Anda di halaman 1dari 14

Tata Laksana Infeksi

Saluran Napas Atas

Farmakologi: Terapi
Simtomatik

Atropin
Dekongestan
Antitusif
Mukoactive agent

Atropin:
Farmakokinetik

Absorpsi
Diabsorpsi dengan baik oleh usus dan membran
konjungtiva
Dapat melalui rute transdermal ex:
scopolamine

Distribusi
CNS 30 menit 1 jam

Metabolisme dan Ekskresi


T1/2 2 jam
50% di ekskresikan di urin (utuh, hidrolisis,
konjugasi)

Atropin:
Farmakodinamik

Mekanisme Kerja
Blok reversibel reseptor muskarinik
Berikatan ion dengan nitrogen Ach
Atropin berikatan dengan reseptor muskarinik
inhibisi pelepasan IP3 dan adenilil siklase.
Inaktivasi reseptor muskarinik
Sensitif: kelenjar saliva, bronkial, dan keringat.
Efek blok lebih kuat pada agonis eksogen
Selektif tetapi tidak pada subtipe


Efek terhadap Sistem Respirasi
Bronkodilatasi dan mengurangi sekresi
Tidak seefektif -adrenoceptor pada asma
Mengurangi akumulasi sekresi di trakea dan
laringospasm

Dekongestan

-agonis dekongestan nasal infeksi saluran


napas atas dan/atau rinitis.
Venokonstriksi mukosa hidung (1) volume
mukosa berkurang menghilangkan sumbatan
hidung
Vasokonstriksi arteriol (2) suplai makanan
mukosa hidung berkurang kerusakan
struktural mukosa
1-agonis selektif kerusakan lebih kecil
Sediaan oral / topikal


Efedrin oral, efek samping sentral
Pseudoefedrin efek takikardi, peningkatan
tekanan darah, stimulasi SSP lebih lemah
Fenilpropanolamin = pseudoefedrin
Dekongestan topikal rinitis akut rebound
congestion
Dekongestan oral efek samping sistemik

Antitusif

Analgesik opioid supresi batuk


Derivat dextromethorphan, codeine,
levopropoxyphene, noscapine
Biasanya mengandung ekspektoran
Tidak boleh digunakan pada usia <6 tahun
Dextromethorphan tidak adiktif, tidak
menimbulkan konstipasi, dosis = 15-30 mg 3-4x/hari
Kodein dosis = 15 mg
Levopropoxyphene sedasi, dosis = 50-100 mg/4
jam

Mucoactive Agents

Ekspektoran merangsang batuk,


meningkatkan volume sekresi
Mukolitik mengurangi viskositas mukus
Mukokinetik memudahkan pergerakan
mukus
Mukoregulator kontrol hipersekresi

Terapi
Nonfarmakologi

Tonsilitis & Pharyngitis


Laryngitis & Epiglottitis
Common Cold & Influenza

Tonsilitis &
Pharyngitis

Tonsilektomi >6x faringitis streptokokal


dalam 1 tahun, 5x dalam 2 tahun berturutturut, atau >3x dalam 3 tahun berturut-turut,
atau tonsilitis kronik tang resisten terhadap
antibiotik beta laktamase
Hidrasi cukup oral/IV
Istirahat cukup
Intubasi

Laryngitis
&Epiglottitis

Terapi suara
Tindakan pembedahan
Injeksi botulinum toksin
Menjaga diet
Rehabilitasi suara
Manajemen airway

Common Cold &


Influenza

Konsumsi : echinacea, vitamin C, zinc


Hidrasi adekuat
Berhenti merokok
Humidifikasi udara ruangan

Referensi

1. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. Basic & clinical pharmacology. 12th
ed. Unied States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2012.
2. Balsamo R, Lanata L, Egan CG. Mucoactive drugs. March 24, 2010.
[cited on May 5, 2014]. European Respiratory Review
3. Shah UK. Tonsillitis and peritonsillar abcess [internet]. 2013. [cited on
May 5, 2014]. Medscape
4. Berliti S. Infectious or allergic chronic laryngitis [internet]. 2013. [cited
on May 5, 2014]. Medscape
5. Simasek M, Blandino DA. Treatment of the common cold. Am Fam
Physician.2007 Feb 15;75(4):515-20
6. Huntzinger A. Guidelines for the diagnosis and management of
hoarseness. Am Fam Physician. 2010 May 15;81(10):1292-96
7. IAFP Guideline. Treating the common cold. [internet] vol 5(4): Oktober
2004. [cited on May 25, 2014]

Anda mungkin juga menyukai