Anda di halaman 1dari 1

Liputan6.

com, Jakarta - PT PLN (Persero) untuk pertama kalinya mampu masuk ke dalam
deretan perusahaan terbesar di dunia menurut majalah Fortune. Berdasarkan daftar Fortune
Global 500 2014 atau deretan perusahaan yang mempunyai pendapat terbesar di dunia, PLN
menempati posisi ke 477.
PLN berada satu peringkat di bawah Showa Shell Sekiyu, perusahaan minyak yang
merupakan anak perusahaan dari Royal Dutch Shell dan satu peringkat di atas Alfresa
Holding, perusahaan farmasi yang berpusat di Amerika.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor kelistrikan itu mampu menundukkan
Qualcomm yang berada di peringkat 480, Fujifilm Holdings yang ada di peringkat 487 dan
Rool-Royce Holding yang ada di peringkat 489.
Ini merupakan pertama kalinya PLN masuk dalam deretan tersebut. PLN merupakan
perusahaan BUMN kedua yang masuk daftar tersebut setelah Pertamina.
Kabar ini tentu membuat Menteri BUMN Dahlan Iskan bangga. Dia memberikan selamat
kepada direksi PLN atas keberhasilan perseroan masuk dalam jajaran Fortune 500.
"Tentu saya juga mengucapkan selamat kepada direksi PLN. Perusahaan "Lilin" Negara
(karena dirinya sendiri sering terbakar untuk menerangi orang lain) itu menyusul Pertamina
masuk Fortune Global 500," kata dia dikutip dari Manufacturing Hope, Senin (14/7/2014).
Meski posisi PLN masih berada di posisi buncit yaitu 477. Namun, Dahlan mengaku kaget
karena PLN sanggup masuk dalam daftar paling bergensi di dunia tersebut.
"Terang saya kaget PLN sudah begitu besarnya untuk ukuran dunia," ungkapnya.
Pujian pun mengalir dari Dahlan untuk Direktur Utama PLN Nur Pamudji yang sukses
membawa PLN masuk dalam jajaran perusahaan raksasa dunia. Menurut dia, prestasi ini
tentu akan jadi riwayat hidup yang manis. Terutama untuk direksi PLN yang tahun ini akan
habis masa baktinya.
"Anda hebat Pak Nur. Anda telah tercatat, di masa Anda jadi dirutlah PLN masuk Fortune
Global 500," kata Dahlan untuk Nur Pamuji, Dirut PT PLN.
Selain Pertamina dan PLN, Dahlan melihat masih ada tiga lagi BUMN yang memiliki potensi
untuk masuk Fortune Global 500 dalam dua tahun ke depan. Namun ketiga BUMN ini
memerlukan dukungan yang kuat dari pemerintah.
"Terutama untuk bisa melakukan aksi-aksi korporasi yang mereka perlukan. Direksi mereka
sangat mampu. Asal tidak banyak diintervensi," kata dia. (Ndw)

Anda mungkin juga menyukai