Tekn. Bahan Penyegar
Tekn. Bahan Penyegar
Oleh :
Kelompok 6
PENDAHULUAN
Tanaman pangan diketahui kaya akan senyawa-senyawa bioaktif, terutama polifenol,
yang mempunyai khasiat sebagai antioksidan dan antimikroba. Senyawa-senyawa
antioksidan alami sangat dibutuhkan akhirakhir ini untuk mencegah penyakit-penyakit
Agar, paper disc (Oxoid), Dimetil sulfoksida (e-Merck), mikroba uji Staphylococcus aureus,
Streptococcus mutan, Escherichia coli, Salmonella thyposa .
B. METODE KERJA
1. Pengolahan Sampel
Buah kakao yang diambil yang sudah masak, ditandai dengan mulai menguningnya buah
pada saat dipetik. Sebelum dilakukan pengolahan, buah yang sudah dipetik dibiarkan dahulu
selama kurang lebih 5 hari untuk memudahkan lepasnya biji dari kulit buahnya. Sebagian
kulit buah kakao dalam bentuk segar ditumbuk kasar menggunakan lumpang batu. Sebagian
dikeringkan di bawah sinar matahari dan setelah kering ditumbuk kasar.
2. Ekstraksi Kulit buah Kakao secara maserasi
Masing-masing sampel kulit buah kakao 1 kg diremaserasi sebanyak 3 kali menggunakan
Aseton : air (7:3) dan etanol 70 % dengan perbandingan sampel- pelarut (1 : 2) untuk sampel
basah, dan (1 : 3) untuk sampel kering.
3. Uji Aktivitas antioksidan
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DDPH seperti yang dilakukan oleh
Othman et al., (2007) yang dimodifikasi, yaitu : Dibuat larutan uji dengan konsentrasi 5
mg/ml; 1,25 mg/l; 0,5 mg/l; 0,1 mg/l; dan 0,01 mg/l dalam etanol absolut. Sebanyak 100 _l
larutan uji ditambahkan 1,0 ml larutan DPPH 0,4 mM dan etanol hingga 5 ml. Campuran
selanjutnya divortex dan dibiarkan selama 30 menit . Larutan ini selanjutnya diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm. Dilakukan juga pengukuenran absorbansi
blanko. Hasil penetapan antioksidan dibandingkan dengan vitamin C. Besarnya daya
antioksidan dihitung dengan rumus :
%penghambatan = (Absorbance blanko Absorbance sampel) x 100 %
Absorbance blanko
IC50 dihitung dengan dengan memplot grafik aktivitas scavenging dengan konsentrasi
ekstrak, yang didefinisikan sebagai total antioksidan yang dibutuhkan untuk menurunkan
konsentrasi DPPH sampai 50 %.
4. Uji aktivitas Antibakteri
Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar , seperti yang dilakukan oleh
Nostro et al (2000) yang dimodifikasi, yaitu : Masing-masing ekstrak yang diperoleh
sebanyak 2 g dilarutkan dalam dimetilsulfooksida (DMSO) hingga 10 ml. Dari larutan stok
dibuat pengenceran bertingkat dengan konsentrasi 20% ,10%, 5%, 2,5%, 1,25%. Masingmasing larutan uji dipipet 5 _l diteteskan ke paper disc, kemudian diletakkan di atas media
Muller Hilton Agar yang telah mengandung mikroba uji 0,1 ml transmitan 25 % atau setara
dengan 108 koloni/ml. Setelah itu diinkubasi selama 24 jam suhu 37OC.
DAFTAR PUSTAKA
Lee, K.W., Kim,Y.J., Lee, H.J., Lee, C.Y., 2003, Cocoa has More Phenolic Phytochemical
and Higher
Antioxidant Capacity than Teas and Red Wine. J.Agric. Food. Chem.,