Disusun oleh:
Dedeh Reskasari (04121004014)
Antika Samantha (04121004015)
Silvia Dwi Gina (04121004016)
Siti Harwati Desrimelina (04121004017)
Annisa Anggita Putri (04121004018)
Intan Permatasari (04121004019)
Dosen Pembimbing:
Dr. Debby H Harahap, M. Kes
2014
GLIMEPIRID
Deskripi
Glimepiride dalah obat diabetes oral yang membantu mengontrol kadar gula
dalam darah. Obat ini membantu tubuh untuk berespon lebih baik pada insulin
yang diproduksi oleh pankreas. Obat diabetes lainnya kadang digunakan dalam
kombinasi dengan glimepiride jika diperlukan.
Indikasi
Glimepiride diindikasikan untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien
diabetes melitus tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus-NIDDM),
dimana kadar glukosa darah tidak dapat hanya dikontrol dengan diet dan
olahraga saja. Dapat digunakan sebagai terapi tunggal atau dikombinasi dengan
metformin atau insulin.
Kontraindikasi
1. Tidak cocok diberikan pada pasien diabetes tipe 1 (insulin dependent),
diabetes ketoasidosis, atau pada pasien koma karena diabetes.
2. Hipersensitif terhadap glimepiride atau golongan sulfonil urea, atau
sulfonamid.
3. Wanita hamil
4. Tidak boleh digunakan dalam kasus DKA, pembedahan utama, infeksi
parah, stress atau trauma, alergi belerang.
Komposisi
GLIMEPIRIDE 1 mg
Tiap tablet mengandung: Glimepiride 1 mg
GLIMEPIRIDE 2 mg
Tiap tablet mengandung: Glimepiride 2 mg
GLIMEPIRIDE 3 mg
Farmakologi
Glimipiride bekerja terutama menurunkan kadar glukosa darah dengan
perangsangan sekresi insulin dari sel beta pankreas yang masih berfungsi. Selain
itu, aktivitas sulfonilurea seperti glimipiride dapat juga melalui efek ekstra
pankreas, hal ini didukung oleh studi preklinis dan klinis yang menunjukkan
bahwa pemberian glimipiride dapat meningkatkan sensitivitas jaringan perifer
terhadap insulin.
Dosis
Pemakaian Glimepiride disesuaikan dengan kadar gula darah pasien
dengan dosis minimal untuk memperoleh kadar gula darah stabil yang
diinginkan, dengan pengawasan dokter, dan diminum pada saat dan dosis yang
tepat sesuai petunjuk dokter. Kesalahan yang terjadi misal melewati waktu
minum obat atau melewati waktu makan, harus didiskusikan dengan dokter.
Kadar glukosa darah pasien dan HbA1c harus diukur secara berkala
untuk menetapkan dosis minimum yang efektif bagi pasien tersebut, untuk
mendeteksi kegagalan primer yaitu tidak adanya penurunan berarti dari gula
darah pada pemberian dosis maksimum yang diperbolehkan, untuk mendeteksi
kegagalan sekunder yaitu hilangnya respon penurunan glukosa darah setelah
adanya periode keefektifan inisial.
Dosis awal:
1-2 mg satu kali sehari, diberikan bersamaan makan pagi atau makanan utama
yang pertama. Untuk pasien yang lebih sensitif terhadap obat-obat hipoglikemik,
dosis awal yang diberikan sebaiknya dimulai dari 1 mg satu kali sehari,
kemudian boleh dinaikkan (dititrasi) dengan hati-hati. Dosis dapat ditingkatkan
setelah ada evaluasi kadar gula darah dan bertahap dalam 1-2 minggu.
Dosis pemeliharaan:
1-4 mg satu kali sehari. Dosis maksimum yang dianjurkan 8 mg satu kali sehari.
Pada saat pemberian telah mencapai dosis 2 mg maka kenaikkan dosis tidak
boleh melebihi 2 mg dengan interval 1-2 minggu tergantung dari respon gula
darah pasien. Efikasi jangka panjang harus dimonitor dengan mengukur kadar
HbA1c, sebagai contoh setiap 3-6 bulan.
Dosis rumatan:
1-6 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari.
Dosis maksimum:
8 mg/hari
Interaksi Obat
Risiko hipoglikemia akan meningkat pada pemberian glimepiride bersamasama dengan obat-obat tertentu, yaitu NSAID dan obat lain dengan ikatan
protein tinggi, seperti salisilat, sulfonamida, kloramfenikol, kumarin,
probenesid, MAO inhibitors, b adrenergic blocking agents.
Daya kerja glimepiride dalam menurunkan kadar glukosa darah akan
menurun jika diberikan bersamaan dengan obat-obat yang cenderung
menimbulkan hiperglikemia, seperti tiazid dan diuretik lain, kortikosteroid,
fenotiazin, produk-produk kelenjar tiroid, estrogen, kontrasepsi oral,
fenitoin, asam nikotinat, simpatomimetik dan isoniasid.
Pemberian propranolol (40 mg tid) dan glimepiride meningkatkan Cmax,
AUC dan T1/2 dari glimepiride sebesar 23%, 22% dan 15% serta
menurunkan CL/f sebesar 18%, pasien perlu diperingatkan akan potensi
hipoglikemia yang dapat terjadi.
Pemberian glimepiride bersamaan dengan warfarin, menurunkan respon
farmakodinamik dari warfarin, namun tidak bermakna secara klinis.
Interaksi antara mikonazol oral dan obat hipoglikemia oral dilaporkan dapat
menyebabkan hipoglikemia, sedangkan interaksi pada pemberian i.v.,
topikal atau vaginal belum pernah dilaporkan.
Glimepiride berpotensi terjadi interaksi dengan fenitoin, diklofenak,
ibuprofen,
naproksen
dan
asam
mefenamat,
karena
seluruhnya
Efek Samping
Gangguan pada saluran cerna seperti muntah, nyeri lambung dan diare
(<1%).
Reaksi alergi seperti pruritus, erythema, urtikaria, erupsi morbiliform atau
maculopapular, reaksi ini bersifat sementara dan akan hilang meskipun
penggunaan glimipiride dilanjutkan, jika tetap terjadi maka penggunaan
glimepiride harus dihentikan (<1%).
Gangguan metabolisme berupa hiponatremia.
Perubahan pada akomodasi dan/atau kaburnya penglihatan mungkin terjadi
pada penggunaan glimepiride (plasebo 0,7%, glimepiride 0,4%).
Reaksi hematologik seperti leukopenia, agranulositosis, trombositopenia,
anemia hemolitik, anemia aplastik, dan pansitopenia dilaporkan terjadi pada
penggunaan sulfonilurea.
Lain-lain
Penyimpanan: Simpan pada suhu 15-30oC.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Gambar
Scksnck
xcvcvc