Anda di halaman 1dari 16

I.

ANAMNESIS
a. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Status
Tanggal masuk
b. Keluhan Utama

: Tn. J
: 47 thn
: Laki-laki
: Cianjur
: Kawin
: 30 Maret 2014
:

Mual dan muntah sejak 2 hari SMRS


c. Keluhan tambahan

Batuk Berdahak, Pusing, Lemas, Nafsu makan berkurang,


d. Riwayat Penyakit sekarang

. OS mengeluh mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu SMRS. Mual dan muntah
dirasakan sehabis mengkonsumsi OAT yang baru diberikan selama 2 hari (FDC). Muntah
(+) 2x/hari. Muntah berisi makanan dan tidak disertai darah. Nyeri perut disangkal. Batuk
(+) berdahak bila pagi hari, namun setelah itu diikuti oleh batuk kering sejak 1 bulan
terakhir. Dahak berwarna kekuningan, tanpa disertai darah. Sesak disangkal oleh pasien.
Pasien juga merasakan badan terasa lemas, dan kepala terasa pusing sehingga membuat
pasien merasa semakin mual. Panas badan disangkal.
Selain itu, OS juga mengeluhkan akhir-akhir ini berkeringat banyak pada malam
hari hingga baju pasien basah. Nafsu makan pasien berkurang. BB pasien sudah turun 5
kg dalam 1 bulan terakhir. Pasien juga merasakan sering kehausan dan banyak minum air.
Pasien juga sering ke kamar mandi dan sering bangun malam hari untuk BAK. BAB
normal tidak ada keluhan.

e. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat TB Paru

Riwayat Diabetes Mellitus diakui sejak 1 bulan yang lalu.


minum obat dan kontrol rutin
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat TB disangkal
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat DM disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
f. Riwayat Pengobatan :
Sudah mendapatkan pengobatan TB dari puskesmas. OAT mulai diberikan 2 hari (FDC)
Mengkonsumsi obat untuk DM
g. Riwayat Alergi :
Riwayat alergi makanan dan obat obatan disangkal oleh pasien.

II.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Status Gizi
: Kurang
Tanda Vital : TD 100/50
RR 18 x / menit, tipe normal
Nadi 82 x / menit, reguler, isi cukup
Suhu 36,5 C

Antropometri
BB sebelum sakit : 50 kg
BB saat ini
: 45 kg
TB
: 170 cm
IMT : 35/(1,65)2 = 15,5 (underweight)

a. Status Generalisata

Kepala

: Normochepal

Mata

: CA (-/-) , SI (-/-)

Telinga

: Normotia, sekret (/-)

Hidung

: sekret (-/-), septum deviasi (-/-),

Mulut

a. Leher

: mukosa bibir kering (-), lidah kotor (-),


: Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-), JVP normal 5+2 cm H20

b. Toraks
Inspeksi

Simetris
Iktus kordis

: kanan kiri sama


: tampak

Palpasi

Vocal Fremitus
Iktus kordis

: ki=ka, normal
: ICS IV LMCS

Perkusi

Pulmo : sonor di semua lapang paru


Cor
: batas atas ICS III sinistra
batas kiri lateral LMCS
batas kanan LSD

Auskultasi
Pulmo
Cor

: Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (+/+)


: BJ S1-S2 normal, reguler, Murmur (-), Galop (-)

c. Abdomen
Inspeksi
Bentuk
Pergerakan

: datar
: simetris

Palpasi
Dinding perut
Nyeri tekan

: supel, turgor cukup


: (-)

Hepar
Lien
Ginjal

: tidak teraba
: tidak teraba
: pembesaran -/-

Perkusi
Tympani di seluruh lapang abdomen
Auskultasi
BU

: (+) normal, 6x/menit

d. Kaki dan tangan


Bentuk
Telapak tangan
Kuku
Sianosis, edema
Ekimosis
Kulit

Capillary refill <2

: dbn
: dbn
: dbn
: -/: -/: hangat
:+/+

Pemeriksaan Lab
Tanggal 30/03/2014
Laboratorium
Leukosit

: 15.000/ L ( 4.800 10.000)

Haemoglobin : 12.6 g/dl (13.5-17.5)


Hematokrit: 40,3 % (42-52)
Eritrosit: 4.600/ L (4.700-6.100)
Trombosit : 510.000 /L (150.000 - 450.000)
GDS

: 187 mg/dl (<110 mg/dl )

Pemeriksaan Lab
Tanggal 02/03/2014
Laboratorium
Glukosa darah puasa: 99 mg/dL
Glukosa darah 2 jam PP: 136 mg/dL
Trigliserida: 126 mg/dl

SGOT: 13 (15-37)
SGPT: 14 (12-76)

Ureum: 21.3 (10-50) mg%


Kreatinin: 0.6 (0-1.0) mg%
Asam urat: 3.1 (3.4-7.0) mg%

Rontgen Thoraks: (11/03/14)


Tampak perselubungan parahiler kiri
dan puncak kiri dengan kavitas
disertai air fluid level.
Kedua paracordial terutama kiri.
Kesan sesuai dengan struktur cincin
(ringlike structure): (+)
Sinus dan diafragma normal
Kesan: Gambaran abses paru kiri
dengan bronkiektasis

Follow Up

Follow Up
Tgl
01/04/14

Mual (+), muntah (-)


batuk (+) berdahak,

S: 36,20C,

Nausea

Lapixime 2x1

N:84/menit,

TB Paru

Pumpisel 1x1

DM Tipe II

Ondansentron 2x1

Bronkiektasis Gludepatic 3x1

Nafsu makan kurang. P:18x/menit,


BAB (+) N, BAK
(+) N

TD : 100/50,
Ronkhi

(+/+)

Glimepirid 1x1

minimal

02/04/14

Mual (-), muntah (-), S: 36,50C,


batuk

(+)

kering,

sesak

(-)

nafsu

makan baik

N:80/menit,
P:18x/menit,
TD:100/70 mmHg,
Ronkhi

(+/+)

Nausea

TB Paru

DM Tipe II

Bronkiektasis

minimal

Nausea dan vomitus ec OAT

TB PARU
Penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
Tuberculosis). Penyakit ini bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir
semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan
lokasi infeksi primer.

Gejala Klinis
TB Paru

Pasien

Batuk berdahak 2-3 minggu atau lebih

Batuk darah

o
o
o
o
o
o

Sesak nafas
Badan lemas
Nafsu makan menurun
berat badan menurun
Malaise
Berkeringat malam hari tanpa kegiatan
fisik
Demam meriang lebih dari satu bulan.

Batuk berdahak sulit


dikeluarkan sejak 1 bulan lalu
Batuk darah (-)
Sesak nafas (+)
Badan Lemas
Nafsu makan menurun
Berat badan dirasa turun
Keringat Malam (+)

Pemeriksaan Fisik
TB Paru
o
o
o
o
o
o

Pasien

Konjungtiva mata dan kulit pucat


karena anemia
Suhu demam (subfebris)
Badan kurus
BB menurun
Bronkial
Ronkhi basah kasar

Alur diagnosis

Dosis untuk paduan OAT KDT untuk Kategori 1

o
o
o

Badan Kurus
BB menurun
Ronkhi (+/+)

Bronkiektasis
Karakteristik: kerusakan dari dinding bronkus, pembuluh darah, jaringan elastis dan komponen
otot-otot polos bersifat kronik dan menetap.

1. Acquired Bronchiectasis
- Faktor obstruksi
Obstruksi dapat disebabkan :
o Aspirasi benda asing
o Mucous plaque
o Bronchogenic carcinoma
o Pembesaran KGB di hilus yang menyebabkan bronkiektasis pada distal bronkus.
Bila terjadi infeksi pada bronkus yang mengalami dilatasi ini serta terjadi destruksi dinding
bronkus, maka akan terjadi dilatasi bronkus yang permanen.

- Infeksi paru berulang (Recurrent Pulmonary Infection)


Infeksi saluran nafas akut misalnya bronkopneumonie menyebabkan destruksi jaringan
peribronkhial sehingga penarikan dinding bronkus.
Bronkiektasis pada umumnya dijumpai pada individu yang mempunyai recurrent dan infeksi
saluran pernapasan bawah dalam jangka waktu lama.
- Inhalasi dan Aspirasi
Bronkiektasis pada umumnya dijumpai akibat inhalasi oleh gas ammoniak atau teraspirasi cairan
lambung.
2. Congenital Bronchiectasis

Gejala klinis
o Batuk kronis yang produktif terutama pagi hari, sputum banyak, sepanjang hari (wet
bronchiectasis). Batuk kering kadang disertai hemoptisis (dry bronchiectasis). Sputum
putih dan kadang-kadang warna kuning.
o

Batuk darah (kasus masif).

Demam berulang

Nyeri dada

Sesak napas

Pemeriksaan fisik
Suara pernapasan : bronkial ekspirasi memanjang
Suara tambahan: ronki basah / ronki kering

Clubbing finger
Gagal napas (kasus berat)

Terapi
Medikamentosa
Infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada parenkim paru yang terlokalisir, sehingga
membentuk kavitas berisi nanah (pus) pada satu lobus atau lebih.
-

Abses paru akut: <2 minggu


Abses paru kronik: 4- 6 minggu , disebabkan oleh neoplasma atau infeksi dengan
agen anaerobik yang kurang virulen.

Diabetes Mellitus
Menurut American Diabetes Assosiation (ADA) 2005, diabetes mellitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Klasifikasi Etiologi

Target glikemik pada pasien dewasa dengan diabetes berdasarkan ADA (American
Diabetes Association) dan AACE (American Association of Clinical Endocrinology) adalah
sebagai berikut
Parameter
A1C

ADA
< 6%
< 7%

AACE
< 6,5 %

GDP

90 130 mg/dl

< 110 mg/dl

GD2PP

< 180 mg/dl

< 140 mg/dl

Diagnosis
Diagnosis DM ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah dari bahan
darah plasma vena.

Cara Kerja Utama

Efek Samping Utama

Penurunan A1C

Sulfonilurea

Meningkatkan sekresi
insulin

BB naik, hipoglikemia

1, 5 2%

Glinid

Meningkatkan sekresi
insulin

BB naik, hipoglikemia

Tidak diketahui

Metformin

Menekan produksi glukosa Diare, dyspepsia, asidosis


hati dan menambah
laktat
sensitivitas terhadap insulin

1, 5 2%

Penghambat glukosidase
alfa

Menghambat absorbs
glukosa

Flatulens, tinja lembek

0, 5 1 %

Tiazolidindion

Menambah sensitivitas
terhadap insulin

Edema

1, 3%

Insulin

Menekan produksi glukosa Hipoglikemia, BB naik


hati, menstimulasi
pemanfaatan glukosa

Potensial sampai
normal

Metformin pilihan yang paling tepat : tidak menyebabkan peningkatan berat badan
atau hipoglikemia, secara umum efek samping dapat diterima, harganya murah, dan
formula dapat diterima secara luas
Ketika metformin diberikan sebagai monoterapi, maka dosis efektif harus dititrasi
sampai dosis maksimum bisa ditoleransi selama kurang lebih 1 2 bulan
Metformin terbukti dapat memperbaiki marker inflamasi yang berhubungan dengan
resiko kardiovaskuler. Obat ini mampu mereduksi TGL sampai 10-30%, LDL dan
kolesterol total sampai 5-10%. Metformin tidak mempunyai efek terhadap tekanan darah.

Merk Dagang

Sediaan (mg) Dosis per hari


(mg)

Metformin
(Glucophage)

500, 850, 1000500 - 2000

Metformin
XL (Fortamet)

500

Metformin XR
(Glucophage XR)

500

500 - 2500

Pemberian

2-3 x

Take with meals

1x

Take with main meal

1x

500 BID with food.

1000
1500 - 2550

850

Increase 500 mg/d


weekly or 850 mg daily every 2
week, to maximum of 2550
mg/d

1000

Metformin XR
(Glumetza)

Metformin oral
suspensiona

Penggunaan

500

1000 - 2000

500 mg/5 mL 500 mg QD to


maximum of 2550
mg/d (25.5 mL/d)

1-2 x

Start with single 1000mg dose at evening meal. Can


increase to maximum of 2,000
mg either once daily or 1,000
mg BID

1-2x

Take with meals

Referensi:
-

Sudoyo, Aru W., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Interna Publishing : Jakarta. 2006.

http://ocw.usu.ac.id/course/download/111-RESPIRATORY-SYSTEM/rts_146_bronkiektasis

Anda mungkin juga menyukai