Anda di halaman 1dari 17

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. M

Usia

: 17 tahun

Alamat

: Kav. Bojong Asri Sabandar Karang tengah

Asal/Ruangan : Manggis
Tanggal Masuk : 19 Februari 2014 , 09.30 WIB

II.

ANAMNESIS
Keluhan utama
Demam sejak 3 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Os merasa demam sejak 3 hari, demam dirasa hilang timbul, demam
timbul dari sore dan meningkat pada malam hari, demam pada hari
pertama ditemukan adanya perdarahan pada gusi, dan mimisan
disangkal. Demam disertai menggigil disangkal, pusing (+), pusing
seperti berdenyut diseluruh kepala, Os muntah 10 kali, muntahan
berisi makanan dan cairan bening, mual (+), Os mengeluh nyeri pada
ulu hati, dan badan terasa lemas. Os mengatakan BAB hitam seperti
aspal. Nafsu makan menjadi menurun.
Riwayat Penyakit Dahulu
Os mengatakan belum pernah seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Dikeluarga tidak ada yang mengeluh keluhan yang sama.
Riwayat DM dan hipertensi disangkal.
Riwayat Pengobatan
Os belum pernah mengobati keluhannya.

Riwayat Alergi
Os menyangkal adanya alergi obat dan makanan

D en g u e He m o rrh a g i c Fe v e r | 1

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

Riwayat Psikososial
Os mengatakan 1 hari sebelumnya Os pergi ke cipanas.
Os juga makan tidak teratur dan jarang berolahraga.

III.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Composmentis
Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 38.90C
Status Generalis
Kepala
: Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak
mudah rontok
Mata : Sklera ikterik -/-, konjuctiva anemis -/-, refleks cahaya +/+, pupil
isokhor +/+
Hidung : Septum deviasi (-), sekret -/-, epistaksis -/-, pembengkakan
konka inferior -/Telinga : Normotia, serumen -/-, perdarahan -/-.
Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), faring
hiperemis (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Paru
Inspeksi : Simetris, tidak ada bagian paru yang tertinggal,
tidak ada otot
bantu pernapasan.
Palpasi
Perkusi
setinggi ICS 5
Auskultasi

: Vokal Fremitus kanan dan kiri normal


: Sonor diseluruh lapang paru, batas paru dan hepar
: Vesikuler, rhonki -/-, wheezing-/D en g u e He m o rrh a g i c Fe v e r | 2

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi

: Ictus cordis teraba

Perkusi
dextra

: Batas kanan jantung : linea parasternalis


Batas kiri jantung : linea midclavicularis sinistra
Batas atas jantung : setinggi ICS 3 sinistra

Auskultasi : BJ I & BJ II normal, regular, murmur (-), gallop (-)


Abdomen
Inspeksi

: Membuncit (-), massa (-), bekas luka operasi (-)

Auskultasi : Bising usus normal


Perkusi

: Timpani

Palpasi
: Nyeri tekan epigastrium (+), distensi (-),
asites (-), splenomegali
(-), hepatomegali
(-)
Ekstremitas Superior
Akral

: Hangat

RCT <2 detik


Edema

: <2 detik
:-/-

Ekstremitas Inferior
Akral

: Hangat

RCT <2 detik


Edema

IV.

: <2 detik

:-/-

PEMERIKSAAN PENUNJANG

D en g u e He m o rrh a g i c Fe v e r | 3

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 19 Februari 2014 09.57


WIB
Pemeriksaan
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah
Gula
Darah
Puasa
Lemak
Trigliserida
Fungsi Hati
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
Fungsi Ginjal
Ureum
Kreatinin
URINE
Urin Rutin
Kimia Urine
Warna
Kejernihan
Berat Jenis
Ph
NiTRIT
Protein Urin
Glukosa
(Reduksi)
Keton
Urobilinogen
Bilirubin
Eritrosit
Leukosit
Mikroskopis
Leukosit
Eritrosit
Epitel
Kristal
Silinder

Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

99

70 - 110

mg%

91

< 150

mg%

55
38

15 37
12 - 78

U/L
U/L

21.7
1.3

10 50
0 1.0

mg%
mg%

Kuning
Jernih
1.010
7.0
Negatif
Negatif
Normal

Kuning
Jernih
1.013 1.030
4.6 8.0
Negatif
Negatif
Negatif

mg/dL
mg/dL

Negatif
Normal
Negatif
Negatif
Negatif

Negatif
Normal
Negatif
Negatif
Negatif

mg/dL
UE
mg/dL
/L
/L

0-2
Negatif
02
Negatif
Negatif

14
01

/LPB
/LPB

Negatif
Negatif

/LPK

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

D en g u e He m o rrh a g i c Fe v e r | 4

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
Haemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-SD
PDW
MPV
Differential
LYM %
MXD %
NEU %
Absolut
LYM #
MXD #
NEU #

14.2
69.9
4.55
12.2
119
87.7
31.2
35.6
48.5
16.9
11

13.5 17.5
42 52
4.7 6.1
4.8 10.8
150 450
80 94
27 31
33 37
10 15
9 14
8 12

g/dL
%
10^6/L
10^3/L
10^3/L
fL
pg
%
fL
fL
fL

12.7
6.3
80.3

26 36
0 11
40 70

%
%
%

1.54
0.77
9.77

1.00 1.43
0 1.2
1.8 7.6

10^3/L
10^3/L
10^3/L

FOLLOW UP
Tangg
al

20
Febru
ari
2014

21
Febru
ari
2014

TD : 120 / 80
Demam (-), Mual
N : 80
(+), pusing (+),
x/menit
lemas (+), nyeri
RR : 14
perut (+), badan
x/menit
pegal-pegal (+),
Suhu : 37.00C
sudah BAB 1x padat Nyeri tekan
dan berwarna hitam. Epigastrium
(+).
Demam (-), Mual
TD : 110 / 70
(+), pusing (+),
N : 82
lemas (+), nyeri
x/menit
perut (+), terdapat
RR : 16
bercak merah di
x/menit
lipatan paha dan
Suhu : 36.80C
dan ketiak. BAB
Nyeri tekan

DHF

DHF

Paracetamol 3x1
Ondansentron 8 mg 2
x1
Cefotaxim 2 x 1

Paracetamol 3x1
Ondansentron 8 mg 2
x1
Cefotaxim 2 x 1

D en g u e He m o rrh a g i c Fe v e r | 5

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

22
Febru
ari
2014

sudah tidak
berwarna hitam.
Demam (-), Mual (-),
pusing (-), lemas (-),
nyeri perut
(-),terdapat bercak
merah di lipatan
paha dan dan
ketiak. BAB dan BAK
sudah seperti biasa.
(Os sudah boleh
pulang)

epigastrium
(+)
TD : 110 / 70
N : 82
x/menit
RR : 16
x/menit
Suhu : 36.40C
Nyeri tekan
epigastrium
(+)

DHF

Paracetamol 3x1
Ondansentron 8 mg 2
x1
Cefotaxim 2 x 1

RESUME
Seorang laki-laki 17 tahun datang dengan keluhan demam sejak 3 hari
SMRS. Demam dirasakan hilang timbul, terutama dari sore dan meningkat
pada malam hari, mual dan muntah (+), muntah > 10 kali, nyeri kepala
(+), nyeri ulu hati (+), nafsu makan menjadi menurun dan BAB hitam
seperti aspal.
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum os baik, lidah kotor (+), bibir
kering (+), nyeri tekan epigastrium (+). Lab : trombosit : 119 ribu/mm 3,
hematokrit : 69.9 %.
V.

VI.
VII.
VIII.

DAFTAR MASALAH
- Demam
- Muntah
WD
- DHF derajat I
DD
- Gastritis
ASSESSMENT
DHF derajat I
Anamnesis
D en g u e He m o rrh a g i c Fe v e r | 6

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

Demam sejak 3 hari, hilang timbul, terutama di sore hari dan


meningkat pada malam hari, demam pada hari pertama terdapat
gusi berdarah, terdapat nyeri kepala, mual dan muntah > 10 kali,
nafsu makan menurun, nyeri ulu hati (+) dan BAB hitam seperti
aspal.

Pasien
Demam
Mual dan muntah
Nafsu makan
menurun
BAB hitam
Nyeri pada ulu hati

Teori
Demam tinggi selama 5 7 hari.
Mual dan muntah
Tidak nafsu makan

Epistaksis, hematemisis, melena,

hematuri.
Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan
ulu hati.
Sakit kepala.

Sakit kepala

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum os baik, lidah kotor (+), bibir

kering (+), nyeri tekan epigastrium (+).


Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : trombosit : 119 ribu/mm3, leukosit : 69.9 %.

Rencana Diagnosis
Pemeriksaan Laboratorium : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit. IgG dan
IgM

Rencana Pengobatan
Infus Asering 500 ml
Paracetamol 500 mg (3 x 1)

Gastritis
Anamnesis
Mual dan muntah > 10 kali, nyeri ulu hati, nafsu makan menurun.

Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan pada epigastrium.

Rencana Pengobatan
D en g u e He m o rrh a g i c Fe v e r | 7

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

Ranitidin 1 mg/KgBB/hari (2 x 1)
Ondansentron 8 mg (2 x 1)

TINJAUAN PUSTAKA
Dengue Hemorragic Fever
DEFINISI
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot
dan

nyeri

sendi

yang

disertai

leukopeni,

ruam,

linfadenopati,

trombositopenia dan diathesis hemoragik (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,


2006 )
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam
tubuh

penderita

melalui

gigitan

nyamuk

aedes

aegypty

(Christantie

Efendy,1995 ).
Berdasarkan WHO gejalanya DHF dikelompokan menjadi 4 derajat :
1. Derajat I

: Demam diikuti gejala spesifik, satu-satunya manifestasi

pendarahan

adalah

test Terniquet yang positif atau

mudah memar.
2. Derajat II

: Gejala yang ada pada tingkat 1 ditambah dengan

pendarahan spontan,

pendarahan bisa terjadi di kulit

atau di tempat lain.


3. Derajat III :

Kegagalan sirkulasi ditandai dengan denyut nadi yang

cepat dan lemah,

hipotensi,

suhu

tubuh

rendah,

kulit

lembab, dan penderita gelisah.

D en g u e He m o rrh a g i c Fe v e r | 8

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

4. Derajat IV

: Shock berat dengan nadi yang tidak teraba, dan tekanan

darah tidak

dapat diperiksa, fase kritis pada penyakit

ini terjadi pada akhir masa

demam.

EPIDEMIOLOGI

Sebagai Negara Tropis Indonesia beresiko terjadi epidemik DBD

Terjadi saat pergantian musim

Terjadi di 30 propinsi dan kasus dilaporkan dari 293 wilayah

Lebih dari 35% kasus dilaporkan terjadi di DKI Jakarta

ETIOLOGI

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever


(DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue
Family

Flaviviridae,

dengan

genusnya

adalah

Flavivirus.

Virus

mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN3, dan DEN-4. Semuanya terdapat di Indonesia namun yang terbanyak
adalah DEN-3. infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi
seumur hidup terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada
perlindungan terhadap serotipe yang lain. Selama ini secara klinik
D en g u e He m o rrh a g i c Fe v e r | 9

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda tergantung dari


serotipe virus dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negaranegara

tropis

dan

sub

tropis.

Disetiap

negara

penyakit

DBD

mempunyai manifestasi klinik yang berbeda.

Nyamuk DBD :
-

Infeksi virus melalui nyamuk Aedes aegypti yang

terjangkit

Ukuran betina > jantan

Gemar di Air Jernih + tergenang

Biasanya pada pukul 06.00 9.00

Jarak terbangnya 100 meter

PATOFISIOLOGI

D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r | 10

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes


aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah
kompleks

virus-antibody.

Dalam

sirkulasi

akan

mengaktivasi

system

komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua


peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator
kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah
dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya

trobositopenia,

menurunnya

fungsi

trombosit

dan

menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor


penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran
gastrointestinal pada DHF.
Yang
permeabilitas

menentukan
dinding

beratnya

pembuluh

penyakit

darah,

adalah

menurunnya

meningginya

volume

plasma,

terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diathesis hemorrhagic, renjatan


terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma
melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma
klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia
jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
Perjalanan Penyakit :

Fase demam (2-7 hari)

Fase kritis (24-48 jam)

Fase penyembuhan (2-7 hari)

D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r | 11

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

TANDA DAN GEJALA

Demam tinggi selama 5 7 hari.


Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis,

hematoma.
Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
Sakit kepala.
Pembengkakan sekitar mata.
Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan
lemah)

D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r | 12

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

FASE KRITIS :
Berlangsung 24-48 jam, sekitar hari ke 3 sampai hari ke-5 perjalanan
penyakit
Pada fase ini pasien tidak dapat makan dan minum, tidak ada nafsu

makan dan atau muntah-muntah


Jumlah cairan yang cukup pada fase kritis menghindarkan terjadinya
perdarahan

PEMERIKSAAN LAB :
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka
demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit,
jumlah trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis
relatif disertai gambaran limfosit plasma baru. (Sudoyo, 2006)
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture)
ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reverse
Transcriptase Polymerase Chain Reaction), namun karena teknik yang lebih
rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya antibodi spesifik
terhadap dengue berupa antibodi total, IgM maupun IgG. (Sudoyo, 2006)
Parameter laboratorium yang dapat diperiksa antara lain: (Sudoyo, 2006)
D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r | 13

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

Leukosit: dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemukan
limfositosis relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfositosis
plasma biru (LPB) >15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok
akan meningkat.

Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.

Hematokrit:

kebocoran

plasma

dibuktikan

dengan

ditemukannya

peningkatan hematokrit 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai


pada hari ke-3 demam.

Hemostasis: dilakukan pemeriksaan PT, APTT, fibrinogen, D-Diner, atau


FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan/ kelainan pembekuan
darah.

SGOT/SGPT (serum alanin aminotranferase): dapat meningkat.

Ureum, kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.

Golongan darah atau cross match (uji cocok serasi); bila akan diberikan
transfusi darah atau komponen darah.

Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue.

IgM: terdeteksi mulai hati ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3,


menghilang setelah 60-90 hari.

IgG: pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada
infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke-2.

PENATALAKSANAAN

Tirah baring

Pemberian makanan lunak

Pemberian cairan melalui infus

Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik

Anti konvulsi jika terjadi kejang


D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r | 14

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

Monitor tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Suhu, Nadi, RR)

Monitor adanya tanda-tanda renjatan

Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut

Periksa HHTL setiap hari

PENCEGAHAN
Pencegahan dapat dilakukan dengan langkah 4 M plus:
1. Menguras bak air dan tempat tempat penampungan air
2. Menutup tempat-tempat yang mungkin menjadi tempat berkembang biak
nyamuk
3. Mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air.
4. Memantau semua wadah air yang berpotensi sebagai tempat perindukan
nyamuk.
Di tempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida yang
membunuh

larva

nyamuk

seperti

abate.

Hal

ini

bisa

mencegah

perkembangbiakan nyamuk selama beberapa minggu, tapi pemberiannya


harus diulang setiap beberapa waktu tertentu. Di tempat yang sudah
terjangkit DHF dilakukan penyemprotan insektisida secara fogging, tapi
efeknya hanya bersifat sesaat dan sangat tergantung pada jenis insektisida
yang dipakai. Di samping itu partikel obat ini tidak dapat masuk ke dalam
rumah tempat ditemukannya nyamuk dewasa. Untuk perlindungan yang
lebih intensif, orang-orang yang tidur di siang hari sebaiknya menggunakan
kelambu, memasang kasa nyamuk di pintu dan jendela, menggunakan
semprotan nyamuk di dalam rumah dan obat-obat nyamuk yang dioleskan.

PROTOKOL 1
Tersangka DBD periksa Hb, Ht, trmbosit trombosit 100-150 ribu/mm 3
dipulangkan kontrol 24 jam periksa Hb, Ht, trmbosit
D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r | 15

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

Hb, Ht normal, trombosit < 150 ribu/mm3 dirawat


Hb, trmbosit normal, Ht dirawat

PROTOKOL 2
DBD tanpa perdarahan beri cairan 1500+[20x (BB-20)] ml/hari

observasi Hb, Ht, trombosit tiap 24 jam.


Hb, Ht 10-20%, trmbosit < 100 ribu/mm 3 beri cairan observasi tiap

12 jam.
Hb ,Ht > 20%, trmbosit < 100 ribu/mm3 protokol 3

PROTOKOL 3

Ht > 20% kristaloid 6-7ml/kgbb/jam observasi stlh 3-4 jam. Ht


, frek. Nadi , produksi urin cairan 5ml/kgbb/jam observasi

setelah 2 jam.
Ada perbaikan 3ml/kgbb/jam observasi 24-48 jam boleh pulang
Tidak ada perubahan 10ml/kgbb/jam observasi setelah 2 jam. Ada
perbaikan 5ml/kgbb/jam. Tidak ada perbaikan 15ml/kgbb/jam. Tidak
ada perbaikan/syok tatalaksana sindrom syok

PROTOKOL 4

Perdarahan spontan beri cairan sama dengan DBD tanpa syok


lainnya observasi pasien tiap 4-6 jam
PROTOKOL 5
Pada SSD cairan + oksigen 2-4 liter/menit
Periksa DPL, hemostasis, AGD, kadar Na, K, Cl, serta Ureum dan Creatinin
KOMPLIKASI
Perdarahan spontan
Syok (syok hipovolemi)
Perdarahan intravaskuler menyeluruh
Efusi pleura
PROGNOSIS
Jika penanganan dengan baik dan terpantau. Untuk semua derajat 1 sampai
dengan derajat 4,
Prognosisnya dubia et bonam.

D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r | 16

Laporan kasus_RSUD CIANJUR

DAFTAR PUSTAKA

Sudoyo, dkk. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Departemen ilmu penyakit
dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2006.
Soedarmo, Soemarmo S., dkk. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008

D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r | 17

Anda mungkin juga menyukai