Anda di halaman 1dari 3

Analisis dan pembahasan.

Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian sampel air dari aliran sungai yang diduga
mengandung kadar klorida didalamnya, dimana sampel airnya berasal dari aliran sungai di
dekat pabrik AJG Beton dan pabrik minyak di KIG-Gresik. Adapun tujuan dalam praktikum
ini adalah untuk menentukan kadar Klorida yang terkandung dalam suatu
sampel

menggunakan

Titrasi

argentometri

cara

Mohr. Argentometri

merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl -, Br-, I-)
atau anion lainnya (CN-, CNS-) dengan ion Ag+ (Argentum) dari perak nitrat
(AgNO3) dan membentuk endapan perak halida (AgX). Prinsipnya, klorida
dalam suasana netral diendapkan dengan AgNO3, membentuk AgCl .
Kelebihan sedikit Ag+ dengan adanya indikator K2CrO4, akan terbentuk
endapan merah bata pada titik titrasi.
Tahap

pertama

yang

dilakukan

pada

praktikum

ini

adalah

menentukan volume AgNO3 pada larutan blanko yang nantinya digunakan


sebagai faktor pengurang untuk menentukan kadar Cl - dalam sampel.
Langkah pertama pada tahap ini yaitu memasukkan 12,5 mL aquades ke
dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 0,5 mL atau 10 tetes K2CrO4 (larutan
berwarna kuning (+++)). Larutan K2CrO4 berfungsi sebagai indikator.
Penambahan dilakukan tetes demi tetes sambil dikocok supaya larutan
indikator dapat tercampur sempurna dengan larutan blanko. Setelah
penambahan indikator, larutan blanko menjadi larutan berwarna kuning
(+) selanjutnya harus segera dititrasi dengan larutan AgNO3 0,01N. Pada
saat titrasi, ion Cl- dari NaCl akan bereaksi dengan ion Ag+ dari
AgNO3 sehingga akan membentuk endapan putih AgCl. Ketika terjadi titik
ekuivalen yaitu saat ion Cl- tepat habis bereaksi dengan ion Ag+,
penambahan AgNO3 yang sedikit berlebih menyebabkan ion Ag+ bereaksi
dengan ion CrO42- dari indikator membentuk endapan putih dengan warna
larutan merah bata. Volume AgNO3 yang dibutuhkan pada titrasi larutan
blanko ini sebanyak 0,7 mL.
Tahap kedua pada praktikum ini adalah penentuan kadar Cl - dalam air sampel.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil 12,5 mL air sampel lalu dimasukkan ke
dalam erlenmeyer. Kemudian sampel ditambahkan 0,5 mL atau 10 tetes K2CrO4
(larutan berwarna kuning (+++)). Larutan K2CrO4 berfungsi sebagai indikator.

Penambahan dilakukan tetes demi tetes sambil dikocok supaya larutan


indikator

dapat

tercampur

sempurna

dengan

sampel.

Setelah

penambahan indikator, sampel menjadi larutan berwarna kuning (+).


Selanjutnya sampel harus segera dititrasi dengan larutan AgNO 3 0,01 N.
Pada saat titrasi, ion Cl- dari NaCl akan bereaksi dengan ion Ag + dari
AgNO3 sehingga akan membentuk endapan putih AgCl. Ketika terjadi titik
ekuivalen yaitu saat ion Cl- tepat habis bereaksi dengan ion Ag+,
penambahan AgNO3 yang sedikit berlebih menyebabkan ion Ag+ bereaksi
dengan ion CrO42- dari indikator membentuk endapan putih dengan warna
larutan merah bata.
Adapun reaksi titrasi yang terjadi pada tahap 1 dan 2 adalah sebagai berikut:

Cl-(aq) + H2O(l) Cl-(aq)


AgNO3(aq) + Cl-(aq) AgCl(s) (endapan putih)
2 AgNO3(aq) +K2Cr2O7(aq) Ag2Cr2O7(s) + 2 KNO3(endapan merah bata)
Pada tahap penentuan kadar Cl- dalam air sampel, dilakukan

replikasi sebanyak 3 kali. Tujuan dari replikasi adalah untuk memperoleh data yang akurat
dan tepat.
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Replikasi ke1
2
3

Volume AgNO3 0,01N (mL)


7,9 mL
8,1 mL
8,2 mL

Dari data yang diperoleh dari tahap 1 dan tahap 2 akan dihitung
kadar Cl- dengan menggunakan rumus:
Cl(mg / L)=

( AB ) x Nx 1000
mL sampel

Keterangan:
A = mL titrasi sampel
B = mL titrasi blanko
N = normalitas AgNO3
Dari hasil perhitungan maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Replikasi ke1

Kadar Cl- (mg/L)

2
3
Cin, isien sesuai perhitungan yah hehehe
Dari ketiga hasil perhitungan yang diperoleh kemudian dirata-rata
sehingga dapat diketahui bahwa kadar Cl- dalam Air sampel dari aliran air sungai di
dekat pabrik AJG Beton dan di dekat pabrik minyak goreng adalah sebesar 208,918 mg/L.
Hasil yang diperoleh hampir mendekati batas kadar Cl- berdasarkan SNI yang diperbolehkan
dalam air minum yaitu sebesar 250 mg/L.
Kesimpulan.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa kadar klorin dalam air dari aliran sungai di dekat pabrik AJG Beton dan
pabrik minyak di KIG-Gresik adalah sebesar 208,918 mg/L .

Hasil yang diperoleh

hampir mendekati syarat mutu air berdasarkan SNI yaitu sebesar 250
mg/L. Sehingga air dari aliran sungai di dekat pabrik AJG Beton dan pabrik minyak di
KIG-Gresik kurang layak untuk dikonsumsi sebagai air minum.

Anda mungkin juga menyukai