberikan 3 bln
inhibisi pembentukan autoantibodi
ES : menghambat spermatogenesis, merusak fgs ovarium,
fibrosis kandung kemih ( pd pemberian cyclophosphamid);
keganasan ( azatioprin)
perlu pengawasan dan mjd pertimbangan utk
pemberian tx tsb
G. Terapi Rituximab
Ab Monoklonal anti CD-20 chimeric
Dpt digunakan pd kelainan autoimun dan AIHA pd
khususnya
Mekanisme kerja :
- induksi kematian sel melalui complement-dependent lysis
- toksisitas antibody-dependent cell
- fagositosis yg diperantarai oleh Fc, komplemen dan
fosfatidilserin
- efek Ab lgs pd ligasi CD-20 menyebabkan hambatan dan
proliferasi
- apoptosis dan sensitisasi thd kemoterapi
- menginduksi imunitas aktif
Dikutip dari Cuningham M.J., Leslie Es. Autoimmune Hemolytic anemia. Hematology
basic
principles and practice. 4 th ed.
H. Plasma exchange
Dapat menggantikan 60% volume plasma
Pembuangan Ab Ig/ IgM yg menjadi perantara hemolisis
(keuntungan)
Produksi Ab yg terus menerus dan distribusi IgG di
ekstravaskuler ( efektivitas terbatas)
I. Terapi lain
Vincrastine-laiden Ig-Coated platelet, Iradiasi
Transplantasi sumsum tulang, eritropoeitin
Ringkasan
AIHA : adanya destruksi pada SDM, disebabkan adanya
antibodi/komplemen/ keduanya dlm SDM
tes Coombs merupakan alat utama untuk mendiagnosis
Manifestasi klinis AIHA sangat bervariasi.
terapi awal diberikan glukokortikoid. Pasien dengan
anemia berat mungkin memerlukan transfusi darah
Pasien yang refrakter terhadap pengobatan steroid dan
splenektomi, dapat diberikan terapi imunosupresif
Rituximab adalah suatu antibodi monoclonal (MoAb)
chimeric spesifik terhadap antigen CD 20, efektif untuk
menurunkan kejadian hemolisis pada pasien dengan
AIHA
TERIMA KASIH
Dikutip dari Cuningham M.J., Leslie Es. Autoimmune Hemolytic anemia. Hematology
basic
principles and practice. 4 th ed.
Darah keluar
INKOMPATIBEL
Mayor
Darah tidak boleh keluar
( dilakukan screening Ab )
Minor
METODA GEL
LISS/Coombs card
50 l suspensi sel 1%
+
25 l serum/plasma