Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN KASUS

SEPSIS E.C DEMAM TYPHIOD


DENGAN ANEMIA SUSP
DEFISIENSI FE
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD KOJA

AYUNIZA HARMAYATI 030.08.051

ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara allo-anamnesis


kepada ibu pasien pada tanggal 9 September
2013 pukul 14.00 WIB di Bangsal Anak lantai 4
Team B Kamar 407

ANAMNESIS
IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien
: An. PA
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 4 tahun 8 bulan
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Tempat / tanggal lahir: Jakarta, 23
Desember 2008
Alamat : Jl. Mawar A no 12 Tugu utara Koja

ANAMNESIS
IDENTITAS ORANG TUA PASIEN

Ayah
Nama
: Tn. MS
Usia
: 40 tahun
Alamat : Jl. Mawar A
no 12 Tugu utara Koja

Ibu
Nama
: Ny. I
Usia : 35 tahun
Alamat : Jl. Mawar A no
12 Tugu utara
Pekerjaan : IRT

Pekerjaan :
Wiraswasta
Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan
anak kandung.

ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA

ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
1 minggu SMRS

ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Perawatan hari ke 5 (demam H+12)

ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit

Umur

Penyakit

Umur

Penyakit

Umur

Alergi

Difteria

Jantung

Cacingan
Demam

Diare

Ginjal

Kejang

Darah

Berdarah
Demam
Thypoid

Kecelakaa
n

Otitis

Morbili

Parotitis

Operasi

Radang
paru
Tuberkulos
is
Batuk,
pilek

Kesimpulan: Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit


dahulu yang berkaitan dengan penyakit yang dialami pasien
sekarang

ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Keluarga

Di keluarga pasien tidak pernah ada


yang mengalami hal seperti ini
sebelumnya.
Ibu pasien memiliki riwayat darah tinggi

ANAMNESIS
Riwayat Kehamilan dan
Kelahiran
Morbiditas
KEHAMILAN

kehamilan
Perawatan
antenatal

KELAHIRAN

Tidak ada
Kontrol

di

bidan

sebulan

sekali

Penolong persalinan Bidan


Cara persalinan
Spontan
Masa gestasi
Cukup bulan (37 minggu)

Berat badan lahir : 3.100


gram
Panjang badan lahir : 50 cm
Langsung menangis (+)
Keadaan bayi
Kulit kemerahan (+)
Nilai Apgar : tidak diketahui
orang tua
Kelainan bawaan : tidak ada
Kesimpulan: Riwayat kehamilan dan persalinan normal.

ANAMNESIS
Riwayat Pertumbuhan dan
Perkembangan

Pertumbuhan gigi I: Umur 6 bulan (Normal: 5-9 bulan)


Gangguan perkembangan mental : Tidak ada
Psikomotor
Tengkurap
: Umur 5 bulan (Normal: 3-4 bulan)
Duduk:
Umur 7 bulan (Normal: 6-9 bulan)
Berdiri
: Umur 10 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Berjalan :
Umur 11 bulan (Normal: 13 bulan)
Bicara :
Umur 14 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Baca dan Tulis : Pasien mulai mencoret-coret sejak usia
15 bulan
Perkembangan pubertas
Rambut pubis : (-)
Rambut ketiak: (-)
Gangguan perkembangan mental-emosional : (-)

Kesan : Riwayat perkembangan baik

ANAMNESIS
Riwayat Makanan
Umur
(bulan)

ASI/PASI

Buah
Biskuit

/ Bubur
Susu

Nasi Tim

02

ASI

24

ASI

46

ASI

68

ASI

10 12

ASI

ANAMNESIS
Riwayat Makanan

Umur di atas 1 tahun


Jenis Makanan

Frekuensi dan Jumlah

Nasi/Pengganti

2x/hari, 1/2 porsi

Sayur

2-3x/minggu

Daging

1x/minggu

Telur

1 butir/hari

Ikan

1x/minggu

Tahu

1 potong, setiap hari

Tempe

1 potong, setiap hari

Susu (merk/takaran)

Susu formula (SGM )

Kesan : Riwayat
kurang baik

makanan

ANAMNESIS
Riwayat Imunisasi
Imunisasi

Umur waktu pemberian


Bulan

Tahun

Hepatitis B

II

BCG

DPT
Polio
Campak
MMR

15

III

II

III

IV

II

III

IV

IV
I
I

Tifoid Riwayat imunisasi dasar pasien lengkap


Kesan:
Varicela

18

12

ANAMNESIS
Riwayat Keluarga
Ayah

Ibu

Nama

Tn. MS

Ny. I

Perkawinan ke-

Satu

Satu

Umur saat menikah

40 Tahun

35 tahun

Pendidikan terakhir

SMA

SMP

Agama

Islam

Islam

Suku bangsa

Jawa

Jawa

Keadaan kesehatan

Baik

Baik

Pasien adalah anak kedua, jarak dari anak pertama ke kedua


yaitu 5 tahun. Ibu pasien tidak pernah mengalami keguguran
atau lahir mati

ANAMNESIS
Riwayat Perumahan dan Sanitasi

Pasien tinggal bersama ayah dan ibu di sebuah rumah


tinggal milik sendiri dengan 2 kamar tidur, 1 kamar
mandi, dapur, beratap genteng, berlantai keramik,
berdinding tembok.
Keadaan rumah sempit, pencahayaan cukup, ventilasi
cukup.
Sumber air bersih dari air PAM. Air limbah rumah tangga
disalurkan dengan baik dan pembuangan sampah setiap
harinya diangkut oleh petugas kebersihan.
Kedua orang tua pasien tidak merokok.
Kesan : Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien
cukup baik

PEMERIKSAAN FISIK

Dilakukan pada tanggal 9 September 2013,


pukul 15.30 wib.
Pasien dalam perawatan hari ke 9.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :T ampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Data Antropometri

Berat Badan
: 11 kg
Tinggi Badan : 92 cm

Status Gizi
Berat Badan= 11 kg, Tinggi Badan= 92 cm, Usia=
4 tahun 8 bulan
Berdasarkan CDC

BB/U
= 11/18 x 100 % = 61,1 %
TB/U = 92/106 x 100% = 86,6 %,
BB/TB = 11/13 x 100% = 84,6 %
Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

Status gizi pasien berdasarkan CDC: Gizi kurang

PEMERIKSAAN FISIK
TD : -

PEMERIKSAAN FISIK
Kepala

PEMERIKSAAN FISIK
Uvula dan Gigi Geligi

PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks
gerak pernapasan
Bentuk
dada normal,
simetris,
simetris,
irama teratur, tipe abdomino-thorakal
retraksi dada normal, simetris,
Bentuk

Inspeksi
retraksi
gerak pernapasan simetris, irama teratur, tipe abdomino-thorakal

PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi
Bentuk datar
Inspeksi
Bentuk datar

Pemeriksaan Fisik
Genitalia

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Parameter

(01/09/13)

(03/09/13)

(09/09/13)

Nilai Normal

Hb

8,7

6,7

10.5 - 13.0 g/dL

Ht

29

22

22

3.700

1.300

4.200

201.000

137.000

152.000

3,92 juta/ul

33 - 38 %
(6.0 17.0).103/uL
(250 600).103/uL
4.1 - 4.9. 106/uL

MCV

56

80 - 100 fL

MCH

17

26 - 34 pg

MCHC

30

31 - 36 g/dL

RDW

17,11

11.6 - 14.8

LED

< 15

Hematologi

Leukosit
Trombosit
Eritrosit

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Parameter

(01/09/13)

(03/09/13)

(09/09/13)

Nilai Normal

Hitung Jenis :
Basofil

0-2

Eosinofil

0-5

Batang

2-6

Segmen

37

47 - 80

Limfosit

53

13 - 40

Monosit

2 - 11

Immunoserologi Protein Spesifik


CRP
Kuantitatif
Kimia Fungsi Hati

22

Ferritin

118673

< 5 mg/L

13 300 mg/dl

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

JENIS PEMERIKSAAN

HASIL
PEMERIKSAAN
(3-9-2013)

HASIL
PEMERIKSAAN
(6-9-2013)

FAECES/ Tinja Rutin


Warna

Kuning

Kuning

Konsistensi

Lunak

Lembek

Pus

Negatif

Negatif

Lekosit

0-2

1-3

Eritrosit

0-1

0-1

Epitel

+1

Amilum

Negatif

Negatif

Serat Tumbuhan

Negatif

Negatif

Amoeba

Negatif

Negatif

Telur Cacing

Negatif

Negatif

Lain-Lain

Negatif

Negatif

Mikroskopis

NILAI NORMAL

PE
ME
RIK
SA
AN
LA
BO
RA
TO
RIU

JENIS
PEMERIKSAAN
URINALISA
Warna
Berat jenis

HASIL PEMERIKSAAN
( 2-9-2013)

NILAI NORMAL

Kuning Jernih
1005

1003 - 1030

7,5

4,6 8,5

Albumin

Negatif

Negatif

Glukosa

Negatif

Negatif

+1

Negatif

Bilirubin

Negatif

Negatif

Darah Samar

Negatif

Negatif

Nitrit

Negatif

Negatif

0-2

0,1 1,0

Leukosit

1-2

< 10

Eritrosit

0-1

<1

Silinder

Negatif

Negatif

pH

Keton

Urobilinogen
SEDIMEN

Epitel
Bakteri

+1
Negatif

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
JENIS
PEMERIKSAAN

HASIL
PEMERIKSAAN
( 2-9-2013)

NILAI NORMAL

URINALISA
KRISTAL
Ca Oksalat

Negatif

Karbonat

Negatif

Fosfat

Negatif

Asam Urat

Negatif

Amorf

Negatif

Sel ragi

Negatif

Negatif
JENIS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

WIDAL
S.Typhi O

1/320

S.Paratyphi A O

1/160

S.Paratyphi B O

1/80

S.Paratyphi C O

Negatif

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Foto Thoraks AP
Dilakukan pemeriksaan foto thoraks AP pada
tanggal 05 September 2013
Hasil Pemeriksaan:

Cor : tidak membesar


Pulmo : Corakan vaskuler normal
Tidak tampak infiltrat.hilus tidak membesar
Diafragma dan sinus normal

Kesan:

Cor dan pulmo dalam batas normal

PEMERIKSAAN MORFOLOGI
DARAH TEPI

Eritrosit : Mikrositik hipokrom, sel pinsil (+),


fragmentosit
Leukosit : Leukopenia dan Morfologi dalam batas
normal
Trombosit : Trombositopenia dan Morfologi dalam
batas normal
Resume : Eritrosit mikrositik hipokrom, sel pinsil (+),
fragmentosit
Leukopenia dan Trombositopenia
Kesan: Anemia mikrositik hipokrom susp. Anemia def.
Fe
Leukopenia dengan trombositopenia
DD : Inf. Virus
Anemia hipoplastik

Resume

Seorang anak perempuan usia 4 tahun 8 bulan datang dengan


keluhan demam sejak 1 minggu SMRS. Demam naik turun.
Demam lebih tinggi saat sore dan malam hari dibandingkan
dengan pagi hari. Saat tidur pasien juga suka mengigau. Pasien
diare sejak 3 hari SMRS. BAB cair dengan frekuensi 4 5 kali
perhari tidak di sertai lendir dan darah. BAB warna kuning
kecoklatan. Pasien merasa badannya lemas, pusing, sering
tidur, mual dan nafsu makan berkurang.
Pasien sudah berobat ke puskesmas namun demam hanya turun
bila diberi obat penurun panas.
Pada perawatan hari ke 3 (hari ke 10 demam) keadaan umum
pasien lemah dengan kesadaran somnolen dan disertai demam
tinggi. Pernafasan dan denyut nadi pasien cepat. Pada saat ini
pasien mengeluhkan adanya batuk.
Pada perawatan hari ke 5 (demam hari ke 12), pasien masih
demam naik turun tapi tidak terlalu tinggi. Demam terjadi pada
malam hari dan pagi tidak demam. Pasien merasa tubuhnya

Resume

Pada perawatan hari ke 8 ( hari ke 15 setelah demam)


pasien merasa sangat lemas namun sudah tidak ada
demam, saat tidur pasien sudah tidak mengigau dan sudah
tidak batuk. Pasien mengeluh kembung dan belum BAB
sejak 5 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien
tampak lemas dan konjungtiva anemis.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan nilai
Hb, Ht, Leukosit, trombosit, eritrosit Pansitopenia
Selain itu terdapat penurunan nilai MCV, MCH, MCHC, dan
peningkatan nilai RDW, CRP kuantitatif dan Ferritin serum.
Pada pemeriksaan widal positif pada S. Typhi O, S.Paratyphi
A dan S.Paratyphi B.
Pada pemeriksaan morfologi darah tepi didapatkan kesan
Anemia mikrositik hipokrom susp. Anemia def. Fe,
leukopenia dengan trombositopenia DD : infeksi virus dan

DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja

TERAPI
Non Medikamentosa

PROGNOSIS

Ad vitam
: Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanasionam : Dubia ad bonam

FOLLOW UP
Tanggal
S
O

Diagnosis
Terapi

4 9 2013
Demam (+), Batuk (+), BAB cair 4x/hari lendir (-) darah
(-), nafsu makan berkurang, pasien lemas.
Ku : lemah, Somnolen, gizi kesan kurang
N : 154x/mnt (isi cukup, kuat), RR : 54x/mnt, S : 38,8 0C.
Mata: Conjungtiva anemis (+/+), air mata (+/+)
Mulut: MB (+), sianosis (-)
Abdomen:turgor baik, peristaltik (+) normal
Ext. Atas&bawah lembab (-), akral dingin (-), sianosis
(-), CRT < 2
Sepsis e.c Tifoid fever
Anemia def. Fe
IVFD RA 100cc/jam
Inj. Meropenem 3 x 150 mg I.V
Inj. Ranitidin 2 x 10 mg I.V
PCT syr 3 x cth I
Interzinc 1 x cth I

FOLLOW UP
Tanggal
S
O

Diagnosis
Terapi

9 9 2013
Demam (-), batuk (-), BAB (-) sejak 5 hari, nafsu
makan baik, pasien lemas.
Ku : stabil, CM, kesan gizi kurang
N : 112x/mnt (isi cukup, kuat), RR :32x/mnt S :
36,70C.
Mata: Conjungtiva anemis (+/+), air mata (+/+)
Mulut: MB (+), sianosis (-)
Abdomen:turgor baik, peristaltik (+) normal
Ext. Atas&bawah lembab (-), akral dingin (-), sianosis
(-), CRT < 2
Post Sepsis e.c Demam Tifoid
Anemia def. Fe
Pansitopenia
IVFD RA 45cc/jam
Inj. Meropenem 2 x 250 mg I.V
Inj. Amikasin 2 x 40 mg I.V
Inj. Ranitidin 2 x 10 mg I.V
Somerol 2 x 10 mg I.V
PCT syr 3 x cth I
Puyer panas (PCT+Diazepam+Prednison) 3 x 1 bks
Neciblock 3 x 1 cth
Ibuprofen 3 x 1 cth

ANALISA KASUS
DEMAM TYPHOID
SEPSIS
ANEMIA DEFISIENSI FE

ANALISA KASUS

Diagnosis
pada
pasien
ini
ditegakkan
berdasarkan
hasil
dari
anamnesis
dan
pemeriksaan fisik. Ada tiga masalah utama yang
terdapat
pada
pasien
ini
yaitu
pasien
terdiagnosis
tifoid
fever,
kedua
pasien
mengalami sepsis dan terdapat anemia defisiensi
besi.

ANALISA KASUS
Dasar Diagnosis Demam Typhoid
MANIFESTASI KLINIS

ANALISA KASUS
Dasar Diagnosis Demam Typhoid
MANIFESTASI KLINIS

ANALISA KASUS
Dasar Diagnosis Demam Typhoid

Pemeriksaan penunjang

Isolasi kuman penyebab demam typhoid. identifikasi


kuman memerlukan waktu 3-5 hari. Biakan darah
biasanya positif pada minggu pertama sakit, sedangkan
biakan feses atau urin akan positif setelah minggu
pertama. Biakan dari sumsum tulang akan positif pada
penyakit stadium lanjut, dan merupakan pemeriksaan
yang paling sensitif
Uji serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap
antigen
Pemeriksaan melacak DNA kuman S. Tyhpi
Uji serologi Widal : uji serologic yang memeriksa
antibody aglutinasi terhadap antigen somatic (O),
flagella (H) banyak dipakai untuk membuat diagnosis
demam tifoid. Bila didapatkan nilai positif dengan

ANALISA KASUS
Dasar Diagnosis Demam Typhoid

Pada kasus :

Tidak dilakukan pemeriksaan kultur darah karena


membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui
hasilnya
pemeriksaan melacak DNA tidak dilakukan karena biaya
yang mahal dan fasilitas rumah sakit yang terbatas.
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan serologis dan
didapatkan hasil positif pada serologi Salmonella typhi O,
S.paratyphi A dan Salmonella paratyphi B. Namun
pemeriksaan widal masih kurang mendukung diagnosis
demam typhoid pada pasien ini

ANALISA KASUS

Follow up pada perawatan hari ke 3, didapatkan tendatanda komplikasi dari demam typhoid tersebut yaitu
sepsis.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien


lemah dengan kesadaran somnolen dan disertai demam
tinggi. Pernafasan dan denyut nadi pasien cepat. Sesuai
dengan manifestasi klinis dari sepsis yaitu :
Keadaan umum : menurun
Sistem saluran pernafasan : pernafasan tidak teratur,
napas cepat (>60 x/menit), apnea, dispnea, sianosis.
Sistem kardiovaskuler : takikardia (>160 x/menit),
bradikardia (< 100 x/menit), akral dingin, syok.

ANALISA KASUS

Trombositopenia pada sepsis mungkin disebabkan oleh


antibodi terhadap trombosit atau berhubungan dengan
kejadian DIC. Selain itu trombositopenia bisa juga diduga
akibat adanya infeksi virus misalnya virus dengue yang
masih mungkin sebagai diagnosis banding dari kasus ini.

Adanya leukopenia yang disertai jumlah neutrofil yang


rendah
menunjukkan
adanya
infeksi
berat
yang
menimbulkan depresi sumsum tulang.

Sedangkan
kadar
CRP
kuantitatif
yang
menunjukkan adanya reaksi inflamasi akut.

Protein C-reaktif (CRP) adalah suatu alfa-globulin yang


diproduksi di hepar dan kadarnya akan meningkat dalam 6
jam di dalam serum bila terjadi proses inflamasi akut. kadar
CRP tidak dipengaruhi oleh anemia, kehamilan atau
hiperglobulinemia.

meningkat

ANALISA KASUS

Hasil pemeriksaan ferritin serum yang meningkat


bisa disebabkan karena proses inflamasi akut.
Ferritin adalah suatu protein darah yang tingkattingkatnya berkorelasi dengan jumlah besi yang
disimpan dalam tubuh.
Pemeriksaan serum feritin efisien untuk menilai
cadangan besi tubuh, tetapi feritin berperan
sebagai protein fase akut, sehingga sulit
dibedakan antara Anemia defisiensi besi dengan
anemia karena infeksi, inflamasi dan keganasan,
yang disebut anemia penyakit kronis (APK)
WHO merekomendasikan konsentrasi feritin <12
ug/l mengindikasikan deplesi cadangan besi pada

ANALISA KASUS

Diagnosis anemia susp defisiensi besi yaitu berdasarkan


:
Anamnesis : pasien sering merasa lemas dan dari
riwayat makanan pasien jarang mengkonsumsi
sayuran hijau ataupun daging
Pemeriksaan fisik : konjungtiva anemis (+/+)
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap : Hb,
eritrosit, MCV, MCH dan MCHC menurun. Nilai RDW
meningkat.

Sesuai dengan kriteria diagnosis menurut WHO, Anak


didiagnosa menderita anemia jika kadar Hb kurang dari
12 g/dL untuk usia lebih dari 6 tahun dan kurang dari 11
g/dL usia di bawah 6 tahun. Diagnosis anemia mikrositik
hipokrom yaitu MCV < 80 fl ; MCH < 27 pg nilai MCHC

ANALISA KASUS

Penatalaksanaan penderita dengan


demam typhoid :

Bed rest
Pemberian diet yang lunak yang mudah
dicerna dengan kalori dan protein yang
cukup dan tinggi zat besi

ANALISA KASUS

Cairan infus untuk maintainence : RA 45cc/jam.


Rumus Darrow :

BB pada pasien ini adalah 11 kg. Penghitungannya :

100 x 10kg = 1000 cc

1 x 10kg = 10 cc Total : 1010 cc

Oleh karena pasien menderita demam pada malam


hari sekitar (38 C), maka + 12 % untuk setiap
kenaikan 1C (mulai dari 37.5C).

38 - 37.5 = 0.5 X 12%

= 6% (0.06)

Kebutuhan cairan = 1010 + (1010 x 6%) cc/24 jam

= 1010 + 60,6

= 1070,6 cc = 1100cc/24jam = 45 cc/jam

ANALISA KASUS
Ambacim (Cefuroxim)

Kortikosteroid

TINJAUAN PUSTAKA
DEMAM TYPHOID
SEPSIS
ANEMIA DEFISIENSI FE

TINJAUAN PUSTAKA
Demam typhoid

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut pada usus


halus (terutama didaerah illeosekal) dengan gejala
demam selama 7 hari atau lebih, gangguan saluran
pencernaan, dan gangguan kesadaran.

Etiologi :
Salmonella typhi bakteri famili Enterobacteriaceae dari
genus Salmonella. bakteri Gram-negatif, mempunyai
flagella, tidak berkapsul, tidak membentuk spora,
tumbuh dengan baik pada suhu optimal 370C (150C-410C)
fakultatif anaerob, hidup subur pada media yang
mengandung empedu.

TINJAUAN PUSTAKA
Demam typhoid

Pathogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses kompleks


yaitu :
Penempelan dan invasi sel-sel M Peyers patch
Bakteri bertahan hidup dan bermultiplikasi di makrofag
Peyers patch, nodus limfatikus mesenterikus, dan organorgan ekstra intestinal system retikuloendotelial
Bakteri bertahan hidup di dalam aliran darah
Produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar CAMP di
dalam kripta usus dan menyebabkan keluarnya elektrolit
dan air ke dalam lumen intestinal

TINJAUAN PUSTAKA
Demam typhoid

TINJAUAN PUSTAKA
Demam typhoid

TINJAUAN PUSTAKA
Demam typhoid
Komplikasi demam typhoid :

Perforasi usus halus & Perdarahan usus


Penyulit ini biasanya terjadi pada minggu ke-3 sakit.
Komplikasi didahului dengan penurunan suhu, tekanan
darah dan peningkatan frekuensi nadi.
Hepatitis tifosa asimtomatik
Pneumonia sebagai penyulit sering diijumpai pada demam
tifoid. Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh kuman Salmonella
typhi, namun seringkali sebagai akibat infeksi sekunder oleh
kuman lain.
Penyulit lain yang dapat dijumpai adalah trombositopenia,
koagulasi
intravascular
diseminata,
hemolytic
uremic
syndrome (HUS),
fokal infeksi dibeberapa lokasi sebagai akibat bakteremia
misalnya infeksi pada tulang, otak, hati, limpa, kelenjar ludah
dan persendian

TINJAUAN PUSTAKA - Sepsis

Sepsis
atau
septikemia
adalah
keadaan
ditemukannya gejala klinis terhadap suatu
penyakit infeksi yang berat, disertai dengan
ditemukannya respons sistemik yang dapat
berupa
hipotermia,
hipertermia,
takikardia,
hiperventilasi dan letargi.
Etiologi :

Pada masa neonatus E.coli, S.aureus, streptokokus


group B dan L.monositogenes, merupakan penyebab
tersering. Pada anak yang lebih besar sepsis dapat
disebabkan oleh S.penumoniae, H.influenzae tipe E,
N.meningitidis,
Salmonella
sp.,
S.aureus
dan
streptokokus grup A

TINJAUAN PUSTAKA - Sepsis

TINJAUAN PUSTAKA Anemia

Anemia didefinisikan sebagaipenurunan kadar Hb


di bawah normal sehingga terjadi penurunan
kemampuan darah untuk menyalurkan oksigen ke
jaringan
Anak didiagnosa menderita anemia, menurut WHO
jika kadar Hb kurang dari 12 g/dL untuk usia lebih
dari 6 tahun dan kurang dari 11 g/dL usia di bawah
6 tahun

TINJAUAN PUSTAKA Anemia


Klasifikasi

TINJAUAN PUSTAKA Anemia

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Definisi
Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah
anemia yang timbul akibat berkurangnya
penyediaan besi untuk eritropoiesis
karena cadangan besi kosong yang pada
akhirnya mengakibatkan pembentukan
hemoglobin berkurang.

TINJAUAN PUSTAKA Anemia

Etiologi
Faktor penyebab langsung meliputi
jumlah Fe dalam makanan tidak cukup,
absorbsi Fe rendah, kebutuhan naik
serta kehilangan darah, sehingga
keadaan ini menyebabkan jumlah Fe
dalam tubuh menurun

TINJAUAN PUSTAKA Anemia

DIAGNOSIS ANEMIA DEFISIENSI FE


Menurut

TINJAUAN PUSTAKA Anemia


Menurut

TINJAUAN PUSTAKA Anemia

PEMERIKSAAN PENUNJANG

DAFTAR PUSTAKA

Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS. Buku ajar ilmu kesehatan anak infeksi dan
penyakit tropis., ed 1. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia: h.367-75.

Rampengan TH. Penyakit infeksi tropik pada anak, ed 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2008: h.46-62.

Pusponegoro HD, dkk. Standar pelayanan medis kesehatan anak, ed 1. Jakarta : Ikatan
Dokter Anak Indonesia, 2004: h.91-4.

Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS. Buku ajar ilmu kesehatan anak infeksi dan
penyakit tropis., ed 1. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia: h.358-363.

Samitta, M. Bruce. Anemia, dalam Nelson, E Waldo., Kliegmen, Robert. Buku Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta: EKG. 2000; h 1680-1712.

Sylvia, A. Prince. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC. 1995; h
1253-1262.

Concise Reviews of Pediatrics Infectious Diseases. Management of Typhoid Fever in


Children. February 2002: p.157-159.

Rusdiana, Nelly. Pendekatan Diagnosis Pucat pada Anak. Available at


http://respiratory.usu,.ac.id/handle/123456789/18404. Accessed on 13 Sep 2013.

Sari Wahyuni, Arlinda. Anemia Defisiensi Besi pada Balita. Avialable at:
http://library.usu.ac.id/download.anemia-defisiensi-besi-pada-anak. Accessed on 14 Sep
2013.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai