bila demam yang terjadi berkaitan dengan infeksi serius seperti meningitis. Anak yang
mengalami kejang demam tidak mempunyai kecenderungan untuk mengalami
epilepsi. (Kejang Demam. Tips-tips, Pediatrik.Com. 24 April 2004)
2. Etiologi
Kejang dapat terjadi akibat adanya kelainan medis. Rendahnya kadar gula
darah, infeksi, cedera kepala, keracunan, atau overdosis obat-obatan dapat
menyebabkan kejang. Selain itu, kejang juga dapat disebabkan oleh tumor otak atau
kelainan saraf lainnya. Kurangnya oksigen ke otak juga dapat menyebabkan kejang.
Pada beberapa kasus, penyebab kejang mungkin tidak diketahui. Kejang yang terjadi
berulang mungkin merupakan suatu indikasi akan adanya suatu kondisi kronik yang
dikenal sebagai epilepsi. Sebagian kejang merupakan idiopati (tidak diketahui
etiologinya).
1) Intrakranial
Asfiksia : Ensefolopati hipoksik iskemik
Trauma (perdarahan) : perdarahan subaraknoid, subdural, atau intra ventrikular
Infeksi : Bakteri, virus, parasit
Kelainan bawaan : disgenesis korteks serebri, sindrom zelluarge, Sindrom Smith
Lemli Opitz.
2) Ekstra kranial
Gangguan metabolik : Hipoglikemia, hipokalsemia, hipomognesemia, gangguan
elektrolit (Na dan K)
Toksik : Intoksikasi anestesi lokal, sindrom putus obat.
Kelainan yang diturunkan : gangguan metabolisme asam amino, ketergantungan
dankekurangan produksi kernikterus.
3) Idiopatik
Kejang neonatus fanciliel benigna, kejang hari ke-5 (the fifth day fits)
3. Patofisiologi
Pada keadaan demam kenaikan suhu 10C akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan O2 akan meningkat 20%. Kenakan suhu
tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang
singkat terjadi difusi ion k+ maupun Na+, melalui membran tersebut sehingga terjadi
lepas muatan listrik, hal ini bisa meluas ke seluruh sel maupun ke bembran sel
sekitarnya dengan bantuan neuron transmiter dan terjadilah kejang. Kejang yang
berlangsung lama disertai dengan apnea, meningkatkan kebutuhan O2 dan energi
untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnea
dll,selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat hingga terjadi kerusakan
neuron otak selama berlangsungnya kejang lama.
Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1 derajat celcius akan menyebabkan
metabolisme basal meningkat 10-15% dan kebutuhan oksigen meningkat 20%. Pada
seorang anak yang berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh,
sedangkan pada orang dewasa hanya 15%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu
dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran dan dalam waktu yang singkat
terjadi difusi dari ion kalium maupun natrium melalui membran tadi, dengan akibat
terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga
dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel lainnya dengan bantuan bahan
yang disebut neurotransmitter sehingga terjadi kejang.
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi
rendahnya ambang kejang seorang anak. Ada anak yang ambang kejangnya rendah,
kejang telah terjadi pada suhu 38 derajat celcius, sedangkan pada anak dengan
ambang kejang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40 derajat celcius. Dari
kenyataan ini dapatlah disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebih sering
terjadi pada ambang kejang yang rendah sehingga dalam penanggulangannya perlu
diperhatikan pada tingkat suhu berapa penderita kejang.
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan
tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang berlangsung lama (>15
menit) biasanya disertai terjadinya apnea, meningkatkan kebutuhan oksigen dan
energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia,
asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai
denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat disebabkan
meningkatnya aktifitas otot dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak
meningkat. Rangkaian kejadian diatas adalah faktor penyebab hingga terjadinya
kerusakan neuron otak selama berlangsungnya kejang lama. Faktor terpenting adalah
gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meninggikan
permebealitas kapiler dan timbul edema otak yang mengakibatkan kerusakan sel
neuron otak.
Kerusakan pada daerah mesial lobus temporalis setelah mendapatkan serangan
kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang di kemudian hari, sehingga
terjadi serangan epilepsi yang spontan. Jadi kejang demam yang berlangsung lama
dapat menyebabkan kelaian anatomis di otak hingga terjadi epilepsi.
4. Klasifikasi kejang demam
Secara umum, Kejang Demam dapat dibagi dalam dua jenis yaitu :
a. Simple febrile seizures (Kejang Demam Sederhana) : kejang menyeluruh
yangberlangsung < 15 menit dan tidak berulang dalam 24 jam.
tiba-tiba)
Pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu terjadi pada
lebih
Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi)-sakit kepala
Mengantuk
Linglung (sementara dan sifatnya ringan)
6. Penatalaksanaan
a. Penanganan Umum Saat Kejang
Jangan panik berlebihan.
Jangan masukkan sendok atau jari ke mulut.
Jangan memberi obat melalui mulut saat anak masih kejang atau masih belum
sadar.
Letakkan anak dalam posisi miring, buka celananya kemudian berikan
Bila anak demam tinggi, usahakan untuk menurunkan suhu tubuh anak anda
dengan mengkompres tubuh anak dengan air hangat atau air biasa, lalu berikan
kejang.
Hubungi petugas kesehatan jika kejang berlangsung lebih lama dari 10 menit.
Jika kejang telah berhenti, segeralah ke dokter untuk mencari penyebab dan
mengobati demam.
b. Penanganan Kejang Demam Saat Di Rumah Sakit
Memastikan jalan napas anak tidak tersumbat
Pemberian oksigen melalui face mask
Pemberian diazepam 0,5 mg/kg berat badan per rektal (melalui anus) atau jika
telah terpasang selang infus 0,2 mg/kg per infus
Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan
Sebagian sumber menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah untuk meneliti
kemungkinan hipoglikemia. Namun sumber lain hanya menganjurkan
pemeriksaan ini pada anak yang mengalami kejang cukup lama atau keadaan
pasca kejang (mengantuk, lemas) yang berkelanjutan .
Berikut adalah tabel dosis diazepam yang diberikan :
Dosis IV (infus)
(0.2mg/kg)
(0.5mg/kg)
< 1 tahun
12 mg
2.55 mg
15 tahun
3 mg
7.5 mg
510 tahun
5 mg
10 mg
> 10 years
510 mg
1015 mg
Pemberian diazepam 0,2 mg/kg per infus diulangi. Jika belum terpasang
sebagai berikut.
Antipiretik Antipiretik
tidak
mencegah
kejang
demam
Penelitian
Kriteria hasil :
TTV stabil, suhu tubuh dalam batas normal
Intervensi
1. Kaji tanda-tanda vital
R/ mengetahui status kesehatan pasien
2. Bantu pasien dalam beraktifitas
R/ membantu pasien
3.
Ajarkan keluarga untuk memberikan kompres
R/ menurunkan suhu tubuh
4.
Ciptakan lingkungan bersih dan tenang
R/memberikan kenyamanan dalam beristirahat
5.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipyretic
2. Tidak Efektinya Bersihan Jalan Nafas b.d Peningkatan Sekresi Mukus
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 324 jam diharapkan bersihan
jalan nafas kembali efektif
Kriteria hasil:
Pasien dapat bernafas efektif kembali
Sekresi mukus berkurang
Intervensi
1. Kaji pola napas pasien
R/ : untuk mengetahui pola napas pasien.
2. Lakukan penghisapan lendir
R/ : menurunkan resiko aspirasi
3. Ajarkan keluarga pasien untuk memposisikan pasien semi fowler atau
high fowler
R/ : memudahkan pasien dalam proses respirasi
4. Batasi kunjungan dan berikan ketenangan
R/ memberikan kenyamanan dalam beristirahat
5 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
3. Resiko tinggi trauma / cidera b/d kelemahan, perubahan kesadaran, kehilangan
koordinasi otot.
Tujuan
Cidera / trauma tidak terjadi
Kriteria hasil
Faktor penyebab diketahui,
mempertahankan
aturan
pengobatan,
DAFTAR PUSTAKA
Lumbantobing. 1989. Penatalaksanaan Mutakhir Kejang Pada Anak.Jakarta : FKUI
Mansjoer, arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III vol. 1. Jakarta : Media
Aesculapius.
Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 2, hal 847. Cetakan ke 9. 2000 bagian Ilmu Kesehatan
Anak FKUI
Doenges, E, Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
khaidirmuhaj (http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/02/askep-anak-kejangdemam.html)
http://www.kuliah-keperawatan.co.cc/2009/04/kejang-demam.html