Anda di halaman 1dari 5

INDONESIA: DIBANGUN 400 JUTA TAHUN

http://awangsatyana.blogspot.com/2014_07_01_archive.html

Indonesia adalah sebuah ensiklopedia geologi. Para geologist Indonesia hendaknya


mensyukuri,
membaca
dan
memahaminya.
-----------------------------------GEOLOGI

INDONESIA:

BHINNEKA

TUNGGAL

IKA

Indonesia dalam aspek hayati dan nonhayati adalah sebuah bhinneka tunggal ika
Indonesia adalah sebuah wilayah yang dicirikan oleh ragam suku, bahasa, agama, tradisi, dan
unsur budaya lainnya. Indonesia adalah sebuah wilayah yang dicirikan oleh ragam flora dan
fauna. Indonesia pun adalah sebuah wilayah yang dicirikan oleh ragam geologi yang rumit
namun menarik. Komponennya beraneka, namun menyusun kesatuan Indonesia: bhinneka
tunggal
ika.
Indonesia dari permukaannya sampai litosfer di bawahnya adalah sebuah area multigeologi,
yang disusun oleh sekitar 20 blok litosfer yang berlainan asalnya, dari tempat-tempat asal yang
ribuan km jauhnya, yang lalu masing-masing berjalan ke arah Khatulistiwa, dan akhirnya mereka
saling
bersatu
menyusun
Indonesia.
Inilah gambaran sejarah geologi Indonesia, bagaimana Indonesia terbentuk, yang melibatkan
berbagai
proses
geologi:
serbaasal,
serbarumit
dan
serbapanjang.
PARA

MIKROKONTINEN

GONDWANA

Indonesia secara geologi dibangun atau membangun dirinya selama 400 juta tahun. Indonesia
baru mendapatkan bentuknya seperti sekarang secara garis besar baru sekitar 5 juta tahun yang
lalu,
dan
persis
seperti
sekarang
sekitar
10.000
tahun
yang
lalu.

Selama 400 juta tahun itu berbagai proses geologi yang serba rumit dan memakan waktu jutaan
tahun terjadi: (1) lepasnya para mikrokontinen secara bertahap dari Gondwana Gondwana
adalah sebuah superkontinen di selatan Khatulistiwa pada masa Paleozoikum dan Mesozoikum,
(2) berjalannya para mikrokontinen tersebut ke Khatulistiwa, (3) subduksi dan tertutupnya
samudera demi samudera purba di antara para mikrokontinen tersebut (Samudera Paleotethys,
Mesotethys, dan Cenotethys), akibat berbenturannya para mikrokontinen tersebut
mikrokontinen yang berjalan terlebih dahulu dibentur oleh mikrokontinen yang menyusulnya
kemudian.
Proses nomor (1) sampai (3) terjadi kira-kira dari 400 - 60 juta tahun yang lalu. Sumatra, Jawa,
Kalimantan dan Sulawesi bagian barat telah terbentuk seluruhnya di periode ini. Mereka disusun
oleh berbagai mikrokontinen yang sangat beraneka ragam, yang direkatkan oleh aneka kerak
batuan yang serba rumit yang dulunya bekas kerak samudera di antara para mikrokontinen itu,
juga direkatkan dan diperluas oleh kerak batuan serba rumit hasil proses subduksi dan benturan.
ESCAPE

TECTONICS

MENGGESER

&

MENGOYAK

INDONESIA

BARAT

Lalu pada sekitar 50-40 juta tahun yang lalu membenturlah India, sebuah anak benua yang
semula terkepit di antara Afrika dan Australia, atas Asia. Garis benturan itu kita kenal kini
sebagai Pegunungan Himalaya, pegunungan tertinggi di dunia, yang ikut mengangkat sisi paling
selatan
Asia:
Plato
Tibet.
Akibat benturan ini, wilayah Indonesia Barat yang sudah tersusun sebagai persatuan para
mikrokontinen, mirip sebuah jigzaw puzzle terkoyak lagi di beberapa tempat sambungannya
dan terdorong ke luar ke arah tenggara tergeser sekitar 4000 km dari tempatnya semula, seolah
melarikan diri dari benturan antara India dengan Asia. Gerakan melarikan diri ini disebut
escape tectonics suatu reaksi atas aksi benturan, para ahli lain menyebutnya extrusion
tectonics

yaitu
gerak
tektonik
ke
arah
luar.
Adalah escape tectonics juga yang membelah bagian barat Sumatra oleh Sesar Sumatra, yang
membuka Laut Cina Selatan, yang membelah Kalimantan menjadi dua oleh Sesar Lupar-Adang.
Adalah escape tectonics juga yang membuka Selat Makassar menyebabkan Sulawesi Barat
lepas dari Kalimantan bagian timur bergerak ke timur ke posisinya sekarang, dan yang
memindahkan Sumba dari sekitar Teluk Bone ke posisinya sekarang di sebelah selatan Flores.
Escape
KERAK

tectonics

besar

efeknya,

AUSTRALIA

tetapi

berlangsung

MENYUSUN

sekitar

25

juta

INDONESIA

tahun

saja.
TIMUR

Menjelang berakhirnya escape tectonics pada sekitar 25 juta tahun yang lalu, Australia mulai
bergerak ke utara karena ia lepas dari Antarktika yang bergerak ke selatan. Di utara Sulawesi
Barat terjadilah busur kepulauan volkanik hasil subduksi lempeng samudera versus samudera.
Lengan Utara Sulawesi ini kemudian menyatu dengan Sulawesi Selatan di Leher Sulawesi. Di
utara Australia ada Paparan Arafura yang luas sekali sampai meliputi seluruh Laut Arafura dan
paparan benua di selatan Papua. Sementara sebuah mikrokontinen bernama Kepala Burung
lepas dari massa utama ini kemudian berbenturan lagi pada periode berikutnya dengan Badan

Burung

pada

sekitar

10-5

juta

tahun

yang

lalu.

Gerakan benua Australia ke utara ini di sektor Papua dan lempeng samudera di depannya
akhirnya pada sekitar 15-10 juta tahun lalu berbenturan dengan sebuah busur kepulauan di
Samudera Pasifik yang semula terletak jauh di utara Papua, dan inilah yang kemudian
membentang di tengah Papua kini menjadi Pegunungan Tengah Papua yang sebagian bersalju.
Pada saat yang hampir bersamaan, terbukalah kerak samudera Banda akibat koyakan oleh
tarikan lempeng samudera di depan Australia yang menunjam terlalu curam, dan pembukaan ini
telah menyebabkan beberapa mikrokontinen asal Australia di area Kepala Burung terdesak
bergerak ke baratlaut menuju Sulawesi dan secara berurutan membentur Sulawesi di bagian
tenggara yaitu Buton dan di sebelah timur yaitu Banggai. Kerak samudera Ceno-Tethys
terperangkap oleh benturan ini, terjepit dan terangkat menjadi singkapan ofiolit paling luas di
Indonesia
di
Sulawesi
Tengah.
5

JUTA

TAHUN

YANG

LALU:

GARIS

BESAR

INDONESIA

Indonesia mendapatkan bentuknya secara garis besar seperti sekarang sejak 5 juta tahun yang
lalu. Saat itu di sebelah barat Sumatra, selatan Jawa dan Nusa Tenggara sampai sekitar Sumba,
lempeng Samudera Hindia telah menunjam masuk ke dalam mantel atas Bumi membentuk
palung
dasar
laut
sedalam
5000-7000
meter.
Dari Sumba ke arah Papua atau Laut Arafura tak ada palung penunjaman lempeng Samudera
Hindia, di sini justru lempeng benua Australia yang menunjam di bawah busur luar pulau-pulau
yang
melingkari
Laut
Banda,
yaitu:
Sumba,
Timor,
Tanimbar.
Di utara Papua, ada Samudera Pasifik yang batas tektonik dominannya rumit antara palung
penunjaman dan sebuah patahan besar mendatar sangat panjang, sekitar 2500 km, bernama
Sesar Sorong. Patahan ini sebenarnya merupakan batas lempeng antara lempeng Samudera
Pasifik yang sejak 15 juta tahun yang lalu bergerak ke barat dan ujung utara lempeng benua
Australia
yang
diduduki
Papua.
Di antara Sulawesi dan Halmahera/Maluku ada fenomena tektonik yang sangat unik yang terjadi
di Laut Maluku. Di sini terjadi subduksi ganda (double subduction), yang satu menunjam ke arah
barat (di bawah Sulawesi), yang lain menunjam ke arah timur (di bawah Halmahera). Di Laut
Maluku sendiri terjadi benturan dua sistem prisma akresi akibat subduksi ini, yang isinya
semuanya merupakan batuan bancuh/ mlange. Pulau Talaud di utara Sulawesi dan Mayu di
Laut Maluku adalah dua pulau terangkat yang seluruhnya dibentuk benturan mlange ini.
Fenomena seperti ini tak ada duanya di dunia, hanya ada di Indonesia.
Di utara Sulawesi, terdapat palung penunjaman dari kerak samudera Laut Sulawesi yang
menunjam miring ke arah selatan. Sungguhpun demikian, penunjaman ini pada masa kini tidak
aktif menghasilkan gejala volkanisme di Lengan Utara Sulawesi. Gunungapi-gunungapi Sulawesi
teraktif bergeser ke ujung timurlaut Lengan Utara, dipicu oleh subduksi kerak samudera Laut
Maluku
ke
arah
barat.

Di sebelah baratlaut Kalimantan dan utara Natuna adalah Laut Cina Selatan, yang merupakan
kerak samudera hasil pemekaran selama sekitar 20 juta tahun, dari sekitar 40 ke 20 juta tahun
yang
lalu
hasil
escape
tectonism.
Di dalam wilayah Indonesia sendiri ada dua lautdalam hasil proses tektonik yang rumit. Selat
Makassar dengan kedalaman maksimum 2500 meter, yang batuan dasar di bawahnya masih
merupakan kerak benua, terjadi hampir seumur dengan Laut Cina Selatan, terbentuk akibat retak
dan menipis serta melebarnya kerak benua. Kemudian Laut Banda, dengan kedalaman
maksimum 5000 meter dan berbatuan dasar kerak samudera. Laut Banda terbentuk sangat
muda, sekitar 5 juta tahun lalu, terbentuk akibat tarikan dan pembukaan oleh lempeng samudera
di depan benua Australia yang menunjam ke utara terlalu curam. Semua penunjaman yang
terlalu curam akan mengoyak, menarik dan membuka kerak Bumi yang duduk di atas zona
penunjaman. Dan ada Dalaman Weber di sebelah timur Laut Banda yang sangat dalam, 7000
meter,
hasil
runtuhan
tektonik.
Pada intinya, semua penunjaman lempeng-lempeng samudera atau lempeng benua ini akan
bersifat menekan wilayah Indonesia, sehingga sebagian besar wilayah Indonesia sejak 5 juta
tahun yang lalu itu mulai muncul secara signifikan dan terus-menerus di atas lautan, membentuk
pulau-pulau Indonesia. Sebagian pulau telah terbentuk di periode-periode sebelumnya.
Finishing touch Kepulauan Indonesia menjadi bentuknya persis seperti sekarang baru terjadi
sekitar 10.000 tahun yang lalu seiring dengan terjadinya deglasiasi, mencairnya es di kutubkutub Bumi, digenanginya daratan besar Sundaland dan Arafura menjadi paparan (laut dangkal,
benua
yang
tenggelam)
Sunda
dan
paparan
Arafura/Sahul.
---------------------------------------------------Kejadian Indonesia secara geologi adalah dahsyat, ada riwayat kerak-kerak Bumi yang
dibenturkan, ditunjamkan, ditekan, ditarik, dibuka, diangkat, dikoyak, digeser, diruntuhkan,
ditenggelamkan, dan sebagainya. Serbaasal, serbarumit, serbapanjang 400 juta tahun.***
Posted 7th July 2014 by zuki

Anda mungkin juga menyukai