Anda di halaman 1dari 94

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA NY.

B G1P0A0
UMUR 25 TAHUN, HAMIL 12 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM GRADE II DI RSUD KARANGANYAR
TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir
Pendidikan D III Kebidanan

Disusun Oleh:
DWI INDAH PUJIASTUTI
NIM. 08.018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester I Pada
Ny. B G1P0A0 Umur 25 tahun, hamil 12 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
Grade II DI RSUD Karanganyar.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusun Karya Tulis Ilmiah ini
tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan serta semangat dari pembimbing, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT., Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Retno Wulandari, SST, sebagai Pembimbing yang telah memberikan
pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.
4. Seluruh dosen beserta staff Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah
diberikan.
5. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Pimpinan RSUD Karanganyar Dr. Mariyadi yang telah memberikan ijin
kepada penulis dalam melaksanakan studi kasus dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini.

iv

7. Keluarga Ny. B yang telah bersedia menjadi responden dalam pengambilan


kasus penulisan Karya Tulis Ilmiah.
8. Bapak, Ibu, Saudara dan Suami dan anak ku yang telah memberikan doa,
cinta, dan kasih sayangnya kepada penulis.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis
harapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta,

Juli 2012

Penulis

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta


Program Studi DIII Kebidanan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
DWI INDAH PUJIASTUTI
08.018
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA NY. B G1 P0 A0 UMUR 25
TAHUN, HAMIL 12 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II
DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2012
(xi halaman + 83 halaman + 11 lampiran)
INTISARI
Latar Belakang : Hiperemsis gravidarum merupakan gangguan yang paling
sering dijumpai pada kehamilan muda. Dampak hiperemesis gravidarum yaitu
dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun, gangguan fungsi sel liver
dan terjadi ikterus, terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan
gangguan fungsi umum dan mual muntah yang berkelanjutan.
Tujuan : Mampu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan
pengalaman nyata penulis untuk memberikan asuhan kebidanan dengan
menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah menurut Varney, mengidentifikasi
kesenjangan antara teori dan praktek, memberikan alternatif pemecahan masalah
terhadap kesenjangan teori dan praktek pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade II
Metodologi : Jenis studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi studi kasus
di RSUD Karanganyar, subyek studi kasus Ny. B G1P0A0 dengan hiperemesis
gravidarum grade II, waktu studi kasus dilakukan pada bulan Juni 2012, tehnik
pengumpulan data menggunakan data primer yang meliputi pemeriksaan fisik,
wawancara, observasi sedangkan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan
kepustakaan.
Hasil : Setelah dilakukan perawatan di rumah sakit selama 4 hari dan kunjungan
rumah 1 kali dengan asuhan yang diberikan yaitu mengobservasi KU dan TTV,
menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan makan makanan yang bergizi,
menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktivitas yang berat. Didapatkan hasil
KU ibu baik, kesadaran composmentis, TTV : TD :110/90 mmHg, N : 80 x/
menit, RR : 20 x/ menit, S : 360 C, ibu sudah tidak mual dan muntah, sudah tidak
pusing, ibu makan 3x/hari porsi kecil seperti nasi, sayur bayam, sepotong daging
ayam dan tahu bacem, BAK 5 x/hari, ibu sudah dapat tidur siang selama 1 jam
dan tidur malam 8 jam
Kesimpulan : Ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek yaitu pada
rencana asuhan pada kasus tidak diberikan obat anti histamine seperti dramamin
dan ovamin. Alternatif pemecahan masalah adalah tidak diberikan obat anti
histamin seperti dramamin dan avomin dikarenakan Ny. B belum mengalami
peradangan.
Kata kunci : Ibu hamil, trimester I, Hiperemesis gravidarum grade II.
Kepustakaan : 24 literatur (2002 2010)
vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Apa yang saya saksikan di Alam adalah sebuah tatanan agung yang tidak
dapat kita pahami dengan sangat tidak menyeluruh, dan hal itu sudah
semestinya menjadikan seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi
perasaan 'rendah hati'. (Einstein)

Sebaik-baik teman adalah yang menunjukkan kepada suatu kebaikan.


Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang lain akan berbuat baik
kepadamu. Memperhatikan berarti membiarkan orang lain berkembang.

Orang alim mengukir, sedang orang arif mengilapkannya. (Abdul Qadir


Jailani)

Dalam hati setiap orang ada kebutuhan untuk merasa dicintai tanpa harus
diperiksa dahulu apakah ia pantas menerimanya. (maurice Wagner)

PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan
kepada :
1. Bapak, Ibu dan Mertuaku yang selama ini
telah

memberikan

kasih

sayang,

memberikan semangat dan dukungan baik


moril maupun spiritual kepada penulis.
2. Suami dan anak ku yang selama ini telah
menjadi semangat dalam kehidupanku.
3. Teman-teman seperjuangan di STIKes
Kusuma Husada Surakarta
4. Almamater tercinta

vii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................

iv

INTISARI ......................................................................................................

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................

vii

CURICULUM VITAE ..................................................................................

viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Studi Kasus ...................................................................... 3
D. Manfaat Studi Kasus .................................................................... 4
E. Keaslian Studi Kasus ................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ................................................................................. 9
1. Kehamilan ............................................................................. 9
2. Hiperemesis Gravidarum ...................................................... 13
3. Hiperemesis Gravidarum Grade II ........................................ 18
B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan .......................................... 22
C. Landasan Hukum ........................................................................ 41

ix

BAB III METODOLOGI


A. Jenis Studi Kasus ......................................................................... 42
B. Lokasi Studi Kasus ...................................................................... 42
C. Subyek Kasus ............................................................................... 42
D. Waktu Studi Kasus ....................................................................... 42
E. Instrumen Studi Kasus ................................................................ 43
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 43
G. Alat-Alat yang dibutuhkan .......................................................... 46
BAB IV. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ............................................................................ 47
B. Pembahasan .................................................................................. 75
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 81
B. Saran ........................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Surat Pengambilan Data Awal

Lampiran 2.

Surat Balasan Pengambilan Data Awal

Lampiran 3.

Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 4.

Surat Balasan dari Lahan

Lampiran 5. Surat permohonan menjadi responden


Lampiran 6.

Lembar Persetujuan Pasien

Lampiran 7.

Lembar Observasi

Lampiran 8.

Format Askeb

Lampiran 9.

SAP Gizi Ibu Hamil

Lampiran 10. Jadwal Studi Kasus


Lampiran 11. Lembar Konsultasi

xi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu dan Bayi merupakan salah satu indikator
penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat. AKI di Indonesia
pada tahun 2007 masih berada pada angka 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Kejadian kematian Ibu maternal paling banyak adalah sewaktu bersalin
sebesar 49,5%, kematian waktu hamil

26%, pada waktu

nifas 24%

(Dinkes, 2011). Penyebab terjadinya angka kematian Ibu (AKI) terbesar di


Indonesia adalah pendarahan (40 60%), infeksi (20 30%) dan eklamsi
(20 30%) (Saifuddin, 2006).
Survey Demografi yang dilakukan pada tahun 2007, menyatakan 26%
wanita dengan kelahiran hidup mengalami komplikasi. Komplikasi kehamilan
salah satunya adalah mual dan muntah atau dikenal dengan istilah hiperemesis
gravidarum. Walaupun kebanyakan kasus ringan dan hilang seiring berjalan
waktu, satu dari seribu kehamilan akan menjalani rawat inap. Kondisi ini
terjadi pada 60 80% primigravida, dan 40 60% multigravida
(Bobak, 2005).
Hiperemsis gravidarum merupakan gangguan yang paling sering
dijumpai pada kehamilan muda. Hiperemesis gravidarum biasanya cukup
ringan dan terjadi pada pagi hari, tapi kadang-kadang juga cukup parah dan
berlangsung sepanjang hari dengan derajat yang berbeda-beda. Sebanyak 90%
ibu mengalami mual selama kehamilan dan sekitar setengahnya disertai

muntah, hal tersebut terjadi pada tiga bulan pertama kehamilan, menurut ahli
merupakan penolakan tubuh terhadap makanan yang mengandung toksin
(Maulana, 2010). Pada keadaan hiperemesis gravidarum perlu dilakukan
penanganan dengan pengobatan rawat inap dan diet ibu hamil dengan
memberikan makanan yang mudah dicerna, tidak merangsang dan diberikan
dalam porsi sedikit tapi sering. Pemberian makanan dan cairan disesuaikan
keadaan ibu hamil (Rumdasih dkk, 2005).
Dampak hiperemesis gravidarum yaitu dehidrasi yang menimbulkan
konsumsi O2 menurun, gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus, terjadi
perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi
umum dan mual muntah yang berkelanjutan dapat menimbulkan gangguan
fungsi umum alat-alat vital dan menimbulkan kematian (Manuaba, 2007).
Berdasarkan studi pendahuluan awal yang penulis lakukan di RSUD
Karanganyar pada bulan Januari - Desember 2011 didapatkan data jumlah ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan sebanyak 459 ibu hamil. Dari jumlah
tersebut terdiri dari ibu hamil normal sebanyak 216 orang (47,06%) dan ibu
hamil dengan komplikasi sebanyak 243 orang (52,94%). Berdasarkan data
dari 243 ibu hamil dengan komplikasi, didapatkan ibu hamil dengan
hiperemesis sebanyak 105 ibu hamil (43,21%), ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum didapatkan ibu hamil dengan ibu dengan hiperemesis gravidarum
I sebanyak 12 orang (4,94%), hiperemesis gravidarum grade II sebanyak
66 orang (27,16%), dan ibu dengan hiperemesis gravidarum grade III
sebanyak 27 orang (11,11%), ibu hamil dengan anemia sebanyak 98 orang
(40,33%), dan ibu hamil dengan hipertensi sebanyak 40 orang (16,46).

Berdasarkan data tersebut menunjukkan angka kejadian hiperemesis


gravidarum grade II di RSUD Karanganyar masih tinggi. Banyaknya kasus
tersebut membuat penulis tertarik untuk mengambil judul Karya Tulis ini
yang dengan judul Asuhan kebidanan ibu hamil trimester I pada Ny. B G1 P0
A0 dengan hiperemesis gravidarum grade II di RSUD Karanganyar dengan
menggunakan asuhan kebidanan menurut manajemen Varney.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan
Bagaimana Asuhan kebidanan ibu hamil trimester I pada Ny. B G1 P0 A0
dengan hiperemesis gravidarum grade II di RSUD Karanganyar dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney?.

C. Tujuan Studi Kasus


1. Tujuan umum
Mampu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan
dan pengalaman nyata penulis untuk memberikan asuhan kebidanan pada
ibu

hamil

dengan

Hiperemesis

Gravidarum

Grade

II

dengan

menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney.


2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu
1) Melakukan pengkajian data dasar secara lengkap pada ibu hamil
dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.

2) Menginterprestasi data serta menemukan diagnosa kebidanan,


masalah dan kebutuhan pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade II.
3) Mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade II.
4) Melakukan antisipasi

pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade II.


5) Mampu merencana tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
6) Melaksanakan

rencana

tindakan

pada

ibu

hamil

dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade II.


7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade II.
b. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek pada
ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
c. Mampu

memberikan

alternatif

pemecahan

masalah

terhadap

kesenjangan teori dan praktek pada ibu hamil dengan Hiperemesis


Gravidarum Grade II.

D. Manfaat Studi Kasus


1. Bagi penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis serta menerapkan teori
dan praktik kebidanan tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.

2. Bagi profesi
Dapat digunakan sebagai masukan bagi profesi bidan untuk meningkatkan
mutu pelayanan profesi sesuai standar asuhan kebidanan khususnya pada
kasus hiperemesis gravidarum grade II.
3. Bagi institusi
a. Rumah Sakit
Dapat menambah dan mengembangkan ilmu yang sudah ada serta
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum II.
b. Pendidikan
Dapat menambah buku referensi dan sumber bacaan diperpustakaan,
untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam pemberian
asuhan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II.

E. Keaslian Studi Kasus


Penulis studi dengan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum, sudah
dilakukan oleh :
1. Endang Purwati (2006), dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
Ny. K Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II di RSUD Karanganyar.
Hasil dari studi kasus ini didapatkan ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum II dengan keluhan mual dan muntah 8 kali sehari, agak
pusing, cepat lelah, nafsu makan menurun badan letih dan lemah. Asuhan
yang diberikan infus RL 20 tpm, neurobion 3 x 1, laktas 2 x 1. Setelah
dilakukan perawatan selama 5 hari keadaan ibu sudah membaik, tidak

pusing, tidak cepat lelah, nafsu makan meningkat, badan tidak letih dan
tidak lemas.
2. Lupi Kumala Sari Setyawati (2008), dengan judul Asuhan Kebidanan
pada Ibu Hamil Ny. H dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II di
RSUD Karanganyar. Hasil dari studi ini telah didapatkan ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum dengan keluhan mual dan muntah 10 kali
sehari, badan terasa lemah, pusing. Asuhan yang diberikan infus 0.5% drip
nervos 1 amp 20 tpm, terapi oral rocloid 3 x 1, B6 3 x 1. setelah dilakukan
perawatan selama 4 hari kondisi ibu sudah membaik, sudah tidak mual dan
muntah, nafsu makan sudah ada, badan tidak terasa lemas, tidak pusing.
3. Beti Dwi Ningrum (2011), dengan judul Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Trimester 1 Pada Ny. S G2P1A0 Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade
II Di Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta. Hasil dari studi ini telah
didapat ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum dengan keluhan mual
dan muntah 10 kali sehari, badan terasa lemah, pusing. Asuhan yang
diberikan infus 0,5% drip nervos 1 amp 20 tpm, terapi oral rocloid 3 x 1,
B6 3 x 1. setelah dilakukan perawatan selama selama 5 hari keadaan
umum ibu baik, kesadaran composmentis, mata sudah tidak ikhterik dan
cekung, lidah sudah tidak kotor, turgor kulit baik, bau aseton sudah tidak
tercium lagi, sudah tidak mual dan muntah lagi, nafsu makan sudah baik,
ibu dan janin dalam keadaan sehat dan selamat.
Perbedaan studi kasus yang penulis lakukan dengan keaslian diatas adalah
mengenai tempat, waktu, dan responden studi kasus serta terapi yang
diberikan. Persamaan studi kasus terletak pada judul dan asuhan yang
diberikan.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada Karya Tulis Ilmiah dibagi menjadi 5 (lima) bab
dengan urutannya meliputi :
BAB I

PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus,
keaslian studi kasus, sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori medis meliputi : pengertian kehamilan, fisologi
kehamilan, klasifikasi kehamilan, proses kehamilan, tanda-tanda
kehamilan,

komplikasi

gravidarum,

Etiologi

hiperemesis

gravidarum,

Pengertian

hiperemesis

gravidarum,

patofisiologi

kehamilan.
hiperemesis
gejala

dan

tingkat

hiperemesis

gravidarum, diagnosis hiperemesis gravidarum, pencegahan


hiperemesis gravidarum, penatalaksanaan hiperemesis gravidarum,
prognosis hiperemesis gravidarum. Pengertian

hiperemesis

gravidarum grade II, etiologi hiperemesis gravidarum grade II,


tanda dan gejala hiperemesis gravidarum grade II, pencegahan
hiperemesis gravidarum grade II, penatalaksanaan hiperemesis
gravidarum

grade

II,

pemeriksaan

penunjang

hiperemesis

gravidarum grade II. Pengertian teori manajemen asuhan


kebidanan, proses manajemen kebidanan yang meliputi :
pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi,
perencanaan, pelaksanaan (implementasi), evaluasi dan data
perkembangan SOAP serta landasan hukum.

BAB III

METODOLOGI
Dalam bab ini menguraikan jenis studi kasus, lokasi studi kasus,
subyek studi kasus, waktu studi kasus, instrument studi kasus,
teknik pengumpulan data dan alat-alat yang dibutuhkan.

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN


Bab ini berisi tentang tinjauan kasus dengan menggunakan
manajemen kebidanan menurut Varney yang meliputi : pengkajian
data, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan SOAP. Pembahasan berisi tentang
kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis temukan sewaktu
pengambilan kasus dengan pendekatan asuhan kebidanan menurut
Varney.

BAB V

PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan
dirumuskan untuk menjawab tujuan penulis dan merupakan inti
dari pembahasan penanganan ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum grade II. Saran merupakan alternatif pemecahan
masalah dan anggapan kesimpulan yang berupa kesenjangan,
pemecahan masalah hendaknya bersifat realistis, operasional yang
artinya saran itu dapat dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis
1. Kehamilan
a. Pengertian kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya
janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan
7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002).
Kehamilan adalah proses mulai dari ovulasi sampai partus,
lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu)
(Winkjosastro, 2005).
b. Fisiologi Kehamilan
Fisiologi berhubungan dengan fertilasi yang mempunyai arti
pembuahan yang terjadi umumnya di ampula tuba. Proses pembuahan
dimana ovum dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi atau bila tidak akan
segera mati dalam 24 jam. Dalam saluran reproduksi wanita,
spermatozoa mengalami kapasitasi sebelum membuahi ovum kemudian
dilepaskan enzim Corona Penetrating Enzyme (CPE) unutk mencerna
korona

radiate

dan

hialuronidase

unutk

mencerna

(Saifuddin, 2002).
c. Klasifikasi kehamilan
Menurut Manuaba (2007), klasifikasi kehamilan meliputi :
1) Kehamilan trimester 1 : 0 sampai 14 minggu
2) Kehamilan trimester II : 14 sampai 28 minggu
3) Kehamilan trimester III : 28 sampai 40 minggu

zona

10

d. Proses kehamilan
Menurut Wiknjosastro (2006), proses kehamilan merupakan mata
rantai yang berkesinambungan yang terdiri atas :
1) Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormon yang kompleks.
2) Terjadinya migrasi spermatozoa dan ovum dengan gerak aktif tuba
yang memiliki fibriae, maka ovum diangkap dan menuju uterus,
sedangkan spermatozoa masuk kedalam alat genetalia menuju tuba
fallopi.
3) Konsepsi dan pertumbuhan zigot adalah pertemuan inti ovum
dengan inti spermatozoa.
4) Nidasi (implantasi) pada uterus adalah proses penempelan hasil
konsepsi di dalam endometrium.
5) Pembentukan plasenta.
6) Tumbuh kembang hasil konsepsi hingga aterm.
e. Tanda-tanda Kehamilan
1) Tanda-tanda kemungkinan hamil
Tanda-tanda kemungkinan hamil menurut Wiknjosastro (2007),
adalah :
a) Amenorhoe, (tidak dapat haid) gejala ini penting karena wanita
hamil tidak dapat haid lagi.
b) Nause (enek) dan emesis (Mual), enek terjadi umumnya pada
bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh
emesis sering terjadi di pagi hari.
c) Sering buang air kecil.

11

d) Rasa tergelitik, nyeri tekan, pembengkakan pada payudara.


e) Perubahan warna pada jaringan vagina dan servik.
f) Areola berwarna lebih gelap dan kelenjar-kelenjar di sekitar
puting menjadi menonjol.
g) Mengidam, sering terjadi pada bulan pertama tetapi menghilang
dengan makin tuanya kehamilan.
h) Pembesaran rahim dan perut.
i) Kontraksi sebentar-sebentar terasa nyeri.
2) Tanda-tanda tidak pasti kehamilan
Menurut Wiknjosastro (2007), tanda-tanda pasti hamil, yaitu :
a) Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan.
b) Tanda hegar, perlunaan pada daerah segmen bawah uterus.
c) Tanda chadwick, vagina livid, terjadi kira-kira minggu ke-6
d) Tanda piscaseck, uterus membesar kesalah satu jurusan.
e) Tanda Braxton hicks, uterus berkontraksi bila dirangsang. Tanda
ini khas untuk uterus pada kehamilan.
f) Suhu basal, meningkat terus antara 37,20 37,80 C
g) Tes kehamilan, yang banyak dipakai adalah pemeriksaan
hormone korionik gonadotropin (HCG dalam urin)
3) Tanda-tanda pasti kehamilan
Tanda-tanda pasti hamil menurut Wiknjosastro (2006), yaitu :
a) Gambaran janin atau kantong gestasi pada ultrasonografi.
b) Detak jantung janin didengarkan menggunakan stetoskop leenex
dan dilihat melalui gambaran USG.
c) Gerakan janin terasa melalui dinding perut.

12

f. Komplikasi kehamilan
Menurut Wiknjosastro (2007), komplikasi yang mungkin terjadi pada
ibu hamil adalah
1) Keguguran (aborsi spontan) dan kelahiran mati. Keguguran adalah
kehilangan janin karena penyebab alami sebelum usia kehamilan
mencapai 20 minggu, sedangkan kelahiran mati (stillbirth)
kehilangan janin karena penyebab alami pada usia kehamilan
mencapai lebih dari 20 minggu.
2) Kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan) kehamilan di mana
janin berkembang diluar rahim yaitu di dalam tuba falopi (saluran
telur), kanalis servikalis (saluran leher rahim) dan rongga panggul
maupun rongga perut.
3) Anemia, keadaan di mana jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pengangkut O2) kurang dari normal. Selama
hamil volume darah bertambah sehingga penurunan konsentrasi sel
darah merah dan hemoglobin yang sifatnya mencegah adalah
normal.
4) Abrupsio plasenta dan plasenta previa. Abrupsio plasenta adalah
pelepasan plasenta yang berada dalam posisi normal pada dinding
rahim sebelum waktunya yang terjadi pada saat kehamilan.
Sedangkan plasenta previa di mana plasenta yang tertanam di atas
atau di dekat servik (leher rahim) pada rahim bagian bawah. Di
dalam rahim plasenta bisa menutupi lubang serviks secara
keseluruhan atau sebagian. Plasenta previa biasanya terjadi pada
wanita yang telah hamil lebih dari satu kali atau wanita yang
memiliki kelainan rahim misalnya fibroid.

13

5) Hiperemesis gravidarium salah satu komplikasi kehamilan di mana


mual dan muntah yang berlebihan selama masa hamil yang dapat
menyebabkan dehidrasi dan kelaparan.
6) Pre-eklamsi merupakan tekanan darah tinggi yang disertai dengan
proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan
cairan) yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu
pertama setelah persalinan.
2. Hiperemesis gravidarum
a. Pengertian
Menurut Manuaba (2008), hiperemesis gravidarum adalah mual
atau muntah yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktifitas
sehari hari dan bahkan dapat membahayakan hidup ibu hamil.
Hiperemesis gravidarum adalah gejala klinis yang memerlukan
perawatan, seperti muntah yang berlebihan yang dapat menyebabkan
terjadinya dehidrasi dan berat badan menurun.
Menurut Wiknjosastro (2005), hiperemesis gravidarum adalah
perasaan mual dan muntah yang disebabkan karena meningkatnya kadar
hormon estrogen dan HCG, sering terjadi pada kehamilan trimester I.
b. Etiologi Hiperemesis gravidarum
Penyebab hiperemesis gravidarium belum diketahui secara pasti.
Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan
saraf disebabkan kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.

14

Menurut Manuaba (2008), faktor-faktor penyebab hiperemesis


gravidarium yang ditemukan, antara lain :
1) Faktor predisposisi, sering terjadi pada primigravida, mola
hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar
HCG. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan
ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor horman memegang
peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik
gonadrotopin dibentuk berlebihan.
2) Faktor organik, masuknya vili khorialis dalam siklus maternal dan
perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari
pihak ibu.
3) Faktor alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan
4) Faktor psikologis, faktor ini memegang peran penting pada
hiperemesis gravidarium walaupun hubungannya dengan terjadinya
hiperemesis gravidarium belum diketahui secara pasti. Sebagai
contoh rumah tangga yang rusak, kehilangan pekerjaan, takut
terhadap kehamilan dan persalinaan takut terhadap tanggung jawab
sebagi ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai sebagai pelarian karena
kesuksesan hidup.

15

c. Patofisiologi Hiperemesis gravidarum


Patofisologi hiperemesis gravidarum menurut Manuaba (2008),
diawali dengan mual muntah yang berlebihan sehingga dapat
menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan diuresis menurun. Hal
ini menimbulkan perfusi ke jaringan, menutup untuk memberikan
nutrisi dan mengkonsumsi O2. Oleh karena itu dapat terjadi perubahan
metabolisme menuju ke arah anaerobik yang menimbulkan benda keton
dan asam laktat. Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan
elektrolit sehingga pH darah menjadi lebih tinggi. Dampak dari semua
itu masalah tersebut menimbulkan gangguan fungsi alat vital sebagai
berikut :
1) Hepar
a) Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun.
b) Gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus.
c) Terjadi perdarahan pada parenkin liver sehingga menyebabkan
gangguan fungsi umum.
2) Ginjal
a) Dehidrasi

penurunan

diuresis

sehngga

sisa

metabolisme

tertimbun.
b) Terjadi perdarahan dan nekrosis sel ginjal
c) Sistem saraf pusat, terjadi nekrosis dan perdarahan otak
diantaranya perdarahan ventrikel.

16

d. Gejala dan tingkat Hiperemesis Gravidarum,


Menurut Manuaba (2008), gejala Hiperemesis Gravidarum secara
klinis dapat dibagi menjadi 3 tingkat, meliputi :
1) Hiperemesis gravidarum grade I dengan gejala mual dan muntah
terus-menerus, dehidrasi, turgor kulit berkurang, lidah kering,
tekanan darah turun dan suhu naik, nyeri epigastrum.
2) Hiperemesis

gravidarum

grade

II

dengan

gejala

dehidrasi

bertambah, turgor kulit makin berkurang, lidah kering dan kotor,


mata cekung, tekanan darah turun dan nadi meningkat, mata ikterik,
urine berkurang, nafas berbau aseton.
3) Hiperemesis gravidarum grade III dengan gejala dehidrasi makin
berat, mual dan muntah berhenti, terjadi perdarahan dari esofagus,
lambung, dan retina, gangguan fungsi hati bertambah, ikterus
meningkat, gangguan kesadaran (somnolen sampai koma).
e. Diagnosis
Diagnosis Hiperemesis gravidarum biasanya tidak terlalu sukar
karena penyakit ini berkaitan dengan gestose (gestatid-hamil), yaitu
hanya terdapat pada ibu hamil (Manuaba, 2008).
Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan
kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin,
sehingga pengobatan perlu segera diberikan (Wiknjosastro, 2005).
f. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum
Prinsip pencegahan menurut (Mansjoer, 2002), adalah dengan
memberikan informasi dan edukasi bahwa kehamilan dan persalinan
merupakan proses fisiologis. Juga tentang diet ibu hamil yaitu makan

17

sedikit-sedikit tapi sering, memberikan makanan selingan seperti


biskuit, roti kering dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum
tidur, menghindari makanan yang berminyak dan berbau dan makanan
sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi hendaknya
diusahakan teratur.
g. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan, yaitu :
1) Terapi obat menggunakan sedatif, yang sering di berikan adalah
Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan, adalah vitamin B1 dan B6.
Anti histamin juga dianjurkan, seperti dramamin, avomin. Pada
keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti hidrokhloride atau
khlorpromasin.
2) Penanganan

Hiperemesis Gravidarum

yang lebih berat perlu

dikelola di rumah sakit.


3) Isolasi, penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah
dan peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk.
Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak
diberikan makan dan minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan
isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan.
4) Terapi Psikologik, perlu diyakinkan kepada penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena
kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan
konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

18

5) Cairan parenteral, berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit,


karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan garam
fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah
kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C
dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino
secara intravena.
6) Penghentian kehamilan, pada sebagian kecil kasus keadaan tidak
menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan
medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan
untuk mengakhiri kehamilan (Winkjosastro, 2006).
h. Prognosis Hiperemesis Gravidarum
Dengan

penanganan

yang

baik

prognosis

Hiperemesis

Gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi


diri, namun demikian pada tingkatan yang berat penyakit ini dapat
mengancam jiwa ibu dan janin (Winkjosastro, 2006).
3. Hiperemesis Gravidarum Grade II
a. Pengertian
1) Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah mual dan muntah yang
sering kedapatan pada trimester I, gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan belangsung selama
kurang 10 minggu (Winkjosastro, 2005).

19

2) Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah mual muntah berlebihan


sehingga mengakibatkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu dan
dapat membahayakan hidupnya (Manuaba, 2007).
b. Etiologi Hiperemesis Gravidarum Grade II
Menurut Hacker (2002), penyebab yang mendasari mual dan
muntah-muntah selama kehamilan tidak diketahui dengan baik. Ada
beberapa hipotesis diusulkan :
1) Peristiwa psikis. Pasien yang berada dalam stress kejiwaan akan
lebih mungkin untuk mengalami mual dan muntah-muntah.
2) Perubahan neuroendokrin, timbulnya mual dan muntah-muntah
diperkirakan sejajar dengan peningkatan korionik gonadotropin
serum.
3) Gangguan fungsi adrenal dan hipofisis, pasien dengan penyakit
addison atau insufisiensi adrenokotikal setelah adrenalektomi akan
mengeluh

mual

dan

muntah-muntah.

Pemberian

hormon

adrenokortiko tropic (ACTH) pada pasien dengan hiperemesis


guavidarum sering menimbulkan respon terapeutik. Tetapi kedua
kelenjar berfungsi secara normal pada pasien hiperemesis.
4) Hipertiroksemia. Hipertirosemia terdapat pada sekitar 70% pasien
dengan hiperemesis gravidarum.
5) Ketidakseimbangan steroid seks. Defisiensi progesterone dan
kelebihan estrogen telah terlibat, meskipun tidak ada data yang
memperkuat pernyataan ini.

20

6) Obat-obat dan bahan kimia dapat mencetuskan mual dan muntahmuntah melalui perubahannya dari khemo reseptor pada dasar
vertikel keempat, prostaglandin, obat glikosuda jantung diperkirakan
dapat bekerja melalui mekanisme semacam itu.
c. Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum Grade II
1) Dehidrasi bertambah, turgor kulit makin berkurang, lidah kering dan
kotor, mata cekung.
2) Berat badan turun.
3) Tekanan darah turun dan nadi meningkat.
4) Mata ikterik
5) Gejala hemokonsentrasi makin tampak, urine berkurang, terdapat
aseton dalam urine.
6) Terjadi gangguan buang air besar
7) Nafas berbau aseton.
d. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum Grade II
Prinsip Pencegahan menurut Mansjoer (2001), adalah mengobati
emesis agar tidak terjadi hiperemesis, yaitu :
1) Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses
fisiologis.
2) Makan sedikit-sedikit tetapi sering, berikan makanan selingan
seperti, biscuit, roti kering dan teh hangat saat bangun tidur dan
sebelum tidur. Hindari makanan berminyak dan berbau, sebaiknya
dihidangkan dalam keadaan panas atau saat dingin.

21

e. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Grade II


Menurut Manuaba (2008), bila pencegahan tidak berhasil, maka
diperlukan pengobatan yaitu :
1) Penderita diisolasi dalam kamar yang tenang dan cerah dengan
pertukaran udara yang baik, kalori diberikan secara parental dengan
glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2 3 liter sehari
2) Diuresis selalu dikontrol untuk menjaga keseimbangan cairan.
3) Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum
menjadi baik, coba berikan minuman makanan yang sedikit demi
sedikit ditambah.
4) Sedative yang diberikan adalah fenobarbital.
5) Dianjurkan pemberian vitamin B1 dan B6 tambahan.
6) Pada keadaan lebih berat berikan antiemetik seperti metokloramid,
disiktomin hiroklorida atau klorpromasin.
7) Berikan terapi psikologis untuk menyakinkan pasien penyakitnya
bisa disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan konflik
yang melatarbelakangi hiperemesis gravidarum.
8) Berikan obat anti histamine, seperti dramamin, Avomin.
f. Pemeriksaan Penunjang Hiperemesis Gravidarum Grade II
Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II pemeriksaan yang
dilakukan: elektrolit darah (misalnya Hb) dan urinalisis (misalnya
kadar keton dan natrium) (Akbar, 2011). Pada kasus hiperemesis
gravidarum Grade II urine terdapat aseton (Mansjoer, 2001).

22

B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Pengertian
Manajemen

kebidanan

adalah

metode

pendekatan

dengan

menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah sehingga merupakan


alur kerja dan pengorganisasian, pemikiran serta langkah-langkah dalam
suatu urutan yang logis, yang menguntungkan baik bagi klien maupun
bidan (Varney, 2004).
2. Proses Manajemen kebidanan
Penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada penerapan
manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
menurut 7 langkah Varney karena metode dan pendekatannya sistematik
dan analitik sehingga memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah
terhadap klien. Dalam proses ketujuh langkah tersebut dimulai dari
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, yaitu :
Langkah I : Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses kebidanan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien

(Nursalam, 2008).

Pengumpulan data ini meliputi :


a. Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang di dapat dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak
dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi
melalui suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2002).

23

Data subyektif di sini meliputi :


1) Identitas klien dan suami menurut (Nursalam, 2002)
a) Nama
Dikaji untuk mengenal dan mengetahui pasien, agar tidak keliru
dalam memberikan penanganan.
b) Umur
Dikaji untuk mengetahui umur pasien. Umur ibu hamil yang
terlalu muda lebih potensial terhadap Hiperemesis Gravidarum.
c) Agama
Dikaji untuk memberi motivasi pasien sesuai dengan agamanya.
d) Suku / Bangsa
Dikaji untuk mengetahui faktor bawaan atau ras pasien.
e) Pendidikan
Dikaji untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien, sehingga
mempermudah dalam memberikan pendidikan kesehatan.
Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku ibu
terhadap terjadinya Hiperemesis gravidarum.
f) Pekerjaan
Dikaji untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
terhadap permasalahan kesehatan, serta dapat menunjukkan
tingkat keadaan ekonomi keluarga.
g) Alamat
Dikaji

untuk

mengetahui

mempermudah pemantauan.

tempat

tinggal

pasien,

serta

24

2) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang harus ditanyakan dengan
singkat dengan menggunakan bahasa yang di pakai si pemberi
keterangan. Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan
klien datang, apakah untuk memeriksakan kehamilan atau untuk
memeriksakan keluhan lain. Keluhan yang muncul pada kasus
hiperemesis gravidarum grade II adalah mual-muntah 8-10 x/hari
(Wiknjosastro, 2006).
3) Riwayat haid / menstruasi
Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain adalah
menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya
darah, teratur atau tidak teratur, sifat darah, keluhan utama yang
dirasakan saat haid, dan menstruasi terakhir yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk perhitungan tanggal kehamilan dan perkiraan
kelahiran (Wiknjosastro, 2006).
4) Riwayat kehamilan sekarang
Dikaji untuk mengetahui tanda-tanda dan gejala- gejala yang
ditemukan ibu hamil, pemakaian obat yang dikonsumsi selama
hamil, mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak, penyuluhan
yang pernah didapatkan, sudah mendapat imunisasi TT (tetanus
toxoid) atau belum kapan dan berapa kali, serta dapat memberikan
petunjuk dini adanya keluhan ibu terhadap kehamilannya, yang
mungkin diperlukan terapi untuk mengatasi gejala dini atau
penyelidikan

lebih

lanjut

jika

terdapat

gejala

abnormal

(Farrer, 2002). Pada keadaan ibu hamil dengan Hiperemesis

25

Gravidarum grade II sudah terdapat gejala-gejala klinis yang


memerlukan

perawatan,

seperti

muntah

berlebihan

yang

menyebabkan terjadinya dehidrasi, berat badan turun, dan keluhan


mental (Manuaba, 2008).
5) Riwayat Penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini, apakah pada
keadaan ibu hamil hiperemesis gravidarum grade II menderita
sakit flu, batuk dan demam (Winkjosastro, 2005).
b) Riwayat penyakit sistemik
Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit sistemik pada ibu
hamil diantaranya jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis,
diabetes

melitus,

hipertensi,

dan

epilepsi

yang

dapat

mempengaruhi kehamilan (Wiknjosastro, 2005).


c) Riwayat penyakit keluarga
Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menurun dalam
keluarga seperti asma, DM, hipertensi, jantung dan riwayat
penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, baik dalam
kelurga ibu maupun ayah

yang dapat mempengaruhi

kehamilan (Farrer, 2002).


d) Riwayat keturunan kembar
Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang
mempunyai riwayat keturunan kembar (Saifuddin, 2002).

26

e) Riwayat operasi
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah dilakukan
tindakan

operasi

atau

belum,

yang

sekiranya

dapat

mengganggu dalam proses kehamilan ini (Winkjosastro, 2006).


6) Riwayat perkawinan
Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama ibu menikah, dengan
suami sekarang merupakan istri yang ke berapa, dan mengetahui
berapa jumlah anaknya (Varney, 2004).
7) Riwayat keluarga berencana
Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang pernah dipakai
dan berapa lama memakai alat kontrasepsi, dan adakah keluhan
selama menggunakan kontrasepsi (Ambarwati&Wulandari, 2008).
8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:
a) Kehamilan : dikaji untuk mengetahui berapa umur kehamilan
janin (Wiknjosastro, 2006).
b) Persalinan : dikaji untuk mengetahui persalinan ibu yang lalu
spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur,
ada perdarahan, waktu persalinan di tolong oleh
siapa,

dimana

tempat

melahirkan

(Wiknjosastro, 2006).
c) Nifas

: dikaji untuk mengetahui adakah komplikasi pada


masa nifas sebelumnya, untuk dapat melakukan
pencegahan atau waspada terhadap kemungkinan
kekambuhan komplikasi (Farrer, 2001).

27

d) Anak

: dikaji untuk mengetahui

riwayat anak, jenis

kelamin, hidup atau mati, kalau meninggal pada


usia berapa dan sebab meninggal, berat badan dan
panjang badan waktu lahir (Wiknjosastro, 2006).
e) Riwayat laktasi
Dikaji untuk mengetahui berapa lama ibu pernah menyusui,
adakah keluhan atau tidak saat menyusui (Wiknjosastro, 2005).
9) Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil
a) Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan selama
hamil

apakah mengalami perubahan, frekuensi makan, jenis

makanan, kualitas dan kuantitas makanan, serta berapa banyak


ibu minum dalam satu hari. Pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum grade II asupan makan dan minum ibu berkurang,
ibu

mengalami

mual

dan

muntah

setelah

makan

(Manuaba, 2008).
b) Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAB dan BAK pasien
sebelum dan selama hamil, BAB meliputi frekuensi, jumlah,
konsistensi, dan bau, serta kebiasaan BAK meliputi frekuensi,
warna, dan jumlah. Pada kasus hiperemesis gravidarum
frekuensi urine berkurang,di akibatkan karena adanya dehidrasi
(Manuaba, 2008).

28

c) Aktifitas
Dikaji untuk mengetahui pola aktifitas pasien sehari-hari. Pada
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II aktivitas
menjadi terganggu (Ambarwati&Wulandari, 2008).
d) Istirahat
Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien, berapa
lama kebiasaan tidur siang dan tidur malam. Pada ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum kebutuhan istirahat akan
berkurang dikarenakan adanya gangguan rasa nyaman ibu
mengalami mual dan muntah, ibu dianjurkan untuk bedrest total
(Ambarwati&Wulandari, 2008)
e) Seksualitas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan
seksual

dalam

seminggu,

ada

keluhan

atau

tidak

(Saifuddin, 2002).
10) Psikososial budaya
Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu dalam menjalani
kehamilan ini, dukungan keluarga, jenis kelamin yang diharapkan,
kehamilan ini direncanakan atau tidak. Adakah pantangan makanan
selama kehamilan, kebiasaan atau adat istiadat dalam kehamilan.
Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II yang takut terhadap
kehamilan dan persalinaan, takut terhadap tanggung jawab sebagi
ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah (Saifuddin, 2002).

29

11) Penggunaan obat-obatan atau rokok


Dikaji untuk mengetahui apakah ibu perokok dan pemakai obatobatan selama hamil atau tidak (Farrer, 2002).
b. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur
(Nursalam, 2008) meliputi :
1) Pemeriksaan Fisik
(a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, lemah atau
buruk. Pada hiperemesis gravidarum grade II keadaan umum
ibu lemah (Alimul, 2006).
(b) Kesadaran
Untuk

mengetahui

tingkat

kesadaran

ibu

apakah

komposmentis, apatis, somnolen. Pada keadaan ibu hamil


dengan hiperemesis gravidarum grade II kesadaran ibu apatis
(Alimul, 2006).
(c) Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi
dengan nilai satuannya mmHg. Keadaan ini sebaiknya antara
90/60 130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih
dari 30 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15
mmHg dari keadaan normal pasien atau paling sedikit pada
pengukuran 2 kali berturut-turut pada selisih 1 jam. Pada kasus
Hiperemesis Gravidarum grade II tekanan darah terjadi
penurunan (Manuaba, 2007).

30

(d) Suhu
Untuk mengetahui suhu badan klien kemungkinan demam atau
febris yang merupakan gejala adanya infeksi yang berdampak
pada kehamilan Hiperemesis Gravidarum suhu di ukur dengan
menggunakan skala derajat celcius. Batas normal 36,5
37,50C (Saifuddin, 2002). Pada kasus hiperemesis gravidarum
grade II keadaan suhu badan mengalami kenaikan dari batas
normal karena dehidrasi (Manuaba, 2008).
(e) Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang di hitung dalam 1
menit, denyut nadi normal adalah 70x/menit sampai 88x/menit
(Saifuddin, 2002). Nadi pada hiperemesis gravidarum grade II
sekitar 100 kali permenit (Mansjoer, 2002).
(f) Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernapasan yang di hitung dalam
1 menit, respirasi normal adalah 12x/menit sampai 20x/menit.
Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II pernafasan akan
lebih cepat (Saifuddin, 2002).
(g) Berat badan
Untuk

mengetahui status gizi ibu, berat badan ibu hamil

bertambah 0,5 kg per minggu, bila kurang perhatikan apakah


ada malnutrisi, malabsorbsi, atau pemakaian alkohol, obatobatan, atau rokok. Sebaliknya, bila

lebih

dari 0,5 kg,

31

perhatikan

adanya

diabetes

mellitus, kehamilan ganda,

hidramnion, atau oedema. Pada

Hiperemesis

kasus

Gravidarum II berat badan menurun sekitar

4-5% dari

badan sebelumnya (Markum, 2002).


(h) Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan pasien (Mansjoer, 2002).
(i) LILA
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil,dengan batas lingkar
lengan normal, yaitu 23,5 cm (Wiknjosastro, 2006).
2) Pemeriksaan sistematis
a) Inspeksi
(1) Kepala, meliputi :
(a) Rambut
Untuk mengetahui rambut rontok atau tidak, menilai
warnanya,

kelebatan,

dan

karakteristik

rambut

(Alimul, 2006).
(b) Muka
Untuk mengetahui apakah simetris atau tidak (Alimul,
2006). Muka pucat atau tidak, ada oedem dan cloasma
gravidarum atau tidak. Pada ibu hamil hiperemesis
gravidarum

grade

(Wiknjosastro, 2005).

II

muka

terlihat

pucat

32

(c) Mata
Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, keadaan
conjungtiva pucat atau merah muda, warna sclera putih
atau kuning, mata cekung atau tidak. Pada ibu hamil
hiperemesis gravidarum grade II mata terlihat cekung,
mata ikterik (Alimul, 2006).
(d) Hidung
Untuk mengetahui keadaan hidung ada polip atau tidak
(Alimul, 2006).
(e) Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga simetris atau tidak,
ada serumen atau tidak (Alimul, 2006).
(f) Mulut
Untuk mengetahui keadaan mulut adakah caries, bersih
atau tidak, keadaan bibir kering atau tidak, lidah kotor
dan berbau aseton atau tidak. Pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade II mulut berbau aseton,
lidah kering (Alimul, 2006).
(2) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar gondok atau
pembesaran kelenjar limfe (Alimul, 2006).
(3) Dada dan Axilla
Untuk mengetahui keadaan payudara membesar atau tidak,
putting susu menonjol atau tidak, areola hiperpigmentasi
atau tidak, keadaan axilla ada benjolan dan nyeri atau tidak
(Farrer, 2002).

33

(4) Abdomen
Untuk mengetahui adanya pembesaran abdomen atau perut,
adanya jaringan parut, luka bekas operasi dan pergerakan
janin (Farrer, 2002).
(5) Genetalia
Untuk mengetahui adanya varices atau tidak, mengetahui
apakah ada pembengkakan kelenjar bartolini, mengetahui
pengeluaran

yaitu

perdarahan

dan

flour

albus

(Wiknjosastro, 2005)
(6) Anus
Adanya haemoroid atau tidak adanya varices atau tidak
(Wiknjosastro, 2005)
(7) Ekstremitas
Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya
varices, reflek patella positif atau negatif, betis merah
lembek atau keras (Wiknjosastro, 2005).
(8) Kulit
Untuk mengetahui turgor kulit berkurang. Pada kasus
hiperemesis gravidarum grade II turgor kulit berkurang
(Mansjoer, 2002).
b) Palpasi
Menurut Manuaba (2007), yaitu :
(1) Leopold I

: untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian


janin dalam fundus serta konsistensi uterus.

34

(2) Leopold II

: untuk menentukan bagian kanan dan kiri pada


perut ibu.

(3) Leopold III : untuk mengetahui bagian apa yang terdapat di


bagian bawah perut dan apakah bagian bawah
tersebut sudah atau belum masuk pintu atas
panggul.
(4) Leopold IV :

untuk mengetahui seberapa masuknya bagian


bawah janin ke dalam rongga panggul.

c) Auskultasi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya DJJ karena
merupakan tanda pasti kehamilan. Terdengarnya DJJ menunjukkan
bahwa janin dalam keadaan hidup (Manuaba, 2007).
3) Pemeriksaan penunjang
Untuk menegakkan diagnosa dari pemeriksaan fisik, pada kasus
Hiperemesis Gravidarum Grade II pemeriksaan yang dilakukan :
Elektrolit darah dan Urinalisis. Pada kasus Hiperemesis Gravidarum
Grade II urine terdapat aseton (Mansjoer, 2002).

Langkah II : Interpretasi Data


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik
(Varney, 2004).

35

1. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang di tegakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan. Diagnosa yang dapat di tegakkan pada kasus Hiperemesis
Gravidarum adalah Ny X GPAumurtahunhamilminggu,
dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
Dasar :
Data Subyektif :
Menurut Wiknjosastro (2006), yaitu :
a. Ibu mengatakan hari pertama haid terkahir pada tanggal..
b. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ..........
c. Ibu mengatakan mual muntah 8 - 10 x/ hari.
d. Ibu mengatakan badannya lemas.
e. Ibu mengatakan nafsu makan berkurang.
f. Ibu mengatakan frekuensi BAK berkurang.
Data Obyektif :
Menurut Wiknjosastro (2006), yaitu :
a.

HPL

b. Keadaan umum lemah dan kesadaran apatis.


c. Tekanan darah turun.
d. Nadi kecil sekitar 100 x/menit dan cepat.
e. Suhu kadang-kadang naik.
f. Berat badan turun.

36

g. Turgor kulit berkurang.


h. Mata cekung.
i. Lidah mengering dan kotor.
j. Nafas berbau aseton.
k. Palpasi abdomen.
2. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi
oleh bidan sesuai dengan pengkajian, sebagai contoh pada kasus
Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah ibu merasa cemas dengan
kehamilannya (Mansjoer, 2002).
3. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang di butuhkan pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang di dapatkan dengan
melakukan analisa data, sebagai contoh pada kasus Hiperemesis
Gravidarum Grade II adalah memberikan konseling dan motivasi
dukungan pada ibu (Mansjoer, 2002).
Langkah III : Diagnosa Potensial.
Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi
(Nursalam, 2004).
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Dan yang paling
penting adalah melakukan asuhan yang aman. Dari kasus Hiperemesis

37

gravidarum grade II didapatkan diagnosa potensial terjadinya dehidrasi dan


terganggunya keseimbangan elektrolit, dan dapat mengarah ke Hiperemesis
Gravidarum Grade III yang dapat membahayakan hidup ibu dan janin
(Varney, 2004).
Langkah IV : Antisipasi
Antisipasi adalah mengidentifikasi tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau untuk dikonsultasikan atau di tangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien (Sofyan, 2006). Antisipasi
dalam kasus hiperemesis gravidarum grade II yaitu kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian terapi Vit B1, B6, Sedative, Anti emetik dan Anti histamin,
serta motivasi untuk bedrest total (Wiknjosastro, 2006).
Langkah V : Perencanaan
Perencanaan adalah merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau
masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi
atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. semua keputusan yang
dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar
valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan
asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien (Varney, 2004).
Rencana Asuhan dari diagnosa yang akan diberikan dalam kasus Hiperemesis
Gravidarum Grade II menurut Manuaba (2008), adalah :
1. Isolasi penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran
udara yang baik, kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5%
dalam cairan fisiologis sebanyak 2 3 liter sehari
2. Jaga keseimbangan cairan.

38

3. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum menjadi
baik, diberikan minuman makanan yang sedikit demi sedikit ditambah.
4. Berikan sedative yaitu fenobarbital.
5. Anjurkan pemberian vitamin B1 dan B6 tambahan.
6. Berikan antiemetik seperti metokloramid, disiktomin hiroklorida atau
klorpromasin.
7. Berikan terapi psikologis untuk menyakinkan pasien penyakitnya bisa
disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang
melatarbelakangi hiperemesis gravidarum.
8. Berikan obat anti histamine, seperti dramamin, Avomin.
Langkah VI : Pelaksanaan ( Implementasi)
Menurut Varney, H (2004), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan
aman. Penatalaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
oleh

klien

atau

tenaga

kesehatan

lainnya.

Walaupun

bidan

tidak

melakukannya sendiri tetapi dia tetap memikul tanggung jawab untuk


mengarahkan penatalaksanaannya
(misalnya

memastikan

langkah-langkah

tersebut

benar

terlaksana)

(Varney, 2004).
1. Mengisolasi penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan
pertukaran udara yang baik, kalori diberikan secara parental dengan
glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2 3 liter sehari
2. Menjaga keseimbangan cairan.
3. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum menjadi
baik, memberikan minuman makanan yang sedikit demi sedikit ditambah.

39

4. Memberikan sedative yaitu fenobarbital.


5. Menganjurkan pemberian vitamin B1 dan B6 tambahan.
6. Memberikan antiemetik seperti metokloramid, disiktomin hiroklorida atau
klorpromasin.
7. Memberikan terapi psikologis untuk menyakinkan pasien penyakitnya bisa
disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang
melatarbelakangi hiperemesis gravidarum.
8. Memberikan obat anti histamine, seperti dramamin, Avomin.
(Wiknjosastro, 2006)
LangkahVII : Evaluasi
Evalusi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
menandakan seberapa jauh rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah
berhasil dicapai (Nursalam, 2008). Pada langkah ini dilakukan evaluasi
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
akan bantuan apakah benar-benar telah dipenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar
efektif dalam pelaksanaannya (Varney, 2004).
a. Mual muntah berkurang.
b. Keadaan umum baik
c. Ibu dan janin sehat
d. Nafsu makan sudah baik
e. Berat badan naik
f. Tidak terjadi dehidrasi
g. Tidak terjadi Hiperemesis Gravidarum Grade III

40

3. Data Perkembangan
Di dalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah
manajemen Varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan
kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Menurut Varney. (2004),
sistem pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP,
yaitu :
a. S (Subyektif)

: Menggambarkan

pendokumentasian

hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai


langkah satu Varney.
b. O (Obyektif)

: Menggambarkan

pendokumentasian

hasil

pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes


diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung asuhan langkah satu Varney.
c. A (Assesment)

: Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa


dan intepretasi data subyektif dan obyektif suatu
identifikasi:
1) Diagnosa atau masalah
2) Antisipasi diagnosa atau masalah
3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan
sebagai langkah II, III, IV Varney.

d. P (Planning)

: Mengambarkan pendokumentasian dari tindakan


dan evaluasi, perencanaan berdasarkan assessment
sebagai langkah V, VI, VII Varney.

41

C. Landasasan Hukum
Berdasarkan Permenkes NO 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 10
ayat (1). Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa
pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan (Depkes RI, 2010).
Berdasarkan Wewenang bidan menurut Kepmenkes: 369/SK/III/2007
mengenai keyakinan tentang kolaborasi. Praktik kebidanan dilakukan dengan
menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik
terhadap perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis emosional,
sosial budaya, spiritual, serta pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki
otonomi penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan
lainnya (Menkes RI, 2007).

BAB III
METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus


Laporan studi kasus ini dengan metode deskriptif yaitu suatu metode
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat
gambaran tentang studi keadaan secara obyektif. Studi kasus adalah studi yang
dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang
terdiri dari unit tunggal, yaitu satu orang, sekelompok penduduk yang terkena
suatu masalah (Notoatmodjo, 2005).

B. Lokasi Studi Kasus


Lokasi

merupakan

tempat

pengambilan

kasus

dilaksanakan

(Notoatmodjo, 2005). Studi kasus ini dilaksanakan di RSUD Karanganyar.

C. Subyek Studi Kasus


Dalam penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang
dijadikan sebagai responden untuk mengambil kasus (Notoatmodjo, 2005).
Subyek laporan kasus ini Ibu hamil Ny. B dengan hiperemesis gravidarum
grade II.

D. Waktu Studi Kasus


Waktu studi kasus merupakan kapan pelaksanaan pengambilan studi
kasus akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2005). Studi kasus ini dilaksanakan
pada tanggal 15 19 Juni 2012.

42

43

E. Instrumen Studi Kasus


Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data (Arikunto, 2006). Pada kasus ini instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan pada ibu
hamil.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil
data primer dan data sekunder :
1. Data primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung diambil dari
objek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwidikdo, 2006)
Data primer diperoleh dengan cara :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik, yaitu :
1) Inspeksi
Inspeksi adalah proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indera
penglihatan, pendengaran dan penciuman (Nursalam, 2008).
Inspeksi dilakukan secara berurutan dimulai dari kepala
sampai kaki. Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
Pemeriksaan mulai dari kepala, leher, dada dan axilla, abdomen,
genetalia,

anus,

(Wiknjosastro, 2005).

ekstremitas,

kulit

dan

mammae

44

2) Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan menggunakan indera
peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif
(Nursalam, 2008). Pada kasus Pada kasus ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade II pemeriksaan Leopold I IV
(Wiknjosastro, 2007).
3) Perkusi
Perkusi adalah teknik pemeriksaan dengan mengetukngetukkan jari ke bagian tubuh klien yang akan dikaji untuk
membandingkan

bagian

yang

kiri

dengan

yang

kanan

(Nursalam, 2008). Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis


gravidarum grade II seperti pada reflek pattela kanan dan kiri
negatif atau positif (Mufdlilah, 2009).
4) Auskultasi
Auskultasi

adalah

pemeriksaan

dengan

menggunakan

stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh


(Nusalam, 2008). Pada kasus ibu hamil pemeriksaan auskultasi
yang ikut terdengar adalah bunyi detak jantung janin
(Manuaba, 2007).
b. Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
peneliti secara lisan dari seseorang responden atau sasaran peneliti atau

45

bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face)


(Notoatmodjo, 2005). Pada studi kasus ini wawancara dilakukan pada
Ny. B dan keluarga.
c. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan
menggunakan seluruh alat indera mengobservasi dapat dilakukan
melalui penglihatan, penciuman, pendengaran peraba dan pengecap
(Arikunto, 2006). Dalam studi kasus ini observasi pada ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum grade II adalah observasi intake dan
output (Mansjoer, 2002).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis merupakan sumber
informasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi
masalah untuk menegakkan diagnosa, merencanakan tindakan kebidanan
dan memonitor respon pasien terhadap tindakan (Notoatmodjo, 2005).
a. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang dipersiapkan
karena adanya permintaan seorang penyidik (Nursalam, 2008).
Dalam kasus ini dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan
data yang diambil dari catatan rekam medik klien di RSUD
Karanganyar.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat
penting dalam menunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian

46

(Notoatmodjo, 2005). Studi kepustakaan pada ibu hamil dengan


hiperemesis gravidarum grade II mengambil dari buku-buku
kesehatan tahun 2002 2010.

G. Alat-alat yang Dibutuhkan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain :
1. Alat dan bahan pengambilan data :
a. Format pengkajian pada ibu hamil
b. Buku tulis
c. Ballpoint
2. Alat dan bahan melakukan pemeriksaan dan observasi :
a. Spygmomanometer
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Timbangan berat badan
e. Pita pengukur lingkar lengan atas
f. Stetoskop monoculer atau leanec
g. Metlin
h. Jam tangan dengan penunjuk second
i. Hammer
3. Alat untuk pendokumentasian :
a. Status atau catatan pasien
b. Rekam medik
c. Alat tulis

BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus
Pukul : 08.30 WIB

1. Pengkajian
Tempat

: RSUD Karanganyar

Tanggal

: 15 Juni 2012

a. Identitas Pasien

Identitas Suami

1) Nama

: Ny. B

Nama

: Tn. H

2) Umur

: 25 tahun

Umur

: 27 tahun

3) Agama

: Islam

Agama

: Islam

4) Suku Bangsa

: Jawa/Indonesia

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

5) Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

6) Pekerjaan

: Swasta

Pekerjaan

: Swasta

7) Alamat

: Sanggrahan RT 03/03 Surokalang, Karanganyar

b. Anamnesa (Data Subjektif)


1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 3 bulan, mengeluh mual muntah sejak 3 hari
yang lalu 8 x/hari setelah makan dan minum dengan konsistensi
berupa cairan dan mengeluh badan terasa lemas serta kepala terasa
pusing.
2) Riwayat haid / menstruasi
a) Menarche

: Ibu mengatakan haid pertama pada


umur 12 tahun.

b) Siklus haid

: Ibu mengatakan siklus haid 28 hari.

47

48

c) Lamanya

: Ibu mengatakan lamanya haid 6 7


hari.

d) Banyaknya

: Ibu mengatakan 2 3 x/hari ganti


pembalut.

e) Teratur/tidak teratur

: Ibu mengatakan haidnya teratur setiap


bulan.

f) Sifat darah

: Ibu mengatakan sifat darah haidnya


encer dan berwarna merah.

g) Dismenorhoe

: Ibu mengatakan saat haid kadangkadang mengalami nyeri perut.

3) Riwayat kehamilan sekarang


a) HPHT

: 20 Maret 2012

b) HPL

: 27 Desember 2012

c) Gerakan janin
Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin.
d) Obat yang dikonsumsi
Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat yang diberikan dari
bidan seperti Fitonal F.
e) Keluhan-keluhan
Trimester I

: Ibu mengatakan mual muntah + 8 x/hari,


badan terasa lemah dan kepala terasa
pusing.

f) ANC

: 2 kali teratur di bidan pada saat UK 1


bulan dan 2 bulan.

49

g) Penyuluhan yang pernah didapat


Ibu mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan
apapun dari bidan.
h) Imunisasi / TT
Ibu mengatakan 2 kali, dibidan, TT 1 pada waktu mau menikah
dan TT 2 pada umur kehamilan 2 bulan.
i) Kekhawatiran khusus
Ibu mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan kondisi
kehamilannya saat ini.
4) Riwayat Penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu, mual
dan muntah berupa cairan, + 8 x/hari setiap setelah makan dan
minum, badan terasa lemah dan pusing.
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung

: Ibu mengatakan pada dada sebelah kiri


tidak pernah merasa berdebar-debar,
saat aktivitas tidak mudah lelah, dan
pada telapak tangan tidak pernah
mengeluarkan keringat dingin

(2) Ginjal

: Ibu mengatakan pada pinggangnya


tidak merasakan sakit pada saat BAK.

(3) Asma / TBC

Ibu

mengatakan

tidak

pernah

mengalami sesak nafas dan tidak

50

pernah

mengalami

batuk

yang

berkepanjangan selama lebih dari 3


bulan.
(4) Hepatitis

: Ibu mengatakan pada kuku, mata dan


kulitnya tidak berwarna kuning.

(5) Diabetes Mellitus : Ibu mengatakan tidak mudah haus,


lapar dan tidak pernah buang air kecil
pada malam hari lebih dari 8 kali.
(6) Hipertensi

Ibu

mengatakan

tidak

pernah

mengalami tekanan darah tinggi lebih


dari 140/90 mmHg dan tidak pernah
mengalami keluhan seperti pusing,
tengkuk terasa kaku dan tegang.
(7) Epilepsi

Ibu

mengatakan

mengalami
mengeluarkan

belum

kejang
busa

pernah
sampai

dari

dalam

mulutnya.
(8) Lain-lain

: Ibu mengatakan tidak ada riwayat


penyakit seperti HIV/AIDS dan malaria

c) Riwayat penyakit keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak dirinya dan
pihak suami tidak pernah memiliki riwayat penyakit menurun
seperti : jantung, DM, hipertensi ataupun penyakit menular
seperti : TBC, hepatitis dan epilepsi.

51

d) Riwayat keturunan kembar


Ibu mengatakan baik dari pihak dirinya maupun pihak dari
suaminya tidak ada yang memiliki riwayat keturunan kembar.
e) Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah mengalami riwayat operasi.
5) Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan status perkawinan : syah, Kawin : 1 kali pada
umur 24 tahun dan suami umur 26 tahun, lamanya perkawinan 7
bulan dan belum pernah mempunyai anak.
6) Riwayat keluarga berencana
Ibu mengatakan selama ini dirinya maupun suaminya belum pernah
menggunakan KB jenis apapun selama menikah.
7) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :

No
1

Tgl/thn
Partus

Tempat
Partus

Umur
Khmln

Jenis
Partus

Anak

Nifas

Penolong
Jenis

BB

PB

Keadan

Laktasi

Keadaan
Anak
Sekarang

Hamil sekarang

8) Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil


a) Nutrisi
(1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan makan 3 x/sehari, porsi sedang, dengan
menu nasi, sayuran, lauk tahu, ikan, tidak memiliki
pantangan makan, minum 6 7 x/hari air putih dan 2 gelas
air teh pada pagi dan sore hari.

52

(2) Selama hamil


Setelah mengijak usia kehamilan 2 bulan ibu mengatakan
setelah makan dan minum ibu merasa mual dan muntah,
nafsu makan berkurang yaitu 2 x/hari, porsi kecil, dengan
menu nasi, sayuran hijau, lauk tahu, ikan, pantangan makan
masakan yang pedas dan manis, ibu minum 6 gelas air putih
dan 2 gelas susu pada pagi dan sore hari.
b) Eliminasi
(1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan BAB 1 x/hari dengan konsistensi lunak,
warna kuning, bau khas feces dan BAK 6 7 x/hari dengan
konsistensi cair, warna kuning jernih serta tidak ada
keluhan apapun.
(2) Selama hamil
Ibu mengatakan BAB 1 x/hari dengan konsistensi lunak,
warna kuning, bau khas feces dan BAK 7 8 x/hari dengan
konsistensi cair, warna kuning jernih. Saat ibu belum BAB
dan BAK sudah 3 kali.
c) Aktifitas
(1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan beraktivitas normal seperti memasak,
mencuci, menyapu serta mengerjakan pekerjaan rumah
lainnya dan bekerja sebagai karyawan pabrik tekstil.
(2) Selama hamil
Ibu mengatakan aktivitas rumah tangganya dibantu oleh
suami dan untuk saat ini ibu tidak masuk kerja karena

53

keadaan kehamilannya yang mengganggu serta ibu hanya


tiduran selama 2 hari ini.
d) Istirahat
(1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan tidak pernah tidur siang, tidur malam + 8
9 jam/hari.
(2) Selama hamil
Ibu mengatakan tidur siang + 1 jam, tidur malam + 6 7
jam/hari, kadang terbangun karena adanya rasa ingin
muntah.
e) Seksualitas
(1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan melakukan hubungan suami isteri 2x
seminggu.
(2) Selama hamil
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan hubungan suami
isteri karena keadaan badannya yang terasa lemas.
f) Personal hygiene
(1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali
seminggu, gosok gigi 2 kali sehari, dan ganti pakaian 2 kali
sehari.
(2) Selama hamil
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali
seminggu, gosok gigi 2 kali sehari, dan ganti pakaian 2 kali
sehari. Dengan keluhan ibu merasa mual dan muntah setiap
gosok gigi.

54

9) Psikososial budaya
a) Perasaan ibu tentang kehamilan ini
Ibu mengatakan merasa senang dengan kehamilannya dan ibu
merasa cemas dengan keadaannya yang dialaminya sekarang
ini.
b) Dukungan keluarga
Ibu mengatakan baik dari pihak dirinya maupun dari pihak
suami sangat mendukung dengan kehamilannya saat ini.
c) Jenis kelamin yang diharapkan
Ibu mengatakan laki-laki ataupun perempuan sama saja, yang
penting bayinya nanti lahir dengan normal dan sehat.
d) Kehamilan ini direncanakan atau tidak
Ibu mengatakan bahwa kehamilannya ini direncanakan.
e) Pantangan makanan
Ibu mengatakan ada pantangan makan yaitu masakan yang
rasanya manis dan pedas.
f) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan
Ibu mengatakan ada kebiasaan adat istiadat mitoni dalam
keluarganya.
10) Penggunaan obat-obatan atau rokok
Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat dari bidan dan ibu tidak
pernah merokok.
c. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum

: Lemah

55

b) Kesadaran

: Composmentis

c) TTV

: TD : 110/70 mmHg
N

: 90 x/menit

S : 36,50 C
R : 20 x/menit

d) BB sebelum hamil : 44 kg
e) BB sekarang

: 43 kg

f) Tinggi badan

: 160 cm

g) LILA

: 25 cm

2) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
(1) Rambut

: Hitam, bersih, tidak ada ketombe dan


tidak mudah rontok.

(2) Muka

: Pucat, tidak ada oedema, tidak ada


cloasma gravidarum.

(3) Mata

: Cekung

(a) Conjungtiva : Pucat


(b) Sklera

: Putih

(c) Oedema

: Tidak eodema

(4) Hidung

: Normal, bersih, tidak ada sekret, dan


tidak ada polip

(5) Telinga

: Simetris, normal, bersih, tidak ada


serumen.

(6) Mulut/gigi/gusi : Lidah kotor, warna keputihan, tercium


bau aseton, tidak ada caries, gusi tidak
ada luka, tidak ada stomatitis.

56

b) Leher
(1) Kelenjar gondok

: Tidak ada pembesaran

(2) Tumor

: Tidak teraba benjolan tumor

(3) Pembesaran kelenjar limfe

: Tidak mengalami pembesaran


parotitis

c) Dada dan Axilla


(1) Jantung

: Tidak dilakukan

(2) Paru

: Tidak dilakukan

(3) Mammae
(a) Membesar

: Membesar secara fisiologis

(b) Tumor

: Tidak ada tumor

(c) Simetris

: Simetris kanan dan kiri

(d) Areola

: Hiperpigmentasi

(e) Putting susu

: Menonjol

(f) Kolostrum

: Belum keluar

(4) Axilla
(a) Benjolan

: Tidak ada benjolan

(b) Nyeri

: Tidak ada nyeri

d) Ekstremitas
(1) Oedema

: Tidak ada oedema

(2) Varices

: Tidak ada varices

(3) Reflek patella

: Positif antara kanan dan kiri

(4) Betis merah/lembek/keras : Betis tidak merah, tidak


lembek dan tidak keras.
(5) Ekstremitas atas

: Terpasang infuse RL tetesan


20 kali tpm ditangan kanan.

57

e) Abdomen
(1) Luka bekas operasi

: Tidak ada bekas luka operasi

(2) Linea alba / nigra

: Linea alba

(3) Strie albican / livide : Tidak ada strie


f) Palpasi
(1) Leopold I

: Konsistensi uterus keras, teraba balotement


(+).

(2) Leopold II

: Kanan : tidak dilakukan, Kiri : tidak


dilakukan.

(3) Leopold III : Tidak dilakukan


(4) Leopold IV : Tidak dilakukan
g) Auskultasi
(1) DJJ : Punctum maximum

: Tidak dilakukan

(2) Frekuensi

: Tidak dilakukan

(3) Teratur / tidak

: Tidak dilakukan

h) Genetalia
(1) Varices

: Tidak ada varices

(2) Kelenjar bartolini

: Tidak ada pembesaran

(3) Pengeluaran pervaginam

Tidak
pervaginam

i) Anus
(1) Haemoroid

: Tidak ada

(2) Varices

: Tidak ada

j) Kulit
Turgor kulit berkurang dan kering.

ada

pengeluaran

58

3) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
Golongan darah

: A.

Hb

: 12,2 gr%.

Leukosit

: 3900 mg/dl (normal 4000-11.000)

b) Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan

2. Interpretasi Data,

Tanggal 15 Juni 2012,

Pukul 09.00 WIB

a. Diagnosa Kebidanan
Ny. B G1 P0 A0 Umur 25 tahun, hamil 12 minggu dengan hiperemesis
gravidarum grade II.
Data Dasar :
Data Subyektif :
1) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 20 Maret
2012.
2) Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah
keguguran.
3) Ibu mengatakan sejak 2 hari yang lalu merasa mual muntah 8 x/hari,
berupa cairan berwarna putih.
4) Ibu mengatakan badannya lemas.
5) Ibu mengatakan nafsu makannya berkurang dari 1 piring menjadi ,
karena mengeluh mual dan muntah setiap setelah makan, ibu hanya
minum 1 gelas air teh dan 5 6 gelas air putih.
6) Ibu mengatakan BAB 1 x/hari, BAK 6 7 x/hari
Data Obyektif :
1) HPL

: 27 Desember 2012

59

2) Keadaan umum ibu lemah, kesadaran composmentis.


3) Vital sign

: TD : 110/70 mmHg
Respirasi : 20 x/menit

4) BB sebelum hamil
BB sekarang
5) Mata

Nadi : 90 x/menit
Suhu : 35,5C

: 46 kg
: 43 kg
Conjungtiva pucat, mata cekung, dan

sclera berwarna putih.


6) Mulut

: Lidah kotor berwarna putih, tercium bau


aseton dari mulut.

7) Kulit

: Turgor kulit berkurang dan kering.

8) Palpasi abdomen

: Konsistensi uterus keras, teraba ballotement


(+)

9) Pemeriksaan Penunjang
(a) HB

: 12,2 gr%

(b) Golongan darah

:A

b. Masalah
Ibu mengatakan merasakan cemas dengan keadaan kehamilannya
karena adanya mual dan muntah.
c. Kebutuhan
Memberikan konseling, motivasi dan dukungan mental kepada ibu
tentang keadaan kehamilannya.

3. Diagnosa Potensial.
Potensial terjadi dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dan
dapat mengarah ke hiperemesis gravidarum grade III.

60

4. Antisipasi
a. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi :
1) Injeksi Ondan cetron drip / I ampul
2) Domperidon 10 mg 3 x 1 tablet /hari
3) Antasida 200 mg 3 x 1 tablet /hari
4) B6 10 mg 3 x 1 tablet /hari
b. Motivasi untuk bedrest total.

5. Perencanaan

Tanggal 15 Juni 2012

Pukul 09.30 WIB

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan tentang keadaan yang


dialaminya sekarang.
b. Isolasi penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran
udara yang baik.
c. Jaga keseimbangan cairan dengan infus RL drip ondan cetron 1 ampul
20 tpm.
d. Observasi mual muntah tiap 4 jam.
e. Observasi BAB dan BAK tiap hari.
f. Berikan terapi obat :
1) Domperidon 10 mg 3 x 1 tablet /hari
2) Antasida 200 mg 3 x 1 tablet /hari
3) Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet /hari

61

g. Anjurkan ibu untuk beristirahat, misalnya tidur siang + 1 jam dan


malam hari + 8 jam
h. Observasi KU tiap 4 jam

6. Pelaksanaan (Implementasi)

Tanggal 15 Juni 2012, Pukul 10.00 WIB

a. Pada pukul 10.00 memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan menjelaskan


tentang keadaan yang dialaminya sekarang yaitu ibu mengalami mual
dan muntah yang berlebihan yang biasa disebut dengan hiperemesis
gravidarum. Hipermesis gravidarum merupakan salah satu gejala
dalam kehamilan
1) KU : Baik, Kesadaran : Apatis
2) TTV : TD : 100/90 mmHg, N : 80 x/ menit, RR : 20 x/ menit,
S : 360 C
b. Pada pukul 10.10 mengisolasi penderita dalam kamar yang tenang dan
cerah dengan pertukaran udara yang baik.
c. Pada pukul 10.20 menjaga keseimbangan cairan dengan infus RL drip
ondan centron 1 ampul 20 tpm.
d. Pada pukul 12.30 mengobservasi KU dan VS tiap 4 jam.
e. Pada pukul 12.30 mengobservasi mual dan muntah tiap 4 jam.
f. Pada pukul 12.30 mengobservasi BAB dan BAK tiap 4 jam.
g. Pada pukul 13.00 menganjurkan ibu untuk beristirahat, misalnya tidur
siang + 1 jam dan malam hari + 8 jam.
h. Pada pukul 13.10 memberikan terapi obat :
1) Domperidon 10 mg 1 tablet
2) Antasida 200 mg 1 tablet
3) Vitamin B6 10 mg 1 tablet

62

7. Evaluasi

Tanggal 15 Juni 2012

Pukul 18.00 WIB

a. Ibu sudah diberitahu hasil pemeriksaan dan tentang keadaannya


sekarang.
b. Ibu sudah ditempatkan dalam suasana yang tenang dan cerah dengan
pertukaran udara yang baik
c. Pada tangan kanan ibu terpasang infus RL drip ondan centron 1 ampul
20 tpm.
d. Keadaan umum ibu lemah, kesadaran apatis.
Tanda-tanda vital sign :

TD :100/90 mmHg,
RR : 20 x/ menit,

N : 80 x/ menit,
S : 360 C

e. Ibu masih merasa mual, muntah 1 kali dalam dari jam 10.00 18.00
WIB, jumlah sedikit, cair berwarna putih serta masih pusing dan badan
lemas.
f. Ibu sudah BAK 2 kali dengan konsistensi kuning jernih.
g. Ibu sudah minum obat :
1) Domperidon 10 mg 1 tablet
2) Antasida 200 mg 1 tablet
3) Vitamin B6 10 mg 1 tablet

63

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal 16 Juni 2012


S:

Pukul 08.00 WIB

Data Subyektif
1. Ibu mengatakan masih merasakan mual dan muntah sebanyak 8 kali
dari jam 18.00 08.00 WIB berupa cairan berwarna putih dan sisa
makanan.
2. Ibu mengatakan BAK 8 kali dari pukul 18.00 sampai sekarang dan ibu
belum BAB.
3. Ibu mengatakan badannya masih terasa lemas dan pusing.
4. Ibu mengatakan pagi ini habis makan 4 sendok bubur halus, dan
minum 1 gelas teh manis
5. Ibu mengatakan aktifitas hanya berbaring di tempat tidur

O:

Data Obyektif
1. Keadaan umum masih lemah.
Kesadaran composmentis
Vital sign :
a. Tekanan darah

: 100/90 mmHg

b. Nadi

: 80 x/menit

c. Suhu

: 36C

d. Respirasi

: 20 x/menit

2. Mata

: sedikit cekung, sklera berwarna putih kekuningan,

conjungtiva pucat
3. Mulut

: lidah kotor dan masih sedikit tercium bau aseton pada

pernafasannya.

64

4. Kulit

: Turgor kulit masih kering.

5. Terpasang infus RL drip ondan centron 1 ampul 20 tpm pada tangan


kanan.
A:

Assesment
Ny. B G1 P0 A0 umur 25 tahun hamil 12 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade II hari ke 2.

P:

Planning
Tanggal : 16 Juni 2012

Pukul : 08.30 WIB

1. Pukul 08.35 WIB, memberi tahu hasil pemeriksaan mengenai keadaan


ibu sekarang bahwa mual dan muntahnya sudah berkurang.
2. Pada pukul 08.45 WIB, Menganjurkan pada ibu untuk makan bubur
halus sedikit tapi sering.
3. Pukul 09.00 WIB, memberikan dukungan moril kepada ibu dan
keluarga dengan cara menyakinkan bahwa kondisi ibu akan segera
membaik dan keluhannya dapat disembuhkan.
4. Pukul 09.15 WIB

: melanjutkan terapi dokter

a. RL

drip ondan centrol 1 ampul 20 tetes per menit.

b. Domperidon

10 mg 1 tablet

c. Antasida

200 mg 1 tablet

d. Vitamin B6

10 mg 1 tablet

5. Pukul 12.30 WIB, mengobservasi mual dan muntah setiap 4 jam sekali.
6. Pada pukul 12.30 WIB, mengobservasi BAK dan BAB tiap 4 jam
7. Pukul 12.30 WIB, mengobservasi keadaan umum dan vital sign setiap 4
jam sekali.

65

Evaluasi
Tanggal : 16 Juni 2012

pukul : 16.30 WIB

1. Ibu sudah di jelaskan tentang hasil pemeriksaan dan ibu sudah tidak
khawatir lagi.
2. Ibu makan siang menghabiskan 8 sendok makan bubur halus dan
bersedia mengkonsumsi buah dan sayuran.
3. Telah memberikan dukungan moril kepada ibu dan keluarga.
4. Telah melanjutkan terapi dokter obat-obat oral sudah diberikan kepada
ibu dan ibu bersedia meminumnya.
5. Ibu masih mual dan muntah sebanyak 3 kali dalam 6 jam terakhir.
6. Ibu sudah BAK 3 kali menggunakan pispot dan BAB 1 kali.
7. Ibu bersedia istirahat cukup.

66

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal : 17 Juni 2012


S:

Pukul : 08.00 WIB

Data Subyektif
1. Ibu mengatakan mual dan muntahnya 3 x sehari
2. Ibu mengatakan nafsu makan bertambah menjadi porsi bubur halus
hangat dalam 1 piring
3. Ibu mengatakan keadaannya agak membaik, tetapi masih lemas,
sedikit pusing dan ibu masih cemas.
4. Ibu mengatakan BAK sebanyak 4 x sehari dengan dibantu keluarga
dan BAB lancar sebanyak 1 x sehari.
5. Ibu mengatakan aktifitasnya hanya berbaring di tempat tidur

O:

Data Obyektif
1. Keadaan umum masih agak lemah
Kesadaran composmentis
Vital sign :
a. Tekanan darah

: 110/70mmHg

b. Nadi

: 82 x / menit

c. Suhu

: 365 C

d. Respirasi

: 22 x / menit

2. Mata

: masih sedikit cekung, sklera sudah tidak berwarna kuning,

Conjungtiva sudah tidak pucat,

67

3. Mulut

: lidah sudah tidak kotor, tidak tercium bau aseton dalam

pernafasan
4. Kulit

: turgor kulit sudah membaik.

5. Terpasang infus dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 20 tpm.


A:

Assesment
Ny. B umur 25 tahun G1 P0 A0 hamil 12 minggu dengan riwayat
Hiperemesis Gravidarum Grade II hari ke 3.

P:

Planning
Tanggal : 17 Juni 2012

Pukul 08.25 WIB

1. Pada pukul 08.30 WIB, memberitahu hasil pemeriksaan tentang


keadaan ibu sekarang keadaannya sudah membaik.
2. Pukul 09.00 WIB, menganjurkan pada ibu untuk latihan duduk dan
berdiri perlahan-lahan.
3. Pukul 10.15 WIB, mengobservasi mual dan muntah setiap 4 jam
sekali.
4. Pada pukul 12.30 WIB : mengobservasi keadaan umum dan vital sign
setiap 4 jam sekali.
5. Pada pukul 12.40 WIB

: melanjutkan terapi dokter :

a. RL

drip ondan centrol 1 ampul 20 tetes per menit.

b. Domperidon

10 mg 1 tablet

c. Antasida

200 mg 1 tablet

d. Vitamin B6

10 mg 1 tablet

68

Evaluasi
Tanggal : 17 Juni 2012

Pukul : 13.00 WIB

1. Ibu sudah dijelaskan tentang hasil pemeriksaan dan ibu merasa senang
dengan kondisinya yang semakin baik.
2. Ibu sudah bisa duduk dan berdiri perlahan-lahan.
3. Ibu mual dan muntah sebanyak 1 kali dalam 6 jam terakhir.
4. Ibu bersedia makan siang dengan menggunakan bubur nasi hangat dan
habis 6 sendok makan.
5. Ibu sudah dilakukan pemeriksaan keadaan umum dan vital sign, dan
hasilnya sudah disampaikan kepada ibu dan keluarga.
6. Ibu sudah minum obat sesuai anjuran.

69

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal : 18 Juni 2012


S:

Pukul : 08.00 WIB

Data Subyektif
1. Ibu mengatakan keadaannya lebih baik dari hari kemarin.
2. Ibu mengatakan tidak mual dan sudah tidak muntah lagi.
3. Ibu mengatakan pagi ini makan piring bubur nasi hangat dan 1
potong buah apel.
4. Ibu mengatakan sudah tidak pusing dan badannya juga sudah tidak
lemas.
5. Ibu mengatakan BAK 5x sehari dengan dibantu keluarga dan BAB 1x
sehari, lancar dan tidak ada keluhan.
6. Ibu mengatakan aktifitasnya sudah bisa berdiri dan berjalan perlahan.

O:

Data Obyektif
1. Keadaan umum baik.
Kesadaran composmentis.
Vital sign :
a. Tekanan darah

: 110/80 mmHg

b. Nadi

: 82 x/menit

c. Suhu

: 36C

d. Respirasi

: 22 x/menit

2. Mata

: Conjungtiva merah muda, sklera putih dan tidak cekung.

3. Mulut

: Lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton.

4. Kulit

: Turgor kulit lebih baik.

5. Terpasang infus dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 20 tpm.

70

A:

Assesment
Ny. B G1 P0 A0 umur 25 tahun hamil 12 minggu post Hiperemesis
Gravidarum Grade II hari ke 4.

P:

Planning
Tanggal : 18 Juni 2012

Pukul 08.10 WIB

1. Pukul 08.15 WIB, memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa


mual dan muntahnya dapat diatasi dan kondisi ibu sudah baik.
2. Pada pukul 08.45 WIB, menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin dan makan makanan yang bergizi dan tinggi
protein seperti : nasi, sayur bayam, tahu.
3. Pukul 12.10 WIB, mengobservasi mual dan muntah setiap 4 jam sekali.
4. Pukul 12.20 WIB, melepas infus.
5. Pasien diperbolehkan pulang, dengan bekal obat Domperidon10 mg 3 x
1 tablet/hari, Antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari, Vit. B6 10 mg 3 x 1
tablet/hari dan menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
satu minggu lagi.

Evaluasi
Tanggal : 18 Juni 2012

Pukul : 12.30 WIB

1. Ibu sudah dijelaskan tentang kondisinya bahwa ibu sudah sembuh


dan ibu senang sudah di ijinkan untuk pulang ke rumah.
2. Sudah diberitahukan pada ibu dan keluarga bila keadaan ibu
sekarang sudah baik.
3. Ibu bersedia untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin.
4. Ibu sudah tidak mual dan muntah lagi.

71

5. Ibu sudah makan siang dengan nasi lembek dengan porsi sedang.
6. Ibu sudah minum obat sesuai anjuran, dan Infus sudah lepas pukul
12.30 WIB
7. Terapi obat jalan sudah diberikan.
8. Ibu pulang tanggal 18 Juni 2012 pukul 13.30 WIB dan ibu bersedia
untuk kunjungan ulang satu minggu lagi.

72

DATA PERKEMBANGAN IV
(Kunjungan Rumah)
Tanggal : 19 Juni 2012
S:

Pukul : 10.00 WIB

Data Subyektif
1. Ibu mengatakan keadaannya sudah baik.
2. Ibu mengatakan sudah tidak mual dan sudah tidak muntah lagi.
3. Ibu mengatakan badan masih terasa lemas dan sudah tidak pusing.
4. Ibu mengatakan makan 3 x sehari porsi kecil, seperti nasi, sayur bayam,
sepotong daging ayam dan tahu bacam
5. Ibu mengatakan BAK 5 x sehari dengan dilakukan sendiri tanpa
bantuan keluarga dan BAB 1x sehari lancar dan tidak ada keluhan.
6. Ibu mengatakan sudah melakukan aktifitas ringan seperti menyapu
lantai.
7. Ibu mengatakan pagi ini sudah minum obat sesuai ajuran dokter.

O:

Data Obyektif
1. Keadaan umum baik
Kesadaran composmentis
Vital sign :
a. Tekanan darah

: 110/90 mmHg

b. Nadi

: 80 x/menit

c. Suhu

: 365 C

d. Respirasi

: 24 x/menit

2. Mata

: tidak cekung, conjungtiva merah muda dan sklera putih.

3. Mulut

: lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton.

4. Kulit

: turgor kulit baik.

73

A:

Assesment
Ny. B G1 P0 A0 umur 25 tahun hamil 13 minggu dengan riwayat
Hiperemesis Gravidarum Grade II hari ke 5.

P:

Planning
Tanggal : 19 Juni 2012

Pukul 10.20 WIB

1. Pukul 10.30 WIB, memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa


kondisinya saat ini sudah sehat.
2. Pukul 10.40 WIB, menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktivitas
yang berat.
3. Pukul 11.00 WIB, menganjurkan pada ibu untuk tetap meminum obat
dari rumah sakit sampai obat habis.
4. Pukul 11.10 WIB, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan makan
makanan yang bergizi

74

Evaluasi
Tanggal : 19 Juni 2012

Pukul : 11.30 WIB

1. Sudah dijelaskan tentang keadaan Ibu saat ini kepada ibu dan
keluarga, dan tanggapanya baik, ibu merasa bahagia.
2. Ibu bersedia untuk menghindari aktifitas yang berat.
3. Ibu bersedia untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin.
4. Ibu bersedia meminum obat dari Puskesmas sampai habis.
5. Ibu bersedia untuk istirahat cukup dan makan makanan yang
bergizi.

75

B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan kasus ini penulis menguraikan tentang proses asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II di RSUD
Karanganyar dengan menggunakan 7 langkah varney. Dalam penerapan
asuhan kebidanan ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
praktek di lapangan.
1. Pengkajian
Pengkajian data pada ibu hamil Ny. B dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade II didapat data subjektif yaitu ibu mengeluh mual
muntah sejak 2 hari yang lalu 8 x/hari setelah makan dan minum dengan
konsistensi berupa cairan dan mengeluh badan terasa lemas serta kepala
terasa pusing. Pada data objektif didapat keadaan umum lemah, kesadaran
composmentis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan kotor,
nadi kecil dan cepat (90 x/menit), berat badan 43 kg, mata cekung dan
nafas berbau aseton.
Sedangkan

menurut

teori

tanda

dan

gejala

Hiperemesis

Gravidarum Grade II yaitu penderita mengalami dehidrasi bertambah,


turgor kulit makin berkurang, lidah kering dan kotor, mata cekung, berat
badan turun, tekanan darah turun dan nadi meningkat, mata ikhterik, gejala
hemokonsentrasi makin tampak, urine berkurang, terdapat aseton dalam
urine, terjadinya gangguan buang air besar dan nafas bau aseton
(Manuaba, 2008).
Dari pengkajian tersebut penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.

76

2. Interpretasi Data
Data yang telah dikumpulkan pada kasus ibu hamil Ny. B dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade II dapat ditegakkan diagnosa sebagai
berikut : Ny. B G1 P0 A0 umur 25 tahun hamil 12 minggu

dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade II. Masalah yang muncul yaitu ibu


mengatakan merasakan cemas dengan keadaan kehamilannya karena
adanya mual dan muntah. Sedangkan kebutuhan dari masalah tersebut
adalah memberikan konseling, motivasi dan dukungan mental kepada ibu
tentang keadaan kehamilannya.
Sedangkan menurut pendapat Winkjosastro (2006) masalah adalah
hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai
dengan pengkajian, sebagai contoh pada kasus Hiperemesis Gravidarum
Grade II adalah ibu merasa cemas dengan kehamilannya. Kebutuhan
adalah hal-hal yang di butuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosa dan masalah yang di dapatkan dengan melakukan analisa data,
sebagai contoh pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah
memberikan konseling dan motivasi dukungan pada ibu (Mansjoer, 2002).
Dari data diatas penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek dilapangan.
3. Diagnosa Potensial
Dalam kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II

yang telah

diambil di RSUD Karanganyar telah dilakukan tindakan yang cepat dan


tepat sehingga tidak terjadi diagnosa potensial terjadi dehidrasi dan
terganggunya keseimbangan elektrolit dan dapat mengarah ke hiperemesis
gravidarum grade III.

77

Berdasarkan teori dari kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II


didapatkan diagnosa potensial terjadinya dehidrasi dan terganggunya
keseimbangan elektrolit, dan dapat mengarah ke Hiperemesis Gravidarum
Grade III yang dapat membahayakan hidup ibu dan janin (Varney, 2004).
Dari perbandingan tersebut penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek dilapangan.
4. Antisipasi/Tindakan Segera
Pada langkah antisipasi pada kasus Hiperemesis GravidarumGrade
II yaitu pemberian informasi dan edukasi tentang kehamilannya,
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi : pasang infus RL drip
ondon centrol 1 ampul 20 tpm, injeksi ranitidin 25 mg Iv, domperidon 10
mg 3 x 1 tablet /hari, antasida 200 mg 3 x 1 tablet /hari, B6 10 mg 3 x 1
tablet /hari dan motivasi untuk bedrest total.
Sedangkan pada teori menurut Wiknjosastro (2006), penanganan
pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian terapi Vit B1, B6, Sedative, Anti emetik dan Anti
histamin, serta motivasi untuk bedrest total.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan kasus yang ada dilapangan.
5. Rencana Asuhan
Rencana

asuhan

yang

diberikan

pada

kasus

Hiperemesis

GravidarumGrade II di RSUD Karanganyar adalah beritahu ibu hasil


pemeriksaan dan jelaskan tentang keadaan yang dialaminya sekarang,

78

isolasi penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran
udara yang baik, jaga keseimbangan cairan dengan infus RL drip ondan
cetron 1 ampul 20 tpm, observasi mual muntah tiap 2 jam, observasi BAB
dan BAK tiap hari, berikan terapi obat : Domperidon 10 mg 3 x 1 tablet
/hari, Antasida 200 mg 3 x 1 tablet /hari, Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet
/hari, anjurkan ibu untuk beristirahat, misalnya tidur siang + 1 jam dan
malam hari + 8 jam, observasi KU dan VT tiap 4 jam.
Menurut Manuaba (2008), rencana asuhan yang dapat di ambil
adalah isolasi penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan
pertukaran udara yang baik, kalori diberikan secara parental dengan
glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2 3 liter sehari, jaga
keseimbangan cairan, bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan
keadaan umum menjadi baik, diberikan minuman makanan yang sedikit
demi sedikit ditambah, berikan sedative yaitu fenobarbital, anjurkan
pemberian vitamin B1 dan B6 tambahan, berikan antiemetik seperti
metokloramid, disiktomin hiroklorida atau klorpromasin, berikan terapi
psikologis untuk menyakinkan pasien penyakitnya bisa disembuhkan serta
menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang melatarbelakangi
hiperemesis gravidarum, berikan obat anti histamine, seperti dramamin,
Avomin.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan kasus yang terdapat di lahan praktek.

79

6. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
menyeluruh.

Pelaksanaan

yang

dilakukan

sesuai

dengan

teori

Wiknjosastro (2006) adalah memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan


menjelaskan tentang keadaan yang dialaminya sekarang, mengisolasi
penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara
yang baik, menjaga keseimbangan cairan dengan infus RL drip ondan
cetron 1 ampul 20 tpm, mengobservasi mual muntah tiap 2 jam,
mengobservasi BAB dan BAK tiap hari, memberikan terapi obat :
Domperidon 10 mg 3 x 1 tablet /hari, Antasida 200 mg 3 x 1 tablet /hari,
Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet /hari, menganjurkan ibu untuk beristirahat,
misalnya tidur siang + 1 jam dan malam hari + 8 jam, mengobservasi KU
dan VT tiap 4 jam.
Dari pelaksanaan pada kasus Ny. B dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade II tidak ditemukan suatu kesenjangan antara teori dan
praktek yang ada dilahan.
7. Evaluasi
Pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II ini dilakukan
perawatan di rumah sakit selama 4 hari dan kunjungan rumah 1 kali.
Didapatkan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TTV
: TD :110/90 mmHg, N : 80 x/ menit, RR : 20 x/ menit,

S : 360 C, ibu

sudah tidak mual dan muntah, sudah tidak pusing, ibu makan 3 kali sehari
porsi kecil seperti nasi, sayur bayam, sepotong daging ayam dan tahu
bacem, BAK 5 kali sehari, ibu sudah dapat tidur siang selama 1 jam dan
tidur malam 8 jam.

80

Sedangkan menurut Varney (2004) hasil asuhan kebidanan yang


diharapkan adalah mual muntah berkurang, keadaan umum baik, ibu dan
janin sehat, nafsu makan sudah baik, berat badan naik, tidak terjadi
dehidrasi, tidak terjadi Hiperemesis Gravidarum Grade III. Pada langkah
evaluasi ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
praktek.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus
yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. B dengan hiperemesis
gravidarum grade II di RSUD Karanganyar, yaitu :
1. Pengkajian data terhadap ibu hamil Ny. B dengan hiperemesis gravidarum
grade II diperoleh data subjektif yaitu ibu mengeluh mual muntah sejak 2
hari yang lalu 8 x/hari setelah makan dan minum dengan konsistensi
berupa cairan dan mengeluh badan terasa lemas serta kepala terasa pusing.
Pada

data

objektif

didapat

keadaan

umum

lemah,

kesadaran

composmentis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan kotor,


nadi kecil dan cepat (90 x/menit), berat badan 43 kg, mata cekung dan
nafas berbau aseton.
2. Interpretasi data dilakukan dengan mengumpulkan data secara teliti dan
akurat sehingga didapatkan diagnosa Ny. B G1 P0 A0 umur 25 tahun hamil
12 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II.
3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. B dengan hiperemesis gravidarum
grade II ini tidak muncul karena dapat ditangani secara cepat dan tepat
sesuai dengan prosedur.
4. Antisipasi pada Ibu hamil Ny. B dengan hiperemesis gravidarum grade II
telah dilakukan sesuai dengan teori yaitu motivasi untuk bedrest total dan
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi infus RL drip ondan

81

82

centron 1 ampul 20 tpm, Domperidon 10 mg 3 x 1 tablet /hari, Antasida


200 mg 3 x 1 tablet /hari, B6 10 mg 3 x 1 tablet /hari.
5. Rencana tindakan pada kasus ini dilakukan sesuai dengan teori
hiperemesis gravidarum grade II, tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan praktek.
6. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan pada kasus

hiperemesis

gravidarum grade II ini disesuaikan dengan rencana asuhan yang sudah


dilakukan secara menyeluruh.
7. Evaluasi yang dihasilkan setelah diberikan asuhan kebidanan dilakukan
perawatan di rumah sakit selama 4 hari dan kunjungan rumah 1 kali.
Didapatkan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TTV
: TD :110/90 mmHg, N : 80 x/ menit, RR : 20 x/ menit,

S : 360 C, ibu

sudah tidak mual dan muntah, sudah tidak pusing, ibu makan 3 kali sehari
porsi kecil seperti nasi, sayur bayam, sepotong daging ayam dan tahu
bacem, BAK 5 kali sehari, ibu sudah dapat tidur siang selama 1 jam dan
tidur malam 8 jam.
8. Pada kasus Ny. B G1 P0 A0 hamil 12 minggu dengan hiperemesis
gravidarum grade II tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan
praktek yang ada dilapangan.

B. Saran
Dari studi kasus pada Ny. B dengan hiperemesis gravidarum grade II
saran yang dapat menulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Rumah Sakit
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam menangani pasien
serta dapat memberikan kenyamanan pasien rawat inap dalam beristirahat.

83

2. Bagi Mahasiswa
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan prosedur
karena teori dan prosedur yang benar mendasari setiap praktek sehingga
menghindari dari kesalahan.
3. Bagi Klien
Diharapkan kepada klien untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur
agar dapat segera mendeteksi komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi
pada kehamilannya.
4. Bagi Bidan
Dalam setiap menangani klien hendaknya selalu menerapkan konsep
asuhan kebidanan sehingga tenaga kesehatan atau bidan mampu
memberikan penanganan dengan kasus atau kondisi pasien.

Anda mungkin juga menyukai