a.
Kohesi atau Persatuan
Aspek kohesi akan Nampak jelas dari tingkah laku para anggota kelompok, missal
proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, dan nilai-nilai dalam
kelompok.
b.
Motif atau Dorongan
Aspek motif berkaitan erat dengan perhatian anggota terhadap kehidupan kelompok,
missal kesatuan kelompok, tujuan bersama, dan orientasi diri terhadap kelompok.
c.
Struktur
Aspek ini nampak sekali pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan
kedudukan antaranggota dan pembagian tugas.
d.
Pimpinan
Aspek pimpinan memiliki peran penting dalam kehidupan
kelompok sosial. Hal ini nampak dari bentuk kepemimpinan, tugas
pimpinan, dan sistem kepemimpinan.
e.
Perkembangan Kelompok
Aspek perkembangan kelompok dapat diamati dari perubahan
dalam kelompok dan sebagainya.Perkembangan masyarakan yang
makin lama makin kompleks, mempengaruhi keberadaan kelompok
sosial yang ada. Oleh karena memiliki peran penting, maka banyak
pihak menyadari peran penting mempelajari dinamika kelompok
sosial dengan alas an sbb ; Kelompok sosial merupakan kesatuan
sosial yang selalu ada dalam setiap masyarakat. Dinamika kelompok
sosial berkaitan dengan perubahan sosial dan kebudayaan
masyarakat, sehingga relevan dengan kebijakan pemerintah dalam
proses pembangunan daerah.
BAB 5 : PERKEMBANGAN
KELOMPOK SOSIAL DALAM
MASYARAKAT MULTIKULTRAL
2.
a.
Konflik Antarangggota Kelompok
Konfik yang terjadi antar anggota dalam kelompok sosial dapat membawa pengaruh
keretakan dan berubahnya pola hubungan sosial. Akibat konflik teersebut akan
menyebabkan teerpecahnya sebuah kelompok sosial.mial seseorang yang menjadi
anggota kelompok sosial, karena merasatidak cocok dengan angggota lain (in group)
maka menjadi out group dari kelompok sosial tersebut.
b.
Perbedaan kepentingan
Dasar terbentuknya kelompok sosial adalah kepentingan yang sama. Begitu terjadi
perbedaan kepentingan, maka kelangsunganhidup kelompok soaial tersebut akan
teerpecah.anggota kelompok yang merasa tidak lagi sepaham berusaha memisahkan
diri dan bergabung dengan kelompok lain yang sepaham.
c.
Perbedaan Paham
Masyarakat perdesaan atau rural community merupakan masyarakat yang pada umumnya memiliki
mata pencaharian bertani, berkebun, berladang. System kehidupan biasanya berkelompok atas dasar
kekeluargaan dan mempunyai hubungan yang erat serta mendalam di antara anggotanya.
Cara bertani masih dilakukan dengan tradisional dan tidak efisien karena belum dikenal mekanisasi
dalam pertanian. Kegiatan bertani hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga atau
masyarakatnya sendiri, bukan untuk dijual.
Ditinjau dari aspek kepemimpinan, hubungan antara pemimpin dan rakyat berlangsung secara
informal. Seorang pimpinan memiliki beberapa kedudukan dan peranan yang sulit dipisahkan,
sehingga segala sesuatu dipusatkan pada seorang kepala desa.
Perubahan pada masyarakat pedesaan sulit dilakukan karena pola piker masyarakat (terutama
generasi tua) masih didasarkan pada tradisi. Disamping itu juga kurang meratanya proses
pembangunan dan informasi sehingga menimbulkan kondisi ang kontras antara masyarakat
perdesaan dengan masyarakat perkotaan.
Masyarakat Multikultural
Pada hakikatnya masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai
macam suku yang masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang berbedabeda. Dalam hal ini masyarakat multikultural tidak bersifat homogen, namun memiliki
karakteristik heterogen di mana pola hubungan sosial antarindividu di masyarakat
bersifat toleran dan harus menerima kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai
(peace co-exixtence) satu sama lain dengan perbedaan yang melekat pada tiap entitas
sosial dan politiknya.
Indonesia merupakan masyarakat multikultural. Hal ini terbukti di Indonesia memiliki
banyak suku bangsa yang masing-masing mempunyai struktur budaya yang
berbedabeda. Perbedaan ini dapat dilihat dari perbedaan bahasa, adat istiadat, religi,
tipe kesenian, dan lain-lain. Pada dasarnya suatu masyarakat dikatakan multikultural
jika dalam masyarakat tersebut memiliki keanekaragaman dan perbedaan. Keragaman
dan perbedaan yang dimaksud antara lain, keragaman struktur budaya yang berakar
pada perbedaan standar nilai yang berbeda-beda, keragaman ras, suku, dan agama,
keragaman ciri-ciri fisik seperti warna kulit, rambut, raut muka, postur tubuh, dan lainlain, serta keragaman kelompok sosial dalam masyarakat. Selain itu, masyarakat
kultural dapat diartikan sebagai berikut.