Anda di halaman 1dari 2

Karena Gambar

Posted on November 30, 2012 by Alin Damay

Siang itu anak tercantik ku datang dan bertanya Ma, boleh ga saya minta uang 500 rupiah?
Untuk apa nak? Jawabku
Untuk beli gambar di temen saya
Gambar apa? tanyaku lagi.
Gambar angry bird ma, habis itu ntar saya pake untuk belajar mewarnai Jawabnya.
Ga sah beli ya anakku sayang, nanti Mama buatin trus nanda warnain deh! jawabku
yang persis kayak gambar yang dijual temen saya ya ma! katanya lagi.
Ok, tunggu ya nak, ntar sore mama kasih. Sekarang istirahat siang dulu, ntar kan harus ke
madrasah! pintaku.
Anakku yang cantik dan penurut itu, buru buru masuk ke kamar nya untuk bobok siang. Dan
selanjutnya mengerjakan rutinitas seperti biasa. Sekolah ngaji ke madrasah nya, sepulangnya
mandi sore, trus biasanya main sepeda.
Selepas maghrib, anak tercantik ku sudah siap dengan buku-buku pelajaran esok hari. Siap
untuk belajar.
Ma, gambarnya mana? tanyanya.
Nih, apa mau diwarnai sekarang? besok kan jadwalnya PKN dan bahasa indonesia. Belajar
PKN dulu ya nak, habis itu baru mewarnai! pintaku.
Ya ma, gambarnya di taruh dulu di meja mama ya..! katanya.
Pagi harinya, ketika anak tercantikku membawa gambarnya ke sekolah. Teman-temannya
melirik dan suka. Kata anakku mereka ingin membeli gambarnya.
Ma, boleh ga saya jual gambarnya sama temen temen katanya

Kenapa mo dijual? tanyaku.


Mereka pingin ma, katanya gambar gambarnya bagus katanya lagi.
Nanti temenmu yang jualan gambar itu marah ga, kalau anak mama yang cantik ini jualan
gambar? sedikit penekanan aku selipkan dalam perkataan ini.
Ya ga tahu ma, saya coba aja yaa pintanya.
Oke, anak manis aku mengiyakan saja. Meski tak sewajarnya, mungkin itu lebih baik,
memberikan sedikit keleluasan bagi dia untuk belajar berani dan bersosialisasi dengan
teman2nya, sekaligus menghadapi masalah yang mungkin timbul jika benar temannya yang
sudah lebih dulu jualan gambar itu marah.
Hari selanjutnya.
Ma, tadi saya dapat uang nya 6000. yang 2000 nya saya tabung, trus 1000 nya saya pakai
untuk jajan. jangan marah ya ma..! kata anak tercantikku.
Mama ga marah, tapi anak mama yang cantik, kalau mau jajan harus tunggu mama yaa,
mama ga mau anak mama jajannya sembarangan! kataku memberinya pengertian.
Ini yang 2000 saya kasih mama, yang seribunya untuk jajan saya dan dede boleh ga?
katanya.
Boleh, trus temennya marah ga? tanyaku
Ga marah kok ma, tapi jualannya harus selang seling, kalo hari ini saya jualan besoknya dia
yang jualan gitu jelasnya.
Luar biasa, dari kalimat itu aku tercengang .. ternyata, anak-anak SD kelas 1 ini,memiliki
pemikiran yang lebih baik daripada orang tua.
Dan.. cukup sekali itu saja. Selanjutnya tidak ada lagi jualan ya anak mama yang cantik.
Tugas anak mama adalah belajar. Minggu depan sudah harus semesteran, cukup belajar yang
rajin dan berhasil dalam Ujian nanti. Oke anak mama yang cantik? jelas ku kemudian.
Anak ku hanya diam. Sangat jelas, dia tidak suka dengan kata-kata terakhirku tadi, tapi tidak
apa. Dengan cepat dia pasti akan menyadari bahwa mamanya hanya ingin yang terbaik
untuknya.
Seharusnya, dia tidak usah berfikir sejauh itu.. tapi anak ku ini, memang sangat sangat
istimewa.
Semoga kelak kau menjadi anak yang sholehah, perempuan yang sholehah, istri yang
sholehah. Amiin.

Anda mungkin juga menyukai