Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PENGKONDISI SINYAL
ANALOG
3.1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini diharapkan pembaca mampu untuk:
1. Memdefinisikan tipe-tipe umum dari pengkondisi sinyal analog.
2. Mendesain sebuah jembatan Wheatstone untuk pengukuran tahanan.
3. Menggambarkan diagram jembatan arus seimbang dan menggambarkan
operasinya.
4. Mendefinisikan prinsip-prinsip operasi sebuah rangkaian potensiometer.

3.2. PENDAHULUAN
Sinyal keluaran dari sebuah tranduser atau sensor sangat kecil hampir
mendekati mikro volt. Tegangan keluran dari tranduser belum dapat dibaca oleh
adc atau pengolah sinyal yang lain. Agar sinyal tersebut dapat diolah oleh
pengolah sinyal, maka tegangan keluaran dari tranduser tersebut harus dimasukan
kedalam pengkondisi sinyal.

3.3. PENGKONDISI SINYAL


Pengkondisi sinyal merupakan konversi sinyal ke bentuk yang sesuai dengan
interface dengan elemen-elemen yang lain dalam loop kontrol proses. Efek
pengkondisi sinyal sering dinyatakan dengan fungsi alihnya (transfer function).

Sebuah pengkondisi sinyal mempunyai fungsi alih dari beberapa konstanta yang
ketika dikalikan dengan tegangan input akan memberikan tegangan output.
Pengondisi sinyal berfungsi untuk menyesuaikan sinyal keluaran transduser
temperatur agar dapat diterima dengan baik oleh untai ADC. Sinyal kondisi untuk
menguatkan sinyal tegangan keluaran dari trandusernya. Sinyal kondisi ini
berfungsi agar sinyal keluaran dari tanduser dapat di baca oleh computer atau alat
ukur yang lain.
Isyarat dari sinyal tranduser biasanya sangat lemah, untuk itu perlu
dikuarkan dengan penguat awal ditempatkan di dalam satu tempat dengan
tranduser. Sinyal kondisi di letakkan dalam satu tempat dengan tranduser, karena
agar sinyal kondisi hanya menguatkan sinyal keluaran dari tranduser. Penguat ini
menjadi unsur dasar pengolahan isyarat secara analog.
Pengondisi sinyal akan dibentuk dengan memanfaatkan penguat operasional
karena penguat operasional atau yang sering disebut op-amp memiliki beberapa
keutamaan yaitu memiliki impedansi masukan yang sangat besar, memiliki
impedansi keluaran yang rendah, memiliki nilai penguatan tinggi dan
karakteristiknya tidak berubah atau dipengaruhi temperatur.

3.4. PERUBAHAN LEVEL SINYAL


Metode paling sederhana dari pengkondisi sinyal adalah pengubahan level
sinyal. Sinyal yang dihasilkan dari tranduser dan sensor mempunyai level sinyal
sangat kecil sampai mencapai mikro volt atau nano volt. Sinyal tersebut harus di
ubah levelnya menjadi mili volt atau volt. Pengubah level sinyal yang paling

umum adalah untuk penguatkan level tegangan. Suatu faktor penting dalam
pemilihan sebuah penguat sinyal adalah impedansi input yang ditawarkan oleh
penguat sinyal. Dalam memilih rangkaian penguat sinyal harus memilih penguat
sinyal yang memiliki impedansi input yang rendah.
Misalnya, sensor mengeluarkan tegangan keluaran sebesar 100uV. Sinyal
dari sensor dimasukan ke pengubah level tegangan dengan penguat 10x. Hitung
berapa tegangan keluaran dari pengubah level tegangan?
Jawab:
Tegangan keluaran dari pengubah level tegangan adalah
Vout A Vinput
Vout 10 x100 V 1mVolt

3.5. LINIERISASI
Tegangan keluaran dari sensor dan tranduser kebanyakan menghasilkan
tegangan yang tidak linier. Artinya, tegangan output sensor tidak berbanding lurus
dengan hasil pengukuran. Untuk itu, perlu dilakukan linierisasi dengan
menggunakan pengkondisi sinyal agar tegangan output sensor berbanding lurus
dengan hasil pengukuran. Linierisasi dengan menggunakan pengkondisi sinyal
adalah membuat persamaan fungsi linier yang akan di aplikasikan ke pengkondisi
sinyal.
Fungsi linier adalah fungsi yang paling sederhana karena hanya
mempunyai satu variabel bebas dan berpangkat satu pada variabel bebas tersebut,
sehingga sering disebut sebagai fungsi berderajad satu. Bentuk umum persamaan

linier adalah: y = a + bx; dimana a adalah konstanta dan b adalah koefisien. Atau
sering dinyatakan dalam bentuk implicit berikut: Ax + By + C = 0. Fungsi linier
jika digambarkan pada koordinat cartesius akan berbentuk garis lurus (linier).
Kemiringan pada setiap titik yang terletak pada garis lurus tersebut adalah sama.
Hal ini ditunjukkan oleh koefisien b pada persamaan y = a + bx.

Gambar grafik fungsi linier

3.6. KONVERSI
Sering kali, pengkondisi sinyal digunakan untuk mengkonversi suatu tipe variasi
elektrik kepada tipe lainnya. Sehingga, satu kelas besar dari transduser transduser
menyediakan perubahan tahanan dengan perubahan dalam variable dinamik.
Dalam kasus ini, adalah perlu dibuat sebuah rangkaian untuk mengkonversi
perubahan tahanan ini baik kedalam sinyal tegangan maupun arus. Secara umum
ini dipenuhi oleh jembatan-jembatan bila perubahan sebagian tahanan adalah kecil
dan/atau dengan amplifier-amplifier yang gainnya berubah terhadap tahanan.

3.7. PENAPIS FREKUENSI

Sering sinyal-sinyal gangguan dari daya yang besar muncul dalam lingkungan
industri, seperti sinyal-sinyal frekuensi saluran standar 60 Hz dan 400 Hz.
Transien start motor juga dapat mengakibatkan pulsa-pulsa dan sinyal-sinyal yang
tidak diperlukan lainnya dalam loop kontrol proses. Dalam banyak kasus, perlu
digunakan high pass, low pass dan notch filter untuk mengurangi sinyal sinyal
yang tidak diinginkan dari loop. Filter seperti ini dapat dipenuhi oleh filter pasif
yang hanya menggunakan resistor, kapasitor, induktor, atau filter aktif,
menggunakan gain dan feedback. Penyesuai impedansi adalah sebuah elemen
penting dari pengkondisi sinyal ketika impedansi internal transduser atau
impedansi saluran dapat mengakibatkan error dalam pengukuran variabel
dinamik. Baik jaringan aktif maupun pasif juga dipakai untuk menghasilkan
penyesuai seperti ini.

Anda mungkin juga menyukai