Mengetahui filosophy system operation central burner adalah untuk mengetahui bagaimana
sebenarnya cara mengoperasikan central burner dengan baik dan benar. Begitu juga dengan
mengetahui step-step urutan pengoperasian kita dapat menjaga alat-alat instrumentasi,mechanical
maupun electrikal yang mencakup dari pada system tersebut.
Dengan mengetahui serta menguasai pengoperasian system central burner dengan baik dan benar
kita dapat menperpanjang umur pemakaian alat tersebut, serta dapat menjaga kinerja serta
efesiensi alat tersebut sehingga dapat bekerja dengan maximal. Selain itu juga kita dapat mengecek
apabila suatu hari terjadi kejanggalan ataupun terjadi permasalan didalam pengoperasian system
central burner. Apabila kita dapat menguasai system operasional central burner dengan lebih
familier kitapun dapat menperpanjang umur dari alat tersebut,serta system safety device yang
mengontrol pengoperasian untuk menjaga keamanan pengoperasian serta system interlocking
apabila terjadi kesalahan pengoperasian alat tersebut,ataupun apabila terjadi salah satu alat tidak
dapat bekerja dengan baik dan benar sehingga menyebabkan system burner ini berhenti
pengoperasiannya.Dibawah ini saya akan menerangkan lebih detil lagi bagaimana cara prosedural
pengoperasian central burner dengan baik dan benar, beserta urutan-urutannya antara lain:
Pertamakali kita sebelum mengoperasikan system central burner kita terlebih dahulu
memeriksa apakah system interlocking dapat bekerja dengan baik dan benar, serta
melakukan individual test mencakup pressure switch low, pressure switch high, system
protection fuel flow yaitu doble protection solenoid valve, counter flow, linierritas motorize
valve dll.
1
H.Herman Sihombing Instrument & Control
Indication Normal
Indication Abnormal
2
H.Herman Sihombing Instrument & Control
Fuel Tank
Setelah semuanya sudah dipastikan dalam keadaan bagus barulah selanjutnya system
central barner ini dapat dioperasikan, sebelum fuel pump dioperasikan terlebih dahulu
block valve suction diopen full dan block valve dischage dipastikan full close untuk
mendapatkan pressure yang diinginkan supaya system fuel pump ini tidak terjadi kapitasi.
Setelah pressure tercapai 20 Bar barulah block valve discharge dapat dibuka dan
selanjutnya dialirkan ke line central burner .
3
H.Herman Sihombing Instrument & Control
Solenoid valveBJ3.P09.1/2
Setelah pressure tercapai dengan yang diinginkan oleh pihak proses 20~24 Bar, barulah
fuel dapat diumpankan ke central burner sesuai dengan temperature dan flowrate fuel yang
diinginkan serta ukuran NOZEL burner.
Dan apabila didalam proses pengoperasian firing ini mengalami permasalahan High fuel
pressur maka disystem central burner ini, Pressure Switch High akan active secara langsung
dan akan mematikan solenoid Solenoid valveBJ3.P09.1/2. Karena Pressure Swith High ini
disetting sebesar 26 Bar untuk memprotec mechanical fuel pump.
4
H.Herman Sihombing Instrument & Control
Karena didalam proses transfer fuel dari field ke central burner memiliki perbedaan
pressure 10Bar, apabila untuk menghasilkan pressure diline central burner 26Bar maka
pressure diline fuel pump harus 36Bar dikarenakan line yang dari fuel pump ke line
central burner terlalu kecil yaitu 1inch. Sehingga untuk menghasiklan pressure yang tinggi
akan mengakibatkan load yang berlebih pada motor fuel pump dan mengakibatkan motor
fuel pump trip.
5
H.Herman Sihombing Instrument & Control