Anda di halaman 1dari 5

GERAK TANAH

A. Definisi Awal
Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, Pasifik, dan
lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan itu terbentuk
penunjaman yang memanjang di sebelah barat Indonesia. Konsekuensi dari tumbukan itu
maka terbentuklah palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan,
sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa bumi. Gunung api yang ada jumlahnya 129,
Dengan demikian Indonesia rawan terhadap bencana letusan gunung api dan gempa bumi.
Jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan gunung api.
Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat
subur. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan atau
punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi mengakibatkan tanah
longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi. Jika perbukitan tersebut
tidak ada tanaman keras berakar kuat dan dalam, maka kawasan tersebut rawan bencana
tanah longsor.
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan
organik yang telah melapuk (berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi
ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.
Lapisan tanah yang terbentuk dapat tetap berada ditempatnya, atau terbawa oleh
gletser/sungai es, angina, dan/atau air ke tempat lain untuk kemudian terendapkan ditempat
yang lain. Berdasarkan proses yang disebut diatas ini, lapisan tanah dapat dibagi ke dalam
empat bagian utama, yaitu : tanah residual (residual soil), tanah endapan air (water
transported soil), tanah endapan angin (wind transported soil), tanah endapan sungai es (soil
of glacial origin).
Gerakan tanah (mass wasting) atau dikenal dengan tanah longsor didefinisikan
sebagai hasil proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan terjadinya
perpindahan material pembentuk lereng yang berupa batuan, bahan rombakan, tanah
atau campuran material tersebut bergerak ke daerah yang lebih rendah atau keluar
lereng oleh gaya gravitasi. Gerakan tanah dapat terjadi pada lereng-lereng yang hambat
geser tanah/batuannya lebih kecil daripada berat massa tanah atau batuan itu sendiri.

Misalnya pada daerah tebing, sungai, danau, reservoar, dan dasar laut yang berbentuk
lereng pegunungan.
Gerakan tanah selain disebabkan faktor gravitasi bumi yang mempengaruhi struktur
tanah yang curam, juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain semisal : erosi, gempa
bumi dan gunung api, lemahnya batuan dan tanah, getaran dan beban tambahan, dan faktor
yang disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri
Terjadiannya tanah longsor sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan manusia
seperti

penggundulan hutan di sekitar lereng, penataan air yang tidak memadai dan

pembukaan lahan dari lahan kering ke lahan basah terutama pada daerah lereng yang terjal.
B. Penyebab gerakan tanah
1. Erosi oleh sungai dan gelombang air laut
erosi adalah pengikisan tanah yang disebabkan oleh air, angin atau es yang
biasanya dapat diperhatikan di sekitaran sungai. Penyebab erosi yang alami
disebabkan antara lain yaitu karakteristik hujan, kemiringan lereng, tanaman penutup
dan kemampuan tanah untuk menyerap dan melepas air ke dalam lapisan tanah
dangkal. Erosi yang disebabkan oleh aktivitas manusia umumnya disebabkan oleh
adanya penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan.
Erosi yang disebabkan sungai-sungai atau gelombang laut menciptakan lerenglereng yang terlalu curam.
Abrasi adalah proses pengikisan di pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus
laut yang bersifat merusak. Abrasi

biasa

disebut

juga

sebagai

erosi pantai.

Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan
alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami,
namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi. Salah satu cara untuk
mencegah terjadinya abrasi adalah dengan penanaman hutan mangrove (tumbuhan
bakau).
2. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi bisa
disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi dan dapat menimbulkan tekanan besar
yang mengakibatkan gerakan tanah di lereng-lereng yang lemah. Gempabumi diukur
dengan menggunakan alat yang dinamakan seismograf dan dibagi ke dalam skala dari
satu hingga sembilan berdasarkan ukurannya skala Richter. Selain itu, gempabumi
juga dapat diukur dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli.
3. Gunung Api

Aktivitas gunung api juga dapat menyebabkan terjadinya gerakan tanah di sekitar
lokasi gunung tersebut, seperti gempa akibat letusan gunung api, dan semburan
magma yang keluar menjadi lava juga dapat menyebabkan longsor yang turun dari
gunung api tersebut.
4. Beban tambahan
Terlalu berlebihnya bobot atau beban dari sebuah bangunan dan kendaraan akan
mengakibatkan dorongan yang kuat pada gerakan tanah, terutama di area yang curam
maupun yang terletak dijalanan sekitaran lembah. Akibatnya tanah akan mengalami
retakan.
5. Batuan dan tanah
Jenis batuan maupun tanah terutama di sekitaran lereng dapat berpengaruh gerakan
tanah dalam kemampuannya untuk meresap air hujan.
6. Penggunaan lahan akibat ulah manusia
Gerakan tanah banyak terjadi disekitar lahan pada persawahan, perladangan dan
genangan air di lereng yang terjal. Persawahan, akar tanamannya kurang kuat untuk
mengikat butiran tanah dan mengakibatkan tanah menjadi lembek dan jenuh air
sehingga sangat mudah terjadi gerakan tanah. Sedangkan untuk daerah perladangan
disebabkan karena akar pohon tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam
dan umumnya bisa dilihat di longsoran yang lama.
7. Penggundulan hutan, Longsoran lama dan Daerah pembuangan sampah
Gerakan tanah dapat terjadi akibat hutan yang gundul karena tidak ada tanaman yang
dapat menyerap butir butir air, begitupun longsoran lama yang umumnya terjadi
selama dan setelah terjadi pengendapan material gunungapi pada lereng yang relatif
terjal. Kumpulan sampah yang banyak terutama di daerah tanah yang memiliki daya
dukung rendah dapat membuat gerakan tanah apalagi ditambah dengan guyuran
hujan.
C. Proses Gerakan tanah
Longsoran translasi
Adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau
menggelombang landai.

Longsoran rotasi
Adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir yang berbentuk
cekung.
Pergerakan blok
Adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata.
Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok baru.
Rayapan tanah

Yaitu jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis ini tanahnya berupa butiran
kasar dan halus dan jenis ini sukar dikenali, tetapi pada waktu yang lama longsor jenis

rayapan ini bisa menyebabkan miringnya tiang tiang, pohon maupun rumah.
Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke
bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga
menggantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat

menyebabkan kerusakan yang parah.


Rayapan Tanah
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya
berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali.
Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-

tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.


Aliran bahan rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air.
Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan
jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai
ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah
aliran sungai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup

banyak.
D. Tahap mitigasi bencana tanah longsor
Pemetaan
Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di
suatu

wilayah,

sebagai

masukan

kepada

masyarakatdan

atau

pemerintah

kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan

wilayah agar terhindar dari bencana.


Penyelidikan
Mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga dapat digunakan

dalam perencanaan penanggulangan bencana dan rencana pengembangan wilayah.


Pemeriksaan
Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana, sehingga dapat

diketahui penyebab dan cara penaggulangannya.


Pemantauan
Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara
ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan

masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.


Sosialisasi
Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau
Masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang

ditimbulkannnya.

Sosialisasi

dilakukan

dengan

berbagai

cara

antara

lain,

mengirimkan
1. poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada masyarakat dan
aparat pemerintah.
2. Pemeriksaan bencana longsor

Anda mungkin juga menyukai