Disusun Oleh
KELOMPOK IV
KELAS A2 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1
4.
5.
6.
7.
8.
mobil. Uap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang
tinggi dari uap serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi
inhalasi, uap panas dapat menyebabkan cedera hingga ke saluran napas
distal di paru.
Gas panas
Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan
oklusi jalan nafas akibat edema.
Aliran listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan tubuh.
Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang
menyebabkan percikan api dan membakar pakaian dapat menyebabkan
luka bakar tambahan.
Zat kimia (asam atau basa)
Radiasi
Sunburn sinar matahari, terapi radiasi.
Lapisan ini berada langsung di bawah epidermis dan tersusun dari selsel fibroblas yang menghasilkan salah satu bentuk kolagen.
b. Bagian bawah, pars retikularis (stratum retikularis).
Lapisan ini terletak di bawah lapisan papilaris dan juga memproduksi
kolagen.
Dermis juga tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut saraf,
kelenjar keringat serta sebasea dan akar rambut.
3. Jaringan subkutan atau hipodermis
Merupakan lapisan kulit yang terdalam. Lapisan ini terutamanya
adalah jaringan adipose yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan
struktur internal seperti otot dan tu lang. Jaringan subkutan dan jumlah
deposit lemak merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh.
Kelenjar Pada Kulit
Kelenjar keringat ditemukan pada kulit pada sebagian besar
permukaan tubuh. Kelenjar ini terutama terdapat pada telapak tangan dan kaki.
Kelenjar keringat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu kelenjar ekrin dan apokrin.
Kelenjar ekrin ditemukan pada semua daerah kulit. Kelenjar apokrin
berukuran lebih besar dan kelenjar ini terdapat aksila, anus, skrotum dan labia
mayora.
: 9%
b) Lengan masing-masing 9%
: 18%
: 36%
e) Genetalia/perineum
: 1%
Total : 100%
Tingkat II
b) Tingkat III
c)
: 15 30%
b) Tingkat III
: 1 10%
3) Ringan minor:
a) Tingkat II
: kurang 15%
b) Tingkat III
: kurang 1%
patofisiologi
Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energi dari
suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran
5
tubulus renal sehingga timbul nekrosis akut tubuler dan gagal ginjal.
Kehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan faktorfaktor inflamasi yang abnormal, perubahan immunoglobulin serta komplemen
serum, gangguan fungsi neutrofil, limfositopenia. Imunosupresi membuat
pasien luka bakar bereisiko tinggi untuk mengalmai sepsis. Hilangnya kulit
menyebabkan ketidakmampuan pengaturan suhunya. Beberapa jam pertama
pasca luka bakar menyebabkan suhu tubuh rendah, tetapi pada jam-jam
berikutnya menyebabkan hipertermi yang diakibatkan hipermetabolisme
Termis
Radiasi
LUKA BAKAR
Biologis
Listrik/petir
Psikologis
Pada Wajah
Di ruang tertutup
Kerusakan kulit
Kerusakan mukosa
Keracunan gas CO
Penguapan
meningkat
Oedema laring
CO mengikat Hb
Peningkatan pembuluh
darah kapiler
Hb tidak mampu
mengikat O2
MK:
Gangguan
Konsep diri
Kurang
pengetahuan
Anxietas
Masalah Keperawatan:
Resiko tinggi terhadap infeksi
Gangguan rasa nyaman
Ganguan aktivitas
Kerusakan integritas kulit
Ektravasasi cairan
(H2O, Elektrolit,
protein)
Gagal nafas
Hipoxia otak
Tekanan onkotik
menurun.
Tekanan
hidrostatik
Cairan intravaskuler
menurun
meningkat
Hipovolemia dan
hemokonsentrasi
Masalah Keperawatan:
Kekurangan volume cairan
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan sirkulasi
makro
Gangguan
sirkulasi seluler
Kardiovaskuler
Ginjal
Hepar
Hipoxia
Kebocoran
kapiler
Hipoxia
sel ginjal
Pelepasan
katekolamin
Sel
otak
mati
Penurunan
curah jantung
Hipoxia
hepatik
Gagal
fungsi
sentral
Fungsi
ginjal
menurun
Gagal jantung
Gagal
ginjal
Gagal hepar
GI
Traktus
Dilatasi
lambun
g
Neurologi
Imun
Gangguan
Neurologi
Daya
tahan
tubuh
menurun
Hambahan
pertumbuhan
Gangguan
perfusi
Laju
metabolisme
meningkat
Glukoneogenesis
glukogenolisis
MK: Perubahan
nutrisi
Gejala
Penampilan Luka
Kesemutan,
Memerah, menjadi
hiperestesia
putih ketika ditekan
(supersensivitas), rasa minimal atau tanpa
nyeri mereda jika edema
didinginkan
Melepuh,
dasar
luka
berbintikbintik
merah,
epidermis
retak,
permukaan
luka
basah,
terdapat
edema
Derajat Tiga
(FullThickness):
terbakar nyala
api,
terkena
cairan
mendidih
dalam waktu
yang
lama,
tersengat arus
listrik
Epidermis,
keseluruhan
dermis
dan
kadangkadang
jaringan
subkutan
Perjalanan
Kesembuhan
Kesembuhan
lengkap dalam
waktu
satu
minggu,
terjadi
pengelupasan
kulit
Kesembuhan
dalam waktu
2-3 minggu,
pembentukan
parut
dan
depigmentasi,
infeksi dapat
mengubahnya
menjadi
derajat-tiga
Pembentukan
eskar,
diperlukan
pencangkokan
, pembentukan
parut
dan
hilangnya
kontur
serta
fungsi kulit,
hilangnya jari
tangan
atau
ekstrenitas
dapat terjadi
Tulle.
9
F.
Obat obatan:
-
Antibiotika
kejadian.
-
Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai
hasil kultur.
10
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
a)
Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada
area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
b) Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi
(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera;
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan
dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok
listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
c)
Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,
marah.
d)
Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna
mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan
kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi
cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya
pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan
motilitas/peristaltik gastrik.
11
e)
Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
f)
Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon
dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik);
laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan
(syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera
listrik pada aliran saraf).
g)
Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara
eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan
suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara
respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada
keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
h)
Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan
cedera inhalasi).
Tanda:
serak;
batuk
mengii;
partikel
karbon
dalam
sputum;
Keamanan:
Tanda:
12
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5
hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa
luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian
kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan
dengan kehilangan cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan
variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung
gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring
posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak
halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara
mum ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan
dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah
nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran
masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal
tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian
terbakar.
Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot
tetanik sehubungan dengan syok listrik).
j)
Pemeriksaan diagnostik:
(1)
(2)
(3)
13
(5)
Urinalisis
menunjukkan
mioglobin
dan
hemokromogen
(7)
(8)
2.
Diagnosa Keperawatan
Marilynn E. Doenges dalam Nursing care plans, Guidelines for planning
and
documenting
patient
care
mengemukakan
beberapa
Diagnosa
14
Kerusakan
mobilitas
fisik
berhubungan
dengan
gangguan
10
11
3.
Rencana Intervensi
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan
Keperawatan
Kriteria
Intervensi
Rasional
Hasil
Resiko
Bersihan jalan
Kaji
nafas
menelan;
efektif
efektif.
pengaliran
berhubungan
Kriteria Hasil :
ketidakmampuan
dengan obstruksi
Bunyi
trakheobronkhial;
vesikuler, RR
Awasi
oedema mukosa;
dalam
batas
kedalaman
kompressi
normal, bebas
perhatikan
dispnoe/cyano
sis.
mengandung
nafas .
bersihan
jalan
tetap
nafas
refleks
gangguan
perhatikan
air
liur,
menelan,
frekuensi,
merah muda.
penggunaan
otot
pernafasan
adanya
karbon
Takipnea,
kebutuhan
intervensi
medik.
atau
Obstruksi
jalan
nafas/distres
15
cepat
stridor,
mengi/gemericik,
atau
lambat
contoh
Dugaan
adanya
hipoksemia
optimal/fungsi
Bilakepala/leher
Tinggikan
kepala
tempat
bantal
pernafasan.
terbakar,
dapat
menghambat
pernafasan,
bantal
di
bawah
kepala,
sesuai indikasi
menyebabkan
yang
terbakar
dan
memobilisasi
sekret.
sering.
Membantu
perawatan
ekstrem,
dan
drainase
mempertahankan
Tingkatkan
istirahat
suara
Peningkatan
sekret/penurunan
kemampuan
untuk
bicara
menunjukkan
peningkatan
edema
dan
dan/atau
menelan
trakeal
mengindikasikan
Selidiki
perubahan
perilaku/mental
gelisah,
contoh
agitasi,
kacau
mental.
menelan
dapat
kebutuhan
untuk intubasi.
Meskipun sering berhubungan
dengan
nyeri,
perubahan
hipoksia.
cairan,
Perpindahan
perhatikan
variasi/perubahan.
cairan
atau
risiko
edema
16
meliputi :
edema.
O2
cara
hipoksemia/asidosis.
yang
tepat,
contoh
memperbaiki
masker wajah
Pelembaban
menurunkan
menurunkan
viskositas
sputum.
Data
dasar
pengkajian
Kaji ulang seri rontgen
penting
untuk
lanjut
status
Berikan/bantu
fisioterapi
dada/spirometri intensif.
dan
penurunan
pH
menunjukkan
atelektasis/edema
paru
tak
setelah terbakar
Fisioterapi dada mengalirkan
area dependen paru, sementara
spirometri intensif dilakukan
untuk memperbaiki ekspansi
paru, sehingga meningkatkan
fungsi
pernafasan
dan
menurunkan atelektasis.
Intubasi/dukungan
mekanikal
atau
luka
mempengaruhi
Resiko
tinggi
kekurangan
volume
cairan
Pasien
dapat
Awasi
tanda
vital,
CVP.
kapiler
dan
mendemostras
Perhatikan
ikan
status
fungsi
paru/oksegenasi.
Memberikan pedoman untuk
penggantian
cairan
mengkaji
dan
respon
berhubungan
cairan
dengan
biokimia
Kehilangan
membaik.
berat
cairan
Kriteria
untuk
sesuai indikasi.
rute
melalui
abnormal.
evaluasi:
dan
bakar
tak
kardiovaskuler.
jenisnya.
17
Observasi
Penggantian
cairan
dititrasi
meyakinkan
rata-2
Peningkatan
ada
pada
kebutuhan : status
manifestasi
berwarna
hypermetabolik,
dehidrasi,
ketidak cukupan
resolusi
adanyadarah
pemasukan.
oedema,
mioglobin.
Kehilangan
elektrolit
Peningkatan
perdarahan.
serum
dalam
batas normal,
atas
ml/jam.
30
dewasa.
Urine
merah
pada
dan
keluarnya
permeabilitas
hari
haluaran urine
di
orang
cairan
Ukur
lingkar
ekstremitas
melalui
evaporasi
indikasi
perubahan selanjutnya
Memperkirakan
luasnya
oedema/perpindahan
Observasi
distensi
cairan
abdomen,hematomesis,feces
hitam.
Penyimpangan
kesadaran
mengindikasikan
ketidak
adequatnya
volume
meliputi :
sirkulasi/penurunan
perfusi
serebral
urine
pada
tingkat
dapat
setengah
dari
semua
yang
luka
bakar
pasien
kateter IV.
minggu pertama).
hasil
pemeriksaan
dan
mencegah
refleks urine.
natrium ).
Memungkinkan
stasis
infus
atau
cairan
cepat.
Berikan obat sesuai idikasi :
Diuretika contohnya
Manitol (Osmitrol)
18
membantu
mencegah
komplikasi.
Mengidentifikasi
-
Kalium
darah/kerusakan
kehilangan
SDM
dan
dan elektrolit.
Antasida
Meningkatkan
urine
Pantau:
-
Tanda-tanda
setiap
vital
jam
selama
pengeluaran
dan
membersihkan
Penggantian
jam
selama
periode
lanjut
karena
besar
selama
periode
rehabilitasi.
-
Warna urine.
Masukan
haluaran
menurunkan
setiap
produksi
asam
dan
jam
produksi
asam
hidroklorida
Mengidentifikasi
penyimpangan
jam
selama
periode
rehabilitasi.
-
luka
bakar)
adalah
hari.
-
laporan elektrolit.
-
indikasi
hipovolemia
mencetuskan
individu
yang
pada
diperlukan.
adekuat.
Pada
penerimaan
rumah
sakit,
lepaskan
semua
terapi
ditentukan
19
IV
yang
dengan
jarum
Inspeksi
bakar.
telah
terluka
bakar.
adekuat
dari
luka
Bila
dan
menunjukkan
gejala-gejala
syok
Penggantian
cairan
cepat
ginjal.
bermakna
vena
sentral
untuk
pemantauan CVP.
Beritahu
Kehilangan
terjadi
cairan
melalui
dokter
bila:
tekanan
vena
sentral
rentang
normal,
Temuan-temuan
atau
encer gelap.
ini
Konsultasi
doketr
bila
lka
bakar
luas,
intravaskular
ke
ruang
terjadi.
interstitial
menimbukan
hipovolemi.
Tes guaiak muntahan warna
beban
Laporkan
temuan-temuan
positif.
volume
perpindahan
intravaskular
cairan
dari
antasida
diresepkan
atau
reseptor
histamin
simetidin
yag
kompartemen intravaskuler.
antagonis
seperti
ulkus
stres
yang
20
Pasien
pertukaran
mendemonstra
kadar
berhubungan
sikan
serum.
dengan
oksigenasi
adekuat.
sindrom
Kriteroia
kompartemen
evaluasi:
torakal sekunder
terhadap
gas
cedera
luka
dapat
karbon
kapiler alveoli.
RR
Suplemen
12-24
x/mnt,
warna
kulit
selang
dan
pasien
pada
mekanis
sesuai
untuk
terjadi
endotrakeal
bakar sirkumfisial
normal, GDA
temaptkan
dari
dalam renatng
ventilator
normal, bunyi
pesanan
nafas
insufisiensi
dada
atau
leher.
monoksida
bersih,
tak
ada
bila
pernafasan
oksigen
pernafasan
dukungan
secara mandiri.
kesulitan
bernafas.
Pernafasan
mengembangkan
dengan
penggunaan
dalam
alveoli,
posisi
terhadap diafragma.
membatasi
terjadi
dispnea
disertai
dengan
takipnea.
Siapkan
pasien
untuk
ekspansi
adda.
pembedahan
tinggi
Pasien
bebas
infeksi
dari infeksi.
berhubungan
Kriteria
dengan
evaluasi:
Pertahanan
ada
primer
adekuat;
tidak
Pantau:
-
tak
demam,
Penampilan
luka
Mengidentifikasi
indikasi
balutan
diharapkan.
di
atas
sisi
pembentukan
jaringan
21
kemajuan
indikasiatau
kerusakan
granulasi baik.
perlinduingan
kulit;
Jumlah
jaringan
traumatik.
tidak
adekuat;
penurunan
Pembersihan
kali makan.
Pertahanan
sekunder
makanan
pelepasan
setiap
pembentukan granulasi.
hari
dan
lepaskan
jarinagn
Hb,
dan
nekrotik
penekanan
respons inflamasi
pesanan,
implementasikan
ditutup
prinsip
dengan
balutan
aseptik
melindungi
baketri.
steril
dan
antibiotika
beriakn
krim
topikal
yang
Temuan-temuan
ini
mennadakan
infeksi.
membantu
mengidentifikasi
Berikan
patogen
krim
secara
penyebab
Kultur
sehingga
dapat
balutan
pertumbuhan bakteri.
sesuai ketentuan.
tubuh
diresepkan.
siis
Karena
tandur
untuk
hanya
pertahanan
pasien
pada
dan
tindakan
perlindungan
kewaspadaan
pasien
untuk
luka
perawatan
lainmelindungi
terhadap
infeksi.
ekstrenal
linen
handuk
dan
kebebasan
tempat
tidur
steril,
dan
skort
untuk
pada kebosanan.
22
untuk
menghilangkan
kebosanan.
merencanakan
adekuat,
berikan
globulin
diet
penderita.
dan
energi.
tinggi
kalori.
suplemen
Nutrisi
untuk
memenuhi
adekuat
kebutuhan
Berikan
nutrisi
seperti
antara
makan
masukan makanan
bila
kurang
Pasien
dapat
berhubungan
mendemonstra
dengan
sikan
Kerusakan
dari
prosedur
luka.
kulit/jaringan;
ketidaknyama
Evaluasi
keefektifannya.
pembentukan
nan.
edema.
Kriteria
Manipulasi
evaluasi:
jaringan
cidera
hilang
perawatan
peningkatan
menyangkal
Pertahankan
pintu
kamar
contoh
nyeri,
tertutup,
debridemen luka.
melaporkan
jaringan
perasaan
ekstra
menyebabkan
nyaman,
kehangatan.
tingkatkan
untuk
suhu
memberikan
dan
postur
tubuh rileks.
kapiler.
Panas dan air hilang melalui
Tindakan
ekspresi wajah
permeabilitas
luka
hipoetrmia.
eksternal
membantu
Berikan
ayunan
di
atas
bakar,
ini
menghemat
kehilangan panas.
Menururnkan
neyri
dengan
23
diperlukan.
aliran udara.
bantuan
Dapatkan
tambahan
sesuai
tonjolan
tulang
bakar
selama
membantu
Resiko
tinggi
bakar
yang
gerakan
meinimalkan
ketidaknyamanan.
Mengidentifikasi
Pasien
Untuk
kerusakan perfusi
menunjukkan
indikasi
jaringan,
sirkulasi tetap
perubahan/disfun
adekuat.
status
diharapkan.
gsi neurovaskuler
Kriteria
perifer
evaluasi:
Pertahankan
berhubungan
warna
dengan
normal,
Penurunan/interu
menyangkal
Beritahu
kebas
segera
arterial/vena,
kesemutan,
menandakan
nadi
buruk,
seputar
dapat diraba.
kulit
luka
dependen.
neurovaskular
dari
ekstermitas
bengkak ditinggikan.
indikasi-
kemajuan
atau
menurunkan
pembengkakan.
dan
perifer
dokter
bila
atau
sensasi.
dengan
terjadi
penurunan
Siapkan
ekstremitas
pembedahan
dengan edema.
sesuai pesanan.
nadi
untuk
eskarotomi
Temuan-temuan
mengkaji
ini
keruskana
tekanan
jaringan
intervensi
Eskarotomi
(mengikis
bedah.
pada
Kaji/catat
warna,
sirkulasi adekuat.
Memberikan informasi dasar
jaringan
kulit
permukaan kulit
Kriteria hasil:
sekitar luka.
sekunder
Mencapai
destruksi lapisan
penyembuhan
Lakukan
kulit.
tepat
bakar
Kerusakan
integritas
b/d
kulit
kerusakan
regenerasi
waktu
ukuran,
dan
kemungkinan
aera graft.
perawatan
yang
tepat
luka
dan
bakar.
Menyiapkan
jaringan
untuk
24
Kain
nilon/membran
silikon
luka
lepasnya
mungkin/tepat. Pertahankan
Menurunkan
imobilisasi
area
bila
diindikasikan.
atau
sampai
graft.
mengelupas
pembengkakan
Gerakan
jaringan
posisi
penyembuhan optimal.
Cuci
sisi
dengan
sabun
yang
mempengaruhi
dengan
permukaan
yang
dilepas
perawatan
dan
penyembuhan
selesai.
sembuh
memerlukan
khusus
untuk
mempertahankan kelenturan.
Lakukan
program
kolaborasi :
bedah/balutan biologis.
untuk
penutupan
sementara
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and suddart. (1988). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth
Edition. J.B. Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 1293 1328.
25
Carolyn, M.H. et. al. (1990). Critical Care Nursing. Fifth Edition. J.B.
Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 752 779.
Carpenito,J,L. (1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi
2 (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Djohansjah, M. (1991). Pengelolaan Luka Bakar. Airlangga University Press.
Surabaya.
Doenges M.E. (1989). Nursing Care Plan. Guidlines for Planning Patient Care (2
nd ed ). F.A. Davis Company. Philadelpia.
Donna D.Ignatavicius dan Michael, J. Bayne. (1991). Medical Surgical Nursing.
A Nursing
Process Approach. W. B.
Saunders
Company.
26
27