Anda di halaman 1dari 13

Promotif, Vol.4 No.

2, April 2015 Hal 129-141

Artikel VIII

HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN KINERJA BIDAN DAN PERAWAT DI


PUSKESMAS WANI
1)

1,2)

Sitti Aisya, 2)Sudirman


Jurusan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Palu
ABSTRAK

Kinerja bidan dan perawat di puskesmas yang dalam hal ini adalah ketepatan
waktu dalam memberikan pelayanan, kuantitas serta kualitas pelayanan yang diberikan
masih rendah. Hal ini terlihat dari masih adanya keluhan pasien tentang pelayanan
yang diberikan di puskesmas tersebut, yang dapat menyebabkan kunjungan pasien
menurun. Rendahnya kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh kurangnya kompetensi
bidan dan perawat dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui hubungan kompetensi dengan kinerja bidan dan perawat di
Puskesmas Wani.
Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional
study. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua bidan dan perawat yang
bertugas di Puskesmas Wani dengan jumlah 31 orang. Uji statistik yang digunakan
adalah chi - square dengan analisa data univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
dengan kinerja bidan dan perawat dengan p.value 0,002 < 0,05 dan nilai OR = 19,250
yang artinya pengetahuan kurang baik mempunyai peluang 19 kali untuk memiliki
kinerja kurang baik, dibanding yang memiliki pengetahuan baik. Ada hubungan antara
keterampilan dengan kinerja bidan dan perawat dengan p.value 0,001<0,05 dan nilai
OR=28,000 yang artinya keterampilan kurang baik mempunyai peluang 28 kali untuk
memiliki kinerja kurang baik, dibanding yang memiliki keterampilan baik. Ada hubungan
antara sikap dengan kinerja bidan dan perawat dengan p.value 0,002<0,05 dan nilai
OR=30,000 yang artinya sikap kurang baik mempunyai peluang 30 kali untuk memiliki
kinerja kurang baik, dibanding yang memiliki sikap baik.
Penelitian ini menyarankan kepada instansi agar dapat meningkatkan
ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang memadai guna
meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan.
Kata Kunci
: Pengetahuan, Keterampilan, Sikap dan Kinerja
ABSTRACT
Performance of midwives and nurses in community health centers which in this
case is the timeliness in providing services, the quantity and quality of services
provided is still low. This is evident from the persistence of the patients complaint about
the services provided at the community helath centers which can lead to decreased
patient visits. Low performance can be influenced by a lack of midwives and nurse
competency in performing the duties of health service.the purpose of this study was to
determine the relationship of competence with the performanceof midwives and nurses
in Community Health Centers Wani.
This research is an analytical survey with cross sectional approach study.
Population and samples in this study were all midwives and nurses who served in

129

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 129-141

Artikel VIII

community health centersWani with a number of 31 people. This statistical test used
was chi-square with univariate and bivariate data analysis.
The result showed that there is a relationship between knowledge and
performance of midwives and nurses with p.value 0,002< 0,05 and OR value = 19,250
which means less good knowledge have the opportunity to have 19 times less good
performance, compared with a good knowledge. There is relationship between the
performance skills of midwives an nurses with p.value 0,001<0,05 and OR value =
28,000 that means less good skill to have 28 times the chance to have a poor
performance, than those with good skills.There is a relationship between performance
attitude with midwives and nurses with p.value 0,002<0,05 and OR value=30,000 that
means less good attitude to have 30 times the chance to have a poor performance,
than those with a good attitude.
This study suggest to theagency in order to increase the availability of health
care facilities and adequate infrastructure in order to improve the competence of health
workers in providing services.
Keypad: Knowledge,Skills, Attitude, and Performance
PENDAHULUAN

tetapi tanpa dukungan sumber daya


manusia atau ketersediaan tenaga
kesehatan seperti bidan dan perawat,
maka kegiatan pelayanan tidak akan
terlaksana dengan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa sumber daya
manusia atau tenaga kesehatan
merupakan
hal
yang
harus
diperhatikan
dengan
segala
kebutuhannya.
Sebagai
kunci
pokok,
keberadaan sumber daya manusia
dalam sebuah organisasi sangat
penting
karena
mereka
yang
memprakarsai terbentuknya organisasi,
mereka yang berperan membuat
keputusan untuk semua fungsi dan
mereka juga yang berperan dalam
menentukan
kelangsungan
hidup
organisasi
itu
(Panggabean,
2004).Tuntutan
pelayanan
untuk
mengembangkan
dan
mempertahankan
sumber
daya
manusia kesehatan yang berkualitas
semakin mendesak sesuai dengan
dinamika lingkungan yang selalu
berubah. Kinerja pelayanan bidang
kesehatan yang menyangkut hasil
pekerjaan,
dan
pekerjaan
yang
dilakukan sesuai dengan harapan

Kompetensi
sumber
daya
manusia dalam pelayanan publik
bidang kesehatan merupakan salah
satu hal penting yang harus dipikirkan
dan direncanakan secara baik, sebab
akan berhubungan langsung dengan
kepuasan
masyarakat.
Reformasi
kinerja pelayanan bidang kesehatan
dilaksanakan untuk
meningkatkan
pelayanan
kesehatan
dan
menjadikannya lebih efisisen, efektif,
serta dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat. Seperti yang
tertuang dalam Undang - undang
nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan bahwa tujuan pembangunan
kesehatan adalah untuk meningkatkan
kesadaran , kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang
setinggi-tingginya,
sebagai
investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomi.
Walaupun proses pelayanan
kesehatan telah didukung dengan
ketersediaan
sarana
pelayanan
kesehatan dasar, pelayanan rujukan,
peralatan medis dan obat obatan,

130

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 129-141

pelanggan serta ketepatan waktu


dalam menyelesaikan pekerjaan, harus
didukung oleh sumber daya manusia
yang berkompetensi seperti bidan dan
perawat.

Artikel VIII

kemajuan
organisasi
dalam
menghadapi
berbagai
perubahan,
seperti pelayanan yang diberikan oleh
sumber daya manusia kesehatan di
Puskesmas.
Namun,
kondisi
Puskesmas dalam aspek Sumber Daya
Manusia (SDM) saat ini, antara lain: (1)
Permintaan tambahan tenaga di
Puskesmas sulit di penuhi Dinas
Kesehatan, (2) Jumlah dan distribusi
tenaga tidak merata antara Puskesmas
rawat inap dengan Puskesmas non
rawat inap, (3) Puskesmas yang
letaknya dekat dengan kota, paling
sering di supervisi, (4) Sumber daya
manusia Puskesmas sulit berubah, (5)
Sumber daya manusia Puskesmas
membutuhkan pelatihan kepribadian,
(6)
Puskesmas
tidak
mampu
memantau kompetensi sumber daya
manusianya (Depkes RI, 2007).
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh
Direktorat
Pelayanan
Keperawatan Departemen Kesehatan
RI bekerja sama dengan WHO Tahun
2000, tentang Pelayanan Keperawatan
dan Kebidanan di Propinsi Kalimantan
Timur, Sumatera Utara, Sulawesi
Utara, Jawa Barat dan DKI Jakarta di
dapat gambaran bahwa: (1) 70,9%
Perawat dan Bidan selama 3 tahun
terakhir
tidak
pernah
mengikuti
pelatihan, (2) 39,8% Perawat dan
Bidan masih melakukan tugas-tugas
non Keperawatan, (3) 47,4% Perawat
dan Bidan tidak memiliki uraian tugas
secara tertulis, dan (4) Belum
dikembangkan sistem monitoring dan
evaluasi kinerja Perawat dan Bidan
secara khusus (Kepmenkes RI Nomor.
836 Tahun 2005 tentang pedoman
pengembangan manajemen kinerja
perawat dan bidan).
Rasio bidan di Indonesia tahun
2013 adalah 55,1 per 100.000

Keberadaan perawat dan bidan


tidak
terpisahkan
dari
proses
pembangunan
sistem
pelayanan
kesehatan dasar pada khususnya dan
pelayanan kesehatan pada umumnya.
Keberadaannya memiliki tantangan
tersendiri, terutama dengan semakin
berubahnya kemajuan sosial ekonomi
yang menuntut profesionalisme kerja.
Profesionalisme
dihasilkan
dari
serangkaian pemahaman terhadap
penguasaan teori dasar, pengalaman
dalam praktek baik selama menjalani
pendidikan maupun selama bertugas,
serta mampu pula memenuhi etika
kerja, mengasah komunikasi, dan
menjaga
kecerdasan
emosional
(Wibowo, 2012).
Sebagai profesi bidan dan
perawat seyogyanya bekerja secara
profesional sehingga pelayanan yang
diberikan bermutu tinggi. Kita ketahui
banyak faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja seseorang, namun
harus disadari bahwa profesi bidan dan
perawat berkaitan dengan keselamatan
dan
kesejahteraan
orang
lain.
Tanggung jawab dan akuntabilitas
bidan dan perawat akan tercermin
dalam deskripsi pekerjaannya dan
diterjemahkan kedalam fungsi - fungsi
sesuai dengan lingkup pekerjaannya
tersebut. Sinergi kompetensi masingmasing individu secara simultan akan
mengoptimalkan
performance
organisasi secara keseluruhan. Pada
akhirnya peranan kompetensi sumber
daya manusia sangat menentukan

130
131

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 129-141

penduduk, dengan rentang 28,5


204,5 per 100.000 penduduk. Dan
untuk rasio bidan per 100.000
penduduk kabupaten/kota di Provinsi
Sulawesi Tengah berkisar 38,0 151,8
dengan rasio tertinggi Kabupaten Poso
dan terendah Kabupaten Banggai
Kepulauan. Untuk rasio perawat di
Indonesia tahun 2013 adalah 119,2 per
100.000 penduduk, dengan rentang
66,9 320,1 per 100.000 penduduk.
Dan rasio perawat per 100.000
penduduk kabupaten/kota di Provinsi
Sulawesi Tengah berkisar 155,7
418,9 dengan rasio tertinggi Kota Palu
dan terendah Kabupaten Banggai
(Pusdatin Kemenkes RI, 2013).
Kinerja pelayanan kesehatan di
Kabupaten Donggala khususnya di
Puskesmas Wani tidak terlepas dari
keberadaan bidan dan perawat yang
merupakan
unsur
utama
dalam
memberikan
kontribusi
terhadap
kualitas pelayanan. Jumlah tenaga
kesehatan
yang
bertugas
di
Puskesmas Wani sampai dengan
tahun 2014 sebanyak 48 orang (Data
Kepegawaian Puskesmas Wani, 2014).
Jumlah tenaga kesehatan tersebut
menggambarkan
kekuatan
yang
mampu memberikan daya ungkit dalam
menurunkan dan mencegah serta
menanggulangi
penyakit
menular
(P2M), menurunkan angka kematian
ibu dan anak balita (AKI dan AKABA),
meretas
masalah
kurang
gizi,
meningkatkan kesehatan lingkungan,
dan menjaga individu tetap hidup sehat
secara optimal.
Permasalahan
yang
terjadi
dalam
pelayanan
kesehatan
di
Puskesmas Wani cukup kompleks
antara lain, perilaku bidan dan perawat
yang kadang kala kurang ramah dalam
melayani pasien, kinerja tenaga bidan

131
132

Artikel VIII

dan perawat yang dalam hal ini adalah


ketepatan waktu dalam memberikan
pelayanan
atau
menyelesaikan
pekerjaan, kuantitas serta kualitas
pelayanan yang diberikan masih
rendah. Hal ini terlihat dari masih
adanya keluhan pasien/masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang
diberikan di Puskesmas tersebut.
Melihat kondisi petugas seperti
itu tampaknya tujuan pelayanan prima
yang dicanangkan untuk peningkatan
kualitas
pelayanan
Puskesmas
khususnya tidak mungkin dapat
dilaksanakan. Karena untuk mencapai
pelayanan prima, benar-benar harus
siap,
baik
sarana
maupun
prasarananya termasuk sumber daya
manusianya. Paling tidak, untuk jangka
pendek saat ini yang dapat dilakukan
oleh Puskesmas untuk mengarah pada
pelayanan prima, adalah merubah
sikap dan perilaku petugas kepada
pasien, yaitu berusaha ramah, sabar
dan telaten dalam menghadapi pasien
yang tentunya harus didukung dengan
pengetahuan dan keterampilan yang
baik dari petugas pelayanan tersebut.
Berdasarkan data dua tahun terakhir
Puskesmas
Wani
menunjukkan
penurunan jumlah kunjungan yakni
pada kunjungan rawat jalan tahun 2012
sebanyak 25207 dan tahun 2013
sebanyak 21681 (Profil Puskesmas,
2013).
Menurunnya
kunjungan
masyarakat/pasien
salah
satunya
dapat disebabkan oleh faktor kinerja
manusia sebagai pelaksana pelayanan
yang mempunyai kelemahan yaitu
kurang baiknya kompetensi bidan dan
perawat dalam melakasanakan tugas
pelayanan
kesehatan.
Sehingga
apabila kompetensi tenaga kesehatan
tidak
segera
ditangani
oleh

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 129-141

manajemen, maka jumlah kunjungan


pasien akan menurun dari waktu ke
waktu (Lolongan N, 2013). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan kompetensi dengan kinerja
bidan dan perawat di Puskesmas
Wani.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan
adalah
survey
analitik
dengan
pendekatan cross sectional study
yaitu suatu rancangan yang mengkaji
dinamika korelasi atau hubungan
variabel independen yaitu kompetensi
dengan variabel dependen yaitu
kinerja bidan dan perawat dalam
waktu yang bersamaan. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan
Juni 2014 di Puskesmas Wani.
Populasi dan sampel dalam penelitian
ini adalah semua bidan dan perawat

Artikel VIII

yang bertugas di Puskesmas Wani


dengan jumlah 31orang. Data yang
dikumpulkan pada peneltian ini
merupakan data primer, yaitu data
yang diperoleh peneliti dari hasil
wawancara dengan menggunakan
kuesioner
tentang
pengetahuan,
keterampilan, sikap dan kinerja bidan
dan perawat di Puskesmas Wani.
Analisa data hasil penelitian diolah
secara
univariat
dan
bivariat.
Penyajian data yang telah dianalisis
disajikan dalam bentuk tabel dan
narasi
untuk
membahas
hasil
penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
a. Pengetahuan Bidan dan Perawat
Distribusi pengetahuan bidan dan
perawat dapat dilihat pada tabel berikut
ini:

Tabel. 1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Bidan dan Perawat
di Puskesmas Wani
Pengetahuan

Frekuensi

Persentase (%)

Kurang Baik

13

41,9

Baik
Total

18
31

58,1
100

Sumber : Data Primer (diolah)


Berdasarkan
tabel
1
menunjukkan bahwa bidan dan
perawat yang memiliki pengetahuan
kurang baik sebanyak 13 orang

132
133

(41,9%),
dan
yang
memiliki
pengetahuan baik sebanyak 18
orang (58,1%).

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 129-141

Artikel VIII

b. Keterampilan Bidan dan Perawat


Distribusi keterampilan bidan dan perawat dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel. 2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keterampilan Bidan
dan Perawat di Puskesmas Wani
Keterampilan

Frekuensi

Persentase

Kurang Baik
Baik

14
17

45,2
54,8

Total

31

100

Sumber : Data Primer (diolah)


Berdasarkan
tabel
2
menunjukkan bahwa bidan dan perawat
yang memiliki keterampilan kurang baik
dalam
melaksanakan
pelayanan

kesehatan sebanyak 14 orang (45,2%),


dan yang memiliki keterampilan baik
sebanyak
17
orang
(54,8
%).

c. Sikap Bidan dan Perawat


Distribusi sikap bidan dan perawat dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel. 3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Bidan dan Perawat
di Puskesmas Wani
Sikap

Frekuensi

Persentase

Kurang Baik

11

35,5

Baik

20

64,5

Total

31

100

Sumber : Data Primer (diolah)


Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
bahwa bidan dan perawat yang memiliki
sikap kurang baik dalam melakukan
pelayanan kesehatan sebanyak 11 orang

(35,5%), dan yang memiliki sikap baik


dalam melakukan pelayanan kesehatan
sebanyak
20
orang
(64,5%).

130
134

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 129-141

Artikel VIII

d. Kinerja Bidan dan Perawat


Distribusi kinerja bidan dan perawat dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel. 4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kinerja Bidan dan Perawat
di Puskesmas Wani
Kinerja

Frekuensi

Persentase

15
16
31

48,4
51,6
100

Kurang Baik
Baik
Total
Sumber : Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
bahwa bidan dan perawat yang memiliki
kinerja kurang baik dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan sebanyak 15 orang

(48,4%), sedangkan yang memiliki


kinerja
baik dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan sebanyak16 orang
(51,6%).

e. Hubungan pengetahuan dengan kinerja bidan dan perawat


Tabel 5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hubungan Pengetahuan dengan Kinerja Bidan dan
Perawat di Puskesmas Wani

Pengetahuan
Kurang Baik
Baik
Total

Kinerja
Kurang Baik
Baik
f
%
f
%
11
84,6
2
15,4
4
22,2
14
77,8

f
13
18

%
100
100

15

31

100

48,4

16

51,6

Total

p.value

0,002

Odds Ratio
(OR 95% CI)
19,250

Sumber : Data Primer (diolah)


Pada tabel 5 menunjukkan bahwa
pengetahuan bidan dan perawat yang
kurang baik lebih besar kemungkinan
memiliki kinerja kurang baik dalam
melakukan
pelayanan
kesehatan,
dengan proporsi 84,6% dibanding
dengan yang memiliki kinerja baik.
Sedangkan pengetahuan yang baik lebih
kecil kemungkinan memiliki kinerja
kurang baik dengan proporsi 22,2%
dibanding dengan yang memilki kinerja
baik.

Berdasarkan hasil uji Chi-square


diperoleh hasil p.value = 0,002 artinya
ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan kinerja bidan dan
perawat di Puskesmas Wani. Dengan
nilai OR = 19,250 yang artinya
pengetahuan
yang
kurang
baik
mempunyai peluang 19 kali untuk
memiliki kinerja kurang baik, dibanding
yang
memiliki
pengetahuan
baik.

130
135

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 129-141

Artikel VIII

f.

Hubungan keterampilan dengan kinerja bidan dan perawat


Tabel 6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hubungan Keterampilan dengan Kinerja Bidan dan
Perawat di Puskesmas Wani

Kinerja
Odds Ratio
Total
p.value
Keterampilan
Kurang Baik
Baik
(OR 95% CI)
f
%
f
%
f
%
Kurang Baik
12
85,7
2
14,3
14
100
28,000
0,001
Baik
3
17,6
14
82,4
17
100
Total
15
48,4
16
51,6
31
100
Sumber : Data Primer (diolah)
Pada tabel 6 menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil uji Chi-square
keterampilan bidan dan perawat yang
diperoleh hasil p.value = 0,001, artinya
kurang baik lebih besar kemungkinan
ada
hubungan
bermakna
antara
memiliki kinerja kurang baik dalam
keterampilan dengan kinerja bidan dan
melakukan
pelayanan
kesehatan,
perawat di Puskesmas Wani. Dengan
dengan proporsi 85,7% dibanding
nilai OR = 28,000 yang artinya
dengan yang memiliki kinerja baik.
keterampilan
yang
kurang
baik
Sedangkan keterampilan yang baik lebih
mempunyai peluang 28 kali untuk
kecil kemungkinan memiliki kinerja
memiliki kinerja kurang baik, dibanding
kurang baik dengan proporsi 17,6%
yang
memiliki
keterampilan
baik.
dibanding dengan yang memiliki kinerja
baik.
g. Hubungan sikap dengan kinerja bidan dan perawat
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hubungan Sikap dengan Kinerja Bidan
dan Perawat di Puskesmas Wani
Kinerja
Sikap
Kurang Baik
Baik
f
%
f
%
Kurang Baik
10
90,9
1
9,1
Baik
5
25,0
15
75,0
Total
15
48,4
16
51,6
Sumber : Data Primer (diolah)
Pada tabel 7 menunjukkan bahwa
sikap bidan dan perawat yang kurang
baik lebih besar kemungkinan memiliki
kinerja kurang baik dalam melakukan
pelayanan kesehatan, dengan proporsi
90,9% dibanding dengan yang memiliki
kinerja baik. Sedangkan sikap yang baik

130
136

Total
f
11
20
31

%
100
100
100

p.value

0,002

Odds Ratio
(OR 95% CI)
30,000

lebih kecil kemungkinan memiliki kinerja


kurang baik dengan proporsi 25,0%
dibanding dengan yang memiliki kinerja
baik.
Berdasarkan hasil uji Chi-square
diperoleh hasil p.value = 0,002, artinya
ada hubungan yang bermakna antara

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 129-141

sikap dengan kinerja bidan dan perawat


di Puskesmas Wani. Dengan nilai OR =
30.000 yang artinya sikap yang kurang
baik mempunyai peluang 30 kali untuk
memiliki kinerja kurang baik, dibanding
yang memiliki sikap baik.

Artikel VIII

ide ataupun terobosan baru untuk


meningkatkan kualitas pelayanan
yang
dilakukan,
serta
tidak
mempunyai kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap
suatu materi dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi sebagai bidan
dan perawat.
Sebaliknya bidan dan perawat
yang memiliki pengetahuan baik
akan mempunyai kinerja yang baik
dalam
melakukan
pelayanan
kesehatan
sebab
mempunyai
kemampuan dalam memahami,
menjelaskan, menjabarkan dengan
baik tentang tugas dan fungsinya
sebagai bidan dan perawat, serta
mampu menilai materi dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya
tersebut.
Secara statistik menunjukkan
ada hubungan bermakna antara
pengetahuan dengan kinerja bidan
dan perawat di puskesmas. Bidan
dan perawat yang berpengetahuan
kurang baik mempunyai peluang
lebih sedikit untuk dapat memiliki
kinerja baik.
Penelitian ini sejalan dengan
hasil dari Lusiarut Lamere (2013),
didapatkan hasil berdasarkan uji
statistik dengan menggunakan chi
square menunjukkan p value =
0,04
(<0,05),
maka
dapat
disimpulkan adanya hubungan
yang
signifikan
antara
pengetahuan dengan kinerja bidan
terhadap ANC di Puskesmas seKabupaten Gowa.
Penelitian ini didukung dengan
pendapat Hersey, Blanchard dan
Johnson dalam Wibowo (2012),
yang merumuskan adanya tujuh
faktor yang mempengaruhi kinerja

PEMBAHASAN
1. Hubungan Pengetahuan dengan
Kinerja Bidan dan Perawat
Hasil
analisis
univariat
menunjukkan bahwa responden
yang memiliki pengetahuan tidak
baik lebih sedikit dibanding yang
memiliki pengetahuan baik (tabel
5.6). Dan hasil analisis bivariat
menunjukkan bahwa pengetahuan
responden yang kurang baik lebih
besar
kemungkinan
memiliki
kinerja
kurang
baik
dalam
melakukan pelayanan kesehatan
dibanding dengan yang memiliki
kinerja
baik.
Sedangkan
pengetahuan yang baik lebih kecil
kemungkinan
memiliki
kinerja
kurang baik dibanding
dengan
yang memilki kinerja baik.
Menurut asumsi peneliti, bidan
dan
perawat
yang
memiliki
pengetahuan kurang baik akan
mempengaruhi
kinerja
yang
dihasilkan menjadi kurang baik
seperti tidak mengetahui tugas dan
fungsinya sebagai bidan atau
perawat,
tidak
mempunyai
kemampuan untuk menjelaskan
secara benar dan menggunakan
materi tentang apa yang diketahui
dalam
tugas
dan
fungsinya
sebagai bidan dan perawat, tidak
mempunyai kemampuan untuk
menjabarkan suatu hal yang
diketahui baik kepada sesama
petugas maupun masyarakat atau
pasien, tidak dapat memberikan

130
137

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 129-141

diantaranya
adalah
ability
(Knowledge dan Skill).
2. Hubungan Keterampilan dengan
Kinerja Bidan dan Perawat
Hasil
analisis
univariat
menunjukkan bahwa responden
yang memiliki keterampilan tidak
baik lebih sedikit dibanding yang
memiliki keterampilan baik (tabel
5.7). Dan hasil analisis bivariat
menunjukkan bahwa keterampilan
responden yang kurang baik lebih
besar
kemungkinan
memiliki
kinerja
kurang
baik
dalam
melakukan pelayanan kesehatan
dibanding dengan yang memiliki
kinerja
baik.
Sedangkan
keterampilan yang baik lebih kecil
kemungkinan
memiliki
kinerja
kurang baik dibanding
dengan
yang memilki kinerja baik.
Menurut asumsi peneliti, bidan
dan
perawat
yang
memiliki
keterampilan
kurang
baik
mempengaruhi
kinerja
yang
dihasilkan menjadi kurang baik
pula
seperti
tidak
memiliki
keterampilan dalam mengenal
objek yang sesuai dengan tindakan
yang akan dilakukan dalam
pelayanan kesehatan, tidak dapat
melakukan tindakan pelayanan
kesehatan
sesuai
dengan
perencanaan,
tidak
dapat
melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis/cepat tanggap,
serta tidak memiliki keterampilan
dalam melakukan suatu praktek
atau
tindakan
yang
sudah
berkembang dengan baik yang
telah mendukung peningkatan
kualitas pelayanan yang ada.
Sebaliknya bidan dan perawat
yang memiliki keterampilan baik
akan mempunyai kinerja yang baik

Artikel VIII

dalam
melakukan
pelayanan
kesehatan
sebab
mempunyai
kemampuan dan keahlian dalam
merencanakan, menanggapi, dan
melakukan tindakan sesuai dengan
tugas dan fungsinya sebagai bidan
dan perawat.
Secara statistik menunjukkan
ada hubungan bermakna antara
keterampilan dengan kinerja bidan
dan perawat di puskesmas. Bidan
dan
perawat
yang
memiliki
keterampilan
kurang
baik
mempunyai peluang lebih sedikit
untuk dapat memiliki kinerja baik.
Penelitian ini sejalan dengan
hasil dari Yuyun Tafwidhah 2010,
didapatkan hasil berdasarkan uji
statistik dengan menggunakan chi
square menunjukkan p value =
0,000
(<0,05),
maka
dapat
disimpulkan adanya hubungan
yang
bermakna
antara
keterampilan
dengan
tingkat
keterlaksanaan
kegiatan
perkesmas.
Penelitian ini didukung oleh
keputusan
menpan
No.25/kep/m.pan/2/2004 tentang
pedoman
penyusunan
indeks
kepuasan
masyarakat
unit
pelayanan instansi pemerintah,
yang menyatakan bahwa salah
satu kriteria pengukuran kinerja
adalah
kemampuan
petugas
pelayanan yaitu adanya tingkat
keahlian dan keterampilan yang
dimiliki
petugas
dalam
memberikan/menyelesaikan
pelayanan kepada masyarakat.
3. Hubungan Sikap dengan Kinerja
Bidan dan Perawat
Hasil
analisis
univariat
menunjukkan bahwa responden
yang memiliki sikap tidak baik lebih

131
138

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 129-141

sedikit dibanding yang memiliki


sikap baik dalam pelayanan
kesehatan. Dan hasil analisis
bivariat menunjukkan bahwa sikap
responden yang kurang baik lebih
besar
kemungkinan
memiliki
kinerja
kurang
baik
dalam
melakukan pelayanan kesehatan
dibanding dengan yang memiliki
kinerja baik. Sedangkan sikap
yang baik lebih kecil kemungkinan
memiliki kinerja kurang baik
dibanding dengan yang memilki
kinerja baik.
Menurut asumsi peneliti, bidan
dan perawat yang memiliki sikap
kurang baik maka kinerja yang
dihasilkan menjadi kurang baik
seperti tidak mau menerima
penjelasan dari pasien, tidak
memberikan
jawaban/tanggapan
apabila ada pertanyaan dari
pasien/masyarakat,
tidak
mengerjakan (mengeluh) dalam
menyelesaikan
tugas
yang
diberikan sesuai dengan fungsinya
sebagai bidan dan perawat,
menunjukkan
perasaan
kesal
terhadap suatu masalah yang
didapatkan, dan tidak bertanggung
jawab atas segala tindakan yang
dilakukan. Sebaliknya bidan dan
perawat yang memiliki sikap baik
akan mempunyai kinerja yang baik
dalam
melakukan
pelayanan
kesehatan
sebab
mempunyai
kemampuan dalam memberikan
penjelasan dengan sikap sopan
dan
ramah,
menyelesaikan
tindakan/tugas
dengan
penuh
tanggung jawab sesuai dengan
tugas dan fungsinya sebagai bidan
dan perawat, menunjukkan sikap
yang tenang dalam menghadapi
suatu masalah, serta disiplin dan

Artikel VIII

adil dalam memberikan pelayanan


kesehatan.
Secara statistik menunjukkan
ada hubungan bermakna antara
sikap dengan kinerja bidan dan
perawat di puskesmas. Bidan dan
perawat yang memiliki sikap
kurang baik mempunyai peluang
lebih sedikit untuk dapat memiliki
kinerja baik.
Penelitian ini didukung oleh
pendapat Mangkunegara (2011),
yang menyatakan bahwa sikap
mental individu yang pro dan positif
terhadap situasi kerja tim itulah
yang memperkuat motivasi kerja
untuk mencapai kinerja maksimal.
Selain itu, keputusan menpan
No.25/kep/m.pan/2/2004 tentang
pedoman
penyusunan
indeks
kepuasan
masyarakat
unit
pelayanan instansi pemerintah,
yang menyatakan bahwa kriteria
penialaian
kinerja
diantaranya
adalah kesopanan dan keramahan
petugas, yaitu sikap dan perilaku
petugas
dalam
memberikan
pelayanan kepada masyarakat
secara sopan dan ramah serta
saling
menghargai
dan
menghormati.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara kompetensi
dengan kinerja bidan dan perawat di
Puskesmas Wani, dengan uraian
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada
hubungan
antara
pengetahuan dengan kinerja
bidan dan perawat di Puskesmas
Wani dengan hasil (p.value =
0,002).

132
139

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 129-141

Artikel VIII

Kepuasan Masyarakat Unit


Pelayanan
Instansi
Pemerintah
-----------------------------------------Nomor 836 Tahun 2005
tentang
Pedoman
Pengembangan Manajemen
Kinerja Perawat Dan Bidan.
---------------------------------------- Nomor
369 Tahun 2007 tentang
Standar Profesi Bidan
----------------------------------------Nomor 857 Tahun 2009
tentang Pedoman Penilaian
Kinerja
Sumber
Daya
Manusia
Kesehatan
Di
Puskesmas
Lolongan, N. 2013, Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
Kinerja Perawat Di Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Lakipadada
Kabupaten
Tana
Toraja
Tahun
2013,(dalam
situs:www.nenny.blogspot.c
om/2013), di unduh tanggal
19 Oktober 2013).
Lamere, L. 2013, Analisis Kinerja
Bidan Pada Pelayanan
Antenatal Care di
PuskesmasSeKabupatenGowa,( email
:lusiuchy_lamere@yahoo.c
om) di unduh tanggal 11
Juli 2014).
Mangkunegara,
AP.
2011.
Perencanaan
dan
Pengembangan
SDM.
Cetakan Kelima. Refika
Aditama.Bandung.
Marwansyah,
2012.Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Edisi
Kedua.
CV.
Alfabeta.Bandung
Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan
dan
ilmu
perilaku
kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Peraturan Presiden RI Nomor 72
tahun
2012
tentang
Sistem
Kesehatan Nasional

2. Ada
hubungan
antara
keterampilan dengan kinerja
bidan dan perawat di Puskesmas
Wani dengan hasil (p.value =
0,001).
3. Ada hubungan antara sikap
dengan kinerja bidan dan
perawat di Puskesmas Wani
dengan hasil (p.value = 0,002).
Berdasarkan hasil tersebut
disarankan kepada instansi agar
dapat
memberikan
dukungan
kebijakan secara tertulis untuk
pelaksanaan pelayanan kesehatan
berupa peningkatan ketersediaan
sarana dan prasarana yang memadai
guna
meningkatkan
kompetensi
tenaga
kesehatan
dalam
memberikan pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S.
2010.Manajemen
Penelitian.Rineka Cipta.Jakarta.
Chandra,B.2008.Metode Penelitian
Kesehatan.EGC. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI,2006.
Pedoman
Peningkatan
Kinerja
Perawat
di
Puskesmas.
Jakarta.
-----------------------------------,
2007.
Badan Mutu Pelayanan
Kesehatan, Jakarta.
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah,
2012.
Modul
Pelatihan
Manajemen Puskesmas.
Elfindri, dkk.2009. Soft Skills :
Panduan bagi Bidan dan
Perawat.Baduose Media.
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 128 Tahun 2004
tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas
----------------------------------------Nomor 25 Tahun 2004
tentang
Pedoman
Penyusunan
Indeks

133
140

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 129-141

Peraturan Menteri Kesehatan RI,


Nomor 1464 Tahun 2010,
tentang
Izin
dan
Penyelenggaraan
Praktik
Bidan.
-------------------------------------------Nomor 17 Tahun 2013
tentang
Izin
dan
Penyelenggaraan
Praktik
Perawat.
---------------------------------------------Nomor 46 Tahun 2013
tentang Registrasi Tenaga
kesehatan
Panggabean, MS. 2004. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Cetakan Kedua. Ghalia
Indonesia. Bogor Selatan.
Pusat data dan informasi Kemenkes
RI,
2013.
Ringkasan
Eksekutif
Data
dan
Informasi
Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tengah.
Riwidikdo,
H.
2009.
Statistik
Kesehatan. Cetakan Ketiga.
Mitra Cendikia Press
Yogyakarta.
Sulaeman, ES. 2009. Manajemen
Kesehatan Teori dan
Praktik di Puskesmas
Surakarta
Sunyoto, D. 2012. Teori, Kuesioner,
dan Analisa Data Sumber
Daya
Manusia
(Praktik
Penelitian). CAPS (Center

134
141

Artikel VIII

for Academic Publishing


Service).Yogyakarta.
Sakung, J.2013.Metode Penelitian
(Sistimatika
Penyusunan
Proposal Dan Skripsi FKM
Unismuh).
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat.Universitas
Muhammadiyah Palu.
Tafwidhah, Y. 2010, Hubungan
Kompetensi
Perawat
Puskesmas
dan Tingkat
Keterlaksanaan
Kegiatan
Perkesmas
di
Kota
Pontianak,(dalam
situs:www.digital.com/2010)
, di unduh tanggal 13 Juli
2014).
Nur
Indriyani,
dr.2013.
Profil
Kesehatan
Puskesmas
Wani.
Wibowo, 2012, Manajemen Kinerja.
Edisi
Ketiga.
PT.
Rajagrafindo
Persada.
Jakarta.
Yunus,
E.
2012.
Pengaruh
Kompetensi Sumber Daya
Manusia Terhadap Kinerja
Pegawai KPPBC Tipe Madya
Pabean
Tanjung
Perak
Surabaya. Jurnal Ekonomi
dan Keuangan. Volume 16
Nomor 3 (dalam situs
:www.google.co.id, di unduh
tanggal 02 Maret 2014).

Anda mungkin juga menyukai