PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rahang adalah salah satu dari dua struktur yang membentuk, atau
berada di dekat jalan masuk, ke mulut. Pada sebagian besar vertebrata, kedua
rahang berhadapan secara vertikal, membentuk rahang atas dan bawah,
sedangkan pada arthropoda, rahang saling berhadapan secara lateral. Fungsi
utama rahang adalah untuk pemasukan makanan, pintu masuk ke mulut, dan
atau pemrosesan awal makanan (mengunyah). Istilah rahang juga secara
umum digunakan untuk keseluruhan struktur yang membentuk rongga mulut
dan berfungsi membuka dan menutup mulut. Rahang terbagi menjadi 2, yaitu
Rahang atas (Os Maxilla) dan Rahang bawah (Os Mandibulla)
Rahang atas (Os Maxilla) adalah rahang yang terletah disebelah atas,
dibawah hidung di atasnya rahang bawah. menyusun sebagian dari hidung,
dan langit-langit.
Pemeriksaan radiografis dalam kedokteran gigi merupakan bagian dari
pemeriksaan yang menunjang hasil pemeriksaan fisik dan mempertegas
diagnosa sementara yang sudah ditentukan sebelumnya. Penggunaan
radiografis sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk melihat
keadaan rongga mulut dan jaringan sekitarnya yang tidak dapat dilihat visual
langsung. (Whaites, Eric. 2002. Essentials of Dental Radiography and
Radiology. Churchill).
Radiografi adalah alat yang digunakan dalam menegakkan diagnosis,
rencana pengobatan penyakit, dan evaluasi terhadap penyakit umum maupun
penyakit mulut tertentu. Meskipun dosis radiasi dalam radiografi rendah, bila
memungkinkan
paparan
mempertimbangkan
radiasi
manfaat
harus
dari
diminimalkan.
radiografi
terhadap
Dokter
harus
meningkatnya
konsekuensi paparan radiasi pada pasien, yaitu efek yang terakumulasi dari
1.2 Tujuan
Secara spesifik penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan uraian
bagaimana teknik menginterpretasi radiografi struktur normal rahang atas
(maksila).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Maksila atau rahang atas merupakan tulang berpasangan. Maksila
memiliki sepasang rongga berupa sinus maksilaris, ke atas berhubungan
dengan tulang frontal dan tulang nasal, ke lateral dengan tulang zygoma dan
inferior medial pada prosesus frontalis maksila. Maksila merupakan tulang
yang tipis, pada bagian lateral lebih tebal dan padat.
Pertumbuhan kompleks naso maksila diproduksi oleh mekanisme berikut:
1. Displacement (perpindahan)
Displacement pasif/sekunder dari kompleks naso maksila terjadi
pada direksi menurun dan maju seperti pertumbuhan dasar kranial, tipe
pemindahan ini tidak terjadi secara langsung. Kompleks naso maksila
adalah pergerakan simple kearah anterior sebagai pertumbuhan fossa
kranial tengah pada arah tersebut. Perpindahan pasif maksila adalah suatu
mekanisme pertumbuhan penting selama periode pertumbuhan gigi
sulung, tapi akan menjadi kurang penting sebagai pertumbuhan basis
kranii yang lambat.
Suatu tipe pemindahan primer juga terlihat pada direksi posterior.
Ini mengakibatkan keseluruhan maksila dibawa kearah anterior. Tipe
pemindahan
primer
ini
adalah
suatu
pemindahan
tulang
oleh
pembesarannya sendiri.
2. Pertumbuhan pada sutura
Maksila dihubungkan pada kranium dan dasar kranial oleh sutura,
sutura-sutura tersebut adalah :
-
Fronto-nasal sutura
Fronto-maxillary sutura
3
Zygomatico-temporal sutura
Zygomatico-maxillary sutura
Pteiygo-palatine sutura
Sutura-sutura ini semuanya oblique (miring) dan lebih kurang
pararel antara satu dengan yang lainnya. Ini mengizinkan reposisi maksila
kebawah dan kedepan seperti pertumbuhan yang terjadi pada sutura-sutura
ini.
3. Surface Remodeling
Remodeling oleh aposisi dan resorpsi tulang terjadi untuk :
-
naso-maksila.
1. Resorpsi terjadi pada permukaan lateral pinggir orbital menuju pada
pergerakkan lateral bola mata. Untuk mengkompensasi, terjadi aposisi
tulang pada pinggir medial orbit dan pada permukaan eksternal pinggir
lateral.
2. Dasar dari orbit faces superior, lateral, dan anteriorly. Aposisi
permukaan terjadi disini dan mengakibatkan pertumbuhan pada direksi
superior, lateral dan anterior.
3. Aposisi tulang terjadi sepanjang garis tepi posterior dari tuberosity
maksila. Hal ini akibat perpanjangan lengkung dental dan perbeasarn
terjadi
pada dinding
lateral. Untuk
permukaan
periosteal
dari
korteks
labial.
Mekanisme
kompensasinya :
Terjadi aposisi tulang pada permukaan endosteal korteks labial
dan periosteal dari korteks labial.
1. Saat erupsi gigi, aposisi tulang terjadi pada garis tepi alveolar. Hal ini
meningkatkan tinggi maksila dan kedalaman palatum.
2. Seluruh dinding sinus, kecuali dinding mesial mengalami resorpsi. Hal
ini mengakibatkan peningkatan ukuran antrum maksila.
2.3
Foramen Insisivus
Merupakan tempat masuknya nervus naso palatine
dan pembuluh darah naso palatina berada di tengah dari
palatum dibelakang insisvus sentral. Lokasi terletak di
antara akar atau apikal insisif sentral rahang atas.
Radiodensiti bulatan radiolusen dengan batas difuse yang
kurang jelas.
sentral.
Jika
dilihat
dari
radiodensitasnya
7
Sumber : http://drgstoothpix.com/wpcontent/uploads/2012/06/floor-of-the-nasal-cavityradiograph.jpg