Pengetian Petani
Pengetian Petani
1) Tuan tanah, yaitu petani yang memiliki lahan pertanian lebih dari 5,0 ha. Sebagian dari
mereka mampu menggarap lahan dengan tenaga kerja keluarga atau dengan mempekerjakan
beberapa buruh tani. Sebagian pula menyewakan (menyewakan dengan system bagi hasil)
seluruhatau sebagian lahan itu kepada petani penggarap.
2) Petani kaya, yaitu petani yang memliki lahan antar 2,0 sampai 5 ha. Petani semacam ini ada
kalanya juga menyewakan kepada orang lain karena tidak mampu menggarap semua lahan yang
dimilikinya.
3) Petani sedang, yaitu petani yang memiliki lahan pertanian antara 0,5 ha sampai 2,0 ha.
4) Petani kecil, yaitu mereka yang memiliki lahan pertanian antara 0,25 ha sampai 0,5 ha
5) Petani gurem, yaitu petani yang hanya memiliki lahan pertanian antara 0,10 sampai 0,25 ha
6) Buruh tani, yaitu petani yang hanya memiliki lahan kurang dari 0,10 ha. Bahkan petani ini
juga dapat digolongkan pada mereka yang tidak mempunyai lahan sama sekali.
Menurut Sajogya dan Pudjiwati Sajogya(1990 : 160), masyarakat desa atau petani dibagi dua
kelompok, yaitu:
a) Buruh tani
Buruh tani merupakan golongan yang mempunyai posisi paling rendah, karena buruh tani tidak
memiliki lahan sama sekali. Mereka hanya bermodal tenaga untuk mendapatkan pekerjaan guna
memperoleh sesuatu demi kelangsungan hidupnya. Biasanya mereka hidup dalam keadaan yang
miskin. Buruh tani berada ditingkat terendah dalam lapisan masyarakat. Mereka tidak mungkin
jatuh lebih rendah lagi.
b) Petani bebas
Petani bebas ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
(1) Petani bebas kecil
Pada umumnya mereka mengerjakan tanah sendiri atau terkadang mengerjakan sawah dasar bagi
hasil. Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mencatri upah.
STRUKTUR SOSIAL
Pengertian Struktur Sosial
Sebelum mengkaji lebih jauh tentang struktur sosial, alangkah baiknya kita pahami terlebih
dahulu pengertian dari struktur sosial. Bila dilihat dari asal katanya, asal kata struktur dari
bahasa Latin "structum" yang berarti menyusun, membangun sebuah gedung atau secara
umum dapat dimaknai sebagai kerangka.
Ada beberapa pendapat ahli tentang pengertian atau definisi dari struktur:
1. George Simmel mengatakan bahwa struktur sosial itu hanya sekedar sekumpulan individu
serta pola perilakunya namun masyarakat tidak independen dari individu yang membentuknya
2. Soerjono Soekanto mendefinisikan struktur sosial sebagai organisasi berkaitan dengan pilihan
dan keputusan dalam hubungan-hubungan sosial aktual.
4. E.R Lanch mengungkapkan konsep struktur sosial sebagai sebuah konsep tentang distribusi
kekuasaan di antara indi- vidu dan kelompok.
1.
Masyarakat Sederhana
Ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat sederhana adalah sebagai berikut.
1)
2)
3)
4)
5)
Sebagian besar produksi hanya untuk keperluan keluarga sendiri atau untuk pasaran dalam
skala kecil.
6)
Masyarakat Madya
Ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat madya adalah sebagai berikut.
1) Ikatan keluarga masih kuat, tetapi hubungan dengan masyarakat setempat sudah mengendur.
2) Adat-istiadat masih dihormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh dari luar.
3) Timbulnya rasionalitas dalam cara berpikir sehingga kepercayaan-kepercayaan pada
kekuatan-kekuatan gaib baru timbul apabila orang mulai kehabisan akal untuk menanggulangi
suatu masalah.
4) Timbulnya lembaga-lembaga pendidikan formal sampai tingkat lanjutnya.
5) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
6) Memberi kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul diferensiasi dalam struktur
masyarakat.
Masyarakat Modern
Ciri-ciri struktur sosial dan budaya masyarakat modern adalah sebagai berikut.
1) Hubungan sosial didasarkan atas kepentingan pribadi.
2) Hubungan dengan masyarakat lainnya sudah terbuka dan saling mempengaruhi.
3) Kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sangat kuat.
4) Terdapat stratifikasi sosial atas dasar keahlian.
Adapun unsur-unsur sosial yang pokok menurut soerjono soekanto adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Kelompok sosial
Kebudayaan
Lembaga Sosial\Stratifikasi Sosial
Kekuasaan dan Wewenang
Oleh sebab itu, struktur sosial sesungguhnya merupakan alat bagi masyarakat untuk
menyelenggarakan tata kehidupannya sehingga struktur sosial tersebut memiliki fungsi.
4.
1.
Fungsi identitas, yaitu sebagai penegas identitas yang dimiliki suatu kelompok
2.
Fungsi kontrol yaitu untuk mengontrol individu yang berada dalam struktur sosial
tertentu
3.
Fungsi pembelajaran, yaitu dengan adanya struktur sosial individu dapat belajar
melalui interaksi yang terjadi di dalamnya
PELAPISAN SOSIAL
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau
pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam
lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul Social Stratification mengatakan bahwa
sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat
yang hidup teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi
kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orangorang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial
adalah sebagai berikut.
Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke
dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia
akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang
tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan
tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang
dimilikinya,
cara
berpakaiannya,
maupun
kebiasaannya
dalam
berbelanja,serta