Anda di halaman 1dari 28

Jadwal Puasa Sunnah 2014 Sahabat Pustakers pada kesempatan kali ini Pustaka Sekolah

akan share atau berbagi mengenai artikel yang akan membahas mengenai jadwal lengkap Puasa
Sunnah tahun 2014 atau bertepatan dengan tahun 1435 Hijriah. Puasa menurut bahasa adalah
menahan. Menurut syariat Islam puasa adalah suatu bentuk aktifitas ibadah kepada Allah SWT
dengan cara menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat
membatalkan puasa sejak terbit matahari atau fajar atau subuh hingga matahari terbenam atau
maghrib dengan berniat terlebih dahulu sebelumnya.
Puasa memiliki fungsi dan manfaat untuk membuat kita menjadi tahan terhadap hawa nafsu,
sabar, disiplin, jujur, peduli dengan fakir miskin, selalu bersyukur kepada Allah SWT dan juga
untuk membuat tubuh menjadi lebih sehat.

Jadwal Puasa Sunnah 2014


Berikut ini jadwal puasa sunnah untuk tahun 2014. Sudah banyak saudara-saudara kita yang
bertanya tentang jadwal ini. Semoga bermanfaat dan kita semua sebagai ummat islam bisa
mengamalkannya.

Puasa sunnah tiap hari Senin dan Kamis (kalender Hijriyah/Masehi).

Puasa Tiga Hari Setiap Bulan (Tanggal 13,14,15 di kalender Hijriyah): 14, 15,
16 Januari 2014/Rabiul Awwal 1435 H; 13, 14, 15 Pebruari 2014/Rabiul Akhir
1435 H; 14, 15, 16 Maret 2014/Jumadil Awwal 1435 H; 13, 14, 15 April
2014/Jumadil Akhir 1435 H; 12, 13, 14 Mei 2014/Rajab 1435 H; 11, 12, 13 Juni
2014/Syaban 1435 H; Puasa (wajib) Ramadhan 1435 H 28 Juni 27 Juli
2014: dengan demikian, tidak ada puasa sunnah 3 hari di bulan
Ramadhan..***: 9, 10, 11 Agustus 2014/Syawwal 1435 H; 8, 9, 10 September
2014/Dzulqaidah 1435 H; 7, 8, 9 Oktober 2014/Dzulhijjah 1435 H. ***tgl 7
Oktober = hari terakhir Tasyriq, tidak boleh berpuasa***

Puasa Sepertiga Bulan Yakni di bulan Dzulhijjah (antara 25 September 24


Oktober 2014). Puasa tanggal 9 Dzulhijjah (Arafah) bagi selain orang yang
melaksanakan haji. Tanggal 3 Oktober 2014. Puasa dilakukan antara tanggal
25 September 24 Oktober 2014, terputus dengan idul Adha dan hari Tasyrik,
dilanjutkan lagi tgl 8 Oktober 2014.

Puasa Bulan Muharram Asyura selama 3 hari 9, 10, 11 Muharram (13, 14,
15 November 2013). Sangat dianjurkan puasa tanggal 9 dan 10 Muharram
(Tasua dan Asyura). Bisa juga dilakukann tgl 10 dan 11. Intinya: TIDAK
BOLEH KHUSUS (HANYA) PUASA TGL 10 MUHARRAM! Puasalah pd hari
Asyura dan berpuasalah sehari sebelum dan setelahnya, dan janganlah kalian
menyerupai orang Yahudi. (HR Ath Thahawi)

Puasa pada sebagian bulan Syaban. Antara 30 Mei 27 Juni 2014.

Puasa pada bulan Syawal 6 hari. Tidak diperkenankan puasa pada 1 Syawal
(28 Juli 2014). Bisa dilakukan antara 29 Juli 27 Agustus 2014.

Puasa Daud berpuasa selang seling. Berpuasa satu hari lalu berbuka satu
hari. *kecuali hari2 yang dilarang berpuasa*

Tidak boleh berpuasa :

Hari Idul Adha 10 Dzulhijjah / 4 Oktober 2014.

Hari tasyriq 11, 12, 13 Dzulhijjah / 5, 6, 7 Oktober 2014.

Demikianlah artikel yang membahas mengenai Jadwal Puasa Sunnah 2014, semoga artikel ini
tentunya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua.[ps]

Read more: http://www.pustakasekolah.com/jadwal-puasa-sunnah2012.html#ixzz2ycnnfFCg

FATWA PARA ULAMA ISLAM DAN IJMA MEREKA DALAM MASALAH INI
Apabil para shahabat telah ijma tentang sesuatu masalah seperti masalah
yang sedang kita bahas ini, maka para tabiin dan tabiut-tabiin dan
termasuk di dalamnya Imam yang empat (Abu Hanifah, Malik, Syafiiy dan
Ahmad) dan seluruh Ulama Islam dari zaman ke zamanpun mengikuti
ijmanya para sahabat yaitu berkumpul-kumpul di tempat ahli mayit dan
makan-makan di situ adalah haram dan termasuk dari adat/kebiasaan
jahiliyyah.
Oleh karena itu, agar supaya para pembaca yang terhormat mengetahui atas
dasar ilmu dan hujjah yang kuat, maka di bawah ini saya turunkan sejumlah
fatwa para Ulama Islam dan Ijma mereka dalam masalah selamatan
kematian.
1. Telah berkata Imamnya para Ulama, mujtahid mutlak, lautan ilmu,
pembela Sunnah. Al-Imam Asy-Syafiiy di ktabnya Al-Um (I/318).
Aku benci al ma'tam yaitu berkumpul-kumpul dirumah ahli mayit meskipun
tidak ada tangisan, karena sesungguhnya yang demikian itu akan
memperbaharui kesedihan"[1]
Perkataan imam kita diatas jelas sekali yang tidak bisa dita'wil atau
ditafsirkan kepada arti dan makna lain kecuali bahwa beliau dengan tegas
mengharamkan berkumpul-kumpul dirumah keluarga/ahli mayit. Ini baru
berkumpul saja, bagaimana kalau disertai dengan apa yang kita namakan
disini sebagai Tahlilan ?"

2. Telah berkata Imam Ibnu Qudamah, di kitabnya Al Mughni (Juz 3 halaman


496-497 cetakan baru ditahqiq oleh Syaikh Abdullah bin Abdul Muhsin At
Turki ) :
Adapun ahli mayit membuatkan makanan untuk orang banyak maka itu satu
hal yang dibenci ( haram ). Karena akan menambah kesusahan diatas
musibah mereka dan menyibukkan mereka diatas kesibukan mereka [2] dan
menyerupai perbuatan orang-orang jahiliyyah.
Dan telah diriwayatkan bahwasannya Jarir pernah bertamu kepada Umar.
Lalu Umar bertanya,.Apakah mayit kamu diratapi ?" Jawab Jarir, " Tidak !"
Umar bertanya lagi, " Apakah mereka berkumpul di rumah ahli mayit dan
mereka membuat makanan ? Jawab Jarir, " Ya !" Berkata Umar, " Itulah
ratapan !"
3. Telah berkata Syaikh Ahmad Abdurrahman Al Banna, di kitabnya :
Fathurrabbani tartib musnad Imam Ahmad bin Hambal ( 8/95-96) :
"Telah sepakat imam yang empat (Abu Hanifah, Malik, Syafi'i dan Ahmad)
atas tidak disukainya ahli mayit membuat makanan untuk orang banyak
yang mana mereka berkumpul disitu berdalil dengan hadits Jarir bin
Abdullah. Dan zhahirnya adalah HARAM karena meratapi mayit hukumnya
haram, sedangkan para Shahabat telah memasukkannya (yakni berkumpulkumpul di rumah ahli mayit) bagian dari meratap dan dia itu (jelas) haram.
Dan diantara faedah hadits Jarir ialah tidak diperbolehkannya berkumpulkumpul dirumah ahli mayit dengan alasan ta'ziyah /melayat sebagaimana
dikerjakan orang sekarang ini.
Telah berkata An Nawawi rahimahullah : Adapun duduk-duduk (dirumah ahli
mayit ) dengan alasan untuk ta'ziyah telah dijelaskan oleh Imam Syafi'i dan
pengarang kitab Al Muhadzdzab dan kawan-kawan semadzhab atas
dibencinya (perbuatan tersebut)........
Kemudian Nawawi menjelaskan lagi, " Telah berkata pengarang kitab Al
Muhadzdzab : Dibenci duduk-duduk (ditempat ahli mayit ) dengan alasan
untuk ta'ziyah. Karena sesungguhnya yang demikian itu adalah muhdats (hal
yang baru yang tidak ada keterangan dari Agama), sedang muhdats adalah "
Bid'ah."

Kemudian Syaikh Ahmad Abdurrahman Al-Banna di akhir syarahnya atas


hadits Jarir menegaskan : Maka, apa yang biasa dikerjakan oleh kebanyakan
orang sekarang ini yaitu berkumpul-kupmul (di tempat ahli mayit) dengan
alasan taziyah dan mengadakan penyembelihan, menyediakan makanan,
memasang tenda dan permadani dan lain-lain dari pemborosan harta yang
banyak dalam seluruh urusan yang bidah ini mereka tidak maksudkan
kecuali untuk bermegah-megah dan pamer supaya orang-orang memujinya
bahwa si fulan telah mengerjakan ini dan itu dan menginfakkan hartanya
untuk tahlilan bapak-nya. Semuanya itu adalah HARAM menyalahi petunjuk
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, dan Salafush shalih dari para shahabat
dan tabiin dan tidak pernah diucapkan oleh seorangpun juga dari Imamimam Agama (kita).
Kita memohon kepada Allah keselamatan !
4. Al Imam An Nawawi, dikitabnya Al Majmu' Syarah Muhadzdzab (5/319320) telah menjelaskan tentang bid'ahnya berkumpul-kumpul dan makanmakan dirumah ahli mayit dengan membawakan perkataan penulis kitab Asy
-Syaamil dan lain-lain Ulama dan beliau menyetujuinya berdalil dengan
hadits Jarir yang beliau tegaskan sanadnya shahih. Dan hal inipun beliau
tegaskan di kitab beliau Raudlotuth Tholibin (2/145).
5. Telah berkata Al Imam Asy Syairoziy, dikitabnya Muhadzdzab yang
kemudian disyarahkan oleh Imam Nawawi dengan nama Al Majmu' Syarah
Muhadzdzab : "Tidak disukai /dibenci duduk-duduk (ditempat ahli mayit)
dengan alasan untuk Ta'ziyah karena sesungguhnya yang demikian itu
muhdats sedangkan muhdats adalah " Bid'ah ".
Dan Imam Nawawi menyetujuinya bahwa perbatan tersebut bidah. [Baca ;
Al-Majmu syarah muhadzdzab juz. 5 halaman 305-306]
6. Al Imam Ibnul Humam Al Hanafi, di kitabnya Fathul Qadir (2/142) dengan
tegas dan terang menyatakan bahwa perbuatan tersebut adalah " Bid'ah
Yang Jelek". Beliau berdalil dengan hadits Jarir yang beliau katakan shahih.
7. Al Imam Ibnul Qayyim, di kitabnya Zaadul Ma'aad (I/527-528) menegaskan
bahwa berkumpul-kumpul (dirumah ahli mayit) dengan alasan untuk ta'ziyah
dan membacakan Qur'an untuk mayit adalah " Bid'ah " yang tidak ada
petunjuknya dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam

8. Al Imam Asy Syaukani, dikitabnya Nailul Authar (4/148) menegaskan


bahwa hal tersebut Menyalahi Sunnah.
9. Berkata penulis kitab Al-Fiqhul Islamiy (2/549) : Adapaun ahli mayit
membuat makanan untuk orang banyak maka hal tersebut dibenci dan
Bidah yang tidak ada asalnya. Karena akan menambah musibah mereka dan
menyibukkan mereka diatas kesibukan mereka dan menyerupai (tasyabbuh)
perbuatan orang-orang jahiliyyah.
10. Al Imam Ahmad bin Hambal, ketika ditanya tentang masalah ini beliau
menjawab : " Dibuatkan makanan untuk mereka (ahli mayit ) dan tidaklah
mereka (ahli mayit ) membuatkan makanan untuk para penta'ziyah."
[Masaa-il Imam Ahmad bin Hambal oleh Imam Abu Dawud hal. 139]
11. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, " Disukai membuatkan makanan
untuk ahli mayit dan mengirimnya kepada mereka. Akan tetapi tidak disukai
mereka membuat makanan untuk para penta'ziyah. Demikian menurut
madzhab Ahmad dan lain-lain." [Al Ikhtiyaaraat Fiqhiyyah hal.93]
12. Berkata Al Imam Al Ghazali, dikitabnya Al Wajiz Fighi Al Imam Asy Syafi'i
(I/79), " Disukai membuatkan makanan untuk ahli mayit."
KESIMPULAN.
Pertama : Bahwa berkumpul-kumpul ditempat ahli mayit hukumnya adalah
BID'AH dengan kesepakatan para Shahabat dan seluruh imam dan ulama'
termasuk didalamnya imam empat.
Kedua : Akan bertambah bid'ahnya apabila ahli mayit membuatkan makanan
untuk para penta'ziyah.
Ketiga : Akan lebih bertambah lagi bid'ahnya apabila disitu diadakan tahlilan
pada hari pertama dan seterusnya.
Keempat : Perbuatan yang mulia dan terpuji menurut SUNNAH NABI
Shallallahu alaihi wa sallam kaum kerabat /sanak famili dan para
jiran/tetangga memberikan makanan untuk ahli mayit yang sekiranya dapat
mengenyangkan mereka untuk mereka makan sehari semalam. Ini
berdasarkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ketika Ja'far bin Abi
Thalib wafat.

"Buatlah makanan untuk keluarga Ja'far ! Karena sesungguhnya telah datang


kepada mereka apa yang menyibukakan mereka (yakni musibah kematian)."
[Hadits Shahih, riwayat Imam Asy Syafi'i ( I/317), Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Ahmad (I/205)]
Hal inilah yang disukai oleh para ulama kita seperti Syafiiy dan lain-lain
(bacalah keterangan mereka di kitab-kitab yang kami turunkan di atas).
Berkata Imam Syafiiy : Aku menyukai bagi para tetangga mayit dan sanak
familinya membuat makanan untuk ahli mayit pada hari kematiannya dan
malam harinya yang sekiranya dapat mengenyangkan mereka, karena
sesungguhnya yang demikian adalah (mengikuti) SUNNAH (Nabi).... [Al-Um
I/317]
Kemudian beliau membawakan hadits Jafar di atas.
[Disalin dari buku Hukum Tahlilan (Selamatan Kematian) Menurut Empat
Madzhab dan Hukum Membaca Al-Quran Untuk Mayit Bersama Imam
Syafiiy, Penulis Abdul Hakim bin Amir Abdat (Abu Unaisah), Penerbit Tasjilat
Al-Ikhlas, Cetakan Pertama 1422/2001M]
_______
Footnote
[1]. Ini yang biasa terjadi dan Imam Syafi'i menerangkan menurut kebiasaan
yaitu akan memperbaharui kesedihan. Ini tidak berarti kalau tidak sedih
boleh dilakukan. Sama sekali tidak ! Perkataan Imam Syafi'i diatas tidak
menerima pemahaman terbalik atau mafhum mukhalafah.
[2]. Perkataan ini seperti di atas yaitu menuruti kebiasaannya selamatan
kematian itu menyusahkan dan menyibukkan. Tidak berarti boleh apabila
tidak menyusahkan dan tidak menyibukkan ! Ambillah connoth firman Allah
did alam surat An-Nur ayat 33 :Janganlah kamu paksa budak-budak
wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini
kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Apakah boleh
kita menyuruh budak perempuan kita untuk melacur apabila mereka
menginginkannya?! Tentu tidak!
TLirik Lagu EXO My turn to cry (Korean Ver.)
42

[Chen] Agmongeul kkwosseoyo


uldeon geudaereul anajugi jeone
kkumeseo kkaeeo beoryeojyo
[D.O] Seogeulpeun mame keoteuneul yeoro
dalbiche muldeurin nunmullo pyeonjil bonaeyo
[All] Remember gedaega himdeul ddaemyeon hangsang
[Baekhyun] Nunmureul usseumgwa bakkwojyo
[All] Na eobneun gosseseon uljimayo Dont cry
[Chen] Nunmuri mandeon geudaereoseo oh~~
[D.O] Andwaeyo its my turn to cry naega halkeyo
[All] Geudaeui nunmul moa ([Chen] nunmul moa)
[Baekhyun] Its my turn to cry naege matkyeyo ([Chen] matkyeyo)
[All] Geu nunmulkkaji This time
[D.O] This time yeah~~
[Chen] Beorilppeonhaetdeon baraen sajindeul
neomu apaseo ([All] Ijen nol suga eobjyo)
[Baekhyun] Ddo jami oji anhneun bam
eoduun bangane nunddeugo anja
geudae eolgol geuryeoyo
[All] Sujubdeon misowa sangnyanghan nundongja
[D.O] Ango sipeunde eoddeohajyo
[All] Na eobneun gosseseon uljimayo Good bye
[Baekhyun] Ijen nae eokkael mot billyeoyo Oh
[D.O] Andwaeyo its my turn to cry naega halkeyo
[All] Geudaeui nunmul moa
[Chen] Its my turn to cry naege matkyeyo ([Baekhyun] matkyeyo~~)
[All] Geu nunmulkkaji This time
[Baekhyun] Ne nunmulkkaji This time yeah
[Chen] Nan ([All] Ajig) neol ([All] Geudaereul) sa ([All] Manhi) rang ([All] Saranghan) hae
([All] Nameoji) yo ([All]Neomunado geuriwoyo)
[Baekhyun] Ul ([All] Budi) ji ([All] Geogiseon) mal ([All] haengbok) ayo ([All] Haejwoyo)
Im missing you~~~

[D.O] Andwaeyo its my turn to cry naega halkeyo ([Chen] Naega halkeyo)
[All] Geudaeui nunmul moa ([Chen] Nunmul moa)
[All] Its my turn to cry naege matkyeyo ([Chen] naege matkyeyo)
geu nunmulkkaji This time
[D.O] Uljimayo baby
[All] Its my turn to cry naega halkeyo ([D.O] naega halkeyo)
[Baekhyun&All] Geudaeui nunmul moa ([Chen] Hooo noo~~)
[All] Its my turn to cry naege matkyeyo
[D.O] Geu nunmulkkaji This time
[Baekhyun] Geu nunmulkkaji this time geu nunmukkaji this time geu nunmukkaji this time
[Chen] Neol saranghae yeah neol saranghae
[D.O] Saranghae saranghae uljimayo
naege matkyeoyo
Asam asetil salisilat mempunyai nama sinonim asetosal, asam salisil atasetat dan yang paling
terkenal adalah aspirin (brandname produk dari Bayer). Serbuk atau kristal asam asetil salisilat
dari tidak berwarna sampai berwarna putih. Asam asetilsalisilat stabil dalam udara kering tapi
terdegradasi perlahan jikaterkena uap air menjadi asam asetat dan asam salisilat. Nilai titik lebur
dari asam asetil salisilat adalah 1350C. Aspirin atau asam asetil salisilat atau asetosal adalah
sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (anti nyeri),
antipiretik (penurun panas), dan anti inflamasi (anti peradangan). Aspirin bersifat antipiretik dan
analgesik karena merupakan kelompok senyawa glikosida. Glikosida adalah senyawa yang
memiliki bagian gula yang terikat pada non-glikosida L. Aglikon dalam salian adalah salial
alkohol dan tereduksi sempurna menjadi asam salisilat.
Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi. Ester merupakan
turunan asam karboksilat yang gugus OH dari karboksilnya diganti dengan gugus OR dari
alkohol. Ester dapat dibuat dari asam dengan alkohol, atau dari anhidrida asam dengan alcohol.
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R dengan R
dapat berbentuk alkil maupun aril. Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam
karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi esterifikasi. (Fessenden
& Fessenden, 1986). Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat, yaitu dengan mereaksikannya
dengan anhidrida asetat, hal ini dilakukan pertama kali oleh Felix Hofmann dari perusahaan
bayer, Jerman

Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversible. Anhidrida asam ialah
turunan dari asam dengan mengambil air dari dua gugus karboksil dan menghubungkan fragmenfragmennya. Esterifikasi atau pembentukan ester terjadi jika asam karboksilat dipanaskan
bersama alkohol primer atau sekunder dengan sedikit asam mineral sebagai katalis. Produksi
ester secara industri dilakukan dengan mereaksikan anhidrida asam dengan alkohol. Ester yang
dibuat dengan cara ini adalah asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal dengan aspirin.
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat
menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam
bifungsional yang mengandung dua gugus OH dan COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat
mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Anhidrida asam karboksilat dibentuk lewat kondensasi
dua molekul asam karboksilat. Berikut daftar uraian bahan dalam Praktikum sintesis Aspirin:
1. Acidum salycilicum (DITJEN POM edisi III, 1979)
Nama IUPAC
: Asam 2 hidroksi benzoate
Sinonim
: Asam salisilat / asetosal
Rumus molekul
: C7H6O3
: Tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0 % C7H6O3 dihitung terdiri zat yang telah
dikeringkan
: antara 158o dan 161o
: 138,12
: 1,44
: Sukar larut dalam air dan benzen mudah larut dalam air mendidih,agak sukar larut dalam
kloroform
: Dalam wadah tertutup rapat
: Sebagai bahan dasar pembuat aspirin
: Keratolitikum dan antifungi

praktek
2.

Acidum acetic anhidrate (DITJEN POM edisi III, 1979)


Nama Resmi
: Acidum acetic anhidrate
Sinonim
: Asam asetat anhidrat
% unsur
: (CH3CO) (Mr = 99)
Rumus molekul
: (CH3CO)2O
Berat Molekul
: 102,09
% unsur penyususn
: Mengandung tidak kurang dari 95,0 % C4H6O3
: Cairan jernih tidak berwarna, berbau tajam, mengandung kurang dari 95,0% C4H6O3
: Dapat bercampur dengan air, etanol 95%
: Dalam wadah tertutup baik
: Sebagai pelarut

3.

Aspirin (DITJEN POM edisi IV, 1995)


Nama IUPAC
: Acidum acetylsalicylium

Sinonim
: Asam asetilsalisilat
Berat molekul
: 180,16
: Hablur tidak berwarna, atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa
asam
: Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, larut dalam kloroform
: Analgetikum, antipiretikum
4.

III.

Asam sulfat (DITJEN POM edisi III, 1979)


Nama resmi
: Acidum sulfaricum
Sinonim
: Asam sulfat
Rumus molekul
: H2SO4
Berat molekul
: 98,07
Berat Jenis
: 1,84 gr/vol
: Asam sulfat mengandung tidak dari 95,0% dan tidak lebih dari 98,0% b/b H2SO4
: Dalam wadah tertutup baik
: Sebagai katalisator
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum ini, yaitu Erlenmeyer, Gelas Arloji, Beaker Glass,
Pipet Tetes, Pipet Ukur, Corong, Neraca Analitik, Gelas Ukur, Kertas Saring, dan Penangas.
Bahan yang digunakan dalam Praktikum ini, yaitu Asam Salisilat, Asam Sulfat pekat,
Asam asetat pekat, dan Aquadest.
Cara Kerja
Asam Salisilat 2.5 gram dimasukkan kedalam Erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 5 ml
Asam Asetat dan 3 tetes asam Sulfat. Lalu, Erlenmeyer digoyang hingga campuran tersebut
tercampur. Selanjutnya, dipanaskan selama 15 menit dengan suhu 50 60

. Setelah itu,

campuran tersebut didinginkan dan ditambahkan 37.5 ml Aquadest. Terakhir, Campuran tersebut
diaduk, disaring, dan ditimbang endapannya.
IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


V. asam salisilat = 2.5 g
V. asam asetat glasial = 5 ml
m. aspirin sintesis = 3.57

Pada reaksi, asam Salisilat merupakan pereaksi pembatas. Maka, jumlah aspirin yang akan
terbentuk secara teoritis, adalah:

Aspirin adalah senyawa turunan asam salisilat yang dapat disintesis melalui reaksi
esterifikasi. Asm salisilat dilarutkan pada anhidraasam asetat sehingga terjadi subtitusi gugus
hidroksi(-OH) pada asam salisilat dengan gugus asetil(OCOCH 3) pada anhidra asetat. Sebagai
katalis, digunakan asam sulfat. Reaksi ini akan menghasilkan aspirin sebagai produk utama dan
asam asetat sebagai produk sampingan. Persamaan reaksi Sintesis aspirin tersebut adalah sebagai
berikut:
Pada percobaan yang dilakukan, digunakan 2.5 gram asam salisilat dan 5 ml asam asetat
glasial sebagai pereaksi. Sesuai dengan reaksi dibawah, asam salisilat akan menjadi pereaksi
pembatas. Artinya secara teoritis, jumlah aspirin yang dihasilkan adalah setara dengan jumlah
asam salisilat yang direaksikan. Asam asetat ditambahkan berlebih agar asam salisilat habis
bereaksi. Selain iti, dengan bergesernya kesetimbangan kearah produk, aspirin yang dihasilkan
akan semakin banyak. Untuk mempercepat reaksi dilakukan pemanasan. Tidak ada penambahan
air sebagai pelarut. Hal ini disebabkan karena glasial asetat akan berikatan dengan air
membentuk asam asetat. Selain itu, asam salisilat dan aspirin sedikit larut dalam air dingin. Pada
akhir reaksi, akan didapatkan aspirin, asam asetat, anhidra asetat, katalis (asam sulfat), dan asam
salisilat yang tidak bereaksi.

Reaksi diatas merupakan reaksi total dari tahapan reaksi berikut:

Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu asam
salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau dapat juga direaksikan dengan asam asetat
glasial. Asam asetat anhidrad ini dapat digantikan dengan asam asetat glasial karena asam asetat
glasial ini bersifat murni dan tidak mengandung air selain itu asam asetat anhidrad juga terbuat
dari dua asam asetat glasial sehingga pada pereaksian volumenya semua digandakan. Pada
pembuatan aspirin juga ditambahkan air untuk melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan
akan terbentuk endapan. Endapan inilah yang merupakan aspirin. pendinginan dimaksudkan
untuk membentuk kristal, karena ketika suhu dingin, molekul-molekul aspirin dalam larutan
akan bergerak melambat dan pada akhirnya terkumpul membentuk endapan melalui proses
nukleasi (induced nucleation) dan pertumbuhan partikel mekanismenya adalah sebagai berikut :
Anhidrida asetat menyerang H+ Anhidrida asam asetat mengalami resonansi anhidrida asam
asetat menyerang gugus fenol dari asam salisilat H+ terlepas dari OH dan berikatan dengan
atom O pada anhidrida asam asetat anhidrida asam asetat terputus menjadi asam asetat dan asam
asetilsalisilat (aspirin) H+ akan lepas dari aspirin.
Digunakan anhidrat asetat karena untuk mencegah adanya air, sebab bila terdapat air maka
kristal aspirin akan terurai kembali menjadi asam salisilat. Adapun fungsi dari penggunaan asam
sulfat pekat yaitu sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi namun tidak ikut

bereaksi.Dilakukan pemanasan untuk menaikkan kelarutan asam salisilat yang terbentuk


sehingga dapat berekasi sempurna.
Prinsip pembuatannya, yaitu Pembuatan aspirin berdasarkan reaksi asetilasi antara asam
salisilat dan anhidrat asetat dengan menambahkan asam sulfat pekat sebagai katalisator yang
dilanjutkan dengan proses pemanasan untuk mempercepat reaksi serta diikuti dengan proses
pendinginan untuk mempercepat terbentuknya kristal.
V.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa massa aspirin hasil sintesis adalah
3.57 gram dan persen rendemen ialah 109.6 %.
Daftar pustaka:
Fessenden & Fessenden. 1986.Kimia Organik Jilid 2 Edisi 3. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Puteri, R. F. (2013, April 18). Pembuatan Aspirin. Retrieved from Scribd:
http://id.scribd.com/doc/90675145/Pembuatan-Aspirin
Wikipedia.

(2013,

April

18). Aspirin.

Retrieved

from

Wikipedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Aspirin.
Tabroni,Ali.2013. Laporan sintesis aspirin. http://tabroni-ali.blogspot.com/2013/05/laporanpraktikum-sintesis-aspirin.html
Nugraha, Yuda prasetya. 2009.Esterifikasi fenol:Sintesis aspirin.
http://yudapedia.files.wordpress.com/2009/12/sintesis-aspirin2.pdf
Furniss, Brian S., et al., Vogels Textbook of Practical Organic Chemistry 5th Edition-Revised.
`1989. Longman Scientific & Technical, Essex, England. (page 135 -151, 236-240).
Ganiswara, S., 1995. Farmakologi dan Terapi. Gaya baru. Jakarta.
Ebel, S., 1992. Obat Sintetik. Edisi V. Institut tehknologi Bandung Press. Bandung.
Reksohadiprodjo, S., 1979. Kuliah dan Praktika Kimis Farmasi Preparatif. Gunung Agung.
Yogyakarta.
Latar belakang
Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat dan asam asetat anhidrat dengan dibantu dengan
asam sulfat pekat. Aspirin memilik keguanaan untuk meringankan rasa saki, terutama sakit
kepala, sakit gigi dan nyerti otot serta menurunkan demam. Aspirin yang sekarang sedang

dikembangkan ini memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dengan
waktu lama untuk mencegah serangan jantung.
Sintesis aspirin merupakan suatu proses dari esterifikasi. Esterifikasi merupakan reaksi
antara asam karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu ester. Aspirin merupakan
salisilat ester yang dapat disintesis dengan menggunakan asam asetat (memiliki gugus
COOH) dan asam salisilat (memiliki gugus OH). Asam salisilat dicampur dengan asam asetat
anhidrat, menyebabkan reaksi menghasilkan aspirin dan asam asetat, yang merupakan produk
sampingan. Sejumlah kecil asam sulfat umumnya digunakan sebagai katalis.
Pada praktikum ini akan di kemukakan laporan mengenai salah satu sintesis zat kimia yaitu
sintesis aspirin (asam asetil salisilat) sebagai hasil dari praktikum yang telah dilakukan.

Tujuan Percobaan
1.

Membuat aspirin dalam skala labor

2.

Memahami dan mempelajari reaksi yang terjadi

3.

Menghitung presentase aspirin yang dihasilkan

BAB II
LANDASAN TEORI

Pengertian Aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan
dari salisilat. Aspirin dibuat dengan reaksi asetylasi. Reaksi asetylasi
merupakan suatu reaksi memasukkan gugus acetyl kedalm suatu substrat
yang sesuai. Gugus acetyl adalah R-COO - (dimana R merupakan alkil atau
aril). Aspirin disebut juga asam asetil salisilat atau acetylsalicylic acid, dapat

dibuat dengan cara asetilasi senyawa phenol (dalam bentuk asam salisilat)
menggunakan anhidrida asetat dengan bantuan sedikit katalis yaitu Asam
Sulfat pekat. Pada pembuatan Aspirin, asam salisilat (o-hydroxiy benzoic
acid) berfungsi sebagai alkohol dan reaksinya berlangsung pada gugus
hidroksi.
Pembuatan Aspirin
Aspirin dibuat dengan cara mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida
asam asetat dengan menggunakan katalis H 2SO4 pekat sebagai zat
penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua
gugus OH dan COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua
jenis reaksi yang berbeda. Anhidrida asam karboksilat dibentuk lewat
kondensasi dua molekul asam karboksilat. Berikut ini beberapa cara atau
metode yang ditemukan oleh beberapa tokoh :

a)

Sintesa Aspirin menurut Kolbe


Pembuatan asam salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe, metode ini
ditemukan oleh ahli kimia Jerman yang bernama Hermann Kolbe. Pada
sintesis ini, sodium phenoxide dipanaskan bersama CO2 pada tekanan tinggi,
lalu ditambahkan asam untuk menghasilkan asam salisilat. Asam salisilat
yang dihasilkan kemudian di reaksikan dengan Asetat Anhidrat dengan
bantuan Asam Sulfat sehingga dihasilkan asam asetilsalisilat dan asam
asetat.

b)

Sintesa Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh Schmitt


Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill yang memiliki
tekanan vakum dan panas (130oC). Sodium phenoxide berubah menjadi serbuk halus yang
kering, kemudian dikontakkan dengan CO2 pada tekanan 700 kPa dan temperatur 100oC
sehingga membentuk sodium salisilat. Sodium salisilat dilarutkan keluar dari mill lalu

dihilangkan warnanya dengan menggunakan karbon aktif. Kemudian ditambahkan Asam Sulfat
untuk mengendapkan asam salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi.
Untuk membentuk Aspirin, asam salisilat di reflux bersama Asetat Anhidrat di dalam pelarut
toluen selama 20 jam. Campuran reaksi kemudian di dinginkan dalam tangki pendingin
aluminium, asam asetil salisilat mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara
filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Berdasarkan proses ini, untuk
menghasilkan 1 ton asam salisilat, dibutuhkan phenol 800 kg, NaOH 350 kg, CO 2 500 kg, Seng
10 kg, Seng Sulfat 20 kg, dan karbon aktif 20 kg. (George Austin, 1984 )

Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan cara yang paling efektif untuk memurnikan zat
zat organik dalam bentuk padat. Oleh karena itu teknik ini secara rutin
digunakan untuk pemurnian senyawa hasil sintesis atau hasil isolasi dari
bahan alami, sebelum dianalisis lebih lanjut, misalnya dengan instrumebn
spektoskopi seperti UV, IR, NMR, dan MS.
Sebagai metoda pemurnian padatan, rekristalisasi memiliki sejarah yang
panjang seperti distilasi. Walaupun beberapa metoda yang lebih rumit telah
dikenalkan,

rekristalisasi

adalah

metoda

yang

paling

penting

untuk

pemurnian sebab kemudahannya ( tidak perlu alat khusus ) dan karena


keefektifannya. Kedepannya rekristalisasi akan tetap metoda standar untuk
memurnikan padatan.
Metoda ini sederhana, material padatan ini terlarut dalam pelarut yang
cocok pada suhu tinggi ( pada atau dekat titik didih pelarutnya ) untuk
mendapatkan jumlah larutan jenuh atau dekat jenuh. Ketika larutan panas
perlahan didinginkan, Kristal akan mengendap karena kelarutan padatan
biasanya menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor tidak
akan mengkristal karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi
untuk mencapai jenuh.(Ilham,2011)

Manfaat Aspirin
Aspirin digunakan sebagai analgesik untuk nyeri dari berbagai
penyebab (sakit kepala, nyeri tubuh, arthritis, dismenore, neuralgia, gout,
dan sebagainya), dan untuk kondisi demam, Aspirin juga berguna dalam
mengobati penyakit rematik, dan sebagai anti-platelet (untuk mengencerkan
darah dan mencegah pembekuan darah) dalam arteri koroner (jantung) dan
di dalam vena pada kaki dan panggul. Ada juga artikel yang ditulis dalam
literatur medis mendalilkan penurunan kejadian kanker usus besar di antara
mereka yang secara teratur mengonsumsi Aspirin pada dosis tertentu. Saat
ini banyak dokter dan pasien yang menggunakan Aspirin dosis rendah (baby
Aspirin atau Aspirin berdosis 81 mg) setiap hari untuk mengurangi
kemungkinan mendapatkan serangan jantung dan stroke melalui aksi antiplateletnya (pengencer darah dan mencegah pembekuan darah).
Aspirin juga telah digunakan untuk mengatasi anak-anak yang
mengalami Sindrom Bartter, dan juga dalam meningkatkan penutupan
Patent Ductus Arteriosus (PDA), hubungan abnormal antara aorta (arteri
utama terhubung ke jantung) dan arteri pulmonalis (untuk paru-paru) pada
bayi baru lahir. Jika PDA tidak menutup secara normal, operasi mungkin
diperlukan untuk menutupnya (menutup dengan cara menjahit) sebelum
anak memasuki usia sekolah.

Aspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan penyebab utama


perkembangan industri farmateutikal. Bayer mendaftarkan aspirin
sebagai merek dagang pada 6 Maret 1899. Felix Hoffmann bukanlah orang
pertama yang berusaha untuk menciptakan senyawa aspirin ini. Sebelumnya
pada tahun1853, seorang ilmuwan Perancis bernama Frederick Gerhardt
telah mencoba untuk menciptakan suatu senyawa baru dari gabungan asetil

klorida dan sodium salisilat. Aspirin dijual sebagai obat pada tahun 1899
setelah Felix Hoffmann berhasil memodifikasi asam salisilat, senyawa yang
ditemukan dalam kulit kayu dedalu.
Asam asetil salisilat mempunyai nama sinonim asetosal, asam salisil atasetat
dan yang paling terkenal adalah aspirin (brandname produk dari Bayer). Serbuk atau
kristal asam asetil salisilat

dari

tidak

berwarna

sampai

berwarna

putih. Asam

asetilsalisilat stabil dalam udara kering tapi terdegradasi perlahan jikaterkena uap air
menjadi asam asetat dan asam salisilat. Nilai titik lebur dari asam asetil salisilat adalah
1350C. Aspirin atau asam asetil salisilat atau asetosal adalah sejenis obat turunan dari
salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (anti nyeri), antipiretik
(penurun panas), dan anti inflamasi (anti peradangan). Aspirin juga memiliki efek
antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk
mencegah serangn jantung.
Aspirin bersifat antipiretik dan analgesik karena merupakan kelompok senyawa
glikosida. Glikosida adalah senyawa yang memiliki bagian gula yang terikat pada nonglikosida L. Aglikon dalam salian adalah salial alkohol dan tereduksi sempurna menjadi
asam salisilat.
Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat, yaitu dengan mereaksikannya dengan
anhidrida asetat.

Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi

esterifikasi. Ester

merupakan

turunan

asam

karboksilat

yang

gugus OH

darikarboksilnya diganti dengan gugus OR dari alkohol. Ester dapat dibuat dari
asamdengan alkohol, atau dari anhidrida asam dengan alcohol. Suatu ester asam
karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R dengan R dapat
berbentuk alkil maupun aril. Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam
karboksilat

membentuk

ester

asam

karboksilat.

Reaksi ini

disebut

reaksi

esterifikasi. (Fessenden & Fessenden, 1986)


Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversible. Anhidrida
asam ialah turunan dari asam dengan mengambil air dari dua gugus karboksil dan
menghubungkan fragmen-fragmennya. Esterifikasi atau pembentukan ester terjadi jika

asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol primer atau sekunder dengan sedikit
asam mineral sebagai katalis. Produksi ester secara industri dilakukan dengan
mereaksikan anhidrida asam dengan alkohol. Ester yang dibuat dengan cara ini adalah
asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal dengan aspirin. (http://id.scribd.com/)
Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu
asam salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau dapat juga direaksikan
dengan asam asetat glasial bila asam asetat anhidrad sulit untuk ditemukan. Asam
asetat anhidrad ini dapat digantikan dengan asam asetat glasial karena asam asetat
glasial ini bersifat murni dan tidak mengandung air selain itu asam asetat anhidrad juga
terbuat dari dua asan asetat glasial sehingga pada pereaksian volumenya semua
digandakan.

Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air untuk melakukan

rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk endapan. Endapan inilah yang
merupakan aspirin.
Pada pembelajaran mata kuliah kimia organik diberikan dalam dua cara yaitu secara
teoritis dan praktek. Pada pembelajaran teoritis, diberikan dasar-dasar umum teori pada bangku
kuliah. Sedangkan dalam praktikum, dilakukan serangkaian prosedur untuk membuktikan
kebenaran dari teori-teori yang sudah ada sehingga diperoleh kesimpulan dari pembelajaran yang
sesuai dengan teori dan fakta. Salah satunya yaitu praktikum kimia organik. Praktikum kimia
organik sangat diperlukan, agar teori yang sudah ada dapat dikembangkan lebih jauh dengan
praktikum.
Salah satu modul yang dipelajari dalam praktikum kimia organik adalah mengenai
pembuatan aspirin. Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat dengan anhidrida asetat dan
menggunakan katalis proton dan akan menghasilkan asam asetil salisilat dan asam asetat. Dalam
kehidupan sehari-hari dapat dengan mudah ditemui pemanfaatan aspirin. Aspirin biasa
digunakan sebagai obat. Penggunaan obat saat ini semakin lama semakin berkembang. Banyak
obat yang telah dikembangkan untuk menjadi suatu obat yang lebih baik untuk dikonsumsi.
Oleh karena itu mengingat pentingnya cara pembuatan aspirin dalam kehidupan seharihari, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melakukan sintesis aspirin asam salisilat
dan asetat glacial dengan metode asetilasi. Sehingga manfaat yang dapat diambil oleh praktikan
adalah praktikan dapat membuat aspirin dengan kemampuan masing-masing. Mengetahui efek
dari aspirin ini yang sangat bermanfaat yaitu bersifat analgesic, antiinflamasi dan antipiretik.
Sehingga praktikum ini dilakukan karena efek positif yang ditimbulkan dari aspirin itu sendiri.
I.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara melakukan sintesis aspirin asam salisilat dan asetat glacial dengan
metode asetilasi?
I.3 Tujuan Percobaan

Untuk melakukan sintesis aspirin dari asam salisilat dan asetat glacial dengan metode
asetilasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Sejarah Aspirin
Senyawa alami dari tumbuhan yang digunakan sebagai obat ini telah ada sejak awal mula
peradaban manusia. Di mulai pada peradaban Mesir kuno, bangsa tersebut telah menggunakan
suatu senyawa yang berasal dari daun willow untuk menekan rasa sakit. Pada era yang sama,
bangsa Sumeriajuga telah menggunakan senyawa yang serupa untuk mengatasi berbagai jenis
penyakit. Hal ini tercatat dalam ukiran-ukiran pada bebatuan di daerah tersebut. Barulah pada
tahun 400 SM, filsafat Hippocrates menggunakannya sebagai tanaman obat yang kemudian
segera tersebar luas. Reverend Edward Stone dari Chipping Norton, Inggris, merupakan orang
pertama yang mempublikasikan penggunaan medis dari aspirin. Pada tahun 1763, ia telah
berhasil melakukan pengobatan terhadap berbagai jenis penyakit dengan menggunakan senyawa
tersebut. Pada tahun 1826, peneliti berkebangsaan Italia, Brugnatelli dan Fontana, melakukan uji
coba terhadap penggunaan suatu senyawa dari daun willow sebagai agen medis. Dua tahun
berselang, pada tahun 1828, seorang ahli farmasi Jerman, Buchner, berhasil mengisolasi senyawa
tersebut dan diberi nama salicin yang berasal dari bahasa latin willow, yaitu salix. Senyawa ini
memiliki aktivitas antipiretik yang mampu menyembuhkan demam. Penelitian mengenai
senyawa ini berlanjut hingga pada tahun 1830 ketika seorang ilmuwan Perancis bernama Leroux
berhasil mengkristalkan salicin. Penelitian ini kemudian dilanjutkan oleh ahli farmasi Jerman
bernama Merck pada tahun 1833. Sebagai hasil penelitiannya, ia berhasil mendapatkan kristal
senyawa salicin dalam kondisi yang sangat murni. Senyawa asam salisilat sendiri baru
ditemukan pada tahun 1839 oleh Raffaele Piria dengan rumus empiris C 7H6O3. Bayer meupakan
perusahaan pertama yang berhasil menciptakan senyawa aspirin (asam asetil salisilat). Ide untuk
memodifikasi senyawa asam salisilat dilatarbelakangi oleh banyaknya efek negatif dari senyawa
ini. Pada tahun 1945, Arthur Eichengrun dari perusahaan Bayer mengemukakan idenya untuk
menambahkan gugus asetil dari senyawa asam salisilat untuk mengurangi efek negatif sekaligus
meningkatkan efisiensi dan toleransinya. Pada tahun 1897, Felix Hoffmann berhasil melanjutkan
gagasan tersebut dan menciptakan senyawa asam asetilsalisilat yang kemudian umum dikenal
dengan istilah aspirin. Aspirin merupakan akronim dari:
A
: Gugus asetil
Spir
: nama bunga tersebut dalam bahasa latin
Spirae
: suku kata tambahan yang sering kali digunakan
In
: untuk zat pada masa tersebut
Aspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan penyebab utama perkembangan industri
farmateutikal. Bayer mendaftarkan aspirin sebagai merek dagang pada 6 Maret 1899. Felix
Hoffmann bukanlah orang pertama yang berusaha untuk menciptakan senyawa aspirin ini.
Sebelumnya pada tahun1853, seorang ilmuwan Perancis bernama Frederick Gerhardt telah
mencoba untuk menciptakan suatu senyawa baru dari gabungan asetil klorida dan sodium
salisilat. Aspirin dijual sebagai obat pada tahun 1899 setelah Felix Hoffmann berhasil
memodifikasi asam salisilat, senyawa yang ditemukan dalam kulit kayu dedalu.

Bayer kehilangan hak merek dagang setelah pasukan sekutu merampas dan menjual aset
luar perusahaan tersebut setelah Perang Dunia Pertama. Di Amerika Serikat (AS), hak
penggunaan nama aspirin telah dibeli oleh AS melalui Sterling Drug Inc., pada 1918. Walaupun
masa patennya belum berakhir, Bayer tidak berhasil menghalangi saingannya dari
peniruan rumus kimia dan menggunakan nama aspirin. Akibatnya, Sterling gagal untuk
menghalangi "Aspirin" dari penggunaan sebagai kata generik. Di negara lain seperti Kanada,
"Aspirin" masih dianggap merek dagang yang dilindungi (http://id.wikipedia.org/).
II.1.2 Pengertian Aspirin
Asam asetil salisilat mempunyai nama sinonim asetosal, asam salisil atasetat dan yang
paling terkenal adalah aspirin (brandname produk dari Bayer). Serbuk atau
kristal asam asetil salisilat dari tidak berwarna sampai berwarna putih. Asam asetilsalisilat stabil
dalam udara kering tapi terdegradasi perlahan jikaterkena uap air menjadi asam asetat dan asam
salisilat. Nilai titik lebur dari asam asetil salisilat adalah 1350C.

Gambar II.1 Stuktur Aspirin


(http://id.scribd.com/)
Aspirin atau asam asetil salisilat atau asetosal adalah sejenis obat turunan dari salisilat
yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (anti nyeri), antipiretik (penurun panas), dan
anti inflamasi (anti peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan
dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangn jantung.
Aspirin bersifat antipiretik dan analgesik karena merupakan kelompok senyawa
glikosida. Glikosida adalah senyawa yang memiliki bagian gula yang terikat pada non-glikosida
L. Aglikon dalam salian adalah salial alkohol dan tereduksi sempurna menjadi asam salisilat.
Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat, yaitu dengan mereaksikannya dengan
anhidrida asetat, hal ini dilakukan pertama kali oleh Felix Hofmann dari perusahaan bayer,
Jerman.
Dalam tablet aspirin komersiil sering kali masih terdapat asam salisilat didalamnya, juga
ada yang kadar aspirinnya tidak memenuhi standar, karena itu perlu diuji kandungannya dengan
uji FeCl3 dan diuji kadarnya dengan titrasi asam basa. Pada percobaan ini aspirin komersiil
masih mengandung asam salisilat sedangkan kandungannya adalah 66,15% yang berarti telah
memenuhi kadar kelayakan aspirin dalam sediaan farmasi oral menurut standar FDA.

Aspirin dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu asam
salisilat direaksikan dengan asam asetat anhidrida atau dapat juga direaksikan dengan asam
asetat glacial bila asam asetat anhidrida sulit untuk ditemukan. Pada proses pembuatan reaksi
esterifikasi ini dibantu oleh suatu katalis asam yaitu H3PO4 85% untuk mempercepat reaksi.
Tetapi pada penambahan katalis ini tidak terlalu berefek maka dilakukanlah pemanasan untuk
mempercepat reaksinya. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air untuk melakukan
rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk endapan. Endapan inilah yang merupakan
aspirin.
Reaksi dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin. Sedangkan reaksi
dengan methanol akan menghasilkan metil salisilat. Uji terhadap asam salisilat dan aspirin
komersiil digunakan untuk menguji kemurnian aspirin. Kemurnian aspirin bisa diuji dengan
menggunakan FeCl3. FeCl3 bereaksi dengan gugus fenol membentuk kompleks ungu. Selain itu
kemurnian aspirin juga dapat ditentukan dengan uji titik leleh, dimana seharusnya titik leleh
aspirin murni adalah 136 C. Sedangkan untuk kandungan analisis aspirin dapat digunakan titrasi
asam basa menggunakan NaOH setelah kristal aspirin dilarutkan dalam etanol (pelarut organik).
II.1.3 MSDS Aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat
yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik
(terhadap demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek anti koagulan dan digunakan
dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Aspirin mempunyai
densitas 1.40 g/cm, titik lebur 135 C (275 F), titik didih 140 C (284 F) (decomposes), dan
kelarutan dalam air 3 mg/mL (20C).Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam
yang bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan
yangdigunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat danester
salisilat dari asam organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat.Turunannya yang
paling dikenal asalah asam asetil salisilat. Asam salisilat mimiliki rumus molekul C7H6O3, massa
molar 138,12 g/mol,densitas 1,44 g/cm3, titik leleh 159C, titik didih 211C (2666 Pa), dan
kelarutan dalam kloroform, etanol, metanol kloroform 0,19 M; etanol 1,84 M; metanol 2,65 M.
II.1.4 Macam-Macam Proses Pembuatan Aspirin
Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi. Ester merupakan
turunan asam karboksilat yang gugus OH darikarboksilnya diganti dengan gugus OR dari
alkohol. Ester dapat dibuat dari asamdengan alkohol, atau dari anhidrida asam dengan alcohol.
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R dengan R
dapat berbentuk alkil maupun aril. Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam
karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi esterifikasi. (Fessenden
& Fessenden, 1986)
Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversible. Anhidrida asam
ialah turunan dari asam dengan mengambil air dari dua gugus karboksil dan menghubungkan
fragmen-fragmennya. Esterifikasi atau pembentukan ester terjadi jika asam karboksilat
dipanaskan bersama alkohol primer atau sekunder dengan sedikit asam mineral sebagai katalis.
Produksi ester secara industri dilakukan dengan mereaksikan anhidrida asam dengan alkohol.
Ester yang dibuat dengan cara ini adalah asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal dengan
aspirin. (http://id.scribd.com/)

Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu asam
salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau dapat juga direaksikan dengan asam asetat
glasial bila asam asetat anhidrad sulit untuk ditemukan. Asam asetat anhidrad ini dapat
digantikan dengan asam asetat glasial karena asam asetat glasial ini bersifat murni dan tidak
mengandung air selain itu asam asetat anhidrad juga terbuat dari dua asan asetat glasial sehingga
pada pereaksian volumenya semua digandakan. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air
untuk melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk endapan. Endapan inilah
yang merupakan aspirin. (http://id.wikipedia.org/wiki/Aspirin)
II.1.5 Macam-Macam Manfaat Aspirin
Menurut kajian John Vane, aspirin menghambat pembentukan hormon dalam tubuh yang
dikenal sebagai prostaglandins. Siklooksigenase, sejenis enzim yang terlibat dalam pembentukan
prostaglandins dan tromboksan, terhenti tak berbalik apabila aspirin mengasetil enzim tersebut.
Prostaglandins ialah hormon yang dihasilkan di dalam tubuh dan mempunyai efek di dalam
tubuh
termasuk
proses
penghantaran
rangsangan
sakit
ke
otak dan
pemodulatantermostat hipotalamus. Tromboksan pula bertanggungjawab dalam pengagregatan
platlet. Serangan Jantung disebabkan oleh gumpalan darah dan rangsangan sakit menuju ke otak.
Oleh karena itu, pengurangan gumpalan dan rangsangan sakit ini disebabkan konsumsi aspirin
pada
kadar
yang
sedikit
dianggap
baik
dari
segi
pengobatan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Aspirin)
-

Menurut Prof. Thomas A. Pearson, aspirin memiliki banyak manfaat. antara lain:
berdasarkan data yang terkumpul dari British Doctors Trial & uji serangan iskemik di Inggris
menunjukkan bahwa penggunaan aspirin secara rutin sebanyak 300 mg/hari dapat menurunkan
resiko kanker kolerektal, juga kanker payudara, prostat, paru, payudara, lambung dan esofageal.
pemberian 325 mg/ hari dapat memperbaiki suplai darah ke otak dan performa kognitif. studi
longitudinal telah dilakukan terhadap 1.686 yang hasilnya terjadi penurunan sebesar 60 persen
atas resiko alzheimer di antara pengguna obat antiinflamasi non streoid (NSAIDs, termasuk
aspirin) lebih dari 2 tahun. hasil meta analisis juga menyebutkan 15 penelitian menyimpulkan
bahwa NSAIDs memberikan perlindungan bagi perkembangnya penyakit alzheimer.
studi acak yang telah dilakukan terhadap 139 wanita beresiko pre-eklampsia, 35 persen
menerima aspirin dan 62 persen menerima plasebo mengalami pre-eklampsia. selain itu, meta
analisis dari 14 penelitian, 12.416 wanita menunjukkan manfaat apirin untuk mengurangi resiko
kematian dari perinatal & pre-eklampsia (http://medicalera.com/).
II.1.6 Reaksi Pembentukan Aspirin
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat
menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam
bifungsional yang mengandung dua gugus OH dan COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat
mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Anhidrida asam karboksilat dibentk lewat kondensasi
dua molekul asam karboksilat. Perlu diperhatikan saat menggunakan anhidrida asetat pipet yang
digunakan benar-benar bersih dan kering karena air dapat menghidrolisis Aspirin dihasilkan
melalui reaksi sesuai persamaan berikut :

Gambar II.1 Gambar reaksi pembuatan aspirin


Proses pembentukan aspirin ini dilakukan pada suhu 60 C selama kurang lebih tiga
puluh menit. Dalam reaksi ini gugus hidroksil fenolik diasetilasi (dikonversi menjadi ester asetat)
menjadi asetilasetat. Suatu alcohol dikatakan terasetilasi bila terkonversi menjadi ester asetatnya.
Dari proses ini dihasilkan endapan putih yaitu aspirin kasar yang masih mengandung pengotor .
Berat aspirin kasar basah yang kami dapatkan pada praktikum yaitu 9,72 gr.
Aspirin kasar ini kemudian dimurnikan dengan melarutkannya dalam campuran etanol 30
ml dan 75 ml air, agar aspirin larut sempurna dilakukan pemanasan pada suhu 50 C. Dengan
demikian aspirin akan larut dan dapat dipisahkan dari pengotornya dengan penyaringan dengan
corong Buchner.
Filtrat hasil penyaringan mengandung aspirin murni didinginkan dan dibiarkan
membentuk kristal aspirin selama kurang lebih 20 menit setelah tidak lagi terbentuk kristal.
Kristal disaring dan dilakukan pengovenan pada suhu 50 C selama 2 jam. Hasil kristal aspirin
murni yang didapat yaitu 3,06 gr. Berat yang diharapkan yaitu 7,2 gr , maka %yield aspirin yang
diperoleh yaitu 39,35%
Dari uji kelarutan aspirin terhadap alcohol, air panas, dan air dingin kami mengamati
waktu 1 gr aspirin sampai larut sempurna. Dari uji kelarutan ini aspirin paling cepat larut dalam
alcohol, lalu air panas , terakhir air dingin.
Dari uji titik leleh aspirin didapat titik lelehnya yaitu 133,2 C. , sedangkan pada
literature titik lelehnya adalah 137 C. (tagita no utopia)
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asamasetat menggunakan
katalisator H2SO4 pada suhu 50 - 60C (Respati, 1986). Dalam reaksi ini, gugus hidroksil fenolik
diasetilasi (dikonversi menjadi esterasetat) (Hart dkk, 2003). Penerima gugus asetil pada reaksi
asetilasi adalahalkohol, bukan air (Wilbraham, 1992).Tahapan-tahapan pembuatan aspirin ialah

1.

2.

1.
2.
3.
4.

Ambil dan timbang 1 gram asam 2-hidroksi benzoat. Tempatkan kedalamlabu kering berbentuk
buah pir dan tambahkan 2 ml anhidrida etanoat diikutidengan 8 tetes asam fosfat pekat. Letakkan
kondensor pada termos. Dalamlemari asam, campuran dipanaskan pada pemanas air sambil diaduk sampai
semua larut dan panaskan selama 5 menit.
Tambahkan 5 ml air dingin pada larutan. Taruh termos kedalam bak air essambil diaduk sampai
terbentuk endapan sempurna. Saring menggunakancorong Buchner dan peralatan hisap. Cuci
endapan dengan sedikit air dingindan pindahkan ke kaca arloji, timbang dan keringkan dalam
semalam.( Lewis, 1998)
Setelah pemanasan juga dilakukan pendinginan bertujuan untuk membentuk kristal, karena
ketika suhu dingin molekul-molekul aspirin dalamlarutan akan bergerak melambat dan pada
akhirnya terkumpul membentuk endapan melalui proses nukleasi (induced nucleation). Adapun
tahapan dalamkristal aspirin adalah sebagai berikut:
Anhidrida asam asetat mengalami resonansi.
Anhidrida asam asetat menyerang gugus fenol dari asam salisilat
H+ terlepas dari OH- dan berikatan dengan atom O pada anhidrida asamasetat.
Anhidrida asam asetat terputus menjadi asam asetat dan asam asetilsalisilat(aspirin).
H+ akan lepas dari aspirin.
Aspirin yang dihasilkan masih dalam bentuk tidak murni, sehingga untuk pemurnian
dilakukan kristalisasi bertingkat dengan solvent berupa 50% alkoholdan 50% air. Kemurnian
aspirin dapat diuji dengan cara dilarutkan kedalamalkohol, kemudian ditambahkan larutan
FeCl3. Jika tidak terjadi perubahan warnaberarti aspirin sudah dalam keadaan murni, namun jika
berwarna violet masihmengandung asam salisilat yang belum bereaksi (Respati, 1986)
Sintesis aspirin merupakan suatu proses dari esterifikasi. Esterifikasi merupakan reaksi
antara asam karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu ester. Aspirin merupakan
salisilat ester yang dapat disintesis dengan menggunakan asam asetat (memiliki gugus COOH)
dan asam salisilat (memiliki gugus OH). Tetapi dalam praktikum ini digunakan anhidrida asam
asetat karena anhidrida asam asetat lebih reaktif dibandingkan asam asetat, kelebihreaktifan
anhidrida asam asetat ini disebabkan oleh struktur anhidrida asam asetat telah kehilangan 1 atom
hidrogen sehingga atom karbon tempat hidrogen melekat menjadi lebih elektropositif. Dalam
sintesis ini juga ditambahkan H3PO4 , hal ini bermaksud agar reaksi esterifikasi berjalan dengan
baik dan cepat karena H3PO4 bertindak sebagai katalis dan pemberi suasana asam.
Reaksi umum yang terjadi :
Asam salisilat + anhidrida - as. Asetat

aspirin

Pada percobaan ini, labu erlenmeyer yang berisi campuran antara asam salisilat dan
anhidrida asam asetat dengan asam fosfat sebagai katalis / pemberi suasana asam dimasukkan
kedalam pemanas air untuk mempercepat proses pelarutan asam salisilat kedalam anhidrida asam
asetat sehingga pembentukan aspirin menjadi lebih cepat. Setelah itu labu erlenmeyer
dikeluarkan dari penangas dan ditambahkan aqua dm yang bertujuan untuk melarutkan asam
salisilat sebagai bahan baku pembentukan aspirin karena adanya ikatan hidrogen yang terbentuk
antara gugus -OH dengan air, sekaligus menghentikan reaksi karena air akan menghidrolisis
anhidrida asam asetat menjadi 2 molekul asam asetat. Lalu pemberian es batu juga bertujuan
untuk mempercepat pembentukan kristal karena kelarutan aspirin dalam suhu yang rendah itu
kecil. Selanjutnya dilakukan proses kristalisasi dengan corong buchner. Setelah di dapatkan

kristal , lalu di lakukan rekristalisasi yang bertujuan untuk memperoleh kristal yang lebih murni.
Dengan menambahkan etanol, kristal hasil kristalisasi akan melarut dengan mudah dan kristal
akan terpisah dengan air dan diperoleh kristal yang lebih murni dengan jumlah zat pengotor yang
diminimalkan.

Anda mungkin juga menyukai