PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang telah diketahui, dunia metalurgi merupakan dunia yang sedang ramai
dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Metalurgi adalah bidang ilmu yang menggunakan
prinsip-prinsip keilmuan fisika, matematika dan kimia serta proses enjiniring untuk
menjelaskan secara terperinci dan mendalam fenomena-fenomena proses pengolahan mineral
(termasuk pengolahan batubara), proses ekstraksi logam dan pembuatan paduan, hubungan
perilaku sifat mekanik logam dengan strukturnya, fenomena-fenomena proses penguatan
logam serta fenomena-fenomena kegagalan dan degradasi logam.
Lingkup bidang metalurgi ini sedemikian luas, dimulai dari pengolahan bahan galian,
ekstraksi logam dan pemurniannya, pembentukan dan perlakuan panas logam, teknologi
perancangan dan pengoperasian sistem-sistem metalurgi hingga fenomena kegagalan struktur
logam akibat beban mekanik dan degradasi logam akibat berinteraksi dengan lingkungannya
termasuk pengendaliannya, serta teknologi daur ulang. Peristiwa korosi yang terjadi pada
material merupakan salah satu musuh besar dalam dunia industri, beberapa contoh kerugian
yang ditimbulkan korosi adalah terjadinya penurunan kekuatan material dan biaya perbaikan
kerusakan tersebut akan naik jauh dan lebih besar dari yang diperkirakan. Sehingga
diperlukan suatu usaha pencegahan-pencegahan terhadap serangan korosi yang dapat terjadi
pada suatu material.
1.2 Perumusan Masalah
Material sudah ada sejak zaman prasejarah, selain itu material juga mempunyai peranan yang
sangat penting dalam perkembangan teknologi baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam lingkup industri. Dalam bidang apapun, seorang insinyur harus bisa menerapkan ilmu
yang sudah diperoleh dalam masa perkuliahan sehingga dalam kehidupan dapat direalisasikan
ilmunya dan mampu memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat umum dan lingkungan
sekitarnya.
Teknik pembentukan logam yang merupakan proses yang dilakukan dengan cara
memberikan perubahan bentuk pada benda kerja. Perubahan bentuk ini dapat dilakukan
dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis. Aplikasi pembentukan
logam ini dapat dilihat pada beberapa contohnya seperti pengerolan (rolling), tempa
(forging), ekstrusi (extruding),casting (pengecoran), proteksi korosi dan lain-lain. Selain itu
Nurul Tri Alona Sari (1206217313)
Page 1
material memiliki kekuatan yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan pembuatannya, sehingga
diperlukan adanya proses pengujian material yang mampu memprediksi kekuatan atau
ketahanan uji dari suatu material. Proses ini memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing dan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan lebih mendalam mengenai proses
tersebut di dalam dunia metalurgi.
1.3
BAB II
Nurul Tri Alona Sari (1206217313)
Page 2
ISI
2.1 Casting (Pengecoran)
Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana
logam dicairkan di dalam tungku peleburan kemudian selanjutnya dituangkan kedalam
rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat. Pengecoran
juga dapat diartikan sebagai suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan
cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri
akhir produk jadi.
2.1.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi atau ciri dari proses pengecoran, yaitu :
1. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak
2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari
logam dalam cetakan
3. Pengaruh material cetakan
4. Pembekuan logam dari kondisi cair
2.1.2 Secara umum cetakan harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut :
1. Cavity (rongga cetakan), merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan
kedalam cetakan. Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor.
Rongga cetakan dibuat dengan menggunakan pola.
2. Core (inti), fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran. Inti dibuat terpisah
dengan cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan.
3. Gating sistem (sistem saluran masuk), merupakan saluran masuk kerongga cetakan
dari saluran turun.
4. Sprue (Saluran turun), merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal.
Saluran ini juga dapat lebih dari satu, tergantung kecepatan penuangan yang
diinginkan.
5. Pouring basin, merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue. Kecepatan
aliran logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotorankotoran logam cair yang berasal dari tungku kerongga cetakan.
6. Raiser (penambah) merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi
kembali rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi.
Page 3
dituangkan.
Menyiapkan pola benda kerja (benda tiruan). Pola benda dibuat sama
dengan benda kerja yang akan dicetak, tetapi pada pola ukurannya dibuat lebih
Page 4
Page 5
hitam dan timah putih, serta aluminium dapat diekstrusi dalam keadaan dingin, sedang untuk
logam lain harus dipanaskan terlebih dahulu.
Ekstrusi merupakan proses pengolahan yang merupakan kombinasi dari:
Pencampuran (mixing)
Pengulenan (kneading)
Pengadukan (shearing)
Pemanasan (heating)
Pendinginan (cooling)
Pencetakan (shaping)
Page 6
ketepatan ukuran
murah
Kelemahan ekstrusi :
tidak kokoh karena terdapat lubang ditengahnya
produk hasil ekstrusi sulit ditopang dengan baik
Page 7
Page 8
1. Temperatur,semakin tinggi temperatur maka reaksi kimia akan semakin cepat maka
korosi akan semakin cepat terjadi.
2. Kecepatan aliran, jika kecepatan aliran semakin cepat maka akan merusak lapisan
film pada logam maka akan mempercepat korosi karena logam akan kehilangan
lapisan.
3. pH, pada pH yang optimal maka korosi akan semakin cepat ( mikroba ).
4. Kadar Oksigen, semakin tinggi kadar oksigen pada suatu tempat maka reaksi oksidasi
akan mudah terjadi sehingga akan mempengaruhi laju reaksi korosi.
5. Kelembaban udara.
2.5.3
Page 9
Tribologi adalah ilmu dan teknologi dari permukaan material yang berinteraksi
satu sama lain dalam gerakan relatif, atau ilmu yang terkait dengan gesekan,
keausan dan pelumasan.
Page 10
Page 11
itu, pengukuran ketangguhan didapat dari pembebanan impak, bukan dari pembebanan
statis.
Pengujian Kekerasan
Nilai kekerasan suatu material berbeda untuk kelompok bidang ilmu yang berbeda.
Seperti misalnya :
Bagi insinyur metalurgi, kekerasan dianggap sebagai ketahanan material
terhadap penetrasi.
Bagi insinyur desain, kekerasan adalah ukuran dari tegangan alir.
Bagi insinyur lubrikasi kekerasaan adalah ketahanan terhadap mekanisme
keausan.
Bagi insinyur mineralogi kekerasan adalah ketahanan terhadap goresan.
Serta bagi mekanik workshop kekerasan adalah ketahanan material terhadap
pemotongan dari alat potong.
Namun, meskipun banyak konsep mengenai kekerasan material, tetapi konsep
tersebut dihubungkan pada suatu mekanisme yaitu tegangan air plastis dari material
yang diuji.
Kekerasan (hardness) adalah salah satu sifat mekanik (mechanical properties)
dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material
yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force). Kekerasan
suatu material diperoleh dari deformasi plastis, yakni deformasi yang diberikan dan
setelah dilepaskan, tidak kembali ke bentuk semula akibat indentasi oleh suatu benda
sebagai alat uji.
Pengujian kekerasan sangat sering dilakukan dibandingkan dengan pengujian
mekanik yang lainnya karena beberapa alasan, yaitu:
1.
Page 12
1987). Untuk para insinyur perancang, kekerasan sering diartikan sebagai ukuran
kemudahan dan kuantitas khusus yang menunjukkan sesuatu mengenai kekuatan dan
perlakuan panas dari suatu logam. Terdapat tiga jenis ukuran kekerasan, tergantung
pada cara melakukan pengujian, yaitu: (1) Kekerasan goresan (scratch hardness); (2)
Kekerasan lekukan (indentation hardness); (3) Kekerasan pantulan (rebound). Untuk
logam, hanya kekerasan lekukan yang banyak menarik perhatian dalam kaitannya
dengan bidang rekayasa. Terdapat berbagai macam uji kekerasan lekukan, antara lain:
Uji kekerasan Brinell, Vickers, Rockwell, Knoop, dan sebagainya.
Pengujian Tarik
Pengujian tarik merupakan jenis pengujian yang paling banyak digunakan karena
mampu memberikan informasi representatif dari perilaku mekanis material. Pengujian
tarik dilakukan untuk berbagai kebutuhan. Hasil dari pengujian tarik digunakan dalam
pemilihan material dalam aplikasi engineering atau dunia ilmu ketenikan. Sifat tarik
material biasanya disertakan dalam spesifikasi material untuk memastikan kualitas
material tersebut. Sifat tarik material digunakan untuk memprediksi perilaku material
tersebut pada berbagai beban yang diberikan kepadanya.
Prinsip dari pengujian tarik adalah sampel atau benda uji dengan ukuran dan bentuk
tertentu ditarik dengan beban kontinyu sambil diukur pertambahan panjangnya
Page 13
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Proses Pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana
logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian di tuangkan kedalam rongga
cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat.
Sehingga hasilnya adalah produk cor yang serupa dengan bentuk aslinya.
2. Ekstrusi merupakan proses pada material dengan deformasi atau perubahan
bentuk yang tinggi dan dapat membuat penampang dengan panjang hingga 150 m.
3. Rolling adalah proses batang baja yang tidak dilebur kembali dan dituang dalam
cetakan diubah bentuknya dalam dua tahap :
a. Pengerollan baja menjadi barang setengah jadi: bloom, bilet, slab.
b. Pemrosesan selanjutnya dari bloom, bilet, slab menjadi pelat, lembaran,
batangan, bentuk profil atau lembaran tiffs [foil].
4. Forging atau Penempaan merupakan penekanan pada logam dengan mempunyai
daya tekan yang tinggi sehingga dapat dikatakan penempaan merupakan proses
penumbukan pada benda kerja sehingga membentuk suatu benda,karena
penempaan merupakan proses merapatan bulir atau serat pada bahan baku maka
proses penempaan mempunyai kekuatan unutk ratio berat sehingga sangat baik
untuk digunakan sebagai komponen-komponen mesin.
5. Corrosion Protection adalah suatu cara untuk melindungi suatu material dari
adanya kemungkinan terjadinya korosi atau pengkaratan yang mampu membuat
suatu material terganggu fungsi kerjanya dan menghasilkan cost atau biaya
penggantian yang tinggi.
6. Material Testing atau pengujian material adalah suatu pengujian atau metode yang
dilakukan kepada material, untuk mengetahui karakteristik tertentu yang dicari
dari suatu material. Sehingga mampu memberikan informasi yang baik untuk
penggunaan suatu material pada alat tertentu.
Page 14
3.2 Saran
Setelah melihat keuntungan dan kelebihan dari proses tersebut di dalam dunia
metalurgi, mampu memberikan kontribusi yang baik di dalam dunia metalurgi. Sehingga
proses-proses dalam metalurgi ini baik diterapkan dalam industri-industri yang ada di
Indonesia, dan sebaiknya lebih ditingkatkan lagi dengan mencari alternatif lain untuk
menambah kualitas produk yang dihasilkan industri sehingga dapat bersaing dengan produkproduk dari luar negeri. Proses-proses tersebut mampu menaikkan nilai jual dari suatu produk
karena mampu memberikan hasil performa terbaik akibat perlakuan yang diberikan kepada
material tersebut. Seperti pengujian material yang dilakukan akan memberikan waktu untuk
memperkirakan umur dari suatu material, serta perlindungan korosi yang mampu
memberikan perlindungan terhadap proses kerja material, sehingga tidak menyebabkan
kerugian.
Page 15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.metallurgy.itb.ac.id/
ejurnalmahasiswamesin.htm
www.enggineringtown.com
http://lecture.ub.ac.id
http://lecturer.poliupg.ac.id
http://www.element.com/services-index/materials-testing
Page 16