Anda di halaman 1dari 43

PENGELOLAAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Disampaikan:
Oleh: Dr. Tita Lestari, M.Pd., M.Si.
Nopember 2006

SISTEM MANAJEMEN SEKOLAH


MASUKAN INSTRUMENTAL

IQ, EQ, SQ
Kuriulum

Sarana/prasarana

Keuangan

Guru & Staf

Organisasi

Kognitif
Afektif
Psikomotor
Hubungan Personal

PROSES

Melanjutkan
Pendidikan

MASUKAN
MENTAH
(Siswa)

AN
K
U
AS

HASIL
Manajemen Sekolah

AN
G
UN
K
G
IN

KELUARAN
Beker
ja

Dukungan Pemerintah

Dukungan Orangtua

Dukungan Masyarakat

Apa itu Sekolah Unggul


(Ada tiga komponen)
Sekolah yang mampu memberikan layanan
optimal kepada seluruh anak dgn berbagai
perbedaan bakat, minat kebutuhan belajar
Mampu meningkatkan secara signifikan
kapabilitas yang dimiliki anak didik menjadi
aktualisasi
diri
yang
memberikan
kebanggaan
Mampu membangun karakter kepribadian
yang kuat, kokoh dan mantap dalam diri
siswa
3

Sekolah
Sekolah saat
saat ini
ini (bukan
(bukan sekolah
sekolah
Unggul)
Unggul)
1.
1. Dimensi
Dimensi kognitif
kognitif (hanya
(hanya
menghafal)
menghafal)
2.
2. Dimensi
Dimensi ketrampilan
ketrampilan (mekanistik)
(mekanistik)
3.
3. Dimensi
Dimensi nilai
nilai tidak
tidak terurus
terurus dan
dan
tidak
tidak mendalam
mendalam
4.
4. Dimensi
Dimensi hubungan
hubungan (ranah
(ranah
interaktif)
interaktif) tidak
tidak tergarap.
tergarap.

PP. 19

Sekolah yang Ideal (Sekolah


Unggul)
Dimensi kognitif (menguasai
pengetahuan dan bidang
studi).
Dimensi ketrampilan: a.l.
ketrampilan untuk melakukan
pekerjaan,
pemecahan masalah, berfikir
kreatif, dll.
Dimensi nilai: a.l. sikap
terhadap diri, terhadap orang
lain, terhadap
lingkungan, dan kepada Maha
Pencipta.
Dimensi hubungan: hubungan
yang dibangun oleh luaran
pendidikan
(outcome) terutama dunia
kerja dan masyarakat.

Model Pengembangan Sekolah Uggul


Model Pengembangan Sekolah Uggul
1. Input-ouput approach: bahwa luaran pendidikan
1. Input-ouput approach: bahwa luaran pendidikan
unggul dapat diperoleh melalui masukan (input) yang
unggul dapat diperoleh melalui masukan (input) yang
unggul (Seeley 1988)
unggul (Seeley 1988)
Siswa yang berhasilnya tinggi dikelompokkan ke dalam
Siswa yang berhasilnya tinggi dikelompokkan ke dalam
kelas atau sekolah tertentu
kelas atau sekolah tertentu
Kelemahannya :
Kelemahannya :
Terlalu esklusif
Terlalu esklusif
Tidak memperhatikan siswa bukan unggulan
Tidak memperhatikan siswa bukan unggulan
2. Proses output approach: struktur persekolahan,
2. Proses output approach: struktur persekolahan,
lingkungan dan proses menentukan mutu luaran (Walsk
lingkungan dan proses menentukan mutu luaran (Walsk
1990)
1990)

SSasaran
asaran Sistem
Sistem Sekolah
Sekolah Unggulan:
Unggulan:

Sejauh
Sejauh mana
mana keluaran
keluaran sekolah
sekolah
memiliki
kapabilitas
dalam
intelektual,
memiliki kapabilitas dalam intelektual,
ketrampilan,
ketrampilan, dan
dan moral
moral yang
yang berguna
berguna
untuk
untuk masyarakat
masyarakat dan
dan diri
diri sendiri
sendiri

Memperhatikan siswa unggulan dan tidak unggul


Memperhatikan siswa unggulan dan tidak unggul

Kedua model ini sebaiknya dikombinasikan, dengan


memperhatikan standarisasi minimal (minimun
requirement) anak didik yang akan diterima dengan
kualifikasi/kemampuan guru, kurikulum dan
pembelajaran, sarana dan prasarana yang memadai,
managemen/organisasi sekolah,

Siklus Kurikulum

Perencanaan

Pengembangan

Policy

Penilaian

Implementasi
6

Curriculum Engineering
1. Merumuskan tujuan yang hendak
dicapai.
2. Mengorganisasikan bahan belajar
untuk mencapai tujuan.
3. Memilih cara untuk memudahkan
terjadinya belajar.
4. Menetapkan cara untuk menilai
keberhasilan belajar.
7

Hubungan antara Kurikulum


dan Pembelajaran

Rancangan
dan
pengaturan
belajarmengajar

Pelaksanaan
belajarmengajar dan
penilaian hasil
belajar

(dua sisi koin uang logam)

Pembelajaran sebagai
sistem
Sistem: kesatuan komponen yang terarah
pada pencapaian tujuan
Sistem pembelajaran
Tujuan

Isi/materi
pembelajaran

Evaluasi

Proses pembelajaran

KOMPONEN-KOMPONEN
MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF

TUJUAN
PEMBELAJARAN
PENGELOLAAN
KELAS

TINDAK
LANJUT
MODEL
PEMBELAJARAN
EFEKTIF

STRATEGI
PEMBELAJARAN

EVALUASI
MEDIA DAN
SUMBER

10

Konstelasi Pengembangan Kurikulum


Kebutuhan Anak

Aspirasi Masyarakat

Ilmu Pengetahuan

Filosofis

Psikologis

Sosiologis

Tujuan Pendidikan

KURIKULUM
11

Komponen KTSP
Mengacu Pada:
Standar Isi (Permen 22)
Standar Kompetensi Lulusan(Permen 23)
Pedoman Pelaksanaan Permen 22 dan
23( Permen 24)
Panduan KTSP
Model Tubuh Kurikulum (Model Format
KTSP)
12

Perencanaan Kurikulum
1. Menganalisis kebutuhan
2. Merumuskan dan menjawab pertanyaan
filosofis
3. Menentukan disain kurikulum
4. Membuat rencana induk (master plan):
pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian

13

Pengembangan Kurikulum
1. Perumusan rasional atau dasar pemikiran
I

2. Perumusan visi, misi, dan tujuan


3. Penentuan struktur dan isi program
4. Pemilihan dan pengorganisasian materi

II

5. Pengorganisasian kegiatan pembelajaran


6. Pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar
7. Penentuan cara mengukur hasil belajar
14

Struktur Pengetahuan

Konsep

Fakta

Meningkatkan
kekhususan

Meningkatkan
keumuman

Generalisasi

15

Pelaksanaan Kurikulum
1. Penyusunan rencana dan program
pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran)
2. Penjabaran materi (kedalaman dan keluasan)
3. Penentuan strategi dan metode pembelajaran
4. Penyediaan sumber, alat, dan sarana
pembelajaran
5. Penentuan cara dan alat penilaian proses dan
hasil belajar
6. Setting lingkungan pembelajaran

16

Penilaian Kurikulum
1. Kekuatan dan kelemahan
2. Formatif dan sumatif
3. Konteks, input, proses, produk (CIPP)
4. Kontingensi kongruens
5. Diskrepansi

17

MODEL CIPP (CONTEXT, INPUT, PROCESS,


PRODUCT): Daniel Stufflebeam

Evaluasi konteks: berfokus pada pendekatan


sistem dantujuan, kondisi aktual, masalahmasalah dan peluang.
Evaluasi Input: berfokus pada kemampuan
sistem, strategi pencapaian tujuan,
implementasi design dan cost benefit dari
rancangan.
Evaluasi proses memiliki fokus yaitu pada
penyediaan informasi untuk pembuatan
keputusan dalam melaksanakan program.
Wvaluasi produk berfokus pada mengukur
pencapaian proses dan pada akhir program
(identik dgn evaluasi sumatif)

18

Strategic Planing: ORBEX

19

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN KTSP MELALUI


ACTION PLAN SEKOLAH
Dimana kta
sekarang ?

- Analisis lingkungan
eksternal

Profil Sekolah

Isu-isu strategis
Kebijakan
Pendidikan

- Analisis lingkungan
internal

Profil sekolah yang diharapkan


Kemana kita
akan pergi ?

Bagaimana
caranya
mencapai
kesana ?

- Visi, Misi, Tujuan, Sasaran,


Kebijakan, dan Program

Strategi
pelaksanaan
Formulasi Strategi
Pelaksanaan

Alokasi Sumberdaya

Evaluasi & Kontrol


Apakah kita
sampai
disana?

Saran/
Rekomendasi

Evaluasi

Pengumpulan &
Pemaparan
Data

20

8 langkah dalam melakukan penyusunan


perencanaan Strategi Sekolah
1. Renungkan misi;
Apa saja yang menjadi tujuan
dasar yang melatarbelakangi pendirian organisasi?
Misi menguraikan maksud keberadaan usaha. Demi
kepentingan siapa, kehadiran organisasi di lapangan.
2. Lengkapi data position audit; Apa yang sudah kita
lakukan di masa lalu? Berada di mana organisasi ini
sekarang? Cara-cara apa saja yang digunakan untuk
mencapai tujuan?
3. Lakukan environmental scanning; Peluang seperti apa
yang ada? Ancaman seperti apa yang sedang
dihadapi? Bagaimana dengan peluang dan ancaman
di masa yang akan datang?

21

4.

5.

Lakukan organizational diagnosis; Apa yang menjadi


kekuatan dan kelemahan kita bila dibandingkan
dengan negara lain? Apa saja faktor kunci
keberhasilan dalam menjalankan organisasi ini? Apa
yang menjadi tantangan dan hambatan yang dapat
kita hadapi dalam mencapai tujuan yang kita
inginkan? Apa saja ukuran kunci kinerja untuk
mengukur keberhasilan kita dalam mengelola
organsiasi ini?
Renungkan visi; Kondisi apa saja yang ingin
diwujudkan di masa yang akan datang? Bila diukur,
ukuran kinerja kunci yang sudah ditetapkan pada
tahap sebelumnya menunjukkan nilai berapa saja?
Secara bertahap, repelita demi repelita, tonggaktonggak apa yang dapat mengukur kemajuan upaya
organisasi mendekatkan ke kondisi yang diinginkan
tersebut?
22

6.

7.

8.

Lengkapi renstra jangka panjang; Dalam rangka


mendekatkan kondisi usaha ke arah yang telah
ditetapkan sebelumnya, perubahan apa saja yang
perlu diterapkan dalam renstra yang pertama?
Perubahan apa yang akan diusahakan?
Rumuskan renstra sekolah jangka menengah;
Langkah-langkah besar apa saja yang dituntut
dalam situasi yang sedang ditelaah, renop demi
renop, program, kegiatan, organisasi, dan SDM?
Teknologi apa yang akan diusahakan?
Rumuskan kegiatan dan program tahunan; Secara
rinci, langkah-langkah apa saja yang dituntut untuk
dilaksanakan dari tahun ke tahun, di program,
kegiatan, organisasi, dan manusia?
Khusus untuk tahun pertama, langkah tindakan
apa saja yang dibutuhkan? Prioritasnya? Nilai
investasinya? Keuntungan apa saja yang dapat
membenarkan investasi tersebut?
Kapan dapat memastikan bahwa pelaksanaannya
berjalan sesuai harapan?
23

Visi Sekolah
Gambaran sekolah yang dicita-citakan di
masa depan
Sebagai imajinasi moral untuk menumbuhkan inspirasi,
semangat, dan komitmen warga sekolah
Dalam koridor pembangunan pendidikan nasional
Realistik sesuai harapan masyarakat

24

Contoh Visi Sekolah

Menuju sekolah yang unggul dan


berprestasi berdasarkan iman dan taqwa
Indikator:

Unggul dalam peningkatan skor (GSA) UAN


Juara dalam berbagai lomba KIR
Berprestasi dalam lomba pidato bahasa Inggris
Berprestasi dalam berbagai lomba olahraga dan
kesenian
Unggul dalam kegiatan keagamaan

25

Misi Sekolah

Tindakan untuk mewujudkan visi


sekolah
Bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan
visi
Rumusan tindakan sebagai arahan untuk
mewujudkan visi
26

Contoh Misi Sekolah

Melaksanakan pembelajaran yang efektif bagi


semua guru dan siswa
Menumbuhkan semangat keunggulan warga
sekolah dalam berkarya
Mendorong siswa mengenali potensi dirinya
untuk meningkatkan motivasi berprestasi
Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran
agama yang dianut
27

Tujuan Sekolah
Tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi
dalam jangka waktu tertentu (3 th)
Contoh: Pada tahun 2009 sekolah memiliki:
Rata-rata peningkatan Scor (GSA) + 1,50
Kel KIR menjadi finalis tingkat provinsi
20% siswa mampu berkomunikasi dengan
bahasa Inggris dengan baik
Tim Kesenian yang dapat tampil dalam acara
setingkat kabupaten/kota
80% siswa mampu melaksanakan ibadah
dengan benar sesuai dengan ajaran agama yang
dianut.
28

MUATAN LOKAL

Berisi tentang program muatan lokal yang diselenggarakan oleh


sekolah
Memnacakup: Jenis, Mekanisme Pemilihan, Jadwal
Penyelenggaraan dll
Dalam pengembangan programnya memperhatikan hal-hal sbb:
Jenis Mulok disesuaikan dengan cirri khas/potensi/ keunggulan
daerah yang substansinya tidak sesuai menjadi Mata Pelajaran
tersendiri;
Merupakan kegiatan kurikuler yang terstruktur dan sistemik
Setiap sekolah dapat melaksanakan mulok lebih dari satu jenis
dalam setiap semester
Siswa boleh mengikuti lebih dari satu jenis mulok pada setiap
semester, sesuai dengan kemampuan sekolah.
Sekolah harus menyusun SK, KD dan Silabus untuk setiap jenis
Mulok yang diselenggarakan oleh sekolah

29

KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

Berisi tentang penjelasan program Pengembangan Diri yang


diselenggarakan oleh sekolah yang mencakup: Jenis Kegiatan,
Mekanisme dan Strategi Pelaksanaannya. Dalam menyusun programnya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Bukan mata pelajaran dan tidak perlu dibuatkan silabus

Penilaian dilakukan secara kualitatif (deskripsi) bukan kuantitatif


Berfungsi sebagai wahana bagi siswa untuk mengekspresikan diri
sesuai bakat, minat, dan kebutuhan siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler

Dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling


(kehidupan pribadi/social, kesulitan belajar,karir), atau kegiatan yang
berkaitan dengan pengembangan kreativitas/kepribadian siswa seperti:
kepramukaan, Kepemimpinan, KIR dll.

Perlu dibuat program kerja yang sistematis dan komprehensif sebagai


bagian dari program kerja sekolah dan atau program kerja OSIS.
Dipasilitasi/dibimbing oleh konselor/guru BK, Guru MP atau tenaga
kependidikan yang kompeten.

30

KETUNTASAN BELAJAR
Berisi tentang kriteria dan mekanisme penetapan
Ketuntasan Minimal Per Mata Pelajaran yang
ditetapkan oleh sekolah dengan mempertimbangkan
hal-hal sbb:

Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah


0 100%, dengan batas criteria ideal minimum 75%

Sekolah harus menetapkan kriteria ketuntasan


minimal (KKM) per MP dengan mempertimbangkan:
kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas, dan sumber
daya pendukung

Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah batas criteria


ideal, tetapi secara bertahap harus dapat mencapai
criteria ketuntasan ideal.

31

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP

Berisi tentang program kecakapan hidup yang


diselenggarakan oleh sekolah, yang mencakup: Jenis
Program, mekanisme dan strategi pelaksanaannya. Dalam
menyusun program memperhatikan hal-hal sbb:

Mencakup kecakapan pribadi, sosial, akademik dan


vokasional

Menjadi bagian integral dari semua MP yang dapat


disajikan secara terintegrasi dan/atau berupa paket/modul
yang direncanakan secara khusus dan terintegrasi.

Dapat diperoleh dari satuan pendidikan yang bersangkutan


dan/atau dari satuan pendidikan formal/non formal lain,
apabila sekolah yang bersangkutan tidak memiliki sumber
daya pendukung yang memadai.

32

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Berisi penjelasan tentang program keunggulan lokal dan


global (misalnya: Program SBI) yang mencakup: Jenis,
Mekanisme dan Strategi pelaksanaan di sekolah, disusun
dengan mempertimbangkan hal-hal sbb:

Substansinya mencakup aspek: Ekonomi, Budaya, Bahasa,


TIK, ekologi, dan lain-lain yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik

Dapat merupakan bagian dari semua MP

Dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan


formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal

33

Pemetaan SK/KD

Merupakan gambaran hasil pengkajian


Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
setiap MP berdasarkan:
urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu
dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus
selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
keterkaitan antara standar kompetensi dan
kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
keterkaitan antara standar kompetensi dan
kompetensi dasar antarmata pelajaran.
Model pemetaan SK dan KD dapat berupa
matriks atau diagram alur atau bentuk peta
pikiran (concept maping)
34

Tata Nilai Depdiknas


Nilai-nilai masukan (input values), dalam rangka mencapai
keunggulan, meliputi:

1. Amanah

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memiliki integritas, bersikap jujur dan mampu mengemban kepercayaan


Profesional
Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai serta memahami
bagaimana mengimplementasikannya
Antusias dan Bermotivasi Tinggi
Menunjukkan rasa ingin tahu, semangat berdedikasi serta berorientasi
pada hasil
Bertanggung Jawab
Memahami resiko pekerjaan dan berkomitmen untuk mempertanggungjawabkan hasil kerjanya
Kreatif
Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif
terhadap setiap permasalahan
Disiplin
Taat kepada tata tertib dan aturan yang ada serta mampu mengajak
orang lain untuk bersikap yang sama
Peduli
Menyadari dan mau memahami serta memperhatikan kebutuhan dan
35
kepentingan pihak lain.

Nilai-nilai proses (process values)


Depdiknas,

Visioner dan Berwawasan


Bekerja berlandaskan pengetahuan dan informasi
yang luas serta wawasan yang jauh ke depan
Menjadi Teladan
Berinisiatif untuk memulai dari diri sendiri untuk
melakukan hal-hal baik sehingga menjadi contoh
bagi pihak lain
Memotivasi (Motivating)
Memberikan dorongan dan semangat bagi pihak
lain untuk berusaha mencapai tujuan bersama
Mengilhami (Inspiring)
Memberikan inspirasi dan memberikan dorongan
agar pihak lain tergerak untuk menghasilkan
karya terbaiknya
36

Memberdayakan (Empowering)
Memberikan kesempatan dan mengoptimalkan daya
usaha pihak lain sesuai kemampuannya
Membudayakan (Culture-forming)
Menjadi motor dan penggerak dalam pengembangan
masyarakat menuju kondisi yang lebih berbudaya
Taat Azas
Mematuhi tata tertib, prosedur kerja, dan peraturan
perundangan
Koordinatif dan Bersinergi dalam Kerangka Kerja Tim
Bekerja bersama berdasarkan komitmen, kepercayaan,
keterbukaan, saling menghargai, dan partisipasi aktif
bagi kepentingan Depdiknas
Akuntabel
Bekerja secara terukur dengan prinsip yang standar
serta memberikan hasil kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan.
37

Nilai-nilai keluaran (output values),

Produktif (Efektif dan Efisien)


Memberikan hasil kerja yang baik dalam jumlah yang optimal melalui
pelaksanaan kerja yang efektif dan efisien
Gandrung Mutu Tinggi/Service Excellence
Menghasilkan dan memberikan hanya yang terbaik
Dapat Dipercaya (Andal)
Mampu mengemban kepercayaan dan memberikan bukti berupa hasil
kerja dalam usaha pencapaian visi dan misi Depdiknas
Responsif dan Aspiratif
Peka dan mampu dengan segera menindaklanjuti tuntutan yang selalu
berubah
Antisipatif dan Inovatif
Mampu memprediksi dan tanggap terhadap perubahan yang akan terjadi,
serta menghasilkan gagasan dan pengembangan baru
Demokratis, Berkeadilan, dan Inklusif
Terbuka atas kritik dan masukan serta mampu bersikap adil dan merata
Pembelajar Sepanjang Hayat
Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas
wawasan, pengetahuan dan pengalaman.

38

VISI PENDIDIKAN
NASIONAL
Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah.
Sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional
tersebut, Depdiknas berhasrat untuk pada
tahun 2025 menghasilkan: INSAN INDONESIA
CERDAS DAN KOMPETITIF(Insan Kamil / Insan
Paripurna)

39

Makna Insan Indonesia Cerdas Komprehensif


Cerdas spiritual
Beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan dan
memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi
pekerti luhur dan kepribadian unggul.
Cerdas emosional & sosial
Beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas
dan apresiasivitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta
kompetensi untuk mengekspresikannya. Beraktualisasi diri melalui
interaksi sosial yang:membina dan memupuk hubungan timbal
balik;demokratis;empatik dan simpatik; menjunjung tinggi hak asasi
manusia;ceria dan percaya diri; menghargai kebhinekaan dalam
bermasyarakat dan bernegara; serta berwawasan kebangsaan dengan
kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara.
Cerdas intelektual
Beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan
kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; Aktualisasi insan
intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif;
Cerdas kinestetis
Beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang
sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan trengginas;Aktualisasi
insan adiraga.

40

MAKNA INSAN INDONESIA


KOMPETITIF

Kompetitif :

Berkepribadian unggul dan gandrung akan


keunggulan
Bersemangat juang tinggi
Mandiri
Pantang menyerah
Pembangun dan pembina jejaring
Bersahabat dengan perubahan
Inovatif dan menjadi agen perubahan
Produktif
Sadar mutu
Berorientasi global
Pembelajar sepanjang hayat

41

MISI PENDIDIKAN
DEPDIKNAS
Depdiknas untuk tahun 2005 2009
menetapkan Misi sebagai berikut:
MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG
MAMPU MEMBANGUN INSAN
INDONESIA CERDAS KOMPREHENSIF
DAN KOMPETITIF DENGAN
MELAKSANAKAN MISI PENDIDIKAN
NASIONAL.
42

A framework for understanding education quality

43

Anda mungkin juga menyukai