Anda di halaman 1dari 5

LO 2 MACAM-MACAM RESTORASI KOMPOSIT

A. Komposit Partikel Kecil


Resin komposit berpartikel kecil muncul sebagai perkembangan alami
untuk mendapatkan permukaan halus yang sama atau sekurangnya mendekati
permukaan komposit pasi-mikro dengan tetap mempertahankan atau
memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanis dari komposit konvensional.
Dengan bertambahnya kandungan pasi, akan terjadi perbaikan pada
hampir semua sifat-sifatnya. Permukan resin menjadi lebih halus karena
penggunaan pasi yang lebih kecil dibandingkan dengan komposit
konvensional. Bahan ini pasinya berisi kaca yang mengandung logam berat.
Klasifikasi komposit berdasarkan ukuran partikel (Bayne)
Komposit
Megafill
Macrofill
Midfill
Minifill
Microfill
Nanofill

Ukuran partikel (m)


0,5
10 - 100
1 - 10
0,1 - 1
0,01 - 0,1
0,005 - 0,01

LO 3 SIFAT, KELEBIHAN & KEKURANGAN, PROSEDUR DAN


MANIPULASI RESTORASI RESIN KOMPOSIT NANOFILLER
A. Sifat Resin Komposit Nanofiller
Memiliki sifat fisik yang baik
Kombinasi komposisi nanopartikel dan nanocluster yang ada pada resin
komposit nanofiller, dapat menurunkan jumlah ruang interstitial antar
partikel filler sehingga dapat meningkatkan sifat fisik dari resin

komposit, yaitu memiliki hasil poles yang lebih baik


Mudah diaplikasi
Komposisi resin komposit nanofiller yang terdiri dari, Bis-GMA,
Bis-EMA, UDMA, dan sedikit TEGDMA menghasilkan resin
komposit yang lebih lembut atau tidak kaku sehingga mudah
diaplikasikan.

B. Prosedur serta Manipulasi Resin Komposit


1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Anestesi lokal (jika diindikasikan)
3. Isolasi daerah kerja
Isolasi daerah kerja merupakan suatu keharusan. Gigi yang
dibasahi saliva dan lidah akan menggangu penglihatan. Beberapa metode
tepat digunakan untuk mengisolasi daerah kerja yaitu saliva ejector,
gulungan kapas atau cotton roll, dan isolator karet atau rubber dam
4. Pembersihan gigi
Pembersihan gigi dapat dilakukan dengan rubber cups dan pumice
yang dicampur air. Apabila terdapat kotoran seperti debris, plak, atau
karang gigi pada daerah kerja, maka dibersihkan terlebih dahulu.
5. Pembuangan jaringan karies
Gigi dengan karies harus dibersikan dengan menggunakan fissure
bur atau excavator
6. Preparasi kavitas
Preparasi kavitas

klas

IV

(skenario)

tidak

membutuhkan

pembuangan struktur normal gigi yang banyak. Dibuatkan bevel pada


seluruh tepi enamel sebesar 2-3 mm dari tepi kavitas dengan fissur bur
dengan sudut 450, dimana bevel berfungsi untuk resistensi restorasi
terhadap kebocoran mikro, memungkinkan asam mengenai batang email
pada sudut yang tepat, dan memperbaiki kapasitas retensi resin komposit
untuk mencegah pewarnaan tepi.
7. Pemberian pelapik kalsium hidroksida
Sebelum pemberian pelapik, gigi diirigasi dengan aquadest steril
kemudian dibersihkan dengan cotton pellet lalu dikeringkan. Pemberian
pelapik bertujuan untuk melindungi dentin. Kalsium hidroksida sebagai
pelapik ditempatkan dan dicampur secara langsung di dalam kavitas
dengan menggunakan sonde atau ekskavator, kemudian dikondensasikan
dan diratakan dengan stopper semen. Kalsium hidroksida diaplikasikan
sebagai suatu lapisan tipis dibawah resin dengan ketebalan yang
dianjurkan kurang dari 0,5 mm. Kemudian gigi diirigasi dan dikeringkan.
8. Etsa Asam
Bahan etsa berupa asam phosphat 30-50% ini berfungsi untuk
memperbaiki ikatan antara permukaan email dan resin dengan

menghasilkan

resin

tag.

Prosedur

pengetsaan

dimulai

dengan

menempatkan larutan asam pada email dengan menggunakan kapas kecil


atau sikat bulu yang halus, lalu dibiarkan minimal 15-20 detik. Kemudian
asam dibersihkan dengan air selama minimal 30 detik, dan dikeringkan
selama 15 detik sehingga email yang tersisa tampak terdekalsifikasi atau
tampak putih.
9. Penempatan bahan bonding
Bahan bonding (matriks resin Bis-GMA) diaplikasikan dengan
kuas kecil ke dalam dinding kavitas dan tepi email, dimana bahan
bonding harus membentuk lapisan tipis dan merata di daerah preparasi.
10. Penempatan restorasi
Manipulasi restorasi resin komposit
Ketika manipulasi resin, semua alat harus bersih dan tidak kontak
dengan jari operator sebelum terjadi polimerisasi.
Manipulasi resin komposit dengan aktivasi kimia
Resin komposit dengan aktivasi kimia biasanya dipasarkan
dalam bentuk 2 pasta, yaitu pasta universal dan pasta katalis.
Dalam jumlah yang sama kedua pasta tersebut ditempatkan pada
kertas pad dan dicampur dengan menggunakan spatula
dispossible sampai homogen dan siap ditempatkan dalam waktu
30 detik. Kemudian resin komposit dimasukkan ke dalam
kavitas hingga sedikit berlebih untuk membentuk restorasi.
Hindari terperangkapnya udara karena dapat menurunkan
kekuatan dan merusak estetisnya. Pemasukkan bahan harus

selesai dalam waktu 1 menit.


Manipulasi resin komposit dengan aktivasi sinar
Resin yang diaktivasi dengan sinar umumnya tersedia dalam 1
pasta. Pasta resin dimasukkan ke kavitas dan dibentuk dengan
strip matriks untuk mendapatkan bentuk yang tepat. Dimana
ketebalan retsorasi yang lebih dari 2,5 mm harus dibentuk
selapis demi selapis karena penetrasi cahaya sangat terbatas.
Ujung sumber sinar ditempatkan cukup dekat tetapi tidak
menyentuh permukaan restorasi. Lalu bahan restorasi diaktifkan

selama 40 detik penyinaran. Untuk kavitas klas II dan IV

dilakukan penyinaran dari sisi fasial dan lingual.


Polimerisasi restorasi resin komposit
Polimerisasi resin komposit terjadi melalui mekanisme tambahan
yang diawali oleh radikal bebas yang diperoleh melalui aktivitas
kimia ataupun penyinaran. Tahapan polimerisasi resin komposit,
terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap inisiasi, tahap propagasi, dan tahap
terminasi.
a) Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi merupakan tahap awal pembentukan radikal bebas
dari reaksi antara initiator benzoyl peroxide dengan aktivator
tertiary amine untuk resin komposit teraktivasi kimia,
sedangkan

untuk

resin

komposit

teraktivasi

cahaya,

pembentukan radikal bebas diperoleh dari reaksi molekul fotoinitiator dengan aktivator amine yang terkena sinar dengan
panjang gelombang yang tepat.

b) Tahap Propagasi
Tahap propagasi merupakan tahap perpanjangan rantai. Dimana
monomer yang telah teraktivasi akan memecah ikatan ganda
dari monomer yang tersedia sehingga terjadi penambahan yang
cepat dari molekul monomer menjadi radikal bebas. Tahapan ini
berlanjut seiring pertambahan rantai.

c) Tahap terminasi
Tahap terminasi merupakan tahap penghentian perpanjangan
rantai yang dapat terjadi dengan beberapa mekanisme.

11. Cek oklusi


Setelah dilakukan penempatan bahan restorasi, maka dilakukan cek
oklusi untuk memastikan bahwa oklusi pasien sudah tepat dan tidak ada
cacat yang kemungkinan dapat menyebabkan trauma oklusi
12. Finishing dan polishing
Tahapan ini dilakukan dengan membuat permukaan restorasi mengkilat
melalui shaping, contouring, dan penghalusan
LO 4 FAKTOR KEBERHASILAN RESTORASI KOMPOSIT

Bidang sumber sinar


Bidang sumber sinar tidak boleh miring terhadap permukaan resin
komposit,diusahakan tegak lurus terhadap permukaan restorasi yang akan
disinari.

DAFTAR PUSTAKA
Baum L, Phillips RW, Lund MR. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Edisi 3.
Alih bahasa: Tarigan R. Jakarta: EGC
Neo JLC, Yap AUJ. 1998. Composite resin. In: Mount GJ, Hume WR.
Preservation and restoration of tooth structure. London: Mosby.
O'Brien, William J. (William Joseph). 1997. Dental materials and their selection.
Chicago : Quintessence Pub. Co

Anda mungkin juga menyukai