PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan termasuk rumpun ilmu yang mengkaji aktivitas manusia
sebagai individu dalam lingkup sosial, budaya, pendidikan dan pemerintahan.
Aktivitas manusia menjadi sebuah kajian salah satunya dalam bidang pendidikan
karakter, kecakapan, pribadi dari peserta didik untuk pencapaian tujuan
pendidikan.
kurikulum
mengacu
pada
Standar
Nasional
Fahim Mustafa, Agar Anak Anda Gemar Membaca, (Bandung : Hikmat, 2005), hal. 23
Dani Roni M, The Power of Emotional and Adversity Question for Teacher, (Jakarta :
Nizan Publika, 2006), hal. 18.
3
Baru Kabupaten Pidie Jaya rendah. Peneliti menduga salah satu penyebab
rendahnya minat membaca siswa MIN I Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya
dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana yang dapat menunjang minat peserta
didik untuk membaca bahan bacaan serta tatanan pelaksanaan pendidikan yang
dipraktekkan di MIN tersebut tidak seperti yang dituntut oleh pemerintah dalam
PP RI NO 19 ayat 1 dan 2 yang berbunyi :
1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interatif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesusai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
2. Selain itu dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.4
Hal ini bisa kita lihat dari segi ketidaksesuaian cara mengajar guru dan
belajar siswa sehingga siswa mengalami hambatan dalam hal penyerapan materi
yang diberikan, kurangnya perhatian dari pendidik juga berpengaruh terhadap
minat membaca peserta didik.
Mengingat pentingnya keteladanan yang harus diterapkan oleh pendidik
terhadap peserta didik untuk meningkatkan minat membaca dan dihadapkan pada
kenyataan bahwa keinginan untuk membaca para peserta didik sekarang ini
berkurang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian karya ilmiah
terhadap permasalahan ini dengan judul "Strategi Guru Bahasa Indonesia
Dalam Meningkatkan Minat Membaca Siswa (Studi Keteladanan Guru MIN I
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraiankan diatas, yang
menjadi pokok permasalahan karya ilmiah ini yaitu :
1. Bagaimanakah strategi guru Bahasa Indonesia dalam meningkatkan minat
membaca siswa melalui penerapan keteladanan di MIN I Bandar Baru
Kabupaten Pidie Jaya.
2. Apa faktor penghambat yang menghalangi dalam upaya meningkatkan
minat membaca siswa MIN I Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya.
C. Tujuan Penelitian
pemahaman
terhadap
metode
pembelajaran
yang
BAB II
TINJAUAN PERPUSTAKAAN
A. Strategi
Strategi berasal dari bahasa yunani strategi yang diartikan sebagai the art
of the general atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam
peperangan. Karl von clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa pengertian
strategi
adalah
pengetahuan
tentang
penggunaan
pertempuran
untuk
B. MINAT
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada
sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi Suryabrata, 1988 : 109 ).
Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang
memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. ( Johny
Killis, 1988 : 26 )
1. Definisi Minat
Berdasarkan pendapat Crow and Crow dapat diambil pengertian bahwa
individu yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan terdorong untuk
memberikan perhatian terhadap Belajar tersebut. Karateristik minat menurut Bimo
Walgito :
a. Menimbulkan sikap positif terhadap sesuatu objek.
b. Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu objek
itu.
c. Mengandung suatu pengharapan yang menimbulkan keinginan atau
gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya ( 1977 ; 4 )
Menurut pendapat diatas yang perlu diperhatikan adalah aspek terakhir
yaitu unsur pengharapan menimbulkan keinginan untuk mendapatkan sesuatu
yang menjadi minatnya. Ahli lain mengatakan bahwa minat sebagai sesuatu hasil
5
pengalaman yang tumbuh pada dan dianggap bernilai oleh individu adalah
kekuatan yang mendorong seseorang itu untuk berbuat sesuatu ( Winarno
Surachmad, 1980 : 90 ). Jadi pengalaman yang dianggap bernilai merupakan
faktor yang turut membuat minat pada diri individu. Pengalaman memberikan
motivasi serta kekuatan pada diri individu untuk melakukan sesuatu.
Menurut H.C. Witherington yang dikutip Suharsini Arikunto, Minat
adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah atau situasi yang
mengandung kaitan dengan dirinya. (1983 : 100 ). Batasan ini lebih
memperjelas pengertian minat tersebut dalam kaitannya dengan perhatian
seseorang. Perhatian adalah pemilihan suatu perangsang dari sekian banyak
perangsang yang dapat menimpa mekanisme penerimaan seseorang. Orang,
masalah atau situasi tertentu adalah perangsang yang datang pada mekanisme
penerima seseorang , karena pada suatu waktu tertentu hanya satu perangsang
yang dapat disadari. Maka dari sekian banyak perangsang tersebut harus dipilih
salah satu. Perangsang ini dipilih karena disadari bahwa ia mempunyai sangkut
paut dengan seseorang itu. Kesadaran yang menyebabkan timbulnya perhatian
itulah yang disebut minat. Berdasarkan pengertian dimuka maka unsur minat
adalah perhatian, rasa senang, harapan dan pengalaman.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Menurut Crow and Crow, ada tiga faktor yang menimbulkan minat yaitu
Faktor yang timbul dari dalam diri individu, faktor motif sosial dan faktor
emosional yang ketiganya mendorong timbulnya minat, (Johny Killis, 1988 : 26 ).
10
Crow and Crow ( 1973 : 153 ) menyatakan ....the word interested may be
used to the motivatoring force which courses and individual to give attenrion
force person a thing or activity. Pendapat disini dmaksudkan bahwa perhatian
kepada seseorang, sesuatu maupun aktivitas tertentu, sementara ia kurang atau
bahkan tidak menaruh perhatian terhadap seseorang , sesuatu atau aktivitas
tertentu sementara ia kurang atau bahkan tidak menaruh perhatian terhadap
seseorang, sesuatu atau aktivitas yang lain. Dari uraian tersebut dengan adanya
minat memungkinkan adanya keterlibatan yang lebih besar dari objek yang
bersangkutan. Karena minat berfungsi sebagai pendorong yang kuat.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat
adalah kecenderungan seseorang untuk memilih dan melakukan aktivitas
dibandingkan aktivitas yang lain karena ada perhatian, rasa senang dan
pengalaman.
5. Macam-Macam Minat
Minat dibagi 2 yaitu:
a. Minat primitif atau biologis adalah Minat yang timbul dari kebutuhankebutuhan jasmani berkisar pada soal makanan, comfort, dan aktifitas.
Ketiga hal ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang terasa akan
sesuatu yang dengan langsung dapat memuaskan dorongan untuk
mempertahankan organisme.
b. Minat cultural atau social
adalah minat yang berasal dari perbuatan belajar yang lebih tinggi
tarafnya. Orang yang benar benar terdidik ditandai dengan adanya
11
minat yang benar benar luas terhadap hal hal yang bernilai
(Witherington, H. C,1999)
6. Proses minat
Proses minat tersedia dalam: :
a. Motif (alasan, dasar, pendorong)
b. Perjuangan motif
Sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa motif
yang bersifat hukum dan rendah dan disini harus dipilih.
c. Keputusan
Inilah yang sangat penting yang berisi pemilihan antara motif
motif yang ada dan meninggalkan kemungkinan yang lain sebab
tidak sama mungkin seseorang mempunyai macam macam
keinginan pada waktu yang sama.
d. Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil (Heri, P, 1998)
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang adalah
pekerjaan, sistem pendukung, pribadi individu (Heri P, 1998).6
C. MEMBACA
Heri, P. (1998). Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta : EGC.
Witherngton, H. C. (1999). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Aksara Baru.
Sugiyono. 2006. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
6
12
13
netra. Setelah proses tersebut berlangsung, maka nalar dan institusi yang bekerja,
berupa proses pemahaman dan penghayatan.
Selain itu aktivitas membaca juga mementingkan ketepatan dan kecepatan
juga pola kompetensi atau kemampuan bahasa, kecerdasan tertentu dan referen
kehidupan yang luas. Dari berbagai pengertian membaca di atas, dapat ditarik
simpulan bahwa kegiatan membaca adalah memahami isi, ide atau gagasan baik
yang tersurat maupun tersirat dalam bahan bacaan. Dengan demikian, pemahaman
menjadi produk yang dapat diukur dalam kegiatan membaca, bukan perilaku fisik
pada saat membaca.
Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman (St.Y. Slamet, 2008:68)
membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata/bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1979:7). Membaca pada
hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif (Crawley dan Mountain dalam Rahim 2007:2).
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang termasuk di dalam
retorika seperti keterampilan berbahasa yang lainnya (berbicara dan menulis)
(Haryadi 2007:4).
Senada dengan pernyataan di atas, beberapa penulis beranggapan bahwa
membaca adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis
tersebut melalui fonik menjadi membaca lisan (oral reading) (Tarigan 1979:8).
Dalam kegiatan membaca ternyata tidak cukup hanya dengan memahami apa
14
yang tertuang dalam tulisan saja, sehingga membaca dapat juga dianggap sebagai
suatu proses memahami sesuatu yang tersirat dalam yang tersurat (tulisan).
Artinya memahami pikiran yang terkandung dalam kata-kata yang tertulis.
Hubungan antara makna yang ingin disampaikan penulis dan interpretasi pembaca
sangat menentukan ketepatan pembaca. Makna akan berubah berdasarkan
pengalaman yang dipakai untuk menginterpretasikan kata-kata atau kalimat yang
dibaca (Anderson dalam Tarigan 1979:8).
Jadi, membaca merupakan kegiatan mengeja atau melafalkan tulisan
didahului oleh kegiatan melihat dan memahami tulisan. Kegiatan melihat dan
memahami merupakan suatu proses yang simultan untuk mengetahui pesan atau
informasi yang tertulis. Membutuhkan suatu proses yang menuntut pemahaman
terhadap makna kata-kata atau kalimat yang merupakan suatu kesatuan dalam
pandangan sekilas.
a. Tujuan Membaca
Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi
dari sumber tertulis. Informasi ini diperoleh melalui proses pemaknaan terhadap
bentuk-bentuk yang ditampilkan. Secara lebih khusus membaca sebagai suatu
ketrampilan bertujuan untuk mengenali aksara dan tanda-tanda baca, mengenali
hubungan antara aksara dan tanda baca dengan unsur linguistik yang formal, serta
mengenali hubungan antara bentuk dengan makna atau meaning (Broughton et al
dalam Sue 2004:15). Dengan demikian, kegiatan membaca tidak hanya berhenti
pada pengenalan bentuk, melainkan harus sampai pada tahap pengenalan makna
15
dari bentuk-bentuk yang dibaca. Makna atau arti bacaan berhubungan erat dengan
maksud,
tujuan
atau
keintensifan
dalam
membaca
(Tarigan
1979:9).
16
Dengan rumusan yang berbeda, Blanton, dkk. serta Irwin yang dikutip oleh
Burns dkk. (1996) dalam Rahim (2007:11) menyebutkan tujuan membaca
mencakup
1. kesenangan,
2. menyempurnakan membaca nyaring,
3.
menjawabpertanyaan-pertanyaanyang spesifik
17
b. Jenis Membaca
Menurut Soedjono dalam Sue (2004:18-21) ada lima macam membaca, yaitu:
membaca bahasa, membaca cerdas atau membaca dalam hati, membaca
teknis, membaca emosional, dan membaca bebas.
1. Membaca bahasa
Membaca bahasa adalah membaca yang mengutamakan bahasa bacaan.
Membaca bahasa mementingkan segi bahasa bacaan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam membaca bahasa adalah kesesuian pikir dengan bahasa,
perbendaharaan bahasa yang meliputi kosa kata, struktur kalimat, dan ejaan.
18
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
menggunakan tampilan, yang merupakan kata-kata lisan atau terlisan yang
dicermati oleh peneliti