Disusun Oleh :
KOTA SUKABUMI
2016
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 11 November 2016
Oleh : Ria Nurfajria
1. Identitas Klien
Nama : Oma L
Usia : 78 Tahun
Alamat : Balai Desa No. 16 Kota Sukabumi
Pendidikan : Sekolah Rakyat
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Chinese
Agama : Budha
Status Perkawinan : Tidak Menikah
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 56 Tahun
Agama : Budha
Suku Bangsa : Chinese
Pendidikan : SMP
Alamat : Balai Desa No. 16 Kota Sukabumi
Hubungan dengan Klien : Keponakan klien
3. Riwayat Masuk Panti
Tanggal masuk panti : 19 Oktober 2016
Dikirim oleh : Ny. A
Alasan dikirim ke panti : Karena semua keponakan oma L sibuk
4. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh lemas di kedua kaki dan tangan kanan
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Oma L mengatakan lemas diseluruh tubuhnya terutama pada kedua kaki dan
tangan kanannya. Lemas dirasakan seperti tidak bertenaga sehingga aktivitas oma L
terbatas. Lemas bertambah apabila beraktivitas dan berkurang ketika beristirahat.
Aktivitas oma L sebagian dibantu oleh geron. Oma L mengatakan kesulitan untuk
bangun dari kursi dan harus ada yang membantu.
c. Status Gizi
BBI = (TB 100ol ) 10%BB
= (160 100) 10% 45
= 60 4,5
= 55,5 kg
2) Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva merah muda, tidak ada pembesaran JVP, CRT < 3 detik, akral
hangat.
3) Sistem Gastrointestinal
Mukosa bibir lembab, tidak ada perdarahan gigi dan gusi, klien terlihat sudah
tidak memiliki gigi, tidak ada keluhan nyeri menelan, bentuk abdomen simetris
kiri dan kanan, bising usus 6x/menit, terdapat nyeri tekan pada daerah
lambung.
4) Sistem Genitourinarius
Tidak terdapat distensi bladder dan tidak ada nyeri pada pelvis.
5) Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas dan bawah simetris, jari lengkap, tidak terdapat edema,
ekstermitas kanan atas dan kedua ekstremitas bawah lemah saat digerakan.
kekuatan 5 4 otot
3 3
6) Sistem Integumen
4
Rambut bersih, warna kulit putih , kulit wajah tampak pucat dan terlihat
kerutan, turgor kulit 3 detik, kuku bersih dan tidak bergelombang
7) Sistem Persyarafan
Saraf Olfaktorius : Klien dapat membedakan bau
Saraf Optikus : Klien masih bias melihat seperti membaca koran
Saraf Okulomotorius : Reaksi pergerakan mata dan pupil masih normal
Saraf Troklearis : Klien masih dapat melakukan pergerakan mata
kebawah dan keatas secara perlahan
Saraf Trigeminus : Klien mampu mengunyah walaupun gigi ompong
Saraf Abdusens : Klien masih mampu melakukan pergerakan mata
secara lateral
Saraf Facialis : Ekspresi wajah klien dapat mencerminkan sesuai
dengan keadaan hatinya
Saraf Vestibulokoklearis : Klien mampu mendengar suara tanpa bantuan alat
Saraf Glosofaringeus : Klien masih mampu menelan dengan baik
Saraf Vagus : Proses menelan dan berbicara masih baik tetapi
bicaranya dengan nada pelan
Saraf Asesorius : Klien sudah tidak mampu melakukan rotasi kepala
dan bahu
Saraf Hipoglosus : Pergerakan lidah baik
6
4. Kebersihan diri (cuci muka, 0 5 0 Dibantu
menyisir rambut, gosok gigi)
Total Skor 75
Keterangan :
1. Skor 130 : Mandiri
2. Skor 65 - 125 : Ketergantungan sebagian
3. Skor 60 : Ketergantungan total
Interpretasi :
Berdasarkan hasil pengkajian Barthel Indeks diatas, didapatkan skor 75 maka klien
termasuk kedalam lansia yang mengalami ketergantungan sebagian.
10. Pengkajian Status Mental Gerontik
a. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable Mental
Status Questioner (SPMSQ)
Keterangan:
Salah 0-3 Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 Fungsi intelektual ringan
Salah 6-8 Fungsi intelektual sedang
Salah 9-10 Fungsi intelektual berat
Interpretasi:
Berdasarkan hasil pengkajian dengan menggunakan SPMSQ diatas, maka
diketahui bahwa klien memiliki fungsi intelektual utuh dengan skor yang salah 3.
b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan Mini Mental Status
Exam (MMSE)
JUMLAH 27
Keterangan:
>23 : Aspek kognitif dan fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
9
<17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Interpretasi:
Berdasarkan hasil pemeriksaan MMSE diatas, maka Oma L termasuk kedalam
kategori kerusakan aspek fungsi mental baik dengan skor 27.
Keseimbangan Skor
2 Duduk ke kursi 1
4 Mata tertutup 1
5 Perputaran leher 1
7 Membungkuk 1
11 Kesimetrisan langkah 1
13 Berbalik 1
Jumlah 13
Keterangan:
11-13 : Resiko jatuh tinggi
10
6-10 : Resiko jatuh sedang
0-5 : Resiko jatuh rendah
Interpretasi:
Berdasarkan pengkajian keseimbangan diatas, maka klien termasuk dalam kategori
resiko jatuh tinggi dengan skor 13.
B. Mind Mappin
DS :
DS: Klien mengatakan lemas pada kedua kaki
Klien mengatakan lemas dikedua dan tangan kanannya.
kaki dan tangan kanan Klien mengatakan susah bila bangun dari
Lemas bertambah bila beraktivitas kursi
DO :
DO:
Klien dibantu bila bangun dari kursi
Klien tampak lemah tidak bertenaga
Kekuatan otot
Aktivitas dibantu geron 5 3
Dari hasil pengkajian Barthel 3 3
indeks klien termasuk Skor Barthel indeks 75 ketergantungan
sebagian
ketergantungan sebagian dengan
Skore keseimbangan 13 resiko jatuh tinggi
nilai 75
Dari hasil Katz indeks termasuk
kategori E yaitu mandiri kecuali
mandi, berpakaian dan ke tolilet Resiko jatuh tinggi
Oma M
Skore keseimbangan 13 resiko jatuh
88 Tahun
tinggi
Kekuatan otot
5 4
3 3
DS:
Klien mengatakan beragama Budha
Gangguan mobilitas fisik Klien mengatakan selama di Wisma tidak
pernah pergi ke tempat ibadah, karena Kurangnya
kebutuhan spiritual
semua penghuni wisma kebanyakan
beragama katolik dan jika penghuni lain
sedang pergi ke kapel klien hanya duduk
di depan lorong Wisma
DO:
Saat penghuni wisma berdoa ke kapel
klien hanya diam saja duduk di depan
lorong wisma.
11
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot
2. Kurangnya kebutuhan spiritual berhubugan dengan kelemahan fisik
3. Resiko tinggi jatuh berhubungan dengan kelemahan fisik
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
12
spiritual b.d intervensi dalam melakukan klien
kelemahan fisik keperawatan kegiatan ibadah
selama 6 hari secara sehari-
kurangnya harinya
kebutuhan spiritual 2. Motivasi klien 2. Menumbuhkan rasa
teratasi untuk melakukan percaya diri dalam
Tupen : kegiatan melakukan kegiatan
Setelah dilakukan spiritualnya. spiritualnya
intervensi
keperawatan
selama 3 hari
kurangnya
kebutuhan spiritual
teratasi dengan
kriteria :
- Klien mampu
beribadah
secara mandiri
13
bahaya tersebut
A:
P:
Intervensi 1,2,3,4
dilanjutkan
14
2 Kurangnya Jam 10.00 1. mengobservasi Jam 15.45 WIB Ria
kebutuhan WIB kemampuan klien
S:
spiritual b.d dalam melakukan
kelemahan kegiatan ibadah - klien mengatakan akan
fisik secara sehari- berdoa di kamarnya
harinya
R/ klien jarang O:
mengikuti ibadah - Klien tampak belum
dengan penghuni melakukan kegiatan
panti lainnya spiritualnya
2. Motivasi klien
untuk melakukan A:
kegiatan
Masalah belum teratasi
spiritualnya.
R/ klien tampak P:
tidak pernah
melakukan intervensi 1,2 dilanjutkan
kegiatan
spiritualnya
3 Resiko jatuh Jam 10.30 1. mengkaji ulang Jam 13.00 WIB Ria
tinggi b.d WIB adanya factor-
S:
kelemahan faktor resiko jatuh
fisik pada klien Klien mengatakan masih
R/ klien lemas pada kedua kaki dan
mengatakan lemas tangan kanannya
pada kedua kaki
O:
dan tangan
kanannya - Klien hjarus dibantu bila
2. menulis dan akan bangun dari kursi
melaporkan
adanya fakltor- - ADL klien dibantu
faktor resiko - Kekuatan otot
R/ klien harus
5 4
dibantu bila akan
3 3
bangun dari kuri ,
skor Barthel
indeks 75 yaitu A:
ketergantungan
sebagian, skore masalah teratasi sebagian
kesimbangan 13
15
yaitu resiko jatuh P :
tinggi
3. Melakukan intervensi 1,2,3,4
modifikasi dilanjutkan
lingkungan agar
lebih aman
R/ mendekatkan
kursi ke tempat
tidur klien
4. Mengajarkan klien
tentang upaya
pencegahan cedera
R/ mengajarkan
klien bila akan
bangun dari
tempat tidur duduk
terlebih dahulu,
lalu mencari
pegangan seperti
kursi atau tongkat,
dan berjalan
dengan
berpegangan.
16