Anda di halaman 1dari 4

FAKTOR KRISIS DALAM MENGEMBANGAN INOVASI

SEKTOR PUBLIK
Inovasi sektor publik merupakan sebuah kondisi yang dapat dengan sukses
dijalankan dengan adanya niat dan didukung dengan beberapa faktor yaitu
diantaranya adalah:

1. Kepemimpinan yang mendukung inovasi


Hal ini merupakan syarat utama untuk terjadinya inovasi pemerintahan.
Tanpa kepemimpinan yang efektif maka sulit sekali mengarahkan program
pemerintahan yang mendukung proses inovasi. Pemimpin yang dibutuhkan
dalam proses inovasi adalah sebagai berikut :
a. Pemimpin yang mampu melakukan perubahan
b. Mampu menyadarkan banyak pihak akan arti penting inovasi
c. Mampu menggerakkan serta memberi teladan dalam mendukung proses
inovasi
Pemimpin sektor publik sudah dapat dipastikan memiliki masa bakti yang
terbatas dan secara periodik akan mengalami suksesi. Umumnya top leader
organisasi sektor publik dijabat oleh pejabat politik dan dipilih secara politik
juga. Kondisi ini memungkinkan terjadinya terputusnya proses inovasi karena
pergantiaan kepempinan dikarenakan mungkin saja pemimpin baru tidak
mendukung proses inovasi.
Kebutuhan inovasi sistemis terletak pada arahan strategis organisasi sektor
publik yang merupakan blue print kebijakan pengembangan inovasi yang
lebih berupa kehendak bersama yang dijalankan bersama sehingga pemimpin
akan menjadi terikat padanya untuk dijalankan Kekuatan dari arahan strategis
adalah tidak melekat pada diri pemimpin sehingga tanpa kehadiran pemimpin
maka seluruh elemen organisasi tetap akan menjalankan inovasi.
Untuk itu, keberlangsungan sistem inovasi sektor puublik tidak leas dari
faktor krusial kemauan politik terutama para pemegang kekuasaan politik
yang menjadi konstituen strategis organisasi sektor publik.

2. Budaya organisasi
Menurut

Edgar

H.Schein

dalam

bukunya

yang

sangat

terkenal

Organizational Culture and Leadership (1985) menyakini bahwa arti penting


budaya menjadi sangat besar bagi kelangsungan hidup terutama bila dikaitkan
dengan upaya organisasi untuk mengatasi berbagai masalah dalam adaptasi
atas berbagai perkembangan dan perubahan eksternal dan internal. Budaya
memiliki pengaruh yang bermakna pada sikap dan perilaku pegawai, terutama
karena budaya melakukan sejumlah fungsi dalam sebuah organisasi
Fungsi yang dimainkan budaya dalam organisasi ialah :
a. Mempunyai suatu peran untuk menetapkan tapal batas, artinya budaya
menciptakan pembedaan yang jelas antara suatu organisasi dengan
organisasi lainnya.
b. Membawa identitas bagi anggota-anggota organisasi
c. Mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yag lebih luas daripada
kepentingan perorangan.
Jika suatu organisasi publik mampu membangun budaya inovasi maka bisa
dipastikan keberlanjutan system inovasi akan lebih terjamin dan telah
mendarah-daging dalam kemampuan setiap anggota organisasi. Budaya
inovasi perlu dibangun melalui pengembangan pegawai, tim inovasi, dan
kinerja inovasi, termasuk peningkatan jaringan inovasi.

3. Pegawai yang terdidik dan terlatih


Keberhasilan implementasi dari sistem pemerintahan yang inovatif tak
lepas dari kondisi pegawai yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang
memungkinkannya untuk berinovasi. Jika tanpa pengembangan pegawai
diperoleh suatu kondisi inovatif maka dapatlah disebut bahwa kondisi tersebut
hanyalah bersifat sporadic, temporer dan tentu tak akan berkelanjutan.
Kemampuan berinovasi pegawai akan berkeanjutan jika disediakan akses
terhadap teknologi dan pengetahuan mutakhir. Akses ini merupkan sarana
adopsi pengetahuan yang senantiasa dibutuhkan untuk berinovasi. Tanpa akses
yang memadai maka pengetahuan dan keahlian pegawai akan cepat usang

karena tertinggal dengan kemajuan pengetauhan yang berkembang secara


dinamis.
Dengan demikian, pengetahuan dan keahlian yang usang bukannya akan
menjadi bagian dari solusi (part of the solution) bahkan akan menjadi bagian
dari masalah sektor publik itu sendiri (part of the problem). Knowledge
Sharing merupakan proses yang dibutuhkan untuk pengembangan pegawai
beserta penyediaan aksesnya.

4. Pengembangan tim dan kemitraan


Pengembangan inovasi membutuhkan kerja tim karena sistem inovasi pada
dasarnya bukanlah pekerjaan individual. Keberadaan tim dibutuhkan untuk
menyelesaikan berbagai hal yang tak dapat diselesaikan secara perorangan.
Pembelajaran tim dibutuhkan untuk membangun tim yang selaras, yakni
sebuah tim sinergis yang memadukan seluruh potensi anggota tim pada tujuan
yang sama dengan komitmen yang sama. Pembelajaran tim merupakan proses
penyelarasan dan pengembangan kapasitas anggota tim untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Adapun beberapa sudut untuk menilai keberhasilan
pekerjaan tim :
a. Jika tim menghasilkan gagasan dan produk inovasi
b. Kemampuan tim tersebut untuk terus bekerja dan berkara
c. Kepuasan anggota tim bergabung dalam tim tersebut.

5. Orientasi pada kinerja yang terukur


Mengukur kinerja inovasi sangat dibutuhkan agar semua pihak juga
dengan jelas dapat membedakan antara keberhasilan dan kegagalan. Hal ini
penting ssekali karena bila kita tak dapat menghargai keberhasilan maka justru
kita dapat terjerumus dengan menghargai kegagalan.
Berikut tahap-tahap membuat kinerja yang terukur ;
1. Indikator kinerja inovasi untuk pengembangan kinerja inovasi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu;

a. Kinerja Individual ; dibutuhkan untuk melihat peran orang-perorangan


dalam kontribusinya dalam program inovasi
b. Kinerja Institusional ; kinerja secara keseluruhan sebuah program atau
kebijakan inovasi.
2. Dibutuhkan instrument pengukuran kinerja yang tepat untuk memudahkan
proses kinerja selanjutnya yakni cara memberikan imbalan terhadap baik
keberhasilan maupun kegagalan. Yaitu dengan memberikan apresiasi
kepada keberhasilan dan memberikan hukuman untuk kegagalan.
3. Pengembangan jaringan inovasi yang dibutuhkan karena inovasi sektor
publik akan lebih lestari dan membawa dampak lebuh luas jika inovasi
melibatkan para pihak yang lebih luas. Salah satunya adalah pihak luar
yang dapat dilibatkan dalam jaringan inovasi yang bermanfaat dalam
mengembangkan pengetahuan yang dibutuhan untuk berinovasi.

Anda mungkin juga menyukai