Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian Rem
Rem adalah suatu alat yang berguna untuk menghentikan atau

memperlambat putaran dari suatu poros yang berputar dengan perantara gesekan
Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan secara listrik dengan
serbuk magnet, arus putar, fasa yang dibalik, arus searah yang dibalik atau
penukaran katup dan lain-lain.
Karena itu dalam banyak hal rem tidak bertindak sebagai rem penyetop,
dalam hal instalasi dihentikan oleh gaya rem, melainkan mempunyai tugas untuk
mempertahankan pesawat dalam suatu kedudukan tertentu (rem penahan). Momen
rem terkecil terjadi pada poros yang berputar paling cepat. Karena itulah maka
rem sedapat mungkin kebanyakan dipasang pada poros yang digerakkan oleh
motor. Syarat paling utama yang harus dipenuhi oleh rem ialah kelembutan
artinya tidak ada tumbukan ketika menghubungkan dan melepaskan rem,
pelepasan kalor yang cukup ketika terjadi kemungkinan penyetelan ulang setelah
aus. Pada mesin pengangkat, rem digunakan untuk mengatur kecepatan penurunan
muatan atau untuk menahan muatan agar diam dan untuk menyerap inersia massa
yang bergerak seperti truk, crane, muatan dan sebagainya.
Berdasarkan fungsinya, rem dapat diklasifkasikan sebagai berikut :
1. Jenis penahan.
2. Jenis penurunan.

3. Jenis penahan dan penurunan, rem ini melayani kedua fungsi penghentian
muatan dan mengatur kecepatan penurunan.
2.2.

Macam-macam Rem
Menurut efek pengereman secara mekanis rem terbagi beberapa golongan.

Masing-masing golongan terdiri dari beberapa jenis rem, Rem berguna untuk
menghentikan poros, mengatur putaran poros, mencegah putaran yang tidak
dikehendaki agar tidak terjadinya slip, dimana poros tersebut terletak pada suatu
garis lurus atau sedikit berbeda.
Macam-macam rem :
1. Rem Blok
a. Rem Blok Tunggal
Rem ini merupakan rem yang paling sederhana yang terdiri dari
satu blok rem, pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau
bahan gesek yang dapat diganti bila aus. Suatu hal yang kurang
menguntungkan pada rem blok tunggal adalah gaya tekan yang bekerja
dalam satu arah saja pada drum, sehingga pada poros timbul momen
lentur serta gaya tambahan pada bantalan yang tidak dikehendaki.
Demikian pula dengan pelayanan manual jika diperlukan gaya
pengereman yang besar, tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga
kurang ringkas. Pada dasarnya rem blok tunggal beroperasi karena aksi
satu arah blok tunggal sehingga menimbulkan lenturan pada poros rem.
Rem blok tunggal hanya dapat dipakai untuk menahan momen gaya
yang kecil pada penggerak tangan bila diameter poros tidak melebihi

lima puluh milimeter. Tekanan yang diberikan oleh blok besi cor pada
rem haruslah sedemikian rupa sehingga gaya gesek yang dihasilkan
pada permukaan roda mengimbangi gaya sekelilingnya.
b. Rem Blok Ganda
Kekurangan rem blok tunggal yang hanya mendapat gaya tekan
dalam arah saja hingga menimbulkan momen lentur yang besar pada
poros serta gaya tambahan pada bantalan, dapat diatasi jika dipakai dua
blok rem yang menekan drum dari dua arah yang berlawanan baik dari
sebelah dalam atau dari sebelah luar drum. Rem blok ganda sering
digunakan pada mekanisme pengangkat, pemindahan dan pemutaran
crane yang berbeda dengan rem blok tunggal. Rem blok ganda tidak
menimbulkan defleksi pada poros rem. Penjepit dan crane yang
digerakkan listrik hampir selalu didesain dengan rem blok ganda. Rem
digerakkan oleh pemberat dan dilepaskan oleh elektromagnet, akibatnya
pengereman permanen hanya bekerja bila elektromagnet. Biasanya
rangkaian listriknya dibuat saling mengunci antara motor dan magnet
sehingga secara otomatis menghasilkan aksi pengereman walaupun
motor berhenti secara mendadak.
Pengoperasian rem dengan pemberat yang dipasang pada tuas rem
mempunyai kelemahan yaitu setelah arus diputuskan dan pemberatnya
jatuh, pemberat ini akan bergetar bersama dengan tangkainya,
menurunkan dan menaikkan tekanan sepatu roda dan akan mengubah
besarnya momen gaya pengereman.

2. Rem Drum
Rem yang biasa digunakan untuk otomobil berbentuk rem drum
(macam ekspansi) dan rem cakera (disc). Rem drum mempunyai ciri
lapisan rem yang terlindungi, dapat menghasilkan gaya yang besar untuk
ukuran rem yang kecil, dan umur lapisan rem yang cukup panjang. Suatu
kelemahan rem ini ialah pemancar panasnya buruk. Blok rem dari rem ini
disebut sepatu rem dan silinder hidrolik serta arah putaran roda.
Biasanya rem ini banyak dipakai dengan sepatu depan dan sepatu
belakang. Pada rem sjenis ini, meskipun roda berputar pada arah yang
berlawanan, besar gaya rem tetap karena memakai dua sepatu depan,
dimana gaya rem dalam arah putaran jauh lebih besar daripada dalam arah
yang berlawanan. Ada juga rem yang disebut dengan duo servo. Pada
umumnya perencanaan rem drum menggunakan perhitungan yang
sederhana dan akan diperoleh ukuran bagian-bagian yang bersangkutan
serta gaya untuk menekan sepatu.
Tekanan minyak dalam silinder diperbesar atau diperkecil olek gaya
injakan pada pedal rem yang menggerakkan piston silinder master rem,
secara langsung atau penguat gaya. Untuk mencegah kenaikan gaya rem
yang terlalu melonjak pada saat pengereman darurat maka kenaikan
tekanan minyak yang ditimbulkan oleh injakan pedal akan lebih lunak
daripada injakan dibawah.
Perbandingan gaya rem tetap sama, namun demikian untuk kontruksi,
baru menjaga agar pada waktu pengereman tidak terjadi slip antara telapak

ban dan permukaan jalan, maka pengurangan kenaikan tekanan minyak


diatas pedal tertentu dikemukakan diatas.

2. Rem Cakram
Rem cakera terdiri atas sebuah cakera dari baja yang dijepit lapisan rem
kedua sisinya pada waktu pengereman. Rem ini mempunyai sifat-sifat
yang baik seperti mudah dikendaikan, pengereman yang stabil, radiasi
panas yang baik sehingga banyak dipakai untuk rem depan. Adapun
kelemahannya yaitu umur lapisan yang pendek serta ukuran silinder rem
yang besar pada roda. Dibandingkan dengan macam rem yang lain, rem
cakeram mempunyai harga FER terendah karena pemancaran panas yang
baik.

3. Rem Pita
Rem pita pada dasarnya terdiri dari sebuah pita baja yang disebelah
dalamnya dilapisi dengan bahan gesek, drum rem dan tuas. Gaya rem akan
timbul bila pita dikaitkan pada drum dengan gaya tarik pada kedua ujung
pita tersebut. Salah satu atau kedua pita dikaitkan pada tuas. Rem pita
mempunyai beberapa keuntungan seperti luas lapisan permukaan dapar
dibuat besar, pembuatan mudah, pemasangan tidak sukar, gaya rem besar
dalam keadaan berhenti. Tetapi karena sukar dikendalikan rem ini tidak
cocok untuk putaran tinggi, karena pita dapat mengalami putus. Rem
semacam ini dipandang tidak cocok untuk alat-alat pengangkut manusia,

rem pita banyak dipakai untuk derek. Rem sebuah derek dimaksudkan
untuk menghentikan putaran drum penggulung kabel dan mencegah beban
turun sendiri.

2.3.

Komponen Rem Tromol


Pada rem Tromol terdapat bagian atau elemen yang sangat penting,

elemen tersebut terdiri dari :


1. Sepatu Rem
Sepatu rem dibuat dari kayu mapel atau poplar yang dipasang pada
tuas dengan baut. Untuk mekanisme penggerak sepatu dibuat dari besi
cor (dengan cetakan permanen, tingkat CH 12-28) dan diberikan lapisan
rem khusus. Lapisan tersebut dapat diikat dengan paku keling ataupun
dengan sekrup yang terbenam.

Gambar
2. Pegas
Prgas mekanis dipakai pada mesin untuk mendesak gaya ,untuk
menyediakan kelenturan, dan untuk menyimpan atau meyerap energi.
Pada umunya, pegas dapat digolongkan atas pegas dawai, pegas daun,
atau pegas berbentuk khusus, dan setiap golongan ini masih terdiri dari
beberapa jenis. Pegas dawai mencakup pegas ulir dari kawat bulat atau
persegi dan dibuat unstuk menahan beban tarik,tekan,ataupun puntir.
Dalam pegas daun termasuk jenis yang menganjurkan ( cantilever ) dan
yang berbentuk ellips, pegas daya pemutar motor atau pemutar jam, dan
pegas daun penahan baut, yang biasanya di sebut Belleville.

Gambar

a. BAHAN PEGAS
Pegas dibuat baik memlalui proses kerja panas maupun dingin,
tergantung pada ukuran daripada bahan tersebut, indeks pegas , dan

sifat sifat yang diinginkan, Pada umunya, kawat yang diberikan


perkerasan awal janganlah dipakai D/d < 4 atau kalau d> in.
Penggulungan pegas menimbulkan tegangan-tegangan sisa melalui
lenturan, tetapi ini tegak lurus terhadapap arah dari tegangan kerja
puntir pada suatu pegas bergulung. Agak sering dalam pembuatan
pegas, tagangan kerja puntir pada suatu pegas bergulung . Agak sering
dalam ppembuatan pegas , tegangan-tegangan ini di kendorkan, setelah
penggulungan, dengan suatu perlakuan panas yang sedang.

3. POROS
Poros (shaft)adalah suatu bagian stasioner yang berputar ,biasanya
berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-elemen seperti rodagigi, pulli , roda-gila (flywheel), engkol, gigi jentera (sprocket) dan
elemen pemindah-daya lainya. Poros bisa menerima beban-beban
olenturan,tarikan,tekan,atau puntiran, yang bekerja senriri-senriri atau
berupa gabungan satu dengan lainya. Bila beban tersebut tergabung,
kita bisa mengharapkan untuk mencari kekuatan statis dan kekuatan
lelah yang perlu untuk dipertimbangkan perencanaan, karena suatu
poros tunggal bisa diberi tegangan-tegangan statis, tegangan bolakbalik lengkap, tegangan berulang, yang semuanya bekerja pada waktu
yang sama.

Anda mungkin juga menyukai