Nama
: Fiqi Amalia
No
: 10
NIM
: 1331130038
Kelas
: TT-2A
Mata kuliah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Tujuan
1) Mampu
memahami
tentang
MCU
serta
mampu
mengaplikasikan
1.2
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
7 buah
2 buah
1 buah
15) Max232
1 buah
16) IC 7025
1 buah
5 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
4 buah
4 buah
2 buah
2 buah
1 buah
4 buah
BAB II
TEORI DASAR
ADEN
ADCS
ADATE
ADIF
Namun
dieksekusi jika bit ADIE dan bit-I dalam register SREG diset.
ADIE
ADPS[0..2] :
b) ADC Multiplexer-ADMUX
ADHSM : 1. ADC high speed mode enabled. Untuk operasi ADC, bit
ACME, PUD, PSR2 dan PSR10 tidak diaktifkan.
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28677/4/Chapter%20II.pdf
2.2 Potensiometer
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya tinggi (lebih dari 1 Watt)
secara langsung. Potensiometer digunakan untuk menyetel taraf isyarat analog (misalnya
pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai pengendali masukan untuk sirkuit
elektronik. Sebagai contoh, sebuah peredup lampu menggunakan potensiometer untuk
menendalikan pensakelaran sebuah TRIAC, jadi secara tidak langsung mengendalikan
kecerahan lampu.
Potensiometer yang digunakan sebagai pengendali volume kadang-kadang dilengkapi
dengan sakelar yang terintegrasi, sehingga potensiometer membuka sakelar saat penyapu
berada pada posisi terendah.
Jenis-jenis potensiometer
1. Potensiometer String
2. Potensiometer linier slider
3. Potensiometer tiga terminal
4. Potensiometer membrane
5. Potensiometer digital
membandingkan dengan resistor variabel secara seri dengan sumber adalah bahwa,
sementara resistor variabel memiliki ketahanan maksimum di mana beberapa saat ini
selalu akan mengalir, pembagi dapat bervariasi tegangan output dari maksimum (VS) ke
ground (nol volt) sebagai wiper bergerak dari satu ujung potensiometer yang lain. Ada,
bagaimanapun, selalu sedikit resistansi kontak.Selain itu, tahanan beban sering tidak
dikenal dan karena itu hanya menempatkan resistor variabel secara seri dengan beban bisa
memiliki efek yang dapat diabaikan atau efek yang berlebihan, tergantung pada beban.
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan secara langsung kekuatan
yang signifikan (lebih dari watt a), karena kekuasaan merisau di potensiometer akan
sebanding dengan kekuatan dalam beban dikendalikan. Sebaliknya mereka digunakan
untuk mengatur tingkat sinyal analog (misalnya kontrol volume pada peralatan audio),
dan sebagai masukan kontrol untuk sirkuit elektronik. Sebagai contoh sebuah lampu
dimmer yang menggunakan potensiometer untuk mengontrol switching dari TRIAC dan
sehingga secara tidak langsung mengontrol kecerahan lampu.
Sumber : https://heryanalvian.files.wordpress.com/2011/12/potensiometer.pdf
2) Respon Spektral
Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tidak mempunyai sensitivitas
yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu
warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu
tembaga, aluminium, baja, emas dan perak
Prinsip Kerja Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
Resistansi Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) akan berubah
seiring den-gan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada
disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR seki-tar 10M dan dalam
keadaan terang sebe-sar 1K atau kurang. LDR terbuat dari ba-han
semikonduktor seperti kadmium sul-fida. Dengan bahan ini energi dari cahaya
yang jatuh menyebabkan lebih banyak mua-tan yang dilepas atau arus listrik
meningkat. Artinya resistansi bahan telah men-galami penurunan.
sumber:http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/sensorcahaya-ldr-light-dependent-resistor/
Cara kerja
Layar tujuh segmen berbasis LED menampilkan 16 digit HEX Layar tujuh segmen
ini terdiri dari 7 buah LED yang membentuk angka 8 dan 1 LED untuk titik/DP. Angka
yang ditampilkan di seven segmen ini dari 0-9. Cara kerja dari seven segmen disesuaikan
dengan LED. LED merupakan komponen diode yang dapat memancarkan cahaya.
kondisi dalam keadaan ON jika sisi anode mendapatkan sumber positif dari Vcc dan
katode mendapatkan sumber negatif dari ground. 7segmen dibagi menjadi 2 :
common katode
Cara kerja dari seven segmen common katode akan aktif pada kondisi high "1"
dan akan off pada kondisi low "0".
ANGKA
hgf edcba
HEXA
00111111
3FH
00000110
06H
01011011
5BH
01001111
4FH
01100110
66H
01101101
6DH
01111101
7DH
00000111
07H
01111111
7FH
01101111
6FH
common anode
Cara kerja dari seven segmen common anode akan aktif pada kondisi
low "0" dan akan off pada kondisi high "1".
ANGKA
hgFedcba
HEXA
110 00000
C0H
111 11001
F9H
101 00100
A4H
101 10000
B0H
100 11001
99H
100 10010
EDH
100 00010
12H
111 11000
F8H
100 00000
10H
100 10000
90H
2.5 LED
LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat
mendapat arus bias maju (forward bias). LED (Light Emitting Dioda) dapat memancarkan
cahaya karena menggunakan dopping galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang
berbeda diata dapat menhasilkan cahaya dengan warna yang berbeda. LED (Light Emitting
Dioda) merupakann salah satu jenis dioda, sehingga hanya akan mengalirkan arus listrik satu
arah saja. LED akan memancarkan cahaya apabil diberikan tegangan listrik dengan
konfigurasi forward bias. Berbeda dengan dioda pada umumnya, kemampuan mengalirkan
arus pada LED (Light Emitting Dioda) cukup rendah yaitu maksimal 20 mA. Apabila LED
(Light Emitting Dioda) dialiri arus lebih besar dari 20 mA maka LED akan rusak, sehingga
pada rangkaian LED dipasang sebuah resistor sebgai pembatas arus. Simbol dan bentuk fisik
dari LED (Light Emitting Dioda) dapat dilihat pada gambar berikut.
Konsep pembatas arus pada dioda adalah dengan memasangkan resistor secara seri
pada salah satu kaki LED (Light Emitting Dioda). Rangkaian dasar untuk menyalakan LED
(Light Emitting Dioda) membutuhkan sumber tegangan LED dan resistor
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Flowchart
3.1.1 Flowchart Cek Potensiometer
3.2 Coding
3.2.1 Coding cek potensiometer
#include <mega16.h>
#include <delay.h>
unsigned char POT,ratusan,puluhan,satuan;
unsigned char segmen [10] = {0xC0, 0xF9, 0xA4, 0xB0, 0x99, 0x92, 0x82, 0xF8,
0x80, 0x90};
ADMUX=0X60;
ADCSRA=0X83;
DDRC=0XFF;
While (1)
POT=read_adc(0);
ratusan=POT/100;
puluhan=(POT%100)/10;
satuan=POT%10;
PORTC=segmen[ratusan];
delay_ms(500);
PORTC=0xFF;
delay_ms(500);
PORTC=segmen[puluhan];
delay_ms(500);
PORTC=0xFF;
delay_ms(500);
PORTC=segmen[satuan];
delay_ms(500);
PORTC=0xFF;
delay_ms(500);
}}
#include <mega16.h>
#include <delay.h>
unsigned char POT,ratusan,puluhan,satuan;
unsigned char segmen[10]={0xC0,0xF9,0xA4,0xB0,0x99,0x92,0x82,0xF8,0x80,0x90};
unsigned char i,j,k,l,m;
unsigned char NAMA[5]={0X8e,0xf9,0x98,0xf9,0xf7} ;
unsigned char NIM[10]={0xF9,0xB0,0xB0,0xF9,0XF9,0xB0,0xC0,0xC0,0xb0,0x80};
unsigned char TTL[10]={0xA4,0x92,0xBF,0xc0,0x92,0xBF,0xF9,0x90,0x90,0x92};
unsigned char
NoHp[12]={0xC0,0x80,0x92,0xf8,0xb0,0xb0,0x99,0xb0,0x92,0x92,0xc0,0x82};
unsigned char PIN[8]={0xF8,0xc6,0x83,0xa4,0xc0,0x84,0xb0,0xa4};
void main(void) {
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
PORTC=0xFF;
DDRC=0xFF;
PORTD=0x00;
DDRD=0x00;
while (1)
{
POT=read_adc(0);
ratusan=POT/100;
puluhan=(POT%100)/10;
satuan=POT%10;
PORTC=segmen[ratusan];
delay_ms(500);
PORTC=0xFF;
delay_ms(500);
PORTC=segmen[puluhan];
delay_ms(500);
PORTC=0xFF;
delay_ms(500);
PORTC=segmen[satuan];
delay_ms(500);
PORTC=0xFF;
delay_ms(500);
if(POT<50) {
for(i=0;i<=3;i++) {
PORTC = NAMA[i];
delay_ms(500);
PORTC = 0xFF;
delay_ms(500);
}}
else if(POT<100){
for(j=0;j<=9;j++) {
PORTC = NIM[j];
delay_ms(500);
PORTC = 0xFF;
delay_ms(500);
}
}
else if(POT<150){
for(k=0;k<=9;k++) {
PORTC = TTL[k];
delay_ms(500);
PORTC = 0xFF;
delay_ms(500);
}
}
else if(POT<200){
for(l=0;l<=11;l++) {
PORTC = NoHp[l];
delay_ms(500);
PORTC = 0xFF;
delay_ms(500);
}
}
else {
for(m=0;m<=7;m++) {
PORTC = PIN[m];
delay_ms(500);
PORTC = 0xFF;
delay_ms(500);
}
}
3.3 Pembahasan
Pada
program
pertama
yaitu
program
pengecekan
potensiometer,
apabila
potensiometer diputar pada nilai minimum maka seven segment akan menampilkan nilai
000 (nol). Apabila potensiometer diputar pada nilai maksimum maka seven segment
akan menampilkan nilai 255.
Pada program kedua dan program ketiga yaitu pengecekan potensiometer dan LDR
dengan menampilkan 5 buah kemungkinan meliputi nama, NIM, tanggal lahir, nomor HP
dan PIN BB. keduanya menggunakan program yang sama, namun menggunakan cara
yang berbeda untuk memunculkan kemungkinan tersebut yaitu dengan potensiometer
dan yang kedua menggunakan LDR.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada praktikum pengecekan potensiometer dan LDR dapat diambil kesimpulan :
1). Seven Segment Anode akan menyala apabila kita input 0 .
2). Ada lima kemungkinan pada praktikum ini dengan parameter potensiometer
Dimana nilai dari tegangan potensiometer diubah ke nilai digital dengan
memanggil read_adc(0) kemudian menyimpannya ke sebuah variable (pot).
Setelah menyimpan nilai digital tersebut kita kondisikan menjadi 5 kemungkinan
yakni pot < 50 sebagai kemungkinan 1 untuk menampilkan nama, pot < 100
sebagai kemungkinan 2 untuk menampilkan NIM, pot < 150 sebagai
kemungkinan 3 untuk menampilkan tanggal lahir, pot < 200 sebagai
kemungkinan 4 untuk menampilkan no Hp dan pot < 255 sebagai kemungkinan 5
untuk menampilkan PIN BB
3). Ketepatan dalam pemberian cahaya pada LDR diperlukan untuk menampilkan
kelima kemungkinan secara berurutan
LAMPIRAN
1.
Hasil simulasi
a). Pengecekan dengan potensiometer