Anda di halaman 1dari 9

Tips Belajar Fisika, Agar Fisika Kelihatan Mudah

Lagi-lagi pertanyaan ini. Gimana sih,


supaya bisa fisika? atau Fisika kok susah ya? Pertanyaan yang hampir
selalu dilontarkan oleh peserta didik, ketika saya mengajar fisika. Mungkin
sudah takdir bagi saya sebagai guru fisika. Agak lumayan ketika semester
kemarin mengajar geografi; pertanyaan ini hampir tidak pernah terlontar.
Atau mungkin karena saya saja yang kurang pandai mengajarnya. Dan atas
pertanyaan itu sampai saat ini belum ada jawaban yang saya lontarkan
paling cuma berkomentar sedikit, tapi saya pikir belum sampai kepada inti
permasalahannya. Paling cuma jawaban klise begini: fisika itu nggak sulit,
asal. Nah disinilah letak masalahnya, saya menganggap bahwa keadaan,
kemampuan dan bakat peserta didik itu sama, padahal sulit dan mudahnya
itu kan relatif. Fisika itu bisa dianggap sulit, dan bisa juga dianggap mudah.
Terlalu banyak faktor yang mempengaruhinya. Tidak percaya? Coba saja
tanyakan kepada teman kita yang waktu ujian kemarin dapat nilai 100,00.
Meski mereka mendapatkan nilai sempurna, tetap saja ada sebagian dari
mereka

menjawab

bahwa

fisika

itu

tetap

sulit.

Jadi

relatif

kan?

Karena serba relatif itulah, saya sampai sekarang juga sulit menentukan
kadar kesulitan fisika. Entah sulit, entah tidak. Karena saya tidak mau
dianggap berbohong ketika mengatakan fisika itu mudah, padahal fisika itu
adalah pelajaran yang sulit! Lha? Yup, fisika itu memang pelajaran yang sulit.
Kenapa mesti dikatakan mudah? Tapi kalau saya katakan fisika itu sulit,
kadang saya juga dianggap sombong dan sekaligus berbohong, habis untuk
beberapa soal yang ditanyakan ke peserta didik, saya terkadang kelihatan

mudah

saja

menjawab.

Nah,

bingung

kan?

Untuk sekarang ini, saya mencoba memposisikan diri dikelompok yang


mayoritas, yaitu mazhab yang mengatakan bahwa fisika itu sulit. Tetapi,
perlu diingat! Bahwa tidak semua yang sulit itu tidak menyenangkan. Tidak
semua yang sulit itu tidak menarik. Tidak semua yang sulit itu tidak
bertaburkan keindahan. Tidak semua yang sulit itu tidak bisa dicapai. Karena
biasanya

sesuatu

yang

diperoleh

dengan

sedikit

bersulit-sulit,

akan

memperoleh kepuasan yang lebih. Seperti hadist tentang puasa, dari Abu
Hurairah radhiallahu `anhu, dia bercerita, Rasulullah shallallhu `alayhi
wasallam bersabda, Setiap amal anak Adam akan dibalas berlipat ganda.
Kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya sampai 700 kali lipat. Allah Ta`ala
berfirman, `Kecuali puasa, di mana puasa itu adalah untuk diri-Ku dan Aku
akan membalasnya. Dia meninggalkan nafsu syahwat dan makanan demi
diri-Ku.

Dan

kegembiraan

orang
saat

yang
berbuka

berpuasa
dan

itu

memiliki

kegembiraan

dua

kegembiraan;

saat berjumpa

dengan

Rabbnya. Dan sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih
harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi (HR. al-Bukhari dan Muslim,
lafazh di atas bagi Muslim)). Seperti kegembiraan yang tiba-tiba muncul dan
menyeruak ketika selesai ujian kemarin kita mendapatkan nilai tinggi setelah
bertungkus

lumus

belajar

fisika.

Begitulah.

Seorang dosen saya pernah bertutur begini,


belajar

Fisika

itu,

sama

saja

dengan

belajar

yang

lainnya.

Yang

membedakan hanyalah bidang yang dipelajarinya! Percaya dengan teori


ini? Sama, saya juga nggak percaya. Belajar kimia ya berbeda dengan
belajar fisika, apalagi belajar seni budaya dengan belajar fisika (gaya dalam
seni budaya kan style, sedang dalam fisika kan force, berbeda kan? Karena
itu, tips-tips dibawah ini, bisa jadi hanya dipakai untuk belajar fisika, atau
sebagian bisa dipakai untuk belajar yang lain. Kalau untuk tips belajar yang
lain,

mudah-mudahan

saya

sempat

menuliskan

dan

menguploadnya.

Dalam tulisan ini, ada sedikit tips-tips (dibuat 8 agar sesuai dengan sekolah
kita), bagaimana fisika yang sulit ini, jadi kelihatan mudah. Ingat,
kelihatan. Bukan aslinya. Karena ukuran mudah disini adalah ukuran mudah
untuk orang umum. Bukan mudah untuk orang perorang. Dan tips ini hanya
berkaitan dengan yang bersifat teknis, sedangkan untuk psikisnya itu
berbeda.
1.

Pahami terlebih dahulu pokok bahasan atau materi yang akan dipelajari

Artinya, pahami terlebih dahulu, apa sih yang akan dipelajari? Apa gunanya?
Ada tidak relevansinya dengan kehidupan kita? Jika itu belum terjawab,
tanyakan terlebih dahulu kepada guru; karena bisa jadi ada yang terlupa
disampaikan. Atau bisa juga mencari informasi dari buku-buku atau bacaan

lain. Karena, ibarat perang; masa kita nggak tahu kayak apa musuh yang
akan kita hadapi. Karena semakin banyak kita mendapatkan informasi
tentang musuh kita, kita akan mudah menundukannya, dan menjadikannya
sebagai mitra kita untuk berkoalisi untuk menghadapi musuh lain. (hm,
bukan bermaksud mengajari berpolitisi).
2. Hubungkan materi yang akan dipelajari dengan materi pendukungnya
yang

sudah

diketahui

Terkadang beberapa guru (lagi-lagi guru), sering lupa menghubungkan


materi yang baru dengan materi yang lama; padahal keduanya ada
berhubungan cukup erat. Seolah-olah materi yang akan dipelajari ini terlepas
dari materi yang sudah-sudah. Jadi, jika ada materi baru, tanyakan kepada
guru, kira-kira apa kaitannya dengan masa lalu. Hal ini akan memudahkan
kita menarik benang merah hubungan antara keduanya.
3. Jangan menghafal rumus, tapi pahami dari mana rumus itu berasal
(konsepnya).
Dimengertilah dahulu alur rumus dari konsep awal sampai menjadi rumus
akhir. Tujuannya adalah supaya kita mengerti darimana rumus-rumus itu
berasal, semenjak konsep yang mendasarinya sampai menjadi rumus akhir,
kecuali beberapa rumus yang sudah merupakan definisi dan rumus ini
biasanya sangat sederhana. Setelah kita mengerti rumus tersebut, adalah
hal yang sangat mudah untuk menghapal rumus tersebut. Bahkan, based on
my experience, kita bahkan nantinya tidak perlu menghapal rumus tersebut
lagi, karena akan terhapal dengan sendirinya. Ingat, sebaiknya kita jangan
terburu menghafal rumus, apapun itu. Memang kadang beberapa orang guru
tidak menjelaskan konsep fisika dengan baik, tapi hanya disodorkan rumus.
Secara tidak langsung kita disuruh menghafal rumus. Terkadang lagi mereka
menamakan rumus superlah, rumus raja, rumus ini itu, dengan nama yang
keren-keren agar menarik. Ini gawat! mereka menjebak kita. Serius kita
akan sering terjebak ketika menemukan soal yang tidak cocok dengan satu
rumus

pun.

Padahal

kita

punya

hafalan

banyak

koleksi

rumus.

Misalnya,

kita

belajar vektor kemarin, tentang proyeksi vektor. Bukankah tidak selalu


bahwa Fx = F cos teta? Bagaimana kita sebelumnya berekreasi ke lembah
matematika mencari si-trigonometeri, yang pernah dikenalkan kepada kita
waktu smp, untuk memahamkan bahwa panjang proyeksi vektor itu ternyata
hanya aplikasi dan modifikasi tentang rumus sudut-sudut pada segitiga sikusiku. Dan konon kabarnya ini telah kita pelajari waktu smp. Bukan rumus
baru!
Rumus yang dihafal dan dimengerti darimana ia berasal akan mudah untuk
selalu diingat dan dipanggil dari memori kita saat kita terlupa; berbeda jika
menghafal rumus itu dengan membabi buta, akan terbolak-bali begitu kita
akan

mengingat-ngingat

kembali.

Keindahan fisika sebenarnya terletak pada konsep, yang selama ini sering
ditelantarkan. Dengan memahami konsep secara baik (dan benar), kita
dapat menjelaskan berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan ilmu fisika. Dengan memahami konsep secara baik dan benar,
rumus-rumus yang sulit dengan sendirinya akan terpahami dengan mudah.

Yakinlah, jika kita telah mengerti konsep dengan baik dan benar; serta
paham dengan penurunan dan aplikasi rumus itu, insya Allah pelajaran
fisikan adalah sesuatu yang selalu kita rindukan setiap hari.
4. Pelajari mulai dari tingkat paling dasar dari materi yang dipelajari.
Biasanya (terutama dalam pelajaran SMA), rumus-rumus fisika di buku yang
kelihatannya sangat rumit sebenarnya berasal dari konsep yang sederhana.
Misalnya konsep tentang gaya, atau tentang energi, yang diturunkan
menjadi rumus akhir yang dibutuhkan. Pelajari konsep2 tersebut dahulu,
sebelum pergi ke rumus akhir. Nah, beberapa guru (maaf tidak semua)
sering menerangkan atau mengajarkan materi mulai dari yang mudah, yang
biasanya ada relevansi dengan materi yang sebelumnya atau selanjutnya,
baru kemudian ke materi yang tingkat tinggi.
5. Latihlah pemahaman dengan mengerjakan soal, dan mulailah dari soal
yang

paling

mudah

Ketika menghadapi musuh, kita perlu


yang namanya keberanian. Bagi yang penakut, maka dia dikatakan sudah

kalah sebelum bertempur. Karena itu coba jurus-jurus (pemahaman) yang


telah diberikan oleh sang guru untuk mencoba menaklukan beberapa soal.
Cobalah berani. Mulai dari soal-soal yang kita anggap atau kelihatan mudah.
Jika kita ragu, minta pilihkan dengan guru, soal mana yang sebaiknya
terlebih dahulu kita kerjakan. Kemenangan demi kemenangan dalam
menaklukan beberapa soal menjadikan suatu pengalaman yang sulit
terlupakan. Dan ini akan menjadi suatu ekstase yang mencandukan.
6. Kembangkan ke soal yang lebih sulit agar pengetahuan lebih mendalam.
Jangan selalu terbuai dengan kemenangan-kemenangan menghadapi lawan
yang lebih lemah. Kemenangan yang seperti itu, meski berguna untuk
meningkatkan motivasi; namun tidak menguji kita dengan sebenarnya.
Cobalah, mulai berkenalan dengan soal-soal yang lebih sulit, atau bervariasi.
Keberhasilan kita menaklukan soal dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi
akan

membawa

suatu

kenikmatan

yang

berbeda.

Perlu kita ingat, bahwa ada lima kompetensi yang sebaiknya kita miliki untuk
melihat kepahaman kita dalam mempelajari fisika, yaitu mengerjakan soalsoal fisika dalam satu langkah; mengerjakan soal dalam beberapa langkah;
menggambar sketsa; menggambar grafik dan mengubah variabel.

7. Seringlah berlatih dengan mengerjakan


banyak soal, semakin banyak soal yang dikerjakan maka semakin mengerti
kita tentang materi fisika.

Mengapa mengerjakan latihan soal sesering mungkin ? Kalau kita sering


mengerjakan soal fisika, dengan sendirinya rumus diingat, dan akan terhapal
dengan sendirinya. Kita juga semakin memahami konsep fisika. Ingat waktu
pertama kali belajar makan, bolak-balik makanan itu berlepotan di mulut kita
(dan alhamdullillah ibu kita mengajari dengan kesabaran yang luar biasa),
tapi karena itu berulang-ulang akhirnya kita mahir makan dan tidak akan
pernah akan ketinggalan jika diajak makan. Ketika kita belajar naik sepeda?
rasanya sangat sulit sekali dan menakutkan. Kita bahkan mungkin jatuh
berulangkali, tapi kemdian? Sama saja dengan fisika. Jika kita sering latihan
soal, kepiawaian kita makin tinggi.
8. Katakan Itu Sulit, Tapi Insya Allah Saya Bisa; bukan kata Itu Saya Insya
Allah Bisa, Tapi Sulit.
Lha apa bedanya dari dua kalimat itu? Jelas Beda. Pada kalimat pertama ada
sedikit optimisme dan keyakinan. Sedangkan kalimat kedua ada perasaan
pesimisme yang dibalut dengan keraguan; kalimat ini seolah-olah sudah
membuat dinding pembatas bagi kita untuk berbuat; kalimat ini seolah-olah
memberati kaki kita untuk melangkah. Sedangkan kata-kata Itu Sulit, Tetapi
Insya Allah Saya Bisa akan memotivasi kita untuk selalu berbuat dan
berusaha. Kata-kata ini kan menjelaskan bahwa fisika itu sifatnya memang
sulit, tapi insya Allah kita bisa.

Begitulah kira-kira, sedikit sumbang saran. Apakah masih berpendapat


bahwa fisika itu mudah? Eh, sulit maksudnya? Jika demikian, bagaimana jika
kita saling membantu untuk membuat agar fisika itu kelihatan mudah?
Seperti dahulu, ketika pertama kali saya akan mendaki gunung, melihat
gunung yang sedemikian tinggi, rumit, malam-malam lagi perjalanannya.
Setelah didaki, ternyata memang gunung tersebut tinggi, sukar, dingin,
mengerikan, tapi.. setelah dipuncaknya sungguh menyenangkan! Kita
belajar dan ternyata kita mampu untuk bisa menaklukan ego diri agar tidak
cepat patah semangat, kita bisa berlatih tolong menolong, kita bisa
menikmati dan mentadaburi keindahan ciptaan-Nya, kita bisa.!
Begitulah, sedikit tips, jika ada yang mau menambah, atau nggak setuju,
silakan saja dikomentari. Mudah-mudahan bermanfaat. Selamat belajar
fisika!

Anda mungkin juga menyukai