Artikel IV
Dalam
pokok-pokok
program
pembangunan
kesehatan
yang
didalamnya terdapat program pembinaan
kesehatan jiwa masyarakat bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan jiwa
masyarakat
dengan
menurunkan
prevalensi dan mengurangi dampak
gangguan kejiwaan sehingga tidak lagi
menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Sasarannya yaitu menurunnya tingkat
kesakitan
jiwa
masyarakat
dan
masyarakat lokal dalam pemeliharaan
kesehatan jiwa dan penanggulangan
dampak
gangguan
kejiwaan
di
masyarakat (Depkes RI, 2009).
95
Artikel IV
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah analitik
dengan pendekatan Cross Sectional.
Adapun jumlah sampel adalah keluarga
dari semua pasien Skhizofrenia yang
dirawat di Rumah Sakit Daerah Madani
Palu, yang berjumlah 52 orang. Analisis
data menggunakan uji statistik dengan
menggunakan metode Chi Square (X)
dengan uji Yates correction pada 0,05.
HASIL
Hasil penelitian dalam bentuk data
primer diperoleh melalui wawancara
langsung pada responden dengan
menggunakan
kuesioner
mengenai
pengetahuan, sikap pekerjaan dan peran
keluarga dalam proses penyembuhan
pasien skhizofrenia di Rumah Sakit
Daerah Madani Palu. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal pada bulan
Juli 2014.
1. Analisis Uivariat
Pada penelitian ini, hasil analisis
univariat akan menggambarkan variabel
independen yang meliputi pengetahuan,
sikap dan pekerjaan, variabel dependen
peran
keluarga
dalam
proses
penyembuhan pasien skhizofrenia di
Rumah Sakit Daerah Madani Palu,
adalah
sebagai
berikut:
96
Artikel IV
Tabel 1
Distribusi Menurut Pengetahuan, Sikap, Pekerjaan, dan Peran Keluarga dalam proses
penyembuhan Pasien Skhizofrenia di Rumah Sakit Daerah Madani Palu,
No
Variabel
Kategori
n = 52
%
1
Pengetahuan
Kurang Baik
24
46,2
2
Sikap
Pekerjaan
Peran Keluarga
Baik
28
53,8
Kurang menerima
23
44,2
Menerima
29
55,8
Tidak Bekerja
15,4
Bekerja
44
84,6
Kurang berperan
24
46,2
Berperan
28
53,8
(84,6%)
dan yang tidak bekerja
sebanyak 8 responden (15,4%). Dan
responden yang yang berperan dalam
proses
penyembuhan
pasien
Skhizofreania lebih banyak yaitu 28
responden (53,8%) dan yang kurang
berperan sebanyak 24 responden
(46,2%)
2. Analisis Bivariat.
a. Hubungan Pengetahuan dengan
Peran Keluarga Dalam Proses
Penyembuhan
Pasien
Skhizofreania
Tabel 2
Hubungan Pengetahuan Dan Peran Keluarga Dalam Proses Penyembuhan
Pasien Skhizofreania Di RSD Madani Palu
Peran Keluarga Dalam
Proses Penyembuhan
Pasien Skhizofreania
Total
P
OR
Pengetahuan
(N)
value
95 % CI
Kurang
Berperan
berperan
f
%
f
%
Kurang Baik
16
66,7
33,3
24
Baik
28,6
20
71,4
28
Jumlah
24
46,2
28
Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 2 diatas
menunjukkan bahwa keluarga yang
53,8
52
97
0,014
5,000
Artikel IV
bermakna
antara
pengetahuan
dengan peran keluarga dalam proses
penyembuhan pasien Skhizofreania.
Dengan nilai Odds Ratio (OR) =
5,000 yang artinya responden yang
memiliki
pengetahuan
baik
mempunyai peluang 5 kali untuk
berperan dalam proses penyembuhan
pasien
Skhizofreania,
dibanding
dengan yang memiliki pengetahuan
kurang
baik.
15
65,2
34,8
23
Menerima
31,0
20
69,0
29
Jumlah
24
46,2
Sumber : Data Primer, 2014
28
53,8
52
Berdasarkan
tabel
3
diatas
menunjukkan bahwa keluarga yang
memiliki sikap kurang menerima lebih
besar kemungkinan kurang berperan
dalam proses penyembuhan pasien
Skhizofreania, dengan proporsi 65,2%.
Sedangkan keluarga yang memiliki sikap
menerima lebih besar kemungkinan
berperan dalam proses penyembuhan
pasien Skhizofreania, dengan proporsi
69%.
0,03
4,167
98
Artikel IV
25,0
75,0
Bekerja
22
50,0
22
50,0
44
Jumlah
24
46,2
Sumber : Data Primer, 2014
28
53,8
52
0,262
PEMBAHASAN
1. Hubungan Pengetahuan dengan
Peran Keluarga Dalam Proses
Penyembuhan
Pasien
Skhizofreania
Hasil
Analisis
univariat
menunjukkan, bahwa keluarga yang
memiliki pengetahuan baik
tentang
penyakit gangguan jiwa Skhizofreania di
RSD Madani Palu lebih banyak yaitu
53,8%,
dibanding
dengan
yang
berpengetahuan kurang baik yaitu 46,2%
(tabel 1). Dan hasil analisis bivariat
99
Artikel IV
ketidaktahuannya
itu
mereka
menganggap pasien tidak bisa dan
segala
sesuatunya
diserahkan
sepenuhnya kepada petugas rumah sakit
jiwa. Sebaliknya keluarga yang memiliki
pengetahuan yang baik, disebabkan
karena informasi yang mereka terima
tentang penyakit Skhizofreania dan
proses
penyembuhan
pasien
Skhizofreania, baik melalui penyuluhan
dari petugas kesehatan maupun dari
membaca buku sendiri, sehingga mereka
mengerti
dan
memahami
tentang
penyakit Skhizofreania dan proses
penyembuhan pasien Skhizofreania. Hal
ini terlihat dari peran mereka dalam
memberi dukungan dan perhatian pada
pasien
selama
dirawat,
seperti
memenuhi kebutuhan pasien sehari-hari
dan selalu berkomunikasi dengan pasien
setiap kali datang berjunjung menjenguk
pasien.
Dengan
demikian
akan
membantu dalam proses penyembuhan
pasien Skhizofreania.
Secara statistik ada hubungan
bermakna antara pengetahuan dengan
peran
keluarga
dalam
proses
penyembuhan pasien Skhizofreania. Dan
Setelah
dilakukan
uji
koefisien
kontingensi,
didapatkan
hubungan
sedang antara pengetahuan dengan
peran
keluarga
dalam
proses
penyembuhan pasien Skhizofreania.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan pendapat Rogers (1974) dalam
Notoatmodjo (2010), yang mengatakan
bahwa pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang.
2.
100
Artikel IV
101
Artikel IV
102
Artikel IV
103