Anda di halaman 1dari 25

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

RUJUKAN PASIEN BPJS DI PUSKESMAS KEBUN


LADA
KOTA BINJAI

Oleh :
YUSTINA ELVIDA
137032012/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2015

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan
terpenting dari pembangunan nasional, tujuan diselenggarakannya
pembangunan
kesehatan
adalah
meningkatkan
kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajad kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan
pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan
mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh,
berjenjang dan terpadu. Puskesmas merupakan garda terdepan
dalam penyelenggara upaya kesehatan dasar. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/ II/2004, tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Tahun 2004 merupakan
landasan hukum dalam penyelenggaraan Puskesmas, yang
merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.

1. PENDAHULUAN (lanjut)...

Puskesmas di era perkembangan teknologi yang kian pesat


serta di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat ini seakan menjadi
sepi dari pengunjung. Masyarakat lebih cenderung memilih untuk
dirujuk untuk berobat langsung ke rumah sakit meski dengan keluhan
penyakit yang tergolong ringan yang sebenarnya masih bisa ditangani
oleh pihak Puskesmas dengan alasan fasilitas yang ada di Puskesmas
masih kurang lengkap dan belum memadai, padahal, menurut
fungsinya, puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan strata
pertama.
Puskesmas di era perkembangan teknologi yang kian pesat
serta di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat ini seakan menjadi
sepi dari pengunjung. Masyarakat lebih cenderung memilih untuk
dirujuk untuk berobat langsung ke rumah sakit meski dengan keluhan
penyakit yang tergolong ringan yang sebenarnya masih bisa ditangani
oleh pihak Puskesmas. Data yang diperoleh dari data profil Puskesmas
Kebun Lada Kota Binjai masih menunjukkan angka rujukan yang masih
cukup tinggi atau diatas 15% sesuai yang diharapkan dimana para
pasien dengan alasan alkes maupun yankes yang kurang memadai
masyarakat lalu pergi berobat ke Rumah Sakit Umum Djoelham, Rumah
Sakit Umum Latersia Binjai, Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai,
Rumah Sakit Umum Kesrem dan Rumah Sakit Umum Bidadari yang
letaknya masih dalam wilayah Kota Binjai.

1. PENDAHULUAN (lanjut)...

1.2. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah hal apa dan bagaimana yang
menjadi faktor-faktor rujukan pasien BPJS Puskesmas Kebun Lada Kota
Binjai ke beberapa Rumah Sakit dalam wilayah Kota Binjai baik milik
pemerintah daerah maupun swasta meski sudah berjalannya program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak 01 Januari 2014 lalu.
1.3.Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1.Mengetahui faktor-faktor penyebab rujukan pasien BPJS dari
Puskesmas Kebun Lada Kota Binjai ke beberapa Rumah Sakit dalam
wilayah Kota Binjai
2.Mengetahui bagaimana perhatian, komitmen dan kesungguhan dari
pemerintah dan stake holder faktor-fator penyebab rujukan pasien
dari Puskesmas Kebun Lada Kota Binjai ke beberapa Rumah Sakit
dalam wilayah Kota Binjai

1. PENDAHULUAN (lanjut)...

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Binjai berkenaan faktorfaktor penyebab rujukan pasien BPJS Puskesmas Kebun Lada Kota Binjai
ke beberapa Rumah Sakit dalam wilayah Kota Binjai meski sudah
berjalannya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
2.Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Binjai untuk turut
memberikan perhatian serius serta komitmen terhadap faktor-faktor
penyebab rujukan pasien BPJS Puskesmas Kebun Lada Kota Binjai ke
beberapa Rumah Sakit dalam wilayah Kota Binjai meski sudah
berjalannya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
3.Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pusat Kesehatan
Masyarakat
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Tenis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan
upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh
derajat kesehatan yang optimal (Departemen Kesehatan RI 2006).
Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014 menyebutkan
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan no 128 tahun 2004,
definisi dari puskesmas adalah adalah unit penyelenggara teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

2.2. Fungsi Puskesmas

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

1. Unit Pelaksana Teknis ; sebagai unit pelaksana teknis Dinas


Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan ; pembangunan kesehatan adalah
penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
3. Penanggung jawab Penyelenggaraan ; penanggungjawab utama
penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah
kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan
puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian upaya pembangunan
kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja ; secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas
adalah satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih
dari dari satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi
antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

2.3. Manajemen Puskesmas


2.4. Penilaian Kinerja Puskesmas
Lingkup penilaian kinerja Puskesmas menurut Departemen Kesehatan
RI (2006) meliputi :
a.Upaya Kesehatan Wajib
b.Upaya Kesehatan Pengembangan
Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam menyelenggarakan
kegiatan yang meliputi :
1.Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan
pelaksanaan penialian kinerja.
2.Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat,
keuangan dan lain-lain.
Mutu pelayanan Puskesmas yang meliputi :
i.Penilaian input pelayanan berdasarkan standard yang ditetapkan
ii.Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuannya
terhadap standar pelayanan yang telah ditetapkan
iii.Penilaian out-put pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang
diselenggarakan.
iv.Penilaian out-come pelayanan antara lain melalui pengukuran
tingkat kepuasan penggunan jasa pelayanan Puskesmas.

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

2.5. Sistem Rujukan


Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 001 Tahun 2012 tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan menyebutkan
bahwa sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik
baik vertikal maupun horizontal.
Rujukan vertikal merupakan rujukan antar pelayanan
kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkatan
pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih
tinggi atau sebaliknya. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan
yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi dapat
dilakukan apabila :
a.Pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau sub
spesialistik
b.Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan
dan/atau ketenagaan.

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

Rujukan horizontal merupakan rujukan antar pelayanan


kesehatan dalam satu tingkatan. Rujukan horizontal dilakukan apabila
perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau
ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.
2.6. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN resmi diluncurkan
pada tanggal 1 Januari 2014 yang merupakan bagian dari Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan
menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat
wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
Pemerintah.
Peraturan Presiden RI Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan menyebutkan bahwa Jaminan Kesehatan adalah jaminan
berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

2.7. Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa
penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua fasilitas kesehatan
yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yakni berupa Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat
Lanjutan (FKRTL).
Yang merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yakni berupa :
1.Puskesmas atau yang setara
2.Praktik dokter umum
3.Praktik dokter gigi
4.Klinik pratama atau yang setara
5.Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara
Adapun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) adalah :
1.Klinik utama atau yang setara
2.Rumah sakit umum
3.Rumah sakit khusus

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

2.8. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan


Pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
(BPJS Kesehatan) adalah berdasarkan pada UURI Nomor 40 tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan UURI Nomor 24 tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, dimana BPJS bertujuan
untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya
kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota
keluarganya.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)
badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada Presiden dan
berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh
rakyat Indonesia termasuk orang asing yang bekerja di Indonesia paling
singkat selama 6 (enam) bulan.
2.9. Puskesmas Di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Berdasarkan Perpres No. 12 tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan pelayanan promotif dan preventif yang diberikan
Puskesmas meliputi:
Penyuluhan kesehatan perorangan
Penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan
perilaku hidup bersih dan sehat
Imunisasi dasar

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

2.10 Teori Mutu


2.10.1. Pengertian Mutu
Menurut kamus bahasa Indonesia, mutu atau kualitas adalah
tingkat baik buruknya sesuatu ; kadar, derajat atau taraf kepandaian,
kecakapan dan sebagainya.
Terjemahan mutu pada kamus Oxford yakni the standard of
something as measured against other thing of a similar kind diartikan
secara bebas yakni mutu atau kualitas adalah standar sesuatu sebagai
pengukur yang membedakan suatu benda dengan yang lainnya.
Engkoswara dan Aan Komariah (2010) dalam buku Administrasi
Pendidikan menyebutkan mutu adalah barang atau jasa yang memiliki
nilai sangat bagus dan berharga. Secara fisik barang yang bermutu
dicerminkan dengan kata-kata baik, indah, benar, istimewa, dan lain
sebagainya.
Dalam sebuah organisasi nonprofit biasanya mutu dapat dilihat
dari pelayanan yang diberikan kepada pelanggan oleh seseorang atau
sebuah organisasi sehingga pelanggang merasa puas, tanpa adanya
keluhan atas pelayanan yang didapat dari organisasi tersebut.

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

Setiap orang dapat mengartikan mutu sesuai persepsi masing-masing.


Hal ini dikarenakan mutu belum memiliki arti yang tetap sehingga para
pakar masih mengartikan mutu sesuai persepsi dan bidangnya.
Berikut merupakan beberapa pengertian mutu berdasarkan kriteria yang
berbeda-beda:
1.Melebihi dari yang dibayangkan atau diinginkan
2.Kesesuaian antara keinginan dan kenyataan pelayanan
3.Sangat cocok dalam pemakaian
4.Selalu dalam perbaikan dan penyempurnaan terus menerus
5.Dari awal tidak ada kesalahan
6.Membanggakan dan membahagiakan pelanggan
7.Tidak ada cacat atau rusak

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

Prawirosentono S. (2004) menyebutkan defenisi mutu dari beberapa ahli


yakni :
1.Joseph Juran, quality is fitness for use. diartikan sebagai kesesuaian
atau enaknya barang itu digunakan atau mutu produk. Pengertian yang
dikemukakan merupakan definisi mutu dalam arti sempit dari segi
konsumen atau pelanggan. Dalam pengertian yang lebih luas, Juran
mengartikan mutu sebagai kinerja organisasi secara keseluruhan yang
difokuskan secara sinergi pada kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Di
sinilah mutu dipersepsikan sebagai Total Quality Management.
2.Philip B. Crosby ; mutu sebagai kesesuaian dengan apa yang
disyaratkan atau distandarkan (Conformance to requirement).
3.W. Edwards Deming menyatakan bahwa kualitas atau mutu adalah
kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Dalam arti ini, mutu
adalah apa saja yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Definisi ini berbeda deangan yang dikemukakan Juran fitnees for use dan
Crosby yang mengatakan mutu adalah conformance to requirements.

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

4. Armand V. Fiegenbaum, mendefinisikan mutu sebagai kepuasan


pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk atau
jasa dikatakan berkualitas apabila produk tersebut benar-benar
membuat pelanggan puas.
5. Goetssch dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan. Dari pengertian ini jelas
sekali bahwa mutu itu merupakan hal yang dinamis karena berusaha
untuk memenuhi harapan-harapan pelanggan
6. Edwar Sallis, mutu dipandang sebagai sebuah konsep yang absolut
sekaligus relatif. Dalam artian absolut, mutu sama halnya dengan sifat
baik, cantik, dan benar, merupakan suatu idealisme yang tidak dapat
dikompromikan. Sesuatu yang bermutu bagian dari standar yang
sangat tinggi dan tidak dapat diungguli. Adapun mutu itu relatif
dipandang sebagai sesuatu yang melekat pada sebuah produk yang
sesuai dengan kebutuhan pelanggannya. Karena itu, produk atau
layanan dianggap bermutu bukan karena ia mahal dan eksklusif,
tetapi karena memiliki nilai, misalnya keaslian produk, wajar, dan
pamiliar.

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

2.10.2. Karakteristik Barang atau Jasa Bermutu


Untuk menegtahui suatu mutu perlu ditelaah karakteristik suatu
barang atau produk yang ditawarkan. Produk harus jelas dan sesuai
dengan keinginan pelanggan. Jika suatu produk telah dinilai bagus, maka
pelanggan akan menanyakan proses pembentukannya. Produk yang
bermutu tentu tidak lepas dari proses yang tertata dan terkontrol dengan
baik, dan proses yang bermutu memerlukan input yang baik dan lengkap
(Engkoswara dan Aan Komariah, 2010).
Gronroos dalam Rahman (2012) menunjukkan ada 3 (tiga)
kriteria pokok dalam menilai kualitas jasa, yaitu outcome-related, process
related, dan image related criteria. Dari tiga kriteria tersebut dijabarkan
menjadi enam unsur karakteristik jasa yang bermutu yaitu:
1.Professionalism and skills ; menjadi kriteria utama suatu jasa
bermutu. Para pelanggan percaya bahwa SDM penyedia jasa memiliki
syarat profesionalisme dan keahlian yang mumpuni sekaligus dapat
menghasilkan produk yang bermutu.
2.Attitude and behavior ; sikap dan perilaku yang ditunjukkan personil
penyedia jasa dalam melayani atau melaksanakan proses sangat empatik
dan siap membantu pelanggan.

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

3. Accessibility and flexibility; proses dirancang secara fleksibel


untuk memberikan kemudahan kepada pelanggan dalam melakukan
akses.
4. Reliability and trustworthiness; reputasi baik dan selalu menjaga
kepercayaan pelanggan membuat para pelanggan percaya dan yakin
dengan apa yang diberikan penyedia jasa adalah suatu pelayanan
yang bermutu
5. Recovery; saat terjadi kesalahan atau kekeliruan, pelanggan tidak
terlalu cemas dan khawatir karena mereka percaya penyedia jasa
dapat membantu memecahkan masalahnya.
6. Reputation and credibility; image yang dibuat penyedia jasa
adalah menjaga reputasi dan kepercayaan pelanggan.

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

Wong T. Sabrina dan Haggerty Jeannie, 2013 menyebutkan dalam


hasil riset mereka bahwa terdapat 6 (enam) sumber utama dimensi
penting untuk mengukur perspektif pasien terhadap Perawatan
Kesehatan Umum (Public Health Care, PHC) yaitu:
1.Akses (Access)
2.Komunikasi Interpersonal (Interpersonal Communication)
3.Kontinuitas dan Koordinasi Promosi Kesehatan (Continuity and
Coordination)
4.Promosi Kesehatan di dalam Kualitas Teknis Perawatan (Health
Promotion within Technical Quality of Care)
5.Kepercayaan (Trust)
6.Dampak Perawatan Pasien yang dilaporkan (Patient-Reported
Impacts of Care)

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

2.11.

Landasan Teori

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/ Menkes/SK/ II/


2004, tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Tahun
2004 merupakan landasan hukum dalam penyelenggaraan Puskesmas,
menjabarkan hal penting yakni visi dan misi Puskesmas yang menjadi
amanat yang diemban untuk diberikan kepada masyarakat.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya
Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat
kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator Kecamatan Sehat yang
ingin dicapai mencakup 4 indikator utama, yakni :
1.Lingkungan sehat
2.Perilaku sehat
3.Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta
4.Derajat kesehatan penduduk kecamatan

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

2.12. Kerangka Berpikir


Berdasarkan landasan teori yang telah ada maka kerangka
berpikir untuk penelitian ini dapat ditunjukkan dalam skema berikut ini :
FaktorFaktor
FaktorYang
YangMempengaruhi
Mempengaruhi
Faktor
RujukanPasien
PasienBPJS
BPJSPuskesmas
PuskesmasKebun
Kebun
Rujukan
LadaKota
KotaBinjai
Binjai
Lada
1.Profesionalismedan
danKemampuan
Kemampuan
1.Profesionalisme
(Professionalismand
andskills)
skills)
(Professionalism
2.Perilakudan
danKebiasaan
Kebiasaan
2.Perilaku
(Attitudeand
andbehavior)
behavior)
(Attitude
3.Akses&&Kemudahan
KemudahanAccessibility
Accessibilityand
and
3.Akses
flexibility)
flexibility)
4.DapatDiandalkan
Diandalkandan
danDipercaya
Dipercaya
4.Dapat
(Reliabilityand
andtrustworthiness)
trustworthiness)
(Reliability
5.JaminanKesembuhan
Kesembuhan(Recovery)
(Recovery)
5.Jaminan
6.Reputasidan
danKredibilitas
Kredibilitas
6.Reputasi
(Reputationand
andcredibility)
credibility)
(Reputation

TinggiRendahnya
Rendahnya
Tinggi
RujukanPasien
PasienBPJS
BPJS
Rujukan

2. TINJAUAN PUSTAKA (lanjutan)...

2.13. Fokus Penelitian


Penetapan fokus dapat dilakukan berdasarkan permasalahan
penelitian (Sugiyono, 2010). Dengan mengacu pada permasalahan
penelitian, maka peneliti mengarahkan fokus penelitian pada faktorfaktor penyebabterjadi rujukan pasien BPJS Puskesmas Kebun Lada
Kota Binjai ke rumah sakit lainnya di wilayah Kota Binjai. yakni
terfokus pada variabel :
1.Professionalism
and
skills;
perihal
bagaimana
syarat
profesionalisme dan keahlian yang mumpuni sekaligus dapat
menghasilkan produk yang bermutu.
2.Attitude and behavior; sikap dan perilaku
3.Accessibility and flexibility; perihal proses dirancang secara fleksibel
untuk memberikan kemudahan kepada pelanggan dalam melakukan
akses.
4.Reliability and trustworthiness; perihal reputasi baik dan selalu
menjaga kepercayaan.
5.Recovery; perihal saat perihal terjadi kesalahan atau kekeliruan
penyedia jasa dapat membantu memecahkan masalahnya.
6.Reputation and credibility; perihal image penyedia jasa

3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif yang
bertujuan akan menghasilkan data deskriptif, baik berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan kegiatan yang dapat diamati.
Pendekatan ini dipilih berdasarkan pertimbangan, bahwa penelitian
ini memerlukan data yang bersifat informasi kualitatif, sehingga
dapat memahami lebih mendalam tentang faktor penyebab mengapa
tingginya angka rujukan pasien di Puskesmas Kebun Lada Kota Binjai
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kebun Lada Kota Binjai
3.2.2. Waktu
3.3. Sampel
3.4. Jenis dan Sumber Data
3.5. Instrumen Penelitian
3.6. Metoda Pengumpulan Data

3. METODE PENELITIAN (lanjutan)...

3.7. Metode Analisis Data


Huberman dan Miles (1992) juga menyebutkan analisis data kualitatif
dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah
selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
di wawancarai. Bila jawaban informan setelah dianalisis terasa belum
memuaskan maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai
tahap tertentu.
Model analisis data selama di lapangan model Huberman dan Miles
(1992) yaitu, Reduksi Data (data reduction), Penyajian Data (data
display) dan Gambaran Kesimpulan Data atau Verifikasi (data
conclusion drawing or verification).
Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif
menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif
(Sugiyono, 2011), dimana untuk uji keabsahan data dalam penelitian
kualitatif meliputi uji Kredibilitas (credibelity), Keteralihan
(transferability), Keandalan (dependability, auditability) dan dapat
Dikonfirmasi (Confirmability).

Anda mungkin juga menyukai