TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Alumunium
Bauksit adalah bijih logam alumunium (Al). Nama bauksit berasal dari
nama sebuat tempat di Perancis Beaux. Bauksit adalah suatu koloid oksida Al dan
Si yang mengandung air. Istilah bauksit dipergunakan untuk bijih yang
mengandung oksida alumunium monohidrat atau anhidrat. Biasanya berasosiasi
dengan laterit, warnanya tergantung dari oksida besi yang terkandung dalam
batuan asal. Makin basa batuan asal biasanya makin tinggi kandungan unsur
besinya, sehingga warna dari bijih bauksit akan bertambah merah [Zelder, 2003].
Bauksit merupakan material dasar untuk memproduksi alumina. Bauksit
pertama kali ditemukan pada tahun 1924 di Kijang, pulau Bintan, di provinsi
Kepulauan Riau. Bauksit yang berasal dari Bintan telah ditambang dan diekspor
sejak tahun 1935.
Secara umum untuk memperoleh aluminium murni dari bauksit dilakukan
dalam 2 tahapan proses, yaitu proses bayer dan proses Hall-Heroult. Pada proses
Bayer, bauksit dimurnikan untuk mendapatkan aluminium oksida. Proses
selanjutnya, proses Hall-Heroult, meleburkan aluminium dioksida untuk
mendapatkan logam aluminium murni [Anonymous,2007].
Proses HallHeroult
Proses
Bayer
Bauxite
Alumina
Gambar 2.1 Diagram Alir Pengolahan Bauxite
Alumuniu
m
melekat pada permukaan dengan sangat kuat dan rapat sehingga dapat
melindungi lapisan bagian dalamnya.
2. Kekuatan dan kekerasan
Sifat ini pada aluminium memang tidak begitu tinggi, tetapi strength to
weight ratio aluminium masih lebih tinggi dari baja, Kekuatan
aluminium dapat diperbaiki dengan pemaduan unsur lain dan
perlakuan panas.
3. Sifat penghantar listrik
Sifat ini sangat baik, kira-kira 65 % dari hantaran listrik tembaga
sehingga dapat digunakan untuk kabel sebagai penghantar listrik yang
baik.
4. Konduktivitas panas
Aluminium dapat digolongkan sebagai bahan yang memiliki
konduktivitas panas yang baik, masih lebih baik jika dibandingkan
dengan tembaga.
5. Berat jenis
Berat jenis aluminium 2,7 gr/cm karena itu banyak digunakan pada
konstruksi yang ringan. Bila sudah dipadukan dengan logam lain maka
besar kecilnya berat jenis tergantung dari jumlah presentasi
paduannya.
6. Kemampuan fabrikasi
Sifat lain yang sangat menguntungkan adalah sangat mudah
difabrikasi, dapat dituang dengan penuangan apapun, dapat dibentuk
dengan berbagai cara seperti pengerolan, stamping, drawing, forging,
extruding menjadi bentuk yang rumit sekalipun.
2.2
Anodizing
Proses anodisasi adalah proses pembentukan lapisan oksida pada logam
1. Suhu
Suhu sangat penting untuk menyeleksi cocoknya jalannya reaksi dan
melindungi pelapisan. Untuk anodizing dekoratif proses pelapisan
dilakukan pada temperatur kamar.
2. Kerapatan arus
Kerapatan arus adalah arus yang digunakan pada saat proses pelapisan
per
satuan
luas
bahan,
bagaimanapun
nilai
kerapatan
arus
Anoda dan katoda direndam dalam larutan elektrolit. Jika arus listrk
dialirkan maka pada katoda akan terjadi endapan (pelapisan logam).
2.2.1
listrik adalah arus searah (DC) dengan tegangan rendah, tegangan yang
diperlukan berkisar antara 6-12 volt. Untuk mendapatkan arus listrik
tersebut digunakan rectifier dimana arus yang dikeluarkan dari rectifier ini
bersifat arus searah, tegangan rendah dan konstan serta arus yang mengalir
(amper) besar dan dapat divariasikan.
2.2.2
Anoda
Anoda adalah suatu terminal positif dalam larutan elektrolot dan
Larutan elektrolit
Larutan elektrolit dapat dibuat dari asam, basa atau garam. Tiap
Cu2+ + SO42-
H2O
H+ + OH
unsur
yang
berfungsi
sebagai
penyangga
Katoda
Katoda adalah elektroda negatif dalam larutan elektrolit dimana
pada katoda ini terjadi penempelan ion-ion yang tereduksi dari anoda.
Pada proses electroplating, katoda dapat diartikan sebagai benda kerja
yang akan dilapis. Katoda bertindak sebagi logam yang akan dilapisi atau
produk yang bersifat menerima ion. Katoda dihubungkan ke kutup negatif
dari arus listrik. Katoda harus bersifat konduktor supaya proses
electroplating dapat berlangsung dan logam pelapis menempel pada
katoda [Anonim, 2009].
2.3
Cu2+ + SO42-
Cu2+ + 2e Cu
1. Pada katoda terjadi reaksi sebagai berikut :
M+(aq) + 2e- M (s)
Pembentukan gas Hidrogen
2H+(aq) + 2e- H2 (g)
Reduksi oksigen terlarut
O2 (g) + 2H+ H2O (l)
2. Pada anoda terjadi reaksi sebagai berikut :
Pembentukan gas oksigen
H2O (l) 4H+(aq) + O2 (g) + 4eOksidasi gas Hidrogen
H2 (g) 2H+(aq) + 2eHidrogen (H) yang mengendap inilah yang perlu diperhatikan karena gas
tersebut akan menyebabkan cacat lapisan yang biasa disebut hydrogen
embrittlement [Hartomo, 1992].
Pelapisan Tembaga
Pelapisan tembaga banyak digunakan antara lain untuk memperoleh
Sebagai lapisan dengan hantar panas dan arus listrik yang baik
10
Pelapisan perantara (strike) adalah suatu lapisan tipis dan berfungsi lapisan
pendahuluan sebelum dilakukan pelapisan selanjutnya. Tebal lapisan berkisar
antara 1 3 mikron. Bila logam dasar (benda kerja) terbuat dari baja (paduannya),
biasanya pelapisan perantara perlu dilakukan. sedangkan untuk logam dasar
tembaga (paduannya), tidak perlu dilakukan karena unsur tembaga sudah ada.
Jenis larutan elektrolit dalam proses pelapisan tembaga dikelompokkan dalam dua
jenis yaitu jenis alkali dan asam, contohnya larutan sianida, larutan alkalin
pyrophospat, larutan sulfat, dan larutan fluoborat [Anonim, 2009].
Adapun langkah-langkah proses pelapisan tersebut digambarkan pada
bagan aliran proses berikut ini :
Pekerjaan
mekanis
Pencucian
lemak
Bilas
Pencucian
asam
Pekerjaan Pendahuluan
Pengeringan
Bilas
Bilas
Pelapisan
tembaga
Gambar 2.3 Bagan Aliran Proses Pelapisan Tembaga [Hartomo, 1992]
Dalam operasi pelapisan, kondisi operasi penting untuk diperhatikan
karena kondisi tersebut menentukan keberhasilan proses pelapisan serta mutu
pelapisan yang dihasilkan [Anonim, 2009].
2.4.1
yang mengalir perluas unit elektroda. Terbagi dalam 2 macam yaitu rapat
arus yang diperhitungkan ialah rapat arus katoda yaitu banyakna arus
listrik yang diperlukan untuk mendapatkan atom-atom logam pada tiap
satuan luas benda yang akan dilapis. Rapat arus dapat di atur, makin tinggi
raat arus, makin meningkat kecepatan pelapisan dan dapat memperkecil
ukuran/bentuk kristal. Tetapi bila rapat arus terlalu tinggi akan
mengekibatkan lapisan kasar, bersisik dan akan terbakar/hitam. Satuan
arus dinyatakan dalam Amp/dm2 atau Amp/ft2 atau Amp/in2.
11
2.4.2
Temperatur Larutan
Temperatur larutan dapat mempengaruhi hasil lapisan. Kenaikan
pH Larutan
pH digunakan untuk menentukan derajat keasaman suatu larutan
12