Artikel VIII
1,2)
Kinerja bidan dan perawat di puskesmas yang dalam hal ini adalah ketepatan
waktu dalam memberikan pelayanan, kuantitas serta kualitas pelayanan yang diberikan
masih rendah. Hal ini terlihat dari masih adanya keluhan pasien tentang pelayanan
yang diberikan di puskesmas tersebut, yang dapat menyebabkan kunjungan pasien
menurun. Rendahnya kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh kurangnya kompetensi
bidan dan perawat dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui hubungan kompetensi dengan kinerja bidan dan perawat di
Puskesmas Wani.
Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional
study. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua bidan dan perawat yang
bertugas di Puskesmas Wani dengan jumlah 31 orang. Uji statistik yang digunakan
adalah chi - square dengan analisa data univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
dengan kinerja bidan dan perawat dengan p.value 0,002 < 0,05 dan nilai OR = 19,250
yang artinya pengetahuan kurang baik mempunyai peluang 19 kali untuk memiliki
kinerja kurang baik, dibanding yang memiliki pengetahuan baik. Ada hubungan antara
keterampilan dengan kinerja bidan dan perawat dengan p.value 0,001<0,05 dan nilai
OR=28,000 yang artinya keterampilan kurang baik mempunyai peluang 28 kali untuk
memiliki kinerja kurang baik, dibanding yang memiliki keterampilan baik. Ada hubungan
antara sikap dengan kinerja bidan dan perawat dengan p.value 0,002<0,05 dan nilai
OR=30,000 yang artinya sikap kurang baik mempunyai peluang 30 kali untuk memiliki
kinerja kurang baik, dibanding yang memiliki sikap baik.
Penelitian ini menyarankan kepada instansi agar dapat meningkatkan
ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang memadai guna
meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan.
Kata Kunci
: Pengetahuan, Keterampilan, Sikap dan Kinerja
ABSTRACT
Performance of midwives and nurses in community health centers which in this
case is the timeliness in providing services, the quantity and quality of services
provided is still low. This is evident from the persistence of the patients complaint about
the services provided at the community helath centers which can lead to decreased
patient visits. Low performance can be influenced by a lack of midwives and nurse
competency in performing the duties of health service.the purpose of this study was to
determine the relationship of competence with the performanceof midwives and nurses
in Community Health Centers Wani.
This research is an analytical survey with cross sectional approach study.
Population and samples in this study were all midwives and nurses who served in
129
Artikel VIII
community health centersWani with a number of 31 people. This statistical test used
was chi-square with univariate and bivariate data analysis.
The result showed that there is a relationship between knowledge and
performance of midwives and nurses with p.value 0,002< 0,05 and OR value = 19,250
which means less good knowledge have the opportunity to have 19 times less good
performance, compared with a good knowledge. There is relationship between the
performance skills of midwives an nurses with p.value 0,001<0,05 and OR value =
28,000 that means less good skill to have 28 times the chance to have a poor
performance, than those with good skills.There is a relationship between performance
attitude with midwives and nurses with p.value 0,002<0,05 and OR value=30,000 that
means less good attitude to have 30 times the chance to have a poor performance,
than those with a good attitude.
This study suggest to theagency in order to increase the availability of health
care facilities and adequate infrastructure in order to improve the competence of health
workers in providing services.
Keypad: Knowledge,Skills, Attitude, and Performance
PENDAHULUAN
Kompetensi
sumber
daya
manusia dalam pelayanan publik
bidang kesehatan merupakan salah
satu hal penting yang harus dipikirkan
dan direncanakan secara baik, sebab
akan berhubungan langsung dengan
kepuasan
masyarakat.
Reformasi
kinerja pelayanan bidang kesehatan
dilaksanakan untuk
meningkatkan
pelayanan
kesehatan
dan
menjadikannya lebih efisisen, efektif,
serta dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat. Seperti yang
tertuang dalam Undang - undang
nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan bahwa tujuan pembangunan
kesehatan adalah untuk meningkatkan
kesadaran , kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang
setinggi-tingginya,
sebagai
investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomi.
Walaupun proses pelayanan
kesehatan telah didukung dengan
ketersediaan
sarana
pelayanan
kesehatan dasar, pelayanan rujukan,
peralatan medis dan obat obatan,
130
Artikel VIII
kemajuan
organisasi
dalam
menghadapi
berbagai
perubahan,
seperti pelayanan yang diberikan oleh
sumber daya manusia kesehatan di
Puskesmas.
Namun,
kondisi
Puskesmas dalam aspek Sumber Daya
Manusia (SDM) saat ini, antara lain: (1)
Permintaan tambahan tenaga di
Puskesmas sulit di penuhi Dinas
Kesehatan, (2) Jumlah dan distribusi
tenaga tidak merata antara Puskesmas
rawat inap dengan Puskesmas non
rawat inap, (3) Puskesmas yang
letaknya dekat dengan kota, paling
sering di supervisi, (4) Sumber daya
manusia Puskesmas sulit berubah, (5)
Sumber daya manusia Puskesmas
membutuhkan pelatihan kepribadian,
(6)
Puskesmas
tidak
mampu
memantau kompetensi sumber daya
manusianya (Depkes RI, 2007).
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh
Direktorat
Pelayanan
Keperawatan Departemen Kesehatan
RI bekerja sama dengan WHO Tahun
2000, tentang Pelayanan Keperawatan
dan Kebidanan di Propinsi Kalimantan
Timur, Sumatera Utara, Sulawesi
Utara, Jawa Barat dan DKI Jakarta di
dapat gambaran bahwa: (1) 70,9%
Perawat dan Bidan selama 3 tahun
terakhir
tidak
pernah
mengikuti
pelatihan, (2) 39,8% Perawat dan
Bidan masih melakukan tugas-tugas
non Keperawatan, (3) 47,4% Perawat
dan Bidan tidak memiliki uraian tugas
secara tertulis, dan (4) Belum
dikembangkan sistem monitoring dan
evaluasi kinerja Perawat dan Bidan
secara khusus (Kepmenkes RI Nomor.
836 Tahun 2005 tentang pedoman
pengembangan manajemen kinerja
perawat dan bidan).
Rasio bidan di Indonesia tahun
2013 adalah 55,1 per 100.000
130
131
131
132
Artikel VIII
Artikel VIII
Tabel. 1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Bidan dan Perawat
di Puskesmas Wani
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase (%)
Kurang Baik
13
41,9
Baik
Total
18
31
58,1
100
132
133
(41,9%),
dan
yang
memiliki
pengetahuan baik sebanyak 18
orang (58,1%).
Artikel VIII
Frekuensi
Persentase
Kurang Baik
Baik
14
17
45,2
54,8
Total
31
100
Frekuensi
Persentase
Kurang Baik
11
35,5
Baik
20
64,5
Total
31
100
130
134
Artikel VIII
Frekuensi
Persentase
15
16
31
48,4
51,6
100
Kurang Baik
Baik
Total
Sumber : Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
bahwa bidan dan perawat yang memiliki
kinerja kurang baik dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan sebanyak 15 orang
Pengetahuan
Kurang Baik
Baik
Total
Kinerja
Kurang Baik
Baik
f
%
f
%
11
84,6
2
15,4
4
22,2
14
77,8
f
13
18
%
100
100
15
31
100
48,4
16
51,6
Total
p.value
0,002
Odds Ratio
(OR 95% CI)
19,250
130
135
Artikel VIII
f.
Kinerja
Odds Ratio
Total
p.value
Keterampilan
Kurang Baik
Baik
(OR 95% CI)
f
%
f
%
f
%
Kurang Baik
12
85,7
2
14,3
14
100
28,000
0,001
Baik
3
17,6
14
82,4
17
100
Total
15
48,4
16
51,6
31
100
Sumber : Data Primer (diolah)
Pada tabel 6 menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil uji Chi-square
keterampilan bidan dan perawat yang
diperoleh hasil p.value = 0,001, artinya
kurang baik lebih besar kemungkinan
ada
hubungan
bermakna
antara
memiliki kinerja kurang baik dalam
keterampilan dengan kinerja bidan dan
melakukan
pelayanan
kesehatan,
perawat di Puskesmas Wani. Dengan
dengan proporsi 85,7% dibanding
nilai OR = 28,000 yang artinya
dengan yang memiliki kinerja baik.
keterampilan
yang
kurang
baik
Sedangkan keterampilan yang baik lebih
mempunyai peluang 28 kali untuk
kecil kemungkinan memiliki kinerja
memiliki kinerja kurang baik, dibanding
kurang baik dengan proporsi 17,6%
yang
memiliki
keterampilan
baik.
dibanding dengan yang memiliki kinerja
baik.
g. Hubungan sikap dengan kinerja bidan dan perawat
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hubungan Sikap dengan Kinerja Bidan
dan Perawat di Puskesmas Wani
Kinerja
Sikap
Kurang Baik
Baik
f
%
f
%
Kurang Baik
10
90,9
1
9,1
Baik
5
25,0
15
75,0
Total
15
48,4
16
51,6
Sumber : Data Primer (diolah)
Pada tabel 7 menunjukkan bahwa
sikap bidan dan perawat yang kurang
baik lebih besar kemungkinan memiliki
kinerja kurang baik dalam melakukan
pelayanan kesehatan, dengan proporsi
90,9% dibanding dengan yang memiliki
kinerja baik. Sedangkan sikap yang baik
130
136
Total
f
11
20
31
%
100
100
100
p.value
0,002
Odds Ratio
(OR 95% CI)
30,000
Artikel VIII
PEMBAHASAN
1. Hubungan Pengetahuan dengan
Kinerja Bidan dan Perawat
Hasil
analisis
univariat
menunjukkan bahwa responden
yang memiliki pengetahuan tidak
baik lebih sedikit dibanding yang
memiliki pengetahuan baik (tabel
5.6). Dan hasil analisis bivariat
menunjukkan bahwa pengetahuan
responden yang kurang baik lebih
besar
kemungkinan
memiliki
kinerja
kurang
baik
dalam
melakukan pelayanan kesehatan
dibanding dengan yang memiliki
kinerja
baik.
Sedangkan
pengetahuan yang baik lebih kecil
kemungkinan
memiliki
kinerja
kurang baik dibanding
dengan
yang memilki kinerja baik.
Menurut asumsi peneliti, bidan
dan
perawat
yang
memiliki
pengetahuan kurang baik akan
mempengaruhi
kinerja
yang
dihasilkan menjadi kurang baik
seperti tidak mengetahui tugas dan
fungsinya sebagai bidan atau
perawat,
tidak
mempunyai
kemampuan untuk menjelaskan
secara benar dan menggunakan
materi tentang apa yang diketahui
dalam
tugas
dan
fungsinya
sebagai bidan dan perawat, tidak
mempunyai kemampuan untuk
menjabarkan suatu hal yang
diketahui baik kepada sesama
petugas maupun masyarakat atau
pasien, tidak dapat memberikan
130
137
diantaranya
adalah
ability
(Knowledge dan Skill).
2. Hubungan Keterampilan dengan
Kinerja Bidan dan Perawat
Hasil
analisis
univariat
menunjukkan bahwa responden
yang memiliki keterampilan tidak
baik lebih sedikit dibanding yang
memiliki keterampilan baik (tabel
5.7). Dan hasil analisis bivariat
menunjukkan bahwa keterampilan
responden yang kurang baik lebih
besar
kemungkinan
memiliki
kinerja
kurang
baik
dalam
melakukan pelayanan kesehatan
dibanding dengan yang memiliki
kinerja
baik.
Sedangkan
keterampilan yang baik lebih kecil
kemungkinan
memiliki
kinerja
kurang baik dibanding
dengan
yang memilki kinerja baik.
Menurut asumsi peneliti, bidan
dan
perawat
yang
memiliki
keterampilan
kurang
baik
mempengaruhi
kinerja
yang
dihasilkan menjadi kurang baik
pula
seperti
tidak
memiliki
keterampilan dalam mengenal
objek yang sesuai dengan tindakan
yang akan dilakukan dalam
pelayanan kesehatan, tidak dapat
melakukan tindakan pelayanan
kesehatan
sesuai
dengan
perencanaan,
tidak
dapat
melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis/cepat tanggap,
serta tidak memiliki keterampilan
dalam melakukan suatu praktek
atau
tindakan
yang
sudah
berkembang dengan baik yang
telah mendukung peningkatan
kualitas pelayanan yang ada.
Sebaliknya bidan dan perawat
yang memiliki keterampilan baik
akan mempunyai kinerja yang baik
Artikel VIII
dalam
melakukan
pelayanan
kesehatan
sebab
mempunyai
kemampuan dan keahlian dalam
merencanakan, menanggapi, dan
melakukan tindakan sesuai dengan
tugas dan fungsinya sebagai bidan
dan perawat.
Secara statistik menunjukkan
ada hubungan bermakna antara
keterampilan dengan kinerja bidan
dan perawat di puskesmas. Bidan
dan
perawat
yang
memiliki
keterampilan
kurang
baik
mempunyai peluang lebih sedikit
untuk dapat memiliki kinerja baik.
Penelitian ini sejalan dengan
hasil dari Yuyun Tafwidhah 2010,
didapatkan hasil berdasarkan uji
statistik dengan menggunakan chi
square menunjukkan p value =
0,000
(<0,05),
maka
dapat
disimpulkan adanya hubungan
yang
bermakna
antara
keterampilan
dengan
tingkat
keterlaksanaan
kegiatan
perkesmas.
Penelitian ini didukung oleh
keputusan
menpan
No.25/kep/m.pan/2/2004 tentang
pedoman
penyusunan
indeks
kepuasan
masyarakat
unit
pelayanan instansi pemerintah,
yang menyatakan bahwa salah
satu kriteria pengukuran kinerja
adalah
kemampuan
petugas
pelayanan yaitu adanya tingkat
keahlian dan keterampilan yang
dimiliki
petugas
dalam
memberikan/menyelesaikan
pelayanan kepada masyarakat.
3. Hubungan Sikap dengan Kinerja
Bidan dan Perawat
Hasil
analisis
univariat
menunjukkan bahwa responden
yang memiliki sikap tidak baik lebih
131
138
Artikel VIII
132
139
Artikel VIII
2. Ada
hubungan
antara
keterampilan dengan kinerja
bidan dan perawat di Puskesmas
Wani dengan hasil (p.value =
0,001).
3. Ada hubungan antara sikap
dengan kinerja bidan dan
perawat di Puskesmas Wani
dengan hasil (p.value = 0,002).
Berdasarkan hasil tersebut
disarankan kepada instansi agar
dapat
memberikan
dukungan
kebijakan secara tertulis untuk
pelaksanaan pelayanan kesehatan
berupa peningkatan ketersediaan
sarana dan prasarana yang memadai
guna
meningkatkan
kompetensi
tenaga
kesehatan
dalam
memberikan pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S.
2010.Manajemen
Penelitian.Rineka Cipta.Jakarta.
Chandra,B.2008.Metode Penelitian
Kesehatan.EGC. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI,2006.
Pedoman
Peningkatan
Kinerja
Perawat
di
Puskesmas.
Jakarta.
-----------------------------------,
2007.
Badan Mutu Pelayanan
Kesehatan, Jakarta.
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah,
2012.
Modul
Pelatihan
Manajemen Puskesmas.
Elfindri, dkk.2009. Soft Skills :
Panduan bagi Bidan dan
Perawat.Baduose Media.
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 128 Tahun 2004
tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas
----------------------------------------Nomor 25 Tahun 2004
tentang
Pedoman
Penyusunan
Indeks
133
140
134
141
Artikel VIII