DISUSUN OLEH:
Indra Jaya Kusuma
(3510100060)
M. Nuryadhi
(3511100004)
Ratna Kusumawardhani
(3512100010)
(3512100029)
Farrel Narendra R.
(3512100041)
(3512100081)
(3512100082)
Dosen pembimbing:
Ketut Dewi Marta Erli, ST. MT.
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kamu panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpahan karunia dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Profil Kawasan Rawan
Bencana Jl. Nambangan Surabaya. Laporan ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah
Perencanaan Wilayah pada semester 2 tahun ajaran 2012/2013 serta untuk melaporkan hasil
pengamatan kami.
Selesainya laporan ini tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.
Ibu Ketut Dewi Marta Erli, ST. MT., selaku dosen pembimbing
2.
Kami sadar laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi kita semua
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
ruang KRB, perijinan, pengawasan dan penertiban dalam pemanfaatan ruang di KRB,
kelembagaan dan peran masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam laporan ini adalah :
1. Bagaimana penggunaan lahan di kawasan rawan bencana Jl. Nambangan ?
2. Bagaimana ketersediaan infrastruktur di kawasan rawan bencana Jl. Nambangan ?
3. Bagaimana isu strategis kawasan rawan bencana Jl. Nambangan ?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan laporan ini adalah :
1. Mendeskripsikan penggunaan lahan di kawasan rawan bencana Jl. Nambangan
2. Mendeskripsikan ketersediaan infrastruktur di kawasan rawan bencana Jl. Nambangan
3. Mendeskripsikan isu strategis kawasan rawan bencana Jl. Nambangan
1.4
Manfaat
Manfaat dari laporan ini adalah :
Sebagai dokumentasi atas survei kawasan rawan bencana di daerah Jl. Nambangan dan
sebagai pengetahuan bagi pembaca pada umunya.
BAB II
TINJAUAN TEORI / PUSTAKA
Banjir adalah sebuah bencana yang diakibatkan oleh air yang menggenang atau
bahkan mengalir deras tidak pada tempatnya.Inilah yang akrab terjadi di tengah
masyarakat Indonesia, terutama di beberapa tahun terakhir.Warga Indonesia sudah
akrab dengan banjir dan lebih parahnya sudah terbiasa.Contohnya warga Jakarta yang
tiap musim hujan dihantui bencana banjir.
Dampak Banjir bagi masyarakat pada umumnya sudah menjadi musibah yang
dapat datang setiap saat.Banjir yang menggenang seolah menjadi pemandangan yang
lumrah.Terutama pada daerah perkotaan seperti Jakarta dan sebagainya, dan juga
beberapa pedesaan.Masyarakat sudah merasa jenuh dan berharap banjir ditangani
secara serius oleh pemerintah.Namun faktanya menunjukkan upaya yang dilakukan
pemerintah tidak menunjukkan hasil.
Sering disosialisasikan agar masyarakat memperhatikan lingkungan hidup
namun tetap hal tersebut tidak membuat masyarakat tidak menjadi sadar.Padahal
dampak yang terjadi merugikan mereka sendiri.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran
air, terutama di selokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan
pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir
dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orangorang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya
murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus
menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar
daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.
Daerah rawan banjir adalah kawasan yang potensial untuk dilanda banjir yang
diindikasikan dengan frekuensi terjadinya banjir (pernah atau berulangkali)
dataran rendah yang elevasi muka tanahnya lebih rendah atau sama dengan elevasi air
laut pasang rata-rata (Mean Sea Level / MSL). Potensi banjir berasal dari aliran sungai
yang bermuara di pantai dan terjadinya pasang air laut.
2. Tipologi banjir daerah sempadan sungai & daerah dataran banjir (floodplain)
Daerah sempadan sungai merupakan daerah rawan bencana banjir yang
berada sekitar 100 m di kiri - kanan sungai besar, dan 50 m di kiri - kanan anak sungai
atau sungai kecil. Daerah dataran banjir (floodplain area) adalah daerah dataran rendah
di kiri dan kanan alur sungai, yang elevasi muka tanahnya sangat landai dan relatif
datar, sehingga aliran air menuju sungai sangat lambat, yang mengakibatkan daerah
tersebut rawan terhadap banjir, baik oleh luapan air sungai maupun karena hujan lokal
di daerah tersebut.
Dampak sekunder
Persediaan air Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.
Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh
kegagalan panen.Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada
endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat.
Keuntungan
Ada berbagai dampak negatif banjir terhadap permukiman manusia dan aktivitas
ekonomi. Namun, banjir (khususnya banjir rutin/kecil) juga dapat membawa
banyak keuntungan, seperti mengisi kembali air tanah, menyuburkan serta
memberikan nutrisi kepada tanah. Air banjir menyediakan air yang cukup di
kawasan kering dan semi-kering yang curah hujannya tidak menentu sepanjang
tahun. Air banjir tawar memainkan peran penting dalam menyeimbangkan
ekosistem di koridor sungai dan merupakan faktor utama dalam penyeimbangan
keragaman makhluk hidup di dataran banjir. Banjir menambahkan banyak sekali
nutrisi untuk danau dan sungai yang semakin memajukan industri perikanan pada
tahun-tahun mendatang, selain itu juga karena kecocokan dataran banjir untuk
pengembangbiakan ikan (sedikit predasi dan banyak nutrisi).Ikan seperti ikan
cuaca memanfaatkan banjir untuk berenang mencari habitat baru. Selain itu,
burung juga mendapatkan manfaat dari produksi pangan yang meledak setelah
banjir surut.
Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.
Transportasi - Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat
kepada orang-orang yang membutuhkan.
lakukan ialah melakukan kajian resiko bencana terhadap daerah tersebut. Dalam
menghitung resiko bencana sebuah daerah kita harus mengetahui Bahaya (hazard),
Kerentanan (vulnerability) dan kapasitas (capacity) suatu wilayah yang berdasarkan
pada karakteristik kondisi fisik dan wilayahnya
Bahaya (hazard) adalah suatu kejadian yang mempunyai potensi untuk
menyebabkan terjadinya kecelakaan, cedera, hilangnya nyawa atau kehilangan harta
benda. Bahaya ini bisa menimbulkan bencana maupun tidak. Bahaya dianggap sebuah
bencana (disaster) apabila telah menimbulkan korban dan kerugian.
Kerentanan (vulnerability) adalah rangkaian kondisi yang menentukan apakah
bahaya (baik bahaya alam maupun bahaya buatan) yang terjadi akan dapat
menimbulkan bencana (disaster) atau tidak. Rangkaian kondisi, umumnya dapat berupa
kondisi fisik, sosial dan sikap yang mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam
melakukan pencegahan, mitigasi, persiapan dan tindak-tanggap terhadap dampak
bahaya.
Jenis-Jenis kerentanan:
1. Kerentanan fisik
2. Kerentanan sosial
3. Kerentanan mental
persamaan
sebagai
berikut
Keterangan:
R = Resiko Bencana
H = Bahaya
V = Kerentanan
C = Kapasitas
Setelah melakukan resiko bencana, yang harus kita lakukan ialah melakukan
tindakan untuk mengurangi resiko bencana tersebut. Tindakan yang dilakukan bertujuan
untuk mengurangi kerentanan dan menambah kapasitas sebuah daerah.
BAB III
Metode Pengumpulan Data
3.1
3.2
Sumber Data
a. Data Primer
Yaitu, data yang diperoleh berdasarkan hasil survey yang dilakukan secara
langsung di lokasi penelitian atau studi. Survei dilakukan dua kali pada hari Rabu,
15 Mei 2013 dan pada Senin, 20 Mei 2013.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait, (instansi
pemerintah maupun swasta) yang relevan dengan permasalahan objek penelitian.
Data yang dikumpulkan berupa data sekunder yaitu data-data yang sudah tersedia
baik berupa gambar/peta, tabel, grafik maupun dokumen perencanaan. Instansiinstansi yang terkait yaitu Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo dan Kantor
Kecamatan Tanggulangin.
Survey Lokasi
Pengambilan Data
Data Primer
Data Sekunder
Dokumen
Subyek
Fisik
Analisa Kawasan
Penyajian Data
Selesai
10
BAB IV
PROFIL KAWASAN
Batas Selatan
2.
Batas Utara
3.
Batas Timur
4.
Batas Tenggara
5.
Batas Barat
6.
11
Infrastruktur Pendidikan
Di kawasan Jalan Nambangan terdapat infrastruktur pendidikan berupa
sebuah sekolah menengah atas.
4.3.2
umumnya
usaha
kecil
tersebut
berkaitan
hasil
laut.Infrastruktur
12
4.3.3
Infrastruktur drainase
Pada Jalan Nambangan drainase yang terdapat adalah drainase sekunder.
Drainase ini tidak cukup besar dan banyak sampah yang terdapat di dalamnya.
13
4.3.4
14
15
4.4.2
Permasalahan
Banjir Rob
Pada kawasan Jl. Nambangan sering terjadi Banjir Rob atau banjir yang
diakibaatkan oleh air laut yang pasang kemudian menggenangi daratan,
merupakan permasalahan yang terjadi di daerah yang lebih rendah dari
permukaan air laut.
Sampah
Pada
kawasan
Jl.
Nambangan
terdapat
banyak
sampah
yang
menggunung, terutama sampah sisa hasil laut, misalnya sampah kulit kerang
yang dbiarkan teronggok di pinggir pinggir jalan . Perlu adanya penyadaran
terhadap masyarakat akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
16
Karena sampah yang dibuang sembarangan dan akhirnya masuk pada saluran
air bisa memperparah bencana banjir rob yang sering melanda.
17
18
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
sebagai
nelayan,
sehingga
terdapat
kemungkinan
menjadin
tempat
bertransaksi hasil-hasil laut nelayan sekitar. Selain itu bisa menjadi kawasan industri,
dikarenakan berada di sekitar jembatan Suramadu.
5.2
Rekomendasi
Melakukan penataan atau membangun tempat khusus untuk pengeringan ikan bagi
masyarakat di sepanjang jalan Nambangan, sehingga nantinya bisa menjadi tempat
bertransaksi ikan-ikan hasil tngkapan nelayan sekitar secara terkoordinir.
datang ketika banjir rob dari Selat Madura datang. Perbaikannya adalah dengan
memperlebar drainase sehingga bias menampung air lebih banyak.
GOT
19
LAMPIRAN
20
DaftarPustaka
o Undang UndangNomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
o Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 3 Tahun 2007 tentang Rencana Tata ruang Wilayah
Kota Surabaya
o Pengendalian Pemanfaatan Ruang Di Kawasan Rencana Banjir oleh Departemen Pekerjaan
Umum (http://ciptakarya.pu.go.id/pbl/doc/sni/Pengendalian_PR_Kaw_RBBanjir.pdf) diakses
pada tanggal 24 Mei 2013
o Rob (http://id.wikipedia.org/wiki/Rob ) diakses pada tanggal 24 Mei 2013
21