BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat menuntut para
pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih menyemputnakan dan
meningkatkan semua sector yang berhubungan dengan masalah pembinaan bahasa. Sebagaimana
dikemukakan oleh featherston (dalam Lee,1996), globalisasi menemus batas-batas budaya melalui
jangkauan luas perjalanan udara, semakin luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis(wisatawan) ke
berbagai Negara.
Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat, perkembangan di
luar negeri pun sangat mengembirakan. Data terakhir menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah
membuka program program bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan, perkembangan
ini akan semakin meningkat setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur
Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di
lain sisi peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula.
Berbagai peluang bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas
dari berbagai pihak, termsuk peran media massa. Sementara itu, tantangannya dapat diketegorikan atas
dua, yaitu tantangan internal dan tantangan eksternal, baik linguitis maupun nonlinguitis.tantangan
internal linguitis berupa pengaruh negative bahasa daerah berupa kosakata, pembentukan kata, dan
struktur kalimat. Tantangan eksternal linguitis datang dari pengaruh negative bahasa asing (terutama
bahasa Inggis) berupa masuknya kosakata tanpa proses pembentukan istilah dan penggunaan struktur
kalimat bahasa Inggris. Semesntara itu, tantangan internal nonlinguitis berupa sikap negative, tak acuh,
dan sisnis sebagian pemakai bahasa Indonesia. Tantangan eksternal nonlinguitis berupa kurangnya
penghargaan pemerintah, lembaga Negara, dan lembaga Negara, dan lembaga profit terhadap kualitas
atau kemahiran bahasa Indonesia. 1
Seperti yang kita ketahui, banyak sekali bahasa daerah digunakan sebagai bahasa berkomunikasi
setiap harinya di masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan tidak semua masyarakat memahami
penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Selain itu masyarakat merasa canggung menggunakan bahasa
Indonesia yang baku di luar acara formal atau resmi. Oleh karena itu, masyarakat lebih cenderung
menggunakan bahasa Indonesia yang telah terafiliasi oleh bahasa daerah, baik secara pengucapaan
maupun arti bahasa tersebut. Kebiasaan penggunaan bahasa daerah ini sedikit banyak akan berpengaruh
terhadap
penggunaan
bahasa
Indonesia
yang
merupakan
bahasa
resmi
negaraIndonesia.
1 Muslich, Masnur. 20120. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi. Jakarta:Bumi Aksara
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Bahasa
Sejak zaman dahulu bahkan mungkin semenjak zaman manusia diciptakan, bahasa merupakan
salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kehidupan manusia. Oleh karena itulah bahasa
sampai saat ini merupakan salah satu persoalan yang sering dimunculkan dan dicari jawabannya. Mulai
dari pertanyaan apa itu bahasa sampai dengan dari mana asal bahasa itu
Banyak jawaban dan teori yang telah disodorkan. Akan tetapi, semuanya belum memuaskan.
Mengapa demikian? Karena bahasa senantiasa hadir dan dihadirkan. Ia berada dalam diri manusia,
dalam alam, dalam sejarah, dalam wahyu Tuhan. Ia hadir karena karunia Tuhan Sang Penguasa alam
raya.
2.2 Fungsi Bahasa
Salah satu aspek penting dari bahasa ialah aspek fungsi bahasa. Secara umum fungsi bahasa
adalah sebagai alat komunikasi bahakan dapat dipandang sebagai fungsi utama dari bahasa.Karl
Raimund Popper salah seorang filsuf Barat abad ke 20 mengatakan bahwa bahasa memiliki empat
fungsi. Keempat fungsi bahasa tersebut, ialah
1. Fungsi ekspresif; merupakan proses pengungkapan situasi dalam ke luar. Pada manusia menjadi
suatu ungkapan diri pribadi
2. Fungsi Signal ; merupakan level lebih tinggi dan sekaligus mengadakan fungsi ekspresif. Pada
manusia tanda menyebabkan reaksi, sebagai jawaban atas tanda.
3. Fungsi deskriptif, mengadakan fungsi ekspresif dan signal. Ciri khas fungsi ini ialah bahwa bahasa
itu menjadi suatu pernyataan yang bisa benar, bisa juga salah
4. Fungsi argumentatif ; bahasa merupakan alat atau media untuk mengungkapkan seluruh gagasan
manusia, termasuk dalam berargumentasi di dalam mempertahankan suatu pendapat dan juga untuk
meyakinkan orang lain dengan alasan-alasan yang valid (sahih) dan logis.2
2.3
Seminar politik bahasa nasional, 25-28 Februari 1975 di Jakarta, antara lain merumuskan
bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia (BI) berfungsi sebagai:
1.
2.
3.
4.
Asal Bahasa
Arab
Belanda
Tionghoa
Hindi
Inggris
Persia
Tamil
Portugis
Sanskerta-Jawa Kuno
Jumlah Kata
1495
3280
290
7
1610
63
83
131
677
GAMBARAN UMUM
Bangsa Indonesia, sebagai pemakai bahasa Indonesia seharusnya bangga menggunakan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa Indonesia mereka bisa menyampaikan
perasaan dan pikirannya dengan sempurna dan lengkap kepada orang lain. Namun, berbagai
kenyataan yang terjadi, tidaklah demikian. Rasa bangga berbahasa Indonesia belum lagi tertanam
pada setiap orang Indonesia. Rasa menghargai bahasa asing (dahulu bahasa Belanda), sekarang
bahasa Inggris masih terus menampak pada sebagian besar bangsa Indonesia. Mereka menganggap
bahwa bahasa asing lebih tinggi derajatnya daripada bahasa Indonesia. Bahkan, mereka tidak mau
tahu perkembangan bahasa Indonesia.
Fenomena negatif seperti masih terus bermunculan antara lain sebagai berikut :
a) Banyak orang Indonesia memperlihatkan dengan bangga kemahirannya menggunakan bahasa
Inggris, walaupun mereka tidak menguasai bahasa Indonesia dengan baik.
b) Banyak orang Indonesia merasa malu apabila tidak menguasai bahasa asing (Inggris) tetapi
tidak pernah merasa malu dan kurang apabila tidak menguasai bahasa Indonesia.
5
c) Banyak orang Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya
karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia dengan baik.
d) Banyak orang Indonesia merasa dirinya lebih pandai daripada yang lain karena telah menguasai
bahasa asing (Inggris) dengan fasih, walaupun penguasaan bahasa Indonesianya kurang
sempurna.
Hal tersebut akan berdampak negatif pada perkembangan bahasa Indonesia. Sebagian
pemakai bahasa Indonesia menjadi pesimis, menganggap rendah, dan tidak percaya kemampuan
bahasa Indonesia dalam mengungkapkan pikiran dan perasaanya dengan lengkap, jelas dan
sempurna. Akibat lanjut yang timbul dari kenyataan-kenyataan terebut, yaitu:
a. Banyak orang Indonesia lebih suka menggunakan kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapanungkapan asing. Padahal kata-kata, istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan asing tersebut itu
sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Misalnya; page, background, reality,
alternatif, airport.
b. Banyak orang Indonesia menghargai bahasa asing secara berlebihan sehingga ditemukan kata
dan istilah asing yang amat asing, terlelu asing atau hiper asing. Hal ini terjadi karena
salah pengertian dalam menerapkan kata-kata asing tersebut. Misalnya; rokh, insyaf, fihak,
fatsal, syarat (muatan).
c. Banyak orang Indonesia belajar dan menguasai bahasa asing dengan baik tetapi menguasai
bahasa Indonesia apa adanya. Memiliki kamus bahasa asing tetapi tidak memiliki kamus
bahasa Indonesia seolah-olah ia telah menguasai seluruh kosakata Bahasa Indonesia.
Contoh Kasus 1 (Berdasarkan Observasi)
Seorang anak memiliki ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal
dari daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di lingkungan orang Palembang. Dalam
mengucapkan sebuah kata misalnya mengapa, sang ibu yang berasal dari Sekayu
mengucapkannya ngape (e dibaca kuat) sedangkan bapaknya
mengucapkannya ngape (e dibaca lemah) dan di lingkungannya kata megapa diucapkan ngapo.
Ketika sang anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal dari Jawa dan
mengucapkan mengapa dengan ngopo. Hal ini dapat menimbulkan kebingungan bagi sang anak
untuk memilih ucapan apa yang akan digunakan.
Contoh Kasus 2
Pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga terdapat beberapa kata yang sama dalam
tulisan dan pelafalan tetapi memiliki makna yang berbeda, berikut beberapa contohnya:
a. Suwek dalam bahasa Sekayu (Sumsel) bermakna tidak ada.
Suwek dalam bahasa Jawa bermakna sobek.
b. Kenek dalam bahasa Batak bermakna kernet (pembantu sopir).
Kenek dalam bahasa Jawa bermakna kena.
c. Abang dalam bahasa Batak dan Jakarta bermakna kakak.
Abang dalam bahasa Jawa bermakna merah.
6
1. Terbatasnya jumlah dan jenis kata, ungkapan, dan istilah yang mampu dengan baik mewadahi
dan mengungkapkan (a) aspek-aspek kejiwaan, kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi modern yang rumit-rumit. (b) konsep-konsep teknis dari ilmu
pengetahuan dan teknologi modern dan (c) perbedaan nuansa makna secara akurat.
2. Terbatasnya jumlah dan jenis kata, ungkapan, dan istilah (terminologi) yang dibutuhkan untuk
pengembangan cabang-cabang ilmu pengetahuan.
3. Terbatasnya jumlah dan jenis kata, ungkapan, dan istilah yang mampu mewadahi dan
mengungkapkan kepekaan emosional, nilai-nilai budaya, dan konsep-konsep pandangan
hidup dari masyarakat.
2.6
kemampuannya
mewadahi
dan
mengungkapkan sesuatu secara akurat disebabkan oleh berbagai macam faktor, yaitu:
Bahasa Indonesia bagi kebanyakan orang Indonesia adalah bahasa kedua dan bukan bahasa
pertama atau bahasa ibu. Keadaan ini merupakan salah satu hambatan bagi Bahasa Indonesia
budaya.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sedang tumbuh dan berkembang. Dalam pertumbuhan
dan perkembangannya ini, pematangan sedang dalam proses.
Berhadapan dengan kenyataan ini, tugas pemeliharaan Bahasa Indonesia tentu saja
mengurangi kelemahan-kelemahan tersebut. Cara-cara yang dapat ditempuh antara lain, yaitu:
Menggunakan juga Bahasa Indonesia dalam bidang-bidang kehidupan yang biasanya
menggunakan bahasa daerah. Seperti misalnya; falam kehidupan keluarga, pergaulan akrab
dan dalam kegiatan seni-budaya tradisisonal.
Mempercepat proses pematangan Bahasa Indonesia antara lain dengan cara (a) membebankan
tugas-tugas membedakan nuansa makna pada materi bahasa yang maknanya berdekatan, (b)
mengurangi kesinoniman, (c) mengikatkan makna yang ajeg kepada materi Bahasa Indonesia.
Menggunakan materi Bahasa Indonesia dengan kesadaran pembebanan makna yang pasti.
Maksudnya, setiap kata, ungkapan, dan istilah yang digunakan dalam kalimat masing-masing
dibebani dengan makna yang pasti sehingga tidak bisa digantikan begitu saja dengan materi
bahasa yang lain.
2.7
c. Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah.
d. Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi.
DampakNegatif:
a. Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.
b. Warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi kesulitan karena terlalu
banyak kosakata.
c. Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena
sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah.
d. Dapat menimbulkan kesalahpahaman.
e. Apabila penggunaan bahasa asing tidak dikontrol maka bahasa indonesia akan menjadi
bahasa kedua
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap bahasa
Indonesia di karenakan masyarakat dalam berkomunikasi setiap hari lebih cenderung menggunakan
bahasa daerah di bandingkan menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan merasa canggung apabila
bahasa Indonesia itu digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu sebagai
warga negara Indonesia kita harus menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang
utama.
3.2 Saran
9
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada setiap orang yang membacanya.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan demi kesempurnaan di masa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Masnur. 20120. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Hidayat, Asep Ahmad. 2009. Filsafat Bahasa. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya
http://priambodomandalaputra.blogspot.com/2014/01/pengaruh-bahasa-asing-terhadap-bahasa.html
10
-oo0oo-
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara
keseluruhan.
Contoh : supermarket, plaza, mall
2. Cara Adaptasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau
penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia
Contoh :
Pluralization > pluralisasi
Acceptability > akseptabilitas
3. Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu,
kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia
Contohnya :
Overlap > tumpang tindih
Try out > uji coba
4. Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa Indonesia.
Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak
menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa
Indonesianya hanya satu kata saja.
Contoh :
Effective > berhasil guna Spare parts > suku cadang1.
Wiwin Novianti
2. Bagaimana peran orang tua dan guru agar anak-anak tidak berpengaruh terhadap perkembangan
bahasa di berbagai media elektronik?
Jawaban:
Peran orang tua agar anaknya tidak berpengaruh yaitu dengan cara membimbing,mengarahkan
atau bahkan menemani anaknya ketika menonton tv. Sebagai orang tua harus pandai memilih
tayangan di telivisi yang baik untuk anaknya dapat dilihat dari keterangan di layar telivisi (BO, R,
A, D, SU)
Peran guru agar seorang anak tidak terpengaruh yaitu dengan memberikan suatu
pengetahuan,pemahaman kepada muridnya bahwa setiap tayangan di media elektronik (tidak
hanya televisi) dapat juga membawa pengaruh buruk seperti tergerusnya bahasa Indonesia yang
baik dan benar, menumbuhkan kepada siswa untuk menjunjung tinggi dan mencintai bahasa
persatuan Indonesia, membekali kepada siswa untuk senantiasa menjaga martabat bahasa agar
menjadi bahasa yang dapat di banggakan masyarakat di dalam negeri bahkan di kanca dunia.
12
Diah Pratiwi
3. Bagaimana cara kalian sebagai mahasiswa agar bahasa Indonesia menjadi ratu di negrinya sendiri?
Jawaban:
Sebagai mahasiswa kita dapat menciptakan suatu ide baru yaitu melalui organisasi misalnya
membuat suatu peraturan yang menjadikan beberapa hari sebagai hari hari wajib untuk memakai bahasa
Indonesia secara baik dan benar. Tanpa kita sadari jika dalam presentasi atau diskusi juga kita telah
menggunakan bahasa yang baik dan benar itupun juga salah satu cara kita sebagai mahasiswa untuk
menjunjung tinggi bahasa Indonesia agar bisa menjadi ratu di negrinya sendiri.
13