Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan dari masyarakat tergantung baik pada penyediaan pelayanan kesehatan


bagi orang sakit maupun pada upaya kesehatan mayarakat dalam promosi kesehatan dan
pencegahan penyebaran atau kejadian penyakit. Dahulu manusia cenderung menerima
sehat-sakit dan kematian muda (premature death) sebagai sesuatu yang tak bisa dihindari
dari keberadaannya. Kemudian dewasa ini kita berada dimana harapan hidup sehat dan
panjang umur dijadikan sebagai indeks pembangunan masyarakat.
Dengan adanya globalisasi dan transisi epidemiologi, maka telah terjadi
perubahan pola penyakit. Disamping penyakit menular tetap ada (malaria, tbc, diare,
pneumonia), prevalensi penyakit tidak menular pun (Diabetes melitus, hipertensi, kanker,
penyakit endokrin, dll) terus meningkat. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
merupakan prioritas pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia. Tantangan baru
muncul dengan adanya potensi terjangkitnya kembali penyakit-penyakit menular lama
yang pada masa lalu relatif sudah dapat dikendalikan. Penanganan kejadian-kejadian
penyakit tersebut tidak hanya sebatas pada upaya pengobatan, melainkan juga
pencegahan terhadap kematian dan kecacatan. Kecacatan dapat menyebabkan penurunan
produktivitas, sehingga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan.

BAB II
PEMBAHASAN

Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk


bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada
fungsi atau struktur dari bagian, organ, atau sistem dari tubuh. (Gold Medical
Dictionary).
Konsep dasar dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang
dari rantai sebab akibat menuju suatu proses kejadian penyakit yaitu proses interaksi
antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, fisiologis, psikologis,
sosiologis, dan antropologis), dan dengan penyebab (agent) serta lingkungan
(environment). Menurut John Gordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan
interaksi tiga komponen penyakit yaitu manusia (host), penyebab (agent) dan lingkungan
(environment).
Penyakit dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan antar ketiga komponen
tersebut. Model ini lebih di kenal dengan model triangle epidemiologi atau triad
epidemilogi.

Pejamu (host) : hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia,
antara lain :
1. Umur, jenis kelamin, ras, kelompok etnik (suku) hubungan keluarga,
2. Bentuk anatomis tubuh,
3. Fungsi fisiologis atau faal tubuh,
4. Status kesehatan, termasuk status gizi,
5. Keadaan kuantitas dan respon monitor,
6. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial,
7. Pekerjaan, dll.

Penyebab (Agent)
Pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya disebabkan oleh

satu faktor tunggal, pada umumnya kejadian penyakit di sebabkan oleh berbagai unsur
yang secara bersama-sama mendorong terjadinya penyakit, namun demikian, secara
dasar, unsur penyebab penyakit dapat di bagi dalam dua bagian utama yakni :
1. Penyebab kausal primer
Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal terjadinya penyakit, dengan ketentuan
bahwa walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya, Pada
penyakit tertentu, unsur ini dijumpai sebagai unsur penyebab kausal. Unsur penyebab
kausal ini dapat dibagi dalam 5 kelompok yaitu :
a.

Unsur penyebab biologis yakni semua unsur penyebab yang tergolong makhluk
hidup termasuk kelompok mikro organisme seperti Virus, bakteri, protozoa,
jamur, kelompok cacing, dan insekta. Unsur penyebab ini pada umumnya di

b.

jumpai pada penyakit infeksi menular.


Unsur penyebab nutrisi yakni semua unsur penyebab yang termasuk golongan zat
nutrisi dan dapat menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan maupun
kelebihan zat nutrisi tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin,

c.

mineral, dan air.


Unsur penyebab kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk senyawa kimia yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini pada
umumnya berasal dari luar tubuh termasuk berbagai jenis zat, racun, obat-obatan
keras, berbagai senyawa kimia ini dapat berbentuk padat, cair, uap, maupun gas.
Ada pula senyawa kimiawi sebagai hasil produk tubuh (dari dalam) yang dapat

menimbulkan penyakit tertentu seperti ureum, kolesterol, dan lain-lain.


d. Unsur penyebab fisika yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit
melalui proses fisika, misalnya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan
(rudapaksa), radiasi dan lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini terutama
melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan gangguan kesehatan.

e.

Unsur penyebab psikis yakni semua unsur yang berhubungan dengan kejadian
penyakit gangguan jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab ini
belum jelas proses dan mekanisme kejadian dalam timbulnya penyakit, bahkan
sekelompok ahli lebih menitikberatkan kejadian penyakit pada unsur penyebab
genetika.

2. Penyebab kausal sekunder


Penyebab sekunder merupakan unsur pembantu/penambah dalam proses kejadian
penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibat terjadinya penyakit. Dengan demikian,
maka dalam setiap analis penyebab penyakit dan hubungan sebab akibat terjadinya
penyakit, kita tidak hanya berpusat pada penyebab kausal primer semata, tetapi harus
memperhatikan semua unsur lain di luar unsur penyebab kausal primer.
Hal ini didasarkan pada ketentuan bahwa pada umumnya kejadian setiap penyakit
sangat di pengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan
ikut dalam proses sebab akibat. Sebagai contoh pada penyakit kardiovaskuler,
tuberkulosis, kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya. Kejadiannya tidak di batasi
hanya pada penyebab kausal saja, tetapi harus di analisis dalam bentuk suatu rantai sebab
akibat di mana peranan unsur penyebab sekunder sangat kuat dalam mendorong
penyebab kausal primer untuk dapat secara bersama-sama menimbulkan penyakit.
Penyebab agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis.
a. Biotis khususnya pada penyakit menular, terjadi dari 5 golongan, yaitu :
1. Protozoa, misalnya Plasmodum, amodea
2. Metazoa, misalnya arthopoda , helminthes
3. Bakteri misalnya Salmonella, meningitis
4. Virus, misalnya polio, measles
5. Jamur, misalnya candida

b. Abiotis, terdiri dari :


1. Nutrient Agent, misalnya kekurangan/kelebihan gizi (karbohidrat, lemak, mineral,
protein, dan vitamin)
2. Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan
3. Physical Agent, misalnya suhu, kelembapan panas, kebisingan.
4. Mechanical Agent misalnya pukulan tangan, kecelakaan, benturan, gesekan, dan
getaran
5. Psychic Agent, misalnya stress, depresi
6. Physiologic Agent, misalnya gangguan genetik.
Unsur

Lingkungan (Environment)

Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan


terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan dalam
proses kejadian penyakit.
1. Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara lain meliputi :
a.
b.
c.

Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen;


Vektor pembawa infeksi
Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia,
baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-obatan),maupun

sebagai reservoir/sumber penyakit atau pejamu antara (host intermedia) ; dan


d. Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama
penyakit menular.
Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang
penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik
sebagai unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (sebagai sumber kehidupan)
maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia.

2. Lingkungan fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara
langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia.
Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :
a.
b.

Udara keadaan cuaca dan geografis.


Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air,

c.

dan
Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain
sebagainya.
Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang

timbul akibat manusia sendiri.


3. Lingkungan sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi serta
institusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat
tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :
a.

Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi

b.
c.
d.
e.

yang berlaku,
Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat,
Sistem pelayanan kesehata nserta kebiasaan hidup sehatmasyarakat setempat,
Kebiasaan hidup masyarakat, dan
Kepadatan penduduk, kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan
sosial lainnya.

Riwayat Alami Penyakit


Riwayat alamiah suatu penyakit pada umumnya melalui tahap sebagai berikut:

1.

Prepatogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat tetapi mereka pada

dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of
susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi
antara penjamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh.
2.

Patogenesis
Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu:

Tahap Inkubasi : Tahap inkubasi merupakan tenggang di waktu antara masuknya


bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai

timbulnya gejala penyakit.


Tahap Dini : Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang
Kelihatannya ringan. Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena

sudah ada gangguan patologis.


Tahap Lanjut : Merupakan tahap di mana penyakit bertambah jelas dan mungkin
tambah berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya (stage of clinical

disease).
Tahap Akhir : Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan
keadaan, yaitu:
a. Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi
pulih, sehat kembali.
b. Sembuh dengan cacat, yakn ibibit penyakit menghilang, penyakit sudah
tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas
c.

gangguan yang permanen berupa cacat.


Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih

d.
e.

tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.


Penyakit tetap berlangsung secara kronik.
Berakhir dengan kematian.

Upaya Pencegahan
Visi Indonesia sehat merupakan pandangan Indonesia dalam mencapai derajat
kesehatan bagi semua masyarakat. Untuk mencapai visi tesebut maka diperlukanlah

berbagai upaya dan strategi yang menunjang program tersebut. Adapun upaya yang
dilakukan adalah mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Upaya promotif dan preventif merupakan hal yang mendapat prioritas utama
namun tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif dan
preventif ini dianggap lebih efektif untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatan daripada usaha kuratif dan rehabilitatif, ini dapat dilihat melalui slogan Lebih
baik mencegah daripada mengobati.
Menurut Leavell dan Clark, menjelaskan bahwa upaya pencegahan dapat
dilakukan pada tahap sebelum terjadinya sakit dan pada tahap setelah terjadinya sakit.
Pada tahap sebelum terjadinya sakit dapat dilakukan upaya promotif dan preventif
(primordial prevention dan primary prevention) dan kuratif dan rehabilitative (secondary
prevention dan tertiary prevention). Oleh sebab itulah dikenal empat tingkat upaya
pencegahan penyakit.Upaya yang dimaksud adalah :
1.

Pencegahan tingkat awal (primordial prevention)


Upaya pencegahan tingkat awal ini adalah usaha mencegah
terjadinya resiko atau mempertahankan keadaan resiko rendah kepada
masyarakat terhadap penyakit secara umum. Mengkondisikan masyarakat
agar penyakit tersebut tidak mendapat dukungan dari masyarakat.
Upaya ini tidak hanya dari pihak petugas kesehatan saja namun
dari seluruh masyarakat. Yang terlebih sasarannya adalah kelompok
remaja dan usia muda, dengan tidak mengabaikan kelompok dewasa dan
usila. Pencegahan ini meliputi :

Memelihara dan mempertahankan gaya hidup yang sudah ada dan benar
dalam masyarakat. Agar dapat mencegah meningkatnya resiko terhadap
penyakit tertentu.

Mencegah timbulnya kebiasaan baru dalam masyarakat atau mencegah


generasi yang sedang tumbuh untuk tidak meniru atau melakukan
kebiasaan hidup yang dapat menimbulkan resiko terhadap berbagai
penyakit.

Melakukan modifikasi, penyesuaian terhadap resiko yang ada atau


berlangsung dalam masyarakat.

2.

Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)


Pencegahan primer ini merupakan upaya agar masyarakat yang
berada dalam keadaan sehat tidak jatuh dalam keadaan sakit, melalui
usaha mengontrol dan mengatasi faktor resiko dengan sasaran utamanya
adalah orang sehat melalui promosi kesehatan. Pencegahan tingkat
pertama berhubungan dengan keadaan penyakit yang masih dalam tahap
prepatogenesis.
Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab yang bertujuan untuk
mengurangi penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah
mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi,
yang bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme penyebab penyakit,
penyemprotan dalam menurunkan dan memutus sumber penularan.
Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan
fisik seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan
serta bentuk pemukiman lainnya, perbaikan dan peningkatan lingkungan
biologis serta peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah
tangga, hubungan antar individu, dan kehidupan sosial masyarakat.
Meningkatkan daya tahan pejamu yang meliputi perbaikan status
gizi, status kesehatan umum, dan kualitas hidup penduduk, pemberian
imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnya, peningkatan
status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha menghindari pengaruh
faktor keturunan, dan peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan
kualitas gizi setra olahraga. Pada tahap ini ada 2 golongan kegiatan yaitu :
a. Health promotion ( peningkatan kesehatan )

Peningkatan status

kesehatan yakni, meningkatkan derajat

kesehatan perorangan dan masyarakat secara optimal, mengurangi peranan


penyebab dan derajat resiko yang melalui beberapa kegiatan yaitu:

Kampanye kesadaran masyarakat

Promosi kesehatan

Pendidikan kesehatan masyarakat ( health education )

Peningkatan gizi

Pengamatan tumbuh kembang

Pengadaan rumah sehat

Penyelenggaraan hiburan sehat

Konsultasi perkawinan

Pendidikan seks

Pengendalian lingkungan
b. General and specific protection ( perlindungan khusus dan umum )
Merupakan usaha atau upaya kesehatan untuk memberikan
pelindungan secara khusus dan umum yang diberikan kepada penjamu
atau penyebab untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau mengurangi
resiko terhadap penyakit tertentu yang meliputi,:

Imunisasi
Hygiene perorangan
Perlindungan diri dari lingkungan
Perlindungan diri dari kecelakaan
Kesehatan kerja
Perlindungan diri dari carcinogen, foxin, dan allergen
Pengendalian sumber-sumber pencemaran
Strategi pokok yang dilakukan dalam upaya pencegahan :
1) Strategi dengan sasaran populasi secara keseluruhan

Sasaran pada strategi ini lebih luas sehingga bersifat radikal,


memilliki potensi yang lebih besar pada populasi dan sangat sesuai untuk
sasaran prilaku. Namun secara individu kurang bemanfaat dan rasio antara
manfaat dan resiko cukup rendah.
2) Strategi dengan sasaran hanya terbatas pada kelompok resiko tinggi.
Strategi ini sangat mudah diterapkan secara individual, motivasi
subjek dan dan pelaksana cukup tinggi serta rasio antara manfaat dan
resiko cukup baik. Namun sulit dalam memilih kelompok dengan resiko
tinggi, efeknya sangat rendah dan bersifat temporer serta kurang sesuai
untuk sasaran prilaku.
Penerapan upaya pencegahan primer dapat melalui program PKM
(Penyuluhan Kesehatan Masyarakat), program P2M (pemberantasan
penyakit menular), dan program konseling.
3.

Pencegahan tingkat kedua ( secondary prevention )


Pencegahan tingkat kedua ini ditujukan kepada masyarakat yang
dalam keadaan sakit, mereka yang terancam akan menderita penyakit
tertentu. Pencegahan ini dilakukan dengan 2 kegiatan yaitu:

a.

b.

Early diagnose dan prompt treatment ( diagnosis dini dan pengobatan )

Screening dini

Penemuan kasus secara dini

Pemeriksaan umum lengkap

Pemeriksaan massal

Survey terhadap kontak, rumah dan sekolah

Penanganan kasus

Kemoterapi
Disability limitation ( pembatasan gangguan )

Penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan


Pencegahan komplikasi
Perbaikan fasilitas kesehatan
Penurunan beban social masyarakat
Penerapan pencegahan sekunder pada program

kesehatan

masyarakat dapat melalui Program P2M, program kesehatan,


program KIA melalui deteksi dini, faktor resiko gangguan
kehamilan.
4.

Pencegahan tingkat ketiga ( tertiary prevention )


Upaya pencegahan tingkat ketiga atau rehabilitasi merupakan
upaya pemulihan masyarakat yang setelah sembuh dari sakit dan
mengalami kecacatan untuk mencegah bertambah beratnya penyakit atau
mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut melalui aspek medis, dan
social diterapkan melalui PHN (Public Health Nursing). Rehabilitasi
merupakan usaha pengembalian fungsi fisik, psikologi, dan social
seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitas fisik / medis, rehabilitasi
mental, rehabilitasi social, sehingga setiap individu dapat menjadi anggota
masyarakat yang produktif dan berdaya guna.
Pencegahan ini dapat dilakukan melalui :

Perawatan rumah jompo.


Memberikan keterampilan bagi penderita cacat.
Membentuk perkumpulan bagi orang-orang yang mengalami cacat
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai