Anda di halaman 1dari 29

TRAUMA

MEDULLA
SPINALIS
OLEH :
FISA DESIDUA W, S.Kep.Ns

PENGENALAN
Medulla spinalis merupakan
satu kumpulan syaraf syaraf
yang terhubung ke susunan
syaraf pusat yang berjalan
sepanjang kanalis spinalis yang
dibentuk oleh tulang vertebra

FUNGSI MEDULLA
:
Organ sensorik : SPINALIS
menerima impuls, misalnya kulit
Serabut syaraf sensorik : mengantarkan impuls2
tsb ke dlm gangglion radik posterior -> substansi
kelabu pd karnu posterior medulla spinalis
Sum sum tulang belakang dmn sbg syaraf
penghubung menghantarkan impuls2 menuju karnu
anterior medulla spinalis
Sel syaraf motorik dlm karnu anterior medulla
spinalis yg menerima & mengalihkan impuls tsb
melalui serabut syaraf motorik
Melaksanakan gerakan yg dirangsang oleh impuls
syaraf motorik

TRAUMA MEDULLA
SPINALIS

Adl kerusakan spinal cord yang


menyebabkan hilangnya fungsi
sensoris dan motoris serta fungsi
involuter pernafasan dapat
terganggu atau hilang sama
sekali. Bisa terjadi gangguan
sementara atau bahkan
permanen

Ost Vertebra terdiri dari


33 vertebra,
antara lain :
7 ost cervikal
12 ost thoracal
5 ost Lumbal
5 ost scral
4 ost cocigeal

ETIOLOGI :

Menurut jenisnya ada 2 penyebabnya :

Apabila medulla spinalis terputus


total akan segera muncul gangguan
fungsional tubuh :
1. Semua refleks voluntar pada
bagian tubuh yang dipersarafi oleh
segmen-segmen medula spinalis
tersebut akan hilang selamanya
2. Semua sensasi yang tergantung
pada integritas lintasan desendens
medulla spinalis akan hilang
3. Syok spinal

MEKANISME INJURY
Ada mekanisme yang
mendasari terjadinya
spinal cord injury yaitu:
1. Hyperfleksia
2. Hyperextensi
3. Vertikal compression
4. Exceesive rotation

1.
Hyperfleksia

Terjadi ketika kepala tibatiba dan dengan penuh kekuatan


terjadi
flexi yang ekstrem.
Biasanya
terjadi
karena
kecelakaan dan menyelam. Fleksi
injury pada thorak dan lumbal
bagian bawah terjadi ketika tubuh
tiba-tiba
mengalami
fleksi
biasanya disebabkan karena jatuh
dalam posisi terduduk. Vertebra
dapat mengatami fraktur dan
dislokasi biasanya menyebabkan
perdarahan, oedema, dan necrosis.

2.
Hyperextensi
terjadi karena kecelakaan

Biasanya
mobil dimana
biasanya benturan berasal dari arah belakang atau terjatuh
dengan posisi dagu terbentur. Kepala tiba-tiba mengalami
akselarasi diikuti oleh deselerasi. Hal ini menyebabkan
robekan dan tarikan ligamen longitudinal anterior, fraktur
dan subluksasi vertebra dan mungkin terjadi ruptur
intervertebralis.

3. Vertical compression

Biasanya disebabkan karena kecelakan


saat menyelam, jatuh dalam keadaan
terduduk, terjatuh dengan landasan jatuh
pada kaki.
4. Excesive Rotation

Biasanya disebabkan karena terputarnya


kepala atau leher melewati ambang toleransi
normal range.

LOKASI PALING SERING FRAKTUR


SERVIKAL
1)
2)

3)

4)

C2 diikuti dg C5 dan C6
Trauma pd C1 dan C2 dpt
menyebabkan dislokasi atlanto
servikalis kepala tdk bisa
fleksi -> menembus
ligamentum posterior &
mencederai medulla spinalis
maka pusat otonum akan
terganggu
Trauma pd C3 - C5 ->
gangguan pd otot pernafasan
Trauma pd C4 & C7->
kelemahan pd ekstremitas
(qudriplegia)

Ketika cedera terjadi fraktur tunggal /


multiple pada C1 & dislokasi atlanto
oksipitalis -> ketidakmampuan
menggerakkan kepala & kerusakan
batang otak.
C1 & C2 -> tmempunyai korpus vertebra
Komplikasi cedera servikal adl :
Pada C1 & C2 menyebabkan ventilasi
spontan taktif -> kehilangan persyarafan
sentral N.Phrenikus didaerah C1 -> apneu
->

CONT
Pada C3 C5 tjd kerusakan nervus
venikus -> tjd hilangnya inervasi
otot pernafasan aksesori & otot
intercosta -> TV paru menurun
Pada C4 C7 tjd penjepitan
medulla spinalis oleh ligamentum
vlavum di posterior & compresi
osteosif dari anterior -> nekrosis &
menstimulasi pelepasan mediator
kimia -> kerusakan myelin & akson
-> G3 sensorik motorik

Cidera medulla spinalis torakolumbosakral.

Biasanya paraplegia. Mekanisme cidera


biasanya merupakan cidera fleksi akibat
jatuh terduduk atau cidera hiperekstensi
dimana keduanya menyebabkan fraktur
kompresi. Cidera tingkat T2-T12 dapat
mengendalikan anggota gerak atas dengan
sempurna. Tingkat L1-L5 Penderita dapat
mengendalikan tungkainya dengan
sempurna tergantung poda tingkat
cideranya, pengendalian panggul, lutut, dan
pergelangan kaki masih mungkin dilakukan
dan penderita dapat berjalan dengan
bantuan tongkat. Tingkat S1-S5
pengendalian kaki cukup bagus tetapi
mengalami disfungsi usus dan bladder.

KOMPLIKASI PADA LUMBAL 1 dan


5

Pada L1 : Kehilangan sensorik yg


menyebar s/d lipat paha & gluteus
Pada L2 : Ekstremitas bagian
bawah, kecuali 1/3 atas dari
anterior paha
Pad L3 : Ekstremitas bagian
bawah
Pada L4 : Ekstremitas bagian
bawah, kecuali anterior paha
Pada L5 : bagian luar kaki &
pergelangan kaki

A. SYNDROM YANG MENYEBABKAN


PARSIAL PARALISIS
1. Central cord syndrome
Umumnya disebabkan karena
hiperekstensi-hiperfleksi injury yang
menyebabkan kelemahan pada
ekstremitas atas dan bawah.
Kelemahan biasanya disebabkan
karena adanya perdarahan dan edema
pada spinal cord.

Central cord syndrome

2. Anterior cord sindrome


Lesi terletak pada bagian spinal cord
anterior yang biasanya menyebabkan
kehilangan fungsi motoris dan
menurunnya sensasi nyeri, Sensasi
terhadap sentuhan, getaran dan
perubahan posisi biasanya tetap utuh.
Gangguan pada bagian ini biasanya
permanen.

Your Topic Goes Here


Your subtopic goes here

1. Spinal Concussion

Pada spinal concussion tidak didapatkan


kerusakan yang nyata pada medulla spinalis
dengan penyembuhan yang sempurna
setelah beberapa hari atau beberapa jam.
2. Kontusio spinalis

Terdapat kerusakan jaringan medula


spinalis yang sering sebagai akibat dari :

- fraktur dislokasi vertebra

- Prolaps diskus intervertebralis

- Fragmentasi tulang

75% kasus menunjukkan perbaikan


spontan, 25 % didapatkan lesi yang komplit.

Lanjutan,,,,,
3. Kompresi spinalis

Bisa terjadi akibat fraktur


kompresi, HNP, dan hematoma
ekstradural.
4. Hematomelia

Terjadinya perdarahan di
sentral kanalis spinalis yaitu di
jaringan medula-spinalis.

KLASIFIKASI GANGUAN NEUROLOGIS


FRANKEL

Mengklasifikasikan gangguan neurologis


akibat trauma medulla spinalis SBB;
1. Frankel A

Komplit, disfungsi motoris & sensoris


dibawah level lesi (kelumpuhan total
dibawah lesi)
2. Frankel B

Hanya ada sensoris, fungsi motor


total paralisis dibawah lesi dengan
sedikit ada fungsi sensoris.

CONT
3. Frankel C.

"motor useless" kekuatan motor masih


ada tetapi tidak berfungsi dibawah lesi.
4. Frankel D

"'Motor useful" kekuatan motor masih


ada dan dapat difungsikan dengan atau
tanpa alat Bantu.
5. Frankel E

Tada gejala neurologis, fungsi sensoris


& motoris masih baik.

PENANGANAN TRAUMA
MEDULLA SPINALIS

Tindakan darurat.

Pada tahap ini kemungkinan adanya


cidera cervikal bersamaan dengan cidera
kepala harus selalu dipikirkan. Tahap
pertama yg perlu diperhatikan adalah

- Soal pertolongan pertama

- Teknik transportasi

a. Air way

Bila klien ditemukan dalam keadaan tdk


sadar -> obstruksi jalan nafas -> bebaskan
jalan nafas dg teknik chin lift apabila tdk
dicurigai fraktur cervikal jika dicurigai fraktur
cervikal dg teknik jaw trust -> Bila diperlukan
memasang pipa endotrakheal proses intubasi
dilakukan dengan traksi aksial secara manual
(manual in line axial traction). Bagian depan
collar brace dibuka agar mudah melakukan
BURP (backward pressure on the thyroid
cartilage, upward and slighly rightward
pressure) manuver maupun membuat
surgical air way bila diperlukan.

b. Breathing
Trauma cervical dg gangguan
neurologist yg menyebabkan
abdominal breathing terutama bila
terjadi pada daerah mid & high cervical.
Pada keadaan ini sering terjadi ->
fungsi diafragma (inervasi dari cabang
n. frenicus yg berasal dari serabut CSC4) terganggu pada saat inspirasi ->
diafragma bergerak kebawah ->
kenaikan tekanan intra abdominal ->
dinding abdomen bergerak keluar.

CONT
Bila kerusakan terjadi di C3 keatas yg
berfungsi hanya otot bantu nafas saja yaitu
m. sternokleidomastoideus, m. trapesius, m.
scaleneous.. Tekanan negatif intra torakal
pada saat permulaan inspirasi menyebabkan
diafragma yg lumpuh terhisap keatas
mengikuti gerakan abdomen ke bawah yg
disebut paradoksal breathing yg
mengindikasikan pemakaian ventilator dan
menunjukkan prognosa yg buruk. Kerusakan
dibawah C6 menyebabkan kelumpuhan otot
intercostal yg pada orang normal
menghasilkan 60% dari tidal volume.

c. Sirkulasi

Terjadi bila trauma terjadi


pada level T4 keatas. Disfungsi
saraf otonom yaitu hilangnya
pengaruh simpatis pada tonus
pembuluh darah arteri
menyebabkan hipotensi.
Sedangkan hilangnya penqaruh
simpatis pada jantung
menyebabkan tonus vagal
meningkat, akibatnya terjadi
bradikardi. Bradikardi dan
hipotensi dapat dikategorikan
sebagai syok cardiogenik

Anda mungkin juga menyukai