Erosi Sedimentasi
Erosi Sedimentasi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan adalah suatu proses perubahan dan pertumbuhan yang
dilaksanakan secara sadar dan terencana dengan melakukan pengolahan dan
pemanfaatan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber
daya alam untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan
masyarakat. Adapun perubahan yang terjadi sebagai akibat pembangunan dapat
berdampak terhadap berbagai komponen lingkungan yang bersifat negatif
maupun positif. Dari berbagai komponen pembangunan yang dilaksanakan
seperti pembangunan infra struktur jalan, gedung perkantoran, perumahan, jasa
perdagangan dan lain-lain, sering hanya melihat dari segi positifnya saja tanpa
mempedulikan
pembangunan
dampak
tersebut
negatif
akan
yang
akan
menyebabkan
terjadi,
sehingga
menurunnya
daya
dengan
dukung
Tugas Akhir
Oleh sebab itu pembuatan jalan alternatif diwilayah ini harus terintegrasi
dengan sistem penataan ruang kota serta mempertimbangkan karakteristik fisik
medan/lokasi yang direncanakan untuk menghindari ketidakstabilan dari pada
lingkungan hidup seperti terganggunya struktur dan fungsi dasar ekosistem
yang menjadi penunjang kehidupan makluk hidup.
Untuk menjaga keseimbangan daya dukung lingkungan hidup dengan
laju pembangunan dewasa ini, maka salah satu upaya penting yang harus
dilaksanakan adalah dengan menyusun dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup pada setiap perencanaan pembangunan yang diperkirakan
akan menimbulkan dampak besar dan negatif penting pada lingkungan hidup.
Dalam kaitannya dengan kegiatan pembuatan jalan alternatif pada kawasan
dibelakang Kolam Buaya (PT. Bintang Mas) Entrop yang berkembang cukup
pesat, telah menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup seperti banjir
serta erosi pada saat musim hujan yang disebabkan banyak sedimen pada sungai
dan drainase sehingga terjadi pendangkalan pada alur-alur dimaksud sebagai
akibat kegiatan penggusuran pada daerah hulu ataupun daerah kemiringan
maupun perbukitan.
Untuk meminimalkan dampak yang akan terjadi pada kawasan ini, maka
dipandang sangat perlu untuk,melakukan pengendalian terhadap lingkungan
hidup pada kawasan tersebut
1.2
Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan bentuk uraian
dan Masalah utama dalam penelitian ini ialah seberapa jauh dampak kerusakan
yang terjadi berdasarkan perhitungan laju erosi.
Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa hal yang dicari dalam penelitian ini:
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui luas dari area yang terkena erosi dan besarnya laju erosi
yang terjadi dalam area penelitian.
2. Untuk mengetahui dampak lingkungan yang terjadi akibat kegiatan
pembuatan jalan dan pengaruhnya bagi masyarakat
3. mencari serta memberikan solusi penanggulangan dampak kerusakkan yang
ditimbulkan pada lokasi penelitian.
1.4
1.4.2
1.5
Batasan Masalah
Agar materi penelitian tidak meluas maka penyajian informasi hanya dibatasi
pada :
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
Manfaat Penelitian
Mamfaat penelitian serta pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan
Proposal ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah pemahaman terhadap laju erosi tanah.
2. Sebagai sarana untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan sarjana program
strata satu (S1) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Program Studi Teknik
Lingkungan Jayapura.
3. diharapkan dapat memberi informasi bagi pemerintah Daerah Kota Jayapura
untuk pelaksanaan pengelolaan dan perlindungan lingkungan.
1.7
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan proposal T.A dapat dilihat pada paragraf dibawah ini :
*) Bab I. Pendahuluan
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
- Ruang Lingkup Penelitian
- Batasan Masalah
- Manfaat Penelitian
- Sistematika Penulisan
*) Bab II. Tinjauan Pustaka
- Kerusakkan Lingkungan
- Faktor-faktor yang menyebabkan Erosi
- Metode Penghitungan Tingkat Erosi
- Tingkat Bahaya Erosi
*) Bab III. Metodologi Penelitian
- Jenis Penelitian
- Sistematika Penelitian
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Variabel Penelitian
- Metode Pengumpulan Data
- Metode Analisa
- Kerangka Pemikiran
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerusakan Lingkungan
Pengrusakan lingkungan adalah tindakan yang dapat menimbulkan perubahan
langsung / tidak langsung terhadap sifat fisik dan atau hayatinya yang
mengakibatkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi lagi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan. Salah satu indikator kerusakan lingkungan adalah
erosi. Erosi adalah proses berpindahnya tanah atau batuan dari satu tempat yang
lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah akibat dorongan air, angin, atau gaya
gravitasi. Proses tersebut melalui tiga tahapan, yaitu pelepasan, pengangkutan
atau pergerakan, dan pengendapan. Bahaya erosi banyak terjadi di daerah
daerah lahan kering terutama yang memiliki kemiringan lereng sekitar 15 %
atau lebih . Keadaan ini sebagai akibat dari pengelolaan tanah dan air yang
keliru, tidak mengikuti kaidah kaidah konservasi tanah dan air dan tanah.
Tanah kering yang rentan terhadap erosi terutama adalah tanah Podsolik Merah
Kuning yang menempati areal terluas di Indonesia kemudian disusul oleh tanah
Latosol yang dengan kemiringan agak curam sampai curam terutama tanah
tanah yang tidak tertutup tanaman Tanah Podsolik dibentuk dari bahan batuan
yang bersifat asam, sifat fisiknya jelek sampai agak jelek, miskin akan unsur
hara tanaman dan peka terhadap bahaya erosi. Tanah Latosol dibentuk dari
bahan batuan yang bersifat netral, dengan sifat fisiknya baik tetapi sifat
kimianya jelek atau miskin unsur hara, dan peka terhadap erosi terutama kalau
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
tebuka tanpa vegetasi Menurut Soule dan Piper 1992, (disitasi oleh Yakin A,
2004) erosi mempunyai dampak negatif terhadap usaha pertanian/ perkebunan
maupun diluar pertanian. Dampak utama erosi terhadap pertanian adalah
kehilangan lapisan atas tanah yang subur, berkurangnya kedalaman lahan,
kehilangan kelembapan tanah dan kehilangan kemampuan lahan untuk
menghasilkan tanaman yang menguntungkan. Dampak negatif dari erosi di luar
usaha tani adalah terjadinya dekomposisi partikel partikel tanah pada lokasi
aliran sungai atau saluran air serta daerah aliran sungai (downstream locations).
Lahan yang mengalami erosi sangat mengganggu bahkan berbahaya kalau
partikel-partikel tanah tersebut terdeposisi. Partikel-partikel tanah akibat erosi
biasanya terbawa air lewat sungai sungai dan bermuara di bendungan dan
dam-dam. Selanjutnya endapan-endapan tersebut dan pergerakan erosi akan
menganggu suplai air untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. Sedimentasi
yang berat terjadi mengakibatkan berkurangnya kapasitas untuk menampung
air.
2.2.
2.2.1.
Iklim
Curah hujan adalah salah satu unsur iklim yang besar perannya terhadap
kejadian longsor dan erosi. Air hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah dan
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
klasifikasi
Sangat rendah
5-10
Rendah
11-25
Sedang
26-50
Agak tinggi
51-75
Tinggi
> 75
(Sumber : Arsyad, 2006 )
Sangat Tinggi
Tugas Akhir
Sifat Tanah
Kedalaman atau solum, tekstur, dan struktur tanah menentukan besar
kecilnya air limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada
tanah bersolum dalam, struktur gembur, dan penutupan lahan rapat,
sebagian besar air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah dan hanya sebagian
kecil yang menjadi air limpasan permukaan. Sebaliknya, pada tanah
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
10
2.2.4.
Elevasi
Elevasi adalah istilah lain dari ukuran ketinggian lokasi di atas permukaan
laut. Lahan pegunungan berdasarkan elevasi dibedakan atas dataran
medium (350-700 m dpl) dan dataran tinggi (>700 m dpl). Elevasi
berhubungan
erat
dengan
jenis
komoditas
yang
sesuai
untuk
2.2.5.
Lereng
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
11
Lereng atau kemiringan lahan adalah salah satu faktor pemicu terjadinya
erosi dan longsor di lahan pegunungan. Peluang terjadinya erosi dan
longsor makin besar dengan makin curamnya lereng. Makin curam lereng
makin besar pula volume dan kecepatan aliran permukaan yang berpotensi
menyebabkan erosi. Selain kecuraman, panjang lereng juga menentukan
besarnya longsor dan erosi. Makin panjang lereng, erosi yang terjadi
makin besar.
2.2 6.
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
2.2.7.
12
2.3.
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
13
2.3.2.
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
14
besar terhadap variasi erodibilitas tanah adalah suhu tanah, tekstur tanah
dan kelengasan tanah. Menurut Suripin (2002) untuk menentukan faktor
Erosibilitas Tanah (K) dapat diperkirakan dengan monografi yang
dikembangkan oleh Wischmeier, et al (1971) sebagaimana diperlihatkan
dengan mempergunakan persamaan,
100 K = 1,292 [2,1M1,14 (10-4) (12 a) + 3,25 (b 2) + (c 3)]
Dimana
M = Persentase pasir sangat halus dan debu
O = Persentase bahan organik
S = Kode struktur tanah
P = Klas permeabelitas tanah
2.3.3.
2.4.
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
15
Adapun penetuan kategori hasil perhitungan tingkat bahaya erosi pada satuan
unit analisis dapat ditentukan dengan memasukkan pada klasifikasi pada Tabel
sebagai berikut :
Tabel 2.4. Klasifikasi Laju Erosi
No
1.
Kategori
Normal
2.
15 - 60
Eropsi Ringan
3.
60 - 180
Moderat
4.
180 -4 80
Berat
5
480
Sangat Berat
Sumber : Keputusan Ditjen Reboisasi Dan Rehabilitas Departemen
kehutanan No.041/Kpts/V/1998.
BAB III
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
16
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus, yaitu studi kasus pembuatan jalan
alternatif dibelakang kolam buaya (PT.Bintang Mas) entrop kota jayapura.
Menurut Agus Salim, (2006) secara umum studi kasus dapat diartikan sebagai
metode penelitian dan atau strategi penelitian dan sekaligus hasil suatu
penelitian pada kasus tertentu Studi kasus lebih dipahami sebagai pendekatan
untuk mempelajari, menerangkan atau menginterpretasi suatu kasus dalam
permasalahannya yang alamiah tanpa adanya intervensi dari pihak luar.
Menurut Sujarwo (2001) pendekatan deskriptif merupakan penelitian
yang berpola penggambaran apa yang ada di lapangan dan mengupayakan
penggambaran data, terlepas apakah data itu kualitatif maupun kuantitaif.
Dengan pendekatan ini peneliti diberikan kebebasan untuk menggambarkan dan
menelaah kondisi dari obyek penelitian dari sudut pandang yang ada padanya.
Tidak adanya batasan tertentu yang kaku membuat setiap fenomena yang
ditemukan pada saat proses penelitian dapat dijabarkan sesuai dengan literatur
yang ada..
3.1.1
Tahapan penelitian
Tahapan penelitian yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
penelitian
pendahuluan
meliputi
persiapan
materi
Tugas Akhir
17
3.
3.2
Sistematika Penelitian
Garis besar sistematika penelitian dapat dilihat pada bagan Sistematika
Penelitian dihalaman berikutnya.
Identifikasi Masalah
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
18
Penentuan Judul
Study Pendahuluan
Penyusunan Proposal
Pengumpulan Data
Primer :
Wawancara
Observasi
Sekunder :
Study Pustaka
Referensi lainnya
Analisa Data
Kesimpulan
Gambar 1. Diagram Sistematika Penulisan
3.3
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
19
Waktu penelitian terhitung tiga bulan yaitu akhir Bulan Oktober 2011 hingga
Bulan Desember 2011.
Tabel 3.3.2 Jadwal Penelitian
Bulan
N0
Oktober
Jenis Kegiatan
1
November
4
Desember
4
Januari
4
Pengurusan Administrasi
Persiapan Alat dan Bahan
- Pengumpulan Data
Primer
Sekunder
Study Pustaka
Survey Lokasi
Analisa Data
Penyusunan Laporan
Asistensi TA
Revisi TA
Presentasi Laporan
3.4.
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
20
untuk menghitung besar sediment yield yaitu besarnya sediment pada aliran
sub Das Nanrawi dan lahan yang terkikis akibat hujan.
3.5
Variabel Penelitian
3.5.1
3.5.2
3.6.
1. Wawancara
Wawancara adalah cara untuk mendapatkan informasi dengan bertanya
langsung kepada responden. Teknik wawancara ini merupakan suatu
proses interaksi dan komunikasi dan ditentukan oleh beberapa faktor,
antara lain : pewawancara, narasumber , masalah atau topik penelitian
yang tertuang dalam daftar pertanyaan dan situasi wawancara (Irawati
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
21
Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari dinas atau instansi terkait dengan
penelitian seperti Kantor Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian,
Badan Pusat Statistik Bappeda, Data sekunder tersebut antara lain :
1. Peraturan dan kebijakan.
2. Batas wilayah administratif
3. Keadaan penduduk
4. Dokumen mengenai kebijakan pembangunan Kota Jayapura.
5. Peta peta yang mendukung penelitian
3.7
Metode Analisa
a.
Erosi
1). Prakiraan erosi menggunakan persamaan USLE (Wischmeier dan
Smith) sebagai berikut :
A = RxKxLxSxCxP
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
22
Keterangan :
A : Erosi (Ton / Ha / Th)
R : Faktor erosifitas hujan
K : Faktor kepekaan (erosibilitas) tanah
L : Faktor panjang Lereng (m)
S : Faktor sudut Lereng (%)
C : Faktor penggunaan (penutupan lahan)
P : Faktor pengelolahan atau konvervesi tanah
2). Nilai erosifitas hujan (R) ditentukan berdasarkan rumus :
R = 12 ( EI 30 )
Dimana
EI 30
MP
Dimana :
M : ( % pasir halus + debu) x (100 - % liat)
a : % bahan organik, yaitu 1,724 x % C organik
b : Kode struktur tanah
c : Kode struktur permeabilitas profil tanah
4). Topografi (LI) dihitung berdasarkan persamaan Wischmeier dan
Smith sebagai berikut :
LS = L0,5 x 90,0138 + 0,00965 + 0,00138 S2
Dimana
L : panjang lereng (m)
S : sudut lereng (%)
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
23
3.8
> 90
> 180
180 480
10 180
15 60
< 15
60 90
> 180
60 180
15 60
8 15
<8
30 60
> 60
15 60
8 15
48
<4
< 30
> 50
8 - 15
48
2-4
<2
Kerangka Pemikiran
Konsep penelitian ini dapat dilihat pada Bagan Kerangka Pemikiran dibawah ini
Peraturan
Perundang - Undangan
Ketersediaan Sumber
Daya Alam
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
24
Sosial Budaya
(Ekonomi,Konflik Antar
Masyarakat)
Rekomendasi
Pengelolahan Lingkungan dilokasi Pembuatan Jalan
Pengelolahan Lingkungan Kota Jayapura
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S (1989)., Konservasi Tanah dan Air , IPB Bogor
Dariah,A.,A.Rachman, dan U.Kurnia, 2005. Erosi dan Degradasi Lahan Kering di
Indonesia. Balai Penelitian Tanah, Bogor.
Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial : Departemen Kehutanan.
2003. Rencana Teknik Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah.
Hardiyatmo,H.C.,2006, Penanganan Tanah Longsor dan Erosi, Edisi Pertama , Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.
Moleong.LJ.,2002.Metode Penelitian Kualitatif. Edisi 16, Remaja Rosdakarya,
Bandung
Morgan, R.P.C., 1988 Soil Erosion and Conservation, Longman Group, Hongkong
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.
Tugas Akhir
25
Dampak Laju Erosi Tanah Akibat Pembuatan Jalan Alternatif Dibelakang Kolam Buaya
Entrop Kota Jayapura.