Artikel Bangunan
Artikel Bangunan
Beton Bertulang
Sumber: http://duniatekniksipil.web.id/992/desain-kolom-beton-bertulang/#more-992
14 Feb 2011
A. Analisa
1. Jenis taraf penjepitan kolom. Jika menggunakan tumpuan jepit, harus
dipastikan pondasinya cukup kuat untuk menahan momen lentur dan menjaga
agar tidak terjadi rotasi di ujung bawah kolom.
2. Reduksi Momen Inersia
Untuk pengaruh retak kolom, momen inersia penampang kolom direduksi
menjadi 0.7Ig (Ig = momen inersia bersih penampang)
B. Beban Desain (Design Loads)
Yang perlu diperhatikan dalam beban yang digunakan untuk desain kolom beton adalah:
1. Kombinasi Pembebanan.
Seperti yang berlaku di SNI Beton, Baja, maupun Kayu.
2. Reduksi Beban Hidup Kumulatif.
Khusus untuk kolom (dan juga dinding yang memikul beban aksial), beban
hidup boleh direduksi dengan menggunakan faktor reduksi beban hidup
kumulatif. Rujukannya adalah Peraturan Pembebanan Indonesia (PBI) untuk
Gedung 1983.
Tabelnya adalah sebagai berikut:
Jumlah lantai yang dipikul
1
2
3
4
5
6
7
8 atau lebih
Koefisien reduksi
1.0
1.0
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
berhamburan sewaktu menerima gaya aksial yang sangat besar ketika gempa
terjadi, sehingga kolom dapat mengembangkan tahanannya hingga batas
maksimal (misalnya tulangan mulai leleh atau beton mencapai tegangan 0.85fc)
7. Transfer beban aksial pada struktur lantai yang mutunya berbeda.
Pada high-rise building, kadang kita mendesain kolom dan pelat lantai dengan
mutu beton yang berbeda. Misalnya pelat lantai menggunakan fc25 MPa, dan
kolom fc40 MPa. Pada saat pelaksanaan (pengecoran lantai), bagian kolom
yang berpotongan (intersection) dengan lantai tentu akan dicor sesuai mutu
beton pelat lantai (25 MPa). Daerah intersection ini harus dicek terhadap beban
aksial di atasnya. Tidak jarang di daerah ini diperlukan tambahan tulangan untuk
mengakomodiasi kekuatan akibat mutu beton yang berbeda.
Komentar
ABSTRAK
Pembangunan dibidang struktur dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Baik pada pembangunan perumahan, gedung-gedung, jembatan, bendungan, jalan
raya, pelabuhan, bandara dan sebagainya. Beton merupakan salah satu pilihan sebagai
bahan struktur dalam konstruksi bangunan selain kayu dan logam. Beton diminati
karena banyak memilikin kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan bahan lainnya.
Beberapa diantaranya adalah harganya relatif murah, mempunyai kekuatan tekan yang
besar, tahan lama, tahan terhadap api, bahan baku mudah didapat dan tidak mengalami
pembusukan.
Hal lain yang mendasari pemilihan dan penggunaan beton sebagai bahan
konstruksi adalah faktor efektifitas dan tingkat efisiensinya. Secara umum bahan
pengisis (filler) beton terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh, mudah diolah
(workability) dan mempunyai keawetan (durability) serta kekuatan (strenght) yang
sangat diperlukan dalam pembangunan suatu konstruksi. Beton sendiri merupakan
campuran homogen dengan perbandingan tertentu antara semen,agregat kasar, agregat
halus dan air serta ditambah pula dengan bahan campuran tertentu bila dianggap perlu.
Ada sedikitnya empat proses yang dilakukan dalam pembuatan beton. Keempat
proses ini mempunyai peran sangat penting dan berpengaruh satu sama lain. Jadi, jika
salahsatu dari keempat proses mengalami kesalahan yang fatal. Maka akan
mempengaruhi mutu suatu beton yang dibuat. Keempat proses itu adalah pemilihan
bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembuatan beton, menentukan alternatif
metode campuran (komposisi campuran beton), metode pencampuran bahan-bahan
beton hingga tahap pencetakan dan perawatan (curing) beton yang dicetak.
Tahap-tahap ini yang nantinya akan dibahas dalam kesempatan kali ini.
Bagaimana cara-cara yang baik dan benar. Serta bagaimana seorang ahli beton
mengkondisikan proyek pekerjaan pembuatan beton yang benar.
Beton adalah material bahan yang terdiri dari semen, agregat (split dan pasir),
air, serta bahan tambahan (addmixture) baik kimia maupun mineral jika diperlukan.
Karakteristik beton antara lain :
1. Kuat tekan tinggi.
2. Harga murah.
3. Bahan-bahan penyusun mudah didapat.
4. Mudah diolah.
5. Tahan terhadap api
6. Tahan lama, minimal untuk jangka waktu 30-40 tahun.
7. Tidak mengalami pembususkan.
8. Biaya pemeliharaan rendah.
9. Tahan terhadap temperatur tinggi dan anti-korosi
10. Kekuatan pada umur 28 hari, minimal 70% dari kekuatan yang sebenarnya.
Dapat kita lihat bahwa karakteristik dari beton sebagian besar merupakan kelebihan
beton dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya. Kita dapat ambil poin yang
pertama. Beton memiliki kuat tekan yang tinggi. Karakteristik ini sangat tepat jika beton
digunakan untuk daerah bangunan yang mengalami kuat tekan yang besar. Berbeda
dengan baja, baja cenderung kuat terhadap gaya tarik. Namun lemah jika mengalami
gaya tekan.
Beton juga tahan terhadap api. Berbeda dengan kayu (yang tidak tahan api) hanya
mampu menahan api (jika terjadi kecelakaan) tidak lebih dari 1 jam. Beton mampu
menahan api minimal 4 jam sejak api itu mengenai beton. Dengan pemeliharaan yang
rendah, beton menjadi solusi bagi pemilik proyek yang hanya mempunyai sedikit uang
umtuk pemeliharaan. Tidak seperti baja dan kayu yang membutuhkan biaya
pemeliharaan yang besar.
Akan tetapi dalam pemakaiannya dalam pembangunan konstruksi. Sama seperti
bahan material lainnya, beton juga memiliki kekurangan. Kita mengetahui secara jelas
bahwa beton memiliki kuat tekan yang tinggi, namun kenyataannya bahwa beton sangat
lemah terhadap gaya tarik. Untuk itu dibuatlah beton bertulang dengan tulangan baja
yang bukan hanya saja kuat terhadap tekan namun tarik pula. Atau berat jenis beton
yang tinggi membutuhkan alat berat untuk mengangkut beton (jika proyek tersebut
berskala menengah ke atas). Beberapa kekurangan beton antara lain:
1. Cenderung lemah terhadap gaya tarik.
Semen tipe II, tipe semen yang tahan terhadap garam, biasa digunakan untuk
membangun konstruksi di daerah pinggiran pantai.
Semen tipe III, sangat tepat bagi kontraktor yang menginginkan kekuatan di
awal (early high strenght)
Semen tipe IV, tipe yang menginginkan adanya panas yang rendah untuk
memperlambat pengerasan. Biasa dipakai di daerah yang mempunyai suhu
ekstrim.
1. Agregat, adalah butiran mineral yang merupakan hasil disintegrasi alami batubatuan atau juga berupa hasil mesin pemecah batu dengan memecah batu alami.
Agregat merupakan salah satu bahan pengisi pada beton, namun demikian
peranan agregat pada beton sangatlah penting. Kandungan agregat dalam beton
kira-kira mencapai 65%-75% dari volume beton. Agregat sangat berpengaruh
terhadap sifat- sifat beton, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian
penting dalam pembuatan beton. agregat dibedakan menjadi dua macam yaitu
agregat halus dan agregat kasar yang didapat secara alami atau buatan.
Untuk menghasilkan beton dengan kekompakan yang baik, diperlukan gradasi agregat
yang baik. Gradasi agregat adalah distribusi ukuran kekasaran butiran agregat. Gradasi
diambil dari hasil pengayakan dengan lubang ayakan 10 mm, 20 mm, 30 mm dan 40
mm untuk kerikil. Untuk pasir lubang ayakan 4,8 mm, 2,4 mm, 1,2 mm, 0,6 mm, 0,3
mm dan 0,15 mm.
Penggunaan bahan batuan dalam adukan beton berfungsi :
1. Air, air yang digunakan pada pembuatan beton ialah yang dapat diminum. Yang
dimaksud di sini adalah air yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gr/ltr,
Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik)
lebih dari 15 gr/ltr,
1.
1. Bahan baku padat dicampur terlebih dahulu, setelah tercampur maka
dimasukkan bahan baku cair.
2. Bahan baku cair dimasukkan secara perlahan-lahan. Ingat jumlah air
yang dibuat pada tahap kedua tidak mutlak harus dipatuhi. Karena bisa
saja dengan jumlah air yang ada, beton menjadi kelebihan atau
kekurangan air akibat karakteristik agregat.
3. Jangan mengandalkan penglihatan karena yang terjadi bisa saja berbeda
dengan apa yang kita lihat. Seperti yang kita lihat misalnya bahan sudah
tercampur dengan baik. Namun yang sebenarnya terjadi adalah campuran
beton mengalami kelebihan air dan mengalami segergasi. Untuk itu
diperlukan pengecekan.
4. Biasanya untuk pencampuran beton yang baik. Minimal diaduk sebanyak
100 kali. Namun ada baiknya kita mengaduk sesuai dengan jumlah dan
karakteristik bahan.
5. Beton yang sudah jadi jangan didiamkan terlalu lama agar tidak terjadi
pengerasan. Agar tidak mengeras maka perlu diaduk secara berkala
kembali.
Untuk mengaduk kita bisa memilih dua opsi, yakni manual menggunakan sekop atau
otomatis menggunakan mesin. Untuk jumlah yang besar tentu kita memerlukan alat-alat
berat.
Perawatan Beton
Ada beberapa alternatif dalam perawatan beton :
1. Direndam
2. Disiram
3. Dilapisi kain tebal atau plastik khusus.
Yang perlu diketahui dari tahap yang keempat adalah perawatan yang sesuai tegantung
keinginan dan kondisi. Perendaman dilakukan biasanya di labolatorium untuk beton uji.
Tidak mungkin bila beton untuk gedung tinggi direndam, yang paling mungkin adalah
di siram atau di lapisi kain atau plastik khusus.
Penutup
Setelah membuat beton sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah dibicarakan. Prinsip
yang kita gunakan sebenarnnya secara bahasa hampir sama dengan membuat sebuah
kue. Pembuatan kue juga memerlukan pemilihan bahan yang baik, pembuatan
komposisi, pencampuran bahan serta perawatan hingga kue tersebut sampai pada
konsumen.
Pembuatan beton pun hampir sama.Bagaimana jika kelebihan salahsatu komposisi akan
mempengaruhi kualitas beton tersebut. Berhasil atau tidaknya tahapan-tahapan yang
dilaksanakan akan menunjukkan berhasil atau tidaknya beton yang kita buat. Keempat
tahap itu juga mempengaruhi kekuatan, harga serta karakteristik beton. Ada hukum tak
tertulis yang ada pada ilmu sosial. Yakni semakin besar simpangan pada setiap tahap,
maka akan semakin besar pula pengaruhnya pada hasil akhir.
Seorang ahli beton juga jangan terpaku pada standar pengerjaan. Namun juga meloihat
kondisi yang ada. Bagaimana ia memenuhi BMW-S (biaya-mutu-waktu-safety) sebuah
pekerjaan. Misalnya jika pengerjaan beton tersebut ada di tengah hutan, sang kontraktor
harus menghitung waktu pembuatan dan pengecoran beton secara teliti dan ekstra. Atau
pembuatan beton untuk jalan raya membutuhkan pengerasan awal yang tinggi.
Efektif dan efisien. Misal di dekat daerah pengerjaan ada pabrik fly ash (abu terbang).
Kita bisa gunakan sebagai pengganti semen. Atau bisa kita gabungkan kedua unsur
tersebut. Bagaimana jika tidak ada split di daerah tersebut. Bagaimana jika pembuatan
beton dilakukan di daerah rawa. Kemampuan serta pengalaman menjadi senjata utama
pembuatan beton.
KESIMPULAN
Ada beberapa catatan penting dalam proses pembuatan hingga pencetakan sebuah
beton. Yang pertama adalah seorang ahli beton harus bisa memilih dan mengatur metode
terbaik yang dilakukan dalam pembuatan yang sesuai dengan keadaan lingkungan serta
kondisi saat pembuatan. Yang kedua adalah pemilihan bahan-bahan yang sesuai dengan
daerah kerja, waktu kerja dan kemampuan pemilik proyek. Dan yang ketiga adalah
keahlian dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada di lapangan.
Ketelitian dan etos kerja merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap pekerja
yang melakukan pekerjaan di bidang beton.
Setiap tahap yang dilakukan secara baik dan teliti sehingga juga menghasilkan suatu
beton yang kita inginkan. Kualitas kontrol oleh pengawas. Prinsip efisien dan efektiv
juga diperlukan agar beton tersebut menjadi optimum.
Segala upaya perbaikan kinerja kita harus bertujuan untuk memajukan kehidupan
manusia seperti yang tertera pada piagam sipil. Tanpa merusak lingkungan. Kemajuan
di bidang beton mudah0mudahan mendapat antusias dari masyarakat.
http://roofinnovation.com/konstruksi-baja-ringan/
March 29, 2010
PONDASI
http://imoelsker.files.wordpress.com/2010/01/pondasi.doc
PONDASI
IV.I Pengertian Pondasi
Angin
Gempa bumi
Beban termis
Beban dinamis
Penurunan pondasi
B. Batu kali
Cukup baik, asalkan susunan batu harus tersusun dengan benar dan
kompak. Perbandingan spesi 1 PC : 4 PS.
Beton
: 1 PC : 3 PS : 5/7 kerikil
D.
Beton bertulang
Sangat ideal digunakan karena bahan yang padat, kompak dan kedap air.
Pondasi menerus biasa digunakan untuk pondasi dinding, terutama digunakan pada
bangunan rumah tinggal tidak bertingkat, seluruh beban atap/ beban bangunan umumnya
dipikul oleh dinding dan diteruskan ke tanah melalui pondasi menerus sepanjang dinding
bangunan.
Untuk bangunan kecil diatas tanah baik, pondasi menerus dapat dibuat dari pasangan
batu bata dengan lebar 2-3 kali tebal pasangan bata dan pondasi dinding setengah bata cukup
diletakan pada kedalaman 60 - 80 cm. Selain itu bahan pondasi yang mendukung beban
bangunan yang lebih besar dan banyak yang dipakai adalah pasangan batu kali. Lebar dasar
pondasi umumnya tidak kurang dari dua setengah kali tebal
Diatas pondasi batu perlu dipasang balok sloof beton bertulang yang berfungsi sebagai
balok pengikat dan juga dapat meratakan beban dinding. Untuk dinding yang memikul beban
agak berat atau karena daya dukung tanah kecil digunakan pondasi jalur pelat beton. Untuk
menambah ketahanan bangunan terhadap gempa , pondasi sebaiknya dibuat menerus pada
sekeliling bangunan tanpa terputus.
Batu kali ini diikat menjadi satu kesatuan yang erat dan kuat dengan adukan perekat
dari campuran 1 kp : 1 pc : 5 ps. Sebelum pasangan batu kali dibuat bangunan bawahnya diberi
pasir urug setebal 20 cm dan batu kosong satu lapis. Kemudian setelah pasangan batu kali
selesai dikerjakan, lubang sisa di kanan kiri diurug dengan pasir
B. Pondasi Setempat
Kadang kadang sering dijumpai pada lapisan tanah keras. Letaknya pada kedalaman
lebih dari 1.50 cm dari permukaan tanah setempat. Bila digunakan pondasi menerus akan sangat
mahal dan tidak efisien. Untuk mengatsinya dapat digunakan pondasi yang dibuat dibawah
kolom kolom pendukung bangunan disebut pondasi setempat. Jadi yang merupakan pondasi
utma pendukung bangunan adalah pondasi setempat. Semua beban bangunan yang diterima
kolom kolom pendukung langsung dilimpahkan padanya. Pondasi setempat dapat dibuat
bentuk :
Pondasi pilar dibuat dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung
Pondasi sumuran dibuat dengan cara menggali tanah berbentuk bulat sampai
kedalaman tanah keras, kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batu
batu besar
Pondasi telapak, dibuat dari konstruksi beton bertulang berbentuk plat persegi
atau di sebut voetplat
C.
Pondasi Titik
1.
Beban cukup ringan dan masih dapat dipikul oleh tanah sesuai
dengan kemampuan daya dukungnya
2.
Bahan :
1. Batu kali
2. Beton
3. Pondasi sumur
4. Paku bumi
D. Pondasi Jalur
Bahan :
1.
Batu bata
2.
Batu kali
3.
4.
Beton bertulang
Digunakan apabila :
Gambar konstruksi kayu yang diadaptasi dari sistem konstruksi kayu dari Belanda. Klik untuk
memperbesar
Konstruksi kayu ini terdiri dari:
Kuda-kuda
Kuda-kuda terdiri dari kuda penopang (kayu-kayu diagonal bagian pinggir) yang menyalurkan
gaya tekan, balok dasar pada kuda-kuda (kayu horizontal di bagian bawah) yang berfungsi
sebagai penahan gaya tarik, serta tiang tengah (kayu vertikal) yang mendukung balok bubungan
dan menerima gaya tekan.
Prinsip dasar kuda-kuda kayu adalah menyalurkan gaya yang bekerja padanya kepada kolom
atau dinding bangunan rumah. Bentuk kuda-kuda yang segitiga bertangkup merupakan bentuk
yang sangat stabil atau tidak mudah berubah bentuk.
Dalam menentukan kemiringan atap berkaitan dengan konstruksi atap kasau, masing-masing
pasangan kasau dan balok kuda-kuda (batang tarik) membentuk suatu segitiga. Makin besar
sudut kemiringan atap, makin mudah beban atap disalurkan. Oleh karena itu, sudut kemiringan
atap tersebut sebaiknya tidak kurang dari 30 derajat
dari kayu usuk dan reng sebagaimana bisa kita lihat pada gambar ilustrasi diatas. Usuk menahan
kayu reng. Kayu reng menahan atau menjadi pijakan meletakkan genteng di bagian atasnya.
Usuk dan Reng dibutuhkan bila atap menggunakan genteng. Bila atap menggunakan penutup
seng atau asbes, maka tidak perlu menggunakan usuk dan reng, langsung saja asbes atau seng
diletakkan diatas gording.
KONSTRUKSI KAYU DALAM GAMBAR KERJA
Gambar kerja arsitektural potongan dengan konstruksi kayu. Klik untuk memperbesar
Terlihat pada gambar diatas, adalah gambar potongan atap pada gambar kerja. Bagian-bagian
atap seperti kuda-kuda, gording, usuk, dan sebagainya bisa dilihat pada gambar tersebut.
Gambar kerja rencana atap. klik gambar untuk memperbesar.
Gambar diatas menunjukkan gambar kerja presisi untuk rencana atap model pelana. Bagianbagian atap dilihat dari atas dapat dilihat pada gambar tersebut.
Jenis kayu yang biasa digunakan untuk konstruksi atap antara lain:
- kayu rengas burung
- kayu duren
- kayu salimuli
- kayu sindur atau tampar atau hantu
- kayu perupuk talang atau perupuk rawang
- kayu meranti, atau nama setempatnya : damar, seraya, ketuko, kalup, lampong, lanan
- kayu merawan (Sumatra) atau nama setempatnya : bangkirai bulan, nyerekat, damar putih
(Kalimantan)
- kayu mersawa atau nama setempatnya : tenam (Palembang), mersawa, keruing, sesawa (Riau)
- kayu sintok / kapur (Kalimantan Tenggara)
- kayu berangan / tunggeureuk / saninten / kihiur (Sunda)
- kayu bitangur, kapurnaga / bunut (Sumatra) / nyamplung (Jawa) / nangui / penaga
(Kalimantan) / kapuracha
- kayu kisereh / medang lesah (Sum) / medang rawali (Kal tenggara) / gadis kipedes (Sunda)
- kayu bungur
- kayu mahoni daun kecil
- kayu mindi (Sunda) / gringging
- kayu sonokeling/ palisander (Jawa)
- kayu gempol (Jawa) / klepu pasir
- kayu bayur (Mal.) / bayot (Sarawak)/ bayoh(Phil.)
- kayu Gofasa / leban (Mal.)/ molave (Phil.)
- kayu sungkai (Sum.,Kal.) / Jurus (Kal. Tengg) / Jati sabrang (Jawa)