html
Siklus Batuan
Pasca-vulkanik perubahan
Batuan beku massa asal tidak cepat didinginkan daripada mereka mulai
berubah. Gas-gas dengan mana magma dibebankan secara perlahan
hilang, aliran lava sering tetap panas dan mengepul selama bertahuntahun. Gas-gas ini menyerang komponen batuan dan mineral deposito
baru dalam rongga dan celah. Para zeolit sebagian besar asal ini. Bahkan
sebelum ini "pasca-vulkanik" proses telah berhenti, dekomposisi atmosfer
atau pelapukan dimulai sebagai mineral komponen batuan vulkanik beku
dan tidak stabil di bawah kondisi permukaan atmosfer. Hujan, salju, asam
karbonat , oksigen dan agen lainnya beroperasi terus menerus, dan tidak
berhenti sampai seluruh massa telah runtuh ke bawah dan sebagian
besar bahan-bahan yang telah diselesaikan menjadi produk baru atau
terbawa dalam larutan air. Dalam klasifikasi batuan perubahan sekunder
umumnya dianggap tidak penting: batuan diklasifikasikan dan
digambarkan seolah-olah mereka idealnya segar, meskipun hal ini jarang
terjadi di alam.
Sekunder perubahan
Perubahan epigenetik (proses sekunder) dapat diatur di bawah sejumlah
judul, masing-masing yang khas dari kelompok batuan atau mineral
pembentuk batuan, meskipun biasanya lebih dari satu perubahan akan
ditemukan berlangsung di batu yang sama. silisifikasi , penggantian
mineral silika kristal atau kripto-kristal, yang paling umum di felsic batuan,
seperti riolit , tetapi juga ditemukan pada ular, dll Kaolinization adalah
dekomposisi dari feldspar , yang merupakan mineral yang paling umum di
beku batu, ke kaolin (bersama dengan kuarsa dan lainnya mineral
lempung ), yang terbaik adalah ditunjukkan oleh granit dan syenites .
serpentinisasi adalah perubahan olivin ke serpentin (dengan magnetit ), ini
khas dari peridotites , namun terjadi di sebagian besar mafik batuan .
Dalam uralitization sekunder hornblende menggantikan augit , ini terjadi
sangat umum di diabases , chloritization adalah perubahan augit (biotit
atau hornblende) untuk klorit , dan terlihat di diabases banyak, batuan
diorit dan greenstones . Epidotization terjadi juga di batuan dari kelompok
ini, dan terdiri dalam pengembangan epidot dari biotit, hornblende, augit
atau plagioklas feldspar.
Transisi ke malihan
Ini berlian adalah mineral dari dalam batuan beku atau metamorf yang
terbentuk pada suhu tinggi dan tekanan. Rocks terkena suhu tinggi dan
tekanan dapat berubah secara fisik atau kimia untuk membentuk batuan
yang berbeda, yang disebut metamorfik. Metamorfosis Daerah mengacu
pada efek pada massa batuan besar di daerah yang luas, biasanya
Transisi ke sedimen
Batuan yang tersingkap ke atmosfer yang tidak stabil dan bervariasi
tunduk pada proses pelapukan dan erosi . Pelapukan dan erosi
memecahkan batu asli ke dalam fragmen yang lebih kecil dan membawa
pergi bahan terlarut. Bahan ini terfragmentasi terakumulasi dan
dimakamkan oleh bahan tambahan. Sementara butir individu pasir masih
anggota dari kelas batuan itu terbentuk dari, batu yang terdiri dari bijibijian seperti menyatu bersama adalah sedimen. Batuan sedimen dapat
dibentuk dari lithification dari fragmen kecil terkubur ( klastik batuan
sedimen), akumulasi dan lithification bahan yang dihasilkan oleh hidup
organisme ( biogenik batuan sedimen - fosil ), atau bahan kimia
lithification diendapkan dari larutan mineral bantalan karena evaporasi
( endapan batuan sedimen). Batuan klastik dapat terbentuk dari fragmen
rusak terpisah dari batuan yang lebih besar dari jenis apa pun, karena
proses seperti erosi atau dari bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman.
Biogenik dan endapan batuan terbentuk dari pengendapan mineral dari
bahan kimia terlarut dari semua jenis batuan lainnya.
http://dapurtambang.blogspot.com/2014/06/2langkah-klasifikasi-batuan-beku.html
2 Langkah Klasifikasi Batuan Beku Intrusif dan Batuan
Beku Ekstrusif
OLEH RARUDIN AS
TUESDAY, 24 JUNE 2014
Bagikan :
Batu Andesit adalah jenis batuan beku yang berasal dari produk gunung
api. Batu Andesit ini dapat dibagi dua jenis berdasarkan tempat
terbentuknya. Batuan Andesit pertama adalah batuan beku yang
membeku atau terbentuknya didalam tanah, sedangkan batuan andesit
kedua pembekuannya terjadi dipermukaan yang sering disebut lafa. Batu
Andesit yang berada di Baleendah ini merupakan jenis batuan beku lafa
yang mempunyai struktur batuan columnar jointing (struktur tiang).
kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku
intrusif. Tubuh batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran
yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya.
Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi batuan beku
intrusi dalam dan batuan beku intrusi permukaan. berdasarkan
kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur
tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan
diskordan.
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya
disebut diskordan. yaitu:
1.
2.
3.
Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular,
lapisan
Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan
http://dapurtambang.blogspot.com/2014/06/proses-terjadinya-batuanbeku-komposisi.html
Batuan beku instrusif (biasa disebut instrusi atau plutonik) adalah batuan
beku yang berubah menjadi kristal dari sebuah lelehan magma dibawah
permukaan Bumi. Magma yang membeku di bawah tanah sebelum mereka
mencapai permukaan bumi disebut dengan nama pluton. Nama Pluto
diambil dari nama Dewa Romawi dunia bawah tanah.
Sedangkan batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi pada
- Batuan beku basa, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara
45% 52%. Contohnya adalah andesit.
- Batuan beku ultra basa, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2
kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Shand,
1943, antara lain :
- Batuan beku Leucoctaris rock, jika mengandung kurang dari 30% mineral
mafik.
- Batuan beku Mesococtik rock, jika mengandung 30% 60% mineral
mafik.
- Batuan beku Melanocractik rock, jika mengandung lebih dari 60% mineral
mafik.
Sedangkan klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J.
Ellis (1948) antara lain sebagai berikut :
Batuan beku Holofelsic, batuan beku dengan indeks warna kurang dari
10%.
Batuan beku Felsic, batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
Batuan beku Mafelsic, batuan beku dengan indeks warna 40% sampai
70%.
Batuan Beku Mafik, batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
- Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
- Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
- Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
- Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
- Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
- Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi
yang lain.
- Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi
yang lain.
- Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur.
Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai
hubungan antara kristal atau mineral yang satu dengan yang lain dalam
suatu batuan. hubungan antar kritak dapat dibagi menjadi beberapa jenis
antara lain sebagai berikut :
- Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk
batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya,
maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
- Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
- Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
- Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk
batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang
lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.