Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KOMNUM RESUME DAN CONTOH SOAL BAB 5

Lukman, 1306404815

5.1 Metode Grafik


Metode grafik adalah metode yang cukup sederhana. Metode ini mengacu kepada plot grafik yang
terdiri dari nilai x dan y yang diketahui. Akar-akar persamaan yang didapat dari metode grafik ini
memang tidak seakurat metode lain. Akan tetapi, metode grafik bisa digunakan sebagai pendekatan
nilai akar-akar tertentu.
Berikut adalah langkah-langkah menggunakan metode grafik:
1. Tentukan nilai y dari nilai x yang diketahui.
2. Plot nilai x dan y ke dalam bentuk grafik.
3. Asumsikan nilai x di mana garis grafik memotong sumbu x.
4. Buktikan kebenarannya dengan memasukkan nilai x ke dalam persamaan.
Contoh soal:
1. Gunakan metode grafik untuk menentukan koefisien gesek (c) udara jika diketahui:
m = 68,1 kg
t = 10 s
v = 40 m/s
g = 9,8 m/s2

Persamaan f ( c )=

( 9,8 ) . ( 68,1 )
( 1e0,146843 c ) 40
c

Menentukan nilai x dan y

Berdasarkan persamaan, nilai x dan y-nya adalah sebagai berikut:


Tabel 1. Nilai x dan y berdasarkan persamaan

x
4
7
10
15
25
37
46

y
21,22468
12,50635
5,458625
-3,51852
-14,8373
-22,2254
-25,5673

Memplot nilai x dan y ke dalam grafik

Metode Grafik
30
20
10
0
-10 0

10

15

20

25

30

35

40

45

50

-20
-30

Asumsikan grafik memotong sumbu x di titik (12,4)


#Pembuktian
Misalnya, Koefisien geseknya f(c) = 5,106

v=

9,8 68,1
( 1e0,146843 5,106) =68,947 m/s v hitungan v teori
5,106

Asumsi kedua, nilai x adalah 14,75


Koefisien gesek f(c) = 0,059

v=

9,8 68,1
( 1e0,146843 0,059) = 40,059 m/s
0,059

v hitungan v teo ri
Oleh karena itu, nilai asumsi x telah mendekati nilai sebenarnya.
Grafik plot x Vs y dari Excel:

5.2 Metode Biseksi (Bagi Dua)


Jika f(x) real dan kontinu pada interval xl hingga xu dan f(xl) dan f(xu) memiliki tanda berlawanan
maka:
f(xl) f(xu)< 0
sehingga sedikitnya ada satu akar real antara xl dan xu.
Pada metode biseksi, intervalnya dibagi menjadi dua. Jika sebuah fungsi mengubah tanda pada
interval maka nilai fungsi pada titik tengah akan dievaluasi. Lokasi dari akar kemudian ditentukan
dimana terletak pada titik tengah dari subinterval dimana perubahan tanda terjadi. Proses terus diulang
untuk mendapatkan estimasi yang baik. Langkah biseksi secara ringkas adalah sebagai berikut:
1.

Pilih xl terendah dan xu tertinggi yang ditaksir sebagai akar dimana fungsi berubah tanda
pada interval tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan cek bahwa
f(xl) f(xu)< 0 .

2.

Estimasi dari nilai akar xr ditentukan oleh:


xr =

3.

xl+ xu
2

Membuat evaluasi berikut untuk menentukan dimana terdapat subinterval:

a) Jika f(xl) f(xu)< 0 , akar terdapat pada subinterval terendah sehingga kita harus membuat
xu = xr dan kembali ke langkah 2.
b) Jika f(xl) f(xu)> 0 , akar terdapat pada interval tertinggi sehingga kita harus membuat xl = xr
dan kembali ke langkah 2.
c) Jika f(xl) f(xu)= 0 , akarnya adalah xr maka perhitungan berakhir.
Kriteria pengakhiran dari proses hitung dilihat dari kesalahan yang relatif kecil, misalnya 0,1
%. Persen kesalahan relatif a dirumuskan sebagai berikut.

| a|=

xr

baru

x r
baru
xr

lama

x 100

Contoh soal dari video:

Evaluasi menggunakan Microsoft Excel:

Jadi, nilai x yang lebih tepat yaitu 0,770916997.


5.3 Metode False Position
Pada metode biseksi, dalam membagi interval dari xl dan xu , tidak ada hitungan yang diambil
dari besarnya f(xl) dan f(xu). Sebagai contoh, jika f(xl) lebih dekat ke nol daripada f(xu) maka seolaholah akarnya lebih dekat ke xl daripada xu. Sebuah metode alternatif untuk mengatasi hal ini yaitu
dengan menggabungkan f(xl) dan f(xu) dengan garis lurus. Interseksi dari garis tersebut dengan sumbu
x merupakan peningkatan estimasi dari nilai akar. Formulasi metode false position yaitu:
xr = xu -

f ( xu)(xlxu)
f ( xl )f ( xu)

Contoh soal buku Chapra:

Evaluasi menggunakan Microsoft Excel:

Anda mungkin juga menyukai