akan share atau berbagi mengenai artikel yang akan membahas mengenai jadwal lengkap Puasa
Sunnah tahun 2014 atau bertepatan dengan tahun 1435 Hijriah. Puasa menurut bahasa adalah
menahan. Menurut syariat Islam puasa adalah suatu bentuk aktifitas ibadah kepada Allah SWT
dengan cara menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat
membatalkan puasa sejak terbit matahari atau fajar atau subuh hingga matahari terbenam atau
maghrib dengan berniat terlebih dahulu sebelumnya.
Puasa memiliki fungsi dan manfaat untuk membuat kita menjadi tahan terhadap hawa nafsu,
sabar, disiplin, jujur, peduli dengan fakir miskin, selalu bersyukur kepada Allah SWT dan juga
untuk membuat tubuh menjadi lebih sehat.
Puasa Tiga Hari Setiap Bulan (Tanggal 13,14,15 di kalender Hijriyah): 14, 15,
16 Januari 2014/Rabiul Awwal 1435 H; 13, 14, 15 Pebruari 2014/Rabiul Akhir
1435 H; 14, 15, 16 Maret 2014/Jumadil Awwal 1435 H; 13, 14, 15 April
2014/Jumadil Akhir 1435 H; 12, 13, 14 Mei 2014/Rajab 1435 H; 11, 12, 13 Juni
2014/Syaban 1435 H; Puasa (wajib) Ramadhan 1435 H 28 Juni 27 Juli
2014: dengan demikian, tidak ada puasa sunnah 3 hari di bulan
Ramadhan..***: 9, 10, 11 Agustus 2014/Syawwal 1435 H; 8, 9, 10 September
2014/Dzulqaidah 1435 H; 7, 8, 9 Oktober 2014/Dzulhijjah 1435 H. ***tgl 7
Oktober = hari terakhir Tasyriq, tidak boleh berpuasa***
Puasa Bulan Muharram Asyura selama 3 hari 9, 10, 11 Muharram (13, 14,
15 November 2013). Sangat dianjurkan puasa tanggal 9 dan 10 Muharram
(Tasua dan Asyura). Bisa juga dilakukann tgl 10 dan 11. Intinya: TIDAK
BOLEH KHUSUS (HANYA) PUASA TGL 10 MUHARRAM! Puasalah pd hari
Asyura dan berpuasalah sehari sebelum dan setelahnya, dan janganlah kalian
menyerupai orang Yahudi. (HR Ath Thahawi)
Puasa pada bulan Syawal 6 hari. Tidak diperkenankan puasa pada 1 Syawal
(28 Juli 2014). Bisa dilakukan antara 29 Juli 27 Agustus 2014.
Puasa Daud berpuasa selang seling. Berpuasa satu hari lalu berbuka satu
hari. *kecuali hari2 yang dilarang berpuasa*
Demikianlah artikel yang membahas mengenai Jadwal Puasa Sunnah 2014, semoga artikel ini
tentunya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua.[ps]
FATWA PARA ULAMA ISLAM DAN IJMA MEREKA DALAM MASALAH INI
Apabil para shahabat telah ijma tentang sesuatu masalah seperti masalah
yang sedang kita bahas ini, maka para tabiin dan tabiut-tabiin dan
termasuk di dalamnya Imam yang empat (Abu Hanifah, Malik, Syafiiy dan
Ahmad) dan seluruh Ulama Islam dari zaman ke zamanpun mengikuti
ijmanya para sahabat yaitu berkumpul-kumpul di tempat ahli mayit dan
makan-makan di situ adalah haram dan termasuk dari adat/kebiasaan
jahiliyyah.
Oleh karena itu, agar supaya para pembaca yang terhormat mengetahui atas
dasar ilmu dan hujjah yang kuat, maka di bawah ini saya turunkan sejumlah
fatwa para Ulama Islam dan Ijma mereka dalam masalah selamatan
kematian.
1. Telah berkata Imamnya para Ulama, mujtahid mutlak, lautan ilmu,
pembela Sunnah. Al-Imam Asy-Syafiiy di ktabnya Al-Um (I/318).
Aku benci al ma'tam yaitu berkumpul-kumpul dirumah ahli mayit meskipun
tidak ada tangisan, karena sesungguhnya yang demikian itu akan
memperbaharui kesedihan"[1]
Perkataan imam kita diatas jelas sekali yang tidak bisa dita'wil atau
ditafsirkan kepada arti dan makna lain kecuali bahwa beliau dengan tegas
mengharamkan berkumpul-kumpul dirumah keluarga/ahli mayit. Ini baru
berkumpul saja, bagaimana kalau disertai dengan apa yang kita namakan
disini sebagai Tahlilan ?"
[D.O] Andwaeyo its my turn to cry naega halkeyo ([Chen] Naega halkeyo)
[All] Geudaeui nunmul moa ([Chen] Nunmul moa)
[All] Its my turn to cry naege matkyeyo ([Chen] naege matkyeyo)
geu nunmulkkaji This time
[D.O] Uljimayo baby
[All] Its my turn to cry naega halkeyo ([D.O] naega halkeyo)
[Baekhyun&All] Geudaeui nunmul moa ([Chen] Hooo noo~~)
[All] Its my turn to cry naege matkyeyo
[D.O] Geu nunmulkkaji This time
[Baekhyun] Geu nunmulkkaji this time geu nunmukkaji this time geu nunmukkaji this time
[Chen] Neol saranghae yeah neol saranghae
[D.O] Saranghae saranghae uljimayo
naege matkyeoyo
Asam asetil salisilat mempunyai nama sinonim asetosal, asam salisil atasetat dan yang paling
terkenal adalah aspirin (brandname produk dari Bayer). Serbuk atau kristal asam asetil salisilat
dari tidak berwarna sampai berwarna putih. Asam asetilsalisilat stabil dalam udara kering tapi
terdegradasi perlahan jikaterkena uap air menjadi asam asetat dan asam salisilat. Nilai titik lebur
dari asam asetil salisilat adalah 1350C. Aspirin atau asam asetil salisilat atau asetosal adalah
sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (anti nyeri),
antipiretik (penurun panas), dan anti inflamasi (anti peradangan). Aspirin bersifat antipiretik dan
analgesik karena merupakan kelompok senyawa glikosida. Glikosida adalah senyawa yang
memiliki bagian gula yang terikat pada non-glikosida L. Aglikon dalam salian adalah salial
alkohol dan tereduksi sempurna menjadi asam salisilat.
Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi. Ester merupakan
turunan asam karboksilat yang gugus OH dari karboksilnya diganti dengan gugus OR dari
alkohol. Ester dapat dibuat dari asam dengan alkohol, atau dari anhidrida asam dengan alcohol.
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R dengan R
dapat berbentuk alkil maupun aril. Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam
karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi esterifikasi. (Fessenden
& Fessenden, 1986). Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat, yaitu dengan mereaksikannya
dengan anhidrida asetat, hal ini dilakukan pertama kali oleh Felix Hofmann dari perusahaan
bayer, Jerman
Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversible. Anhidrida asam ialah
turunan dari asam dengan mengambil air dari dua gugus karboksil dan menghubungkan fragmenfragmennya. Esterifikasi atau pembentukan ester terjadi jika asam karboksilat dipanaskan
bersama alkohol primer atau sekunder dengan sedikit asam mineral sebagai katalis. Produksi
ester secara industri dilakukan dengan mereaksikan anhidrida asam dengan alkohol. Ester yang
dibuat dengan cara ini adalah asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal dengan aspirin.
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat
menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam
bifungsional yang mengandung dua gugus OH dan COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat
mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Anhidrida asam karboksilat dibentuk lewat kondensasi
dua molekul asam karboksilat. Berikut daftar uraian bahan dalam Praktikum sintesis Aspirin:
1. Acidum salycilicum (DITJEN POM edisi III, 1979)
Nama IUPAC
: Asam 2 hidroksi benzoate
Sinonim
: Asam salisilat / asetosal
Rumus molekul
: C7H6O3
: Tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0 % C7H6O3 dihitung terdiri zat yang telah
dikeringkan
: antara 158o dan 161o
: 138,12
: 1,44
: Sukar larut dalam air dan benzen mudah larut dalam air mendidih,agak sukar larut dalam
kloroform
: Dalam wadah tertutup rapat
: Sebagai bahan dasar pembuat aspirin
: Keratolitikum dan antifungi
praktek
2.
3.
Sinonim
: Asam asetilsalisilat
Berat molekul
: 180,16
: Hablur tidak berwarna, atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa
asam
: Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, larut dalam kloroform
: Analgetikum, antipiretikum
4.
III.
. Setelah itu,
campuran tersebut didinginkan dan ditambahkan 37.5 ml Aquadest. Terakhir, Campuran tersebut
diaduk, disaring, dan ditimbang endapannya.
IV.
Pada reaksi, asam Salisilat merupakan pereaksi pembatas. Maka, jumlah aspirin yang akan
terbentuk secara teoritis, adalah:
Aspirin adalah senyawa turunan asam salisilat yang dapat disintesis melalui reaksi
esterifikasi. Asm salisilat dilarutkan pada anhidraasam asetat sehingga terjadi subtitusi gugus
hidroksi(-OH) pada asam salisilat dengan gugus asetil(OCOCH 3) pada anhidra asetat. Sebagai
katalis, digunakan asam sulfat. Reaksi ini akan menghasilkan aspirin sebagai produk utama dan
asam asetat sebagai produk sampingan. Persamaan reaksi Sintesis aspirin tersebut adalah sebagai
berikut:
Pada percobaan yang dilakukan, digunakan 2.5 gram asam salisilat dan 5 ml asam asetat
glasial sebagai pereaksi. Sesuai dengan reaksi dibawah, asam salisilat akan menjadi pereaksi
pembatas. Artinya secara teoritis, jumlah aspirin yang dihasilkan adalah setara dengan jumlah
asam salisilat yang direaksikan. Asam asetat ditambahkan berlebih agar asam salisilat habis
bereaksi. Selain iti, dengan bergesernya kesetimbangan kearah produk, aspirin yang dihasilkan
akan semakin banyak. Untuk mempercepat reaksi dilakukan pemanasan. Tidak ada penambahan
air sebagai pelarut. Hal ini disebabkan karena glasial asetat akan berikatan dengan air
membentuk asam asetat. Selain itu, asam salisilat dan aspirin sedikit larut dalam air dingin. Pada
akhir reaksi, akan didapatkan aspirin, asam asetat, anhidra asetat, katalis (asam sulfat), dan asam
salisilat yang tidak bereaksi.
Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu asam
salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau dapat juga direaksikan dengan asam asetat
glasial. Asam asetat anhidrad ini dapat digantikan dengan asam asetat glasial karena asam asetat
glasial ini bersifat murni dan tidak mengandung air selain itu asam asetat anhidrad juga terbuat
dari dua asam asetat glasial sehingga pada pereaksian volumenya semua digandakan. Pada
pembuatan aspirin juga ditambahkan air untuk melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan
akan terbentuk endapan. Endapan inilah yang merupakan aspirin. pendinginan dimaksudkan
untuk membentuk kristal, karena ketika suhu dingin, molekul-molekul aspirin dalam larutan
akan bergerak melambat dan pada akhirnya terkumpul membentuk endapan melalui proses
nukleasi (induced nucleation) dan pertumbuhan partikel mekanismenya adalah sebagai berikut :
Anhidrida asetat menyerang H+ Anhidrida asam asetat mengalami resonansi anhidrida asam
asetat menyerang gugus fenol dari asam salisilat H+ terlepas dari OH dan berikatan dengan
atom O pada anhidrida asam asetat anhidrida asam asetat terputus menjadi asam asetat dan asam
asetilsalisilat (aspirin) H+ akan lepas dari aspirin.
Digunakan anhidrat asetat karena untuk mencegah adanya air, sebab bila terdapat air maka
kristal aspirin akan terurai kembali menjadi asam salisilat. Adapun fungsi dari penggunaan asam
sulfat pekat yaitu sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi namun tidak ikut
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa massa aspirin hasil sintesis adalah
3.57 gram dan persen rendemen ialah 109.6 %.
Daftar pustaka:
Fessenden & Fessenden. 1986.Kimia Organik Jilid 2 Edisi 3. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Puteri, R. F. (2013, April 18). Pembuatan Aspirin. Retrieved from Scribd:
http://id.scribd.com/doc/90675145/Pembuatan-Aspirin
Wikipedia.
(2013,
April
18). Aspirin.
Retrieved
from
Wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Aspirin.
Tabroni,Ali.2013. Laporan sintesis aspirin. http://tabroni-ali.blogspot.com/2013/05/laporanpraktikum-sintesis-aspirin.html
Nugraha, Yuda prasetya. 2009.Esterifikasi fenol:Sintesis aspirin.
http://yudapedia.files.wordpress.com/2009/12/sintesis-aspirin2.pdf
Furniss, Brian S., et al., Vogels Textbook of Practical Organic Chemistry 5th Edition-Revised.
`1989. Longman Scientific & Technical, Essex, England. (page 135 -151, 236-240).
Ganiswara, S., 1995. Farmakologi dan Terapi. Gaya baru. Jakarta.
Ebel, S., 1992. Obat Sintetik. Edisi V. Institut tehknologi Bandung Press. Bandung.
Reksohadiprodjo, S., 1979. Kuliah dan Praktika Kimis Farmasi Preparatif. Gunung Agung.
Yogyakarta.
Latar belakang
Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat dan asam asetat anhidrat dengan dibantu dengan
asam sulfat pekat. Aspirin memilik keguanaan untuk meringankan rasa saki, terutama sakit
kepala, sakit gigi dan nyerti otot serta menurunkan demam. Aspirin yang sekarang sedang
dikembangkan ini memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dengan
waktu lama untuk mencegah serangan jantung.
Sintesis aspirin merupakan suatu proses dari esterifikasi. Esterifikasi merupakan reaksi
antara asam karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu ester. Aspirin merupakan
salisilat ester yang dapat disintesis dengan menggunakan asam asetat (memiliki gugus
COOH) dan asam salisilat (memiliki gugus OH). Asam salisilat dicampur dengan asam asetat
anhidrat, menyebabkan reaksi menghasilkan aspirin dan asam asetat, yang merupakan produk
sampingan. Sejumlah kecil asam sulfat umumnya digunakan sebagai katalis.
Pada praktikum ini akan di kemukakan laporan mengenai salah satu sintesis zat kimia yaitu
sintesis aspirin (asam asetil salisilat) sebagai hasil dari praktikum yang telah dilakukan.
Tujuan Percobaan
1.
2.
3.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan
dari salisilat. Aspirin dibuat dengan reaksi asetylasi. Reaksi asetylasi
merupakan suatu reaksi memasukkan gugus acetyl kedalm suatu substrat
yang sesuai. Gugus acetyl adalah R-COO - (dimana R merupakan alkil atau
aril). Aspirin disebut juga asam asetil salisilat atau acetylsalicylic acid, dapat
dibuat dengan cara asetilasi senyawa phenol (dalam bentuk asam salisilat)
menggunakan anhidrida asetat dengan bantuan sedikit katalis yaitu Asam
Sulfat pekat. Pada pembuatan Aspirin, asam salisilat (o-hydroxiy benzoic
acid) berfungsi sebagai alkohol dan reaksinya berlangsung pada gugus
hidroksi.
Pembuatan Aspirin
Aspirin dibuat dengan cara mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida
asam asetat dengan menggunakan katalis H 2SO4 pekat sebagai zat
penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua
gugus OH dan COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua
jenis reaksi yang berbeda. Anhidrida asam karboksilat dibentuk lewat
kondensasi dua molekul asam karboksilat. Berikut ini beberapa cara atau
metode yang ditemukan oleh beberapa tokoh :
a)
b)
dihilangkan warnanya dengan menggunakan karbon aktif. Kemudian ditambahkan Asam Sulfat
untuk mengendapkan asam salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi.
Untuk membentuk Aspirin, asam salisilat di reflux bersama Asetat Anhidrat di dalam pelarut
toluen selama 20 jam. Campuran reaksi kemudian di dinginkan dalam tangki pendingin
aluminium, asam asetil salisilat mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara
filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Berdasarkan proses ini, untuk
menghasilkan 1 ton asam salisilat, dibutuhkan phenol 800 kg, NaOH 350 kg, CO 2 500 kg, Seng
10 kg, Seng Sulfat 20 kg, dan karbon aktif 20 kg. (George Austin, 1984 )
Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan cara yang paling efektif untuk memurnikan zat
zat organik dalam bentuk padat. Oleh karena itu teknik ini secara rutin
digunakan untuk pemurnian senyawa hasil sintesis atau hasil isolasi dari
bahan alami, sebelum dianalisis lebih lanjut, misalnya dengan instrumebn
spektoskopi seperti UV, IR, NMR, dan MS.
Sebagai metoda pemurnian padatan, rekristalisasi memiliki sejarah yang
panjang seperti distilasi. Walaupun beberapa metoda yang lebih rumit telah
dikenalkan,
rekristalisasi
adalah
metoda
yang
paling
penting
untuk
Manfaat Aspirin
Aspirin digunakan sebagai analgesik untuk nyeri dari berbagai
penyebab (sakit kepala, nyeri tubuh, arthritis, dismenore, neuralgia, gout,
dan sebagainya), dan untuk kondisi demam, Aspirin juga berguna dalam
mengobati penyakit rematik, dan sebagai anti-platelet (untuk mengencerkan
darah dan mencegah pembekuan darah) dalam arteri koroner (jantung) dan
di dalam vena pada kaki dan panggul. Ada juga artikel yang ditulis dalam
literatur medis mendalilkan penurunan kejadian kanker usus besar di antara
mereka yang secara teratur mengonsumsi Aspirin pada dosis tertentu. Saat
ini banyak dokter dan pasien yang menggunakan Aspirin dosis rendah (baby
Aspirin atau Aspirin berdosis 81 mg) setiap hari untuk mengurangi
kemungkinan mendapatkan serangan jantung dan stroke melalui aksi antiplateletnya (pengencer darah dan mencegah pembekuan darah).
Aspirin juga telah digunakan untuk mengatasi anak-anak yang
mengalami Sindrom Bartter, dan juga dalam meningkatkan penutupan
Patent Ductus Arteriosus (PDA), hubungan abnormal antara aorta (arteri
utama terhubung ke jantung) dan arteri pulmonalis (untuk paru-paru) pada
bayi baru lahir. Jika PDA tidak menutup secara normal, operasi mungkin
diperlukan untuk menutupnya (menutup dengan cara menjahit) sebelum
anak memasuki usia sekolah.
klorida dan sodium salisilat. Aspirin dijual sebagai obat pada tahun 1899
setelah Felix Hoffmann berhasil memodifikasi asam salisilat, senyawa yang
ditemukan dalam kulit kayu dedalu.
Asam asetil salisilat mempunyai nama sinonim asetosal, asam salisil atasetat
dan yang paling terkenal adalah aspirin (brandname produk dari Bayer). Serbuk atau
kristal asam asetil salisilat
dari
tidak
berwarna
sampai
berwarna
putih. Asam
asetilsalisilat stabil dalam udara kering tapi terdegradasi perlahan jikaterkena uap air
menjadi asam asetat dan asam salisilat. Nilai titik lebur dari asam asetil salisilat adalah
1350C. Aspirin atau asam asetil salisilat atau asetosal adalah sejenis obat turunan dari
salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (anti nyeri), antipiretik
(penurun panas), dan anti inflamasi (anti peradangan). Aspirin juga memiliki efek
antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk
mencegah serangn jantung.
Aspirin bersifat antipiretik dan analgesik karena merupakan kelompok senyawa
glikosida. Glikosida adalah senyawa yang memiliki bagian gula yang terikat pada nonglikosida L. Aglikon dalam salian adalah salial alkohol dan tereduksi sempurna menjadi
asam salisilat.
Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat, yaitu dengan mereaksikannya dengan
anhidrida asetat.
esterifikasi. Ester
merupakan
turunan
asam
karboksilat
yang
gugus OH
darikarboksilnya diganti dengan gugus OR dari alkohol. Ester dapat dibuat dari
asamdengan alkohol, atau dari anhidrida asam dengan alcohol. Suatu ester asam
karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R dengan R dapat
berbentuk alkil maupun aril. Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam
karboksilat
membentuk
ester
asam
karboksilat.
Reaksi ini
disebut
reaksi
asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol primer atau sekunder dengan sedikit
asam mineral sebagai katalis. Produksi ester secara industri dilakukan dengan
mereaksikan anhidrida asam dengan alkohol. Ester yang dibuat dengan cara ini adalah
asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal dengan aspirin. (http://id.scribd.com/)
Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu
asam salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau dapat juga direaksikan
dengan asam asetat glasial bila asam asetat anhidrad sulit untuk ditemukan. Asam
asetat anhidrad ini dapat digantikan dengan asam asetat glasial karena asam asetat
glasial ini bersifat murni dan tidak mengandung air selain itu asam asetat anhidrad juga
terbuat dari dua asan asetat glasial sehingga pada pereaksian volumenya semua
digandakan.
rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk endapan. Endapan inilah yang
merupakan aspirin.
Pada pembelajaran mata kuliah kimia organik diberikan dalam dua cara yaitu secara
teoritis dan praktek. Pada pembelajaran teoritis, diberikan dasar-dasar umum teori pada bangku
kuliah. Sedangkan dalam praktikum, dilakukan serangkaian prosedur untuk membuktikan
kebenaran dari teori-teori yang sudah ada sehingga diperoleh kesimpulan dari pembelajaran yang
sesuai dengan teori dan fakta. Salah satunya yaitu praktikum kimia organik. Praktikum kimia
organik sangat diperlukan, agar teori yang sudah ada dapat dikembangkan lebih jauh dengan
praktikum.
Salah satu modul yang dipelajari dalam praktikum kimia organik adalah mengenai
pembuatan aspirin. Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat dengan anhidrida asetat dan
menggunakan katalis proton dan akan menghasilkan asam asetil salisilat dan asam asetat. Dalam
kehidupan sehari-hari dapat dengan mudah ditemui pemanfaatan aspirin. Aspirin biasa
digunakan sebagai obat. Penggunaan obat saat ini semakin lama semakin berkembang. Banyak
obat yang telah dikembangkan untuk menjadi suatu obat yang lebih baik untuk dikonsumsi.
Oleh karena itu mengingat pentingnya cara pembuatan aspirin dalam kehidupan seharihari, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melakukan sintesis aspirin asam salisilat
dan asetat glacial dengan metode asetilasi. Sehingga manfaat yang dapat diambil oleh praktikan
adalah praktikan dapat membuat aspirin dengan kemampuan masing-masing. Mengetahui efek
dari aspirin ini yang sangat bermanfaat yaitu bersifat analgesic, antiinflamasi dan antipiretik.
Sehingga praktikum ini dilakukan karena efek positif yang ditimbulkan dari aspirin itu sendiri.
I.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara melakukan sintesis aspirin asam salisilat dan asetat glacial dengan
metode asetilasi?
I.3 Tujuan Percobaan
Untuk melakukan sintesis aspirin dari asam salisilat dan asetat glacial dengan metode
asetilasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Sejarah Aspirin
Senyawa alami dari tumbuhan yang digunakan sebagai obat ini telah ada sejak awal mula
peradaban manusia. Di mulai pada peradaban Mesir kuno, bangsa tersebut telah menggunakan
suatu senyawa yang berasal dari daun willow untuk menekan rasa sakit. Pada era yang sama,
bangsa Sumeriajuga telah menggunakan senyawa yang serupa untuk mengatasi berbagai jenis
penyakit. Hal ini tercatat dalam ukiran-ukiran pada bebatuan di daerah tersebut. Barulah pada
tahun 400 SM, filsafat Hippocrates menggunakannya sebagai tanaman obat yang kemudian
segera tersebar luas. Reverend Edward Stone dari Chipping Norton, Inggris, merupakan orang
pertama yang mempublikasikan penggunaan medis dari aspirin. Pada tahun 1763, ia telah
berhasil melakukan pengobatan terhadap berbagai jenis penyakit dengan menggunakan senyawa
tersebut. Pada tahun 1826, peneliti berkebangsaan Italia, Brugnatelli dan Fontana, melakukan uji
coba terhadap penggunaan suatu senyawa dari daun willow sebagai agen medis. Dua tahun
berselang, pada tahun 1828, seorang ahli farmasi Jerman, Buchner, berhasil mengisolasi senyawa
tersebut dan diberi nama salicin yang berasal dari bahasa latin willow, yaitu salix. Senyawa ini
memiliki aktivitas antipiretik yang mampu menyembuhkan demam. Penelitian mengenai
senyawa ini berlanjut hingga pada tahun 1830 ketika seorang ilmuwan Perancis bernama Leroux
berhasil mengkristalkan salicin. Penelitian ini kemudian dilanjutkan oleh ahli farmasi Jerman
bernama Merck pada tahun 1833. Sebagai hasil penelitiannya, ia berhasil mendapatkan kristal
senyawa salicin dalam kondisi yang sangat murni. Senyawa asam salisilat sendiri baru
ditemukan pada tahun 1839 oleh Raffaele Piria dengan rumus empiris C 7H6O3. Bayer meupakan
perusahaan pertama yang berhasil menciptakan senyawa aspirin (asam asetil salisilat). Ide untuk
memodifikasi senyawa asam salisilat dilatarbelakangi oleh banyaknya efek negatif dari senyawa
ini. Pada tahun 1945, Arthur Eichengrun dari perusahaan Bayer mengemukakan idenya untuk
menambahkan gugus asetil dari senyawa asam salisilat untuk mengurangi efek negatif sekaligus
meningkatkan efisiensi dan toleransinya. Pada tahun 1897, Felix Hoffmann berhasil melanjutkan
gagasan tersebut dan menciptakan senyawa asam asetilsalisilat yang kemudian umum dikenal
dengan istilah aspirin. Aspirin merupakan akronim dari:
A
: Gugus asetil
Spir
: nama bunga tersebut dalam bahasa latin
Spirae
: suku kata tambahan yang sering kali digunakan
In
: untuk zat pada masa tersebut
Aspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan penyebab utama perkembangan industri
farmateutikal. Bayer mendaftarkan aspirin sebagai merek dagang pada 6 Maret 1899. Felix
Hoffmann bukanlah orang pertama yang berusaha untuk menciptakan senyawa aspirin ini.
Sebelumnya pada tahun1853, seorang ilmuwan Perancis bernama Frederick Gerhardt telah
mencoba untuk menciptakan suatu senyawa baru dari gabungan asetil klorida dan sodium
salisilat. Aspirin dijual sebagai obat pada tahun 1899 setelah Felix Hoffmann berhasil
memodifikasi asam salisilat, senyawa yang ditemukan dalam kulit kayu dedalu.
Bayer kehilangan hak merek dagang setelah pasukan sekutu merampas dan menjual aset
luar perusahaan tersebut setelah Perang Dunia Pertama. Di Amerika Serikat (AS), hak
penggunaan nama aspirin telah dibeli oleh AS melalui Sterling Drug Inc., pada 1918. Walaupun
masa patennya belum berakhir, Bayer tidak berhasil menghalangi saingannya dari
peniruan rumus kimia dan menggunakan nama aspirin. Akibatnya, Sterling gagal untuk
menghalangi "Aspirin" dari penggunaan sebagai kata generik. Di negara lain seperti Kanada,
"Aspirin" masih dianggap merek dagang yang dilindungi (http://id.wikipedia.org/).
II.1.2 Pengertian Aspirin
Asam asetil salisilat mempunyai nama sinonim asetosal, asam salisil atasetat dan yang
paling terkenal adalah aspirin (brandname produk dari Bayer). Serbuk atau
kristal asam asetil salisilat dari tidak berwarna sampai berwarna putih. Asam asetilsalisilat stabil
dalam udara kering tapi terdegradasi perlahan jikaterkena uap air menjadi asam asetat dan asam
salisilat. Nilai titik lebur dari asam asetil salisilat adalah 1350C.
Aspirin dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu asam
salisilat direaksikan dengan asam asetat anhidrida atau dapat juga direaksikan dengan asam
asetat glacial bila asam asetat anhidrida sulit untuk ditemukan. Pada proses pembuatan reaksi
esterifikasi ini dibantu oleh suatu katalis asam yaitu H3PO4 85% untuk mempercepat reaksi.
Tetapi pada penambahan katalis ini tidak terlalu berefek maka dilakukanlah pemanasan untuk
mempercepat reaksinya. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air untuk melakukan
rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk endapan. Endapan inilah yang merupakan
aspirin.
Reaksi dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin. Sedangkan reaksi
dengan methanol akan menghasilkan metil salisilat. Uji terhadap asam salisilat dan aspirin
komersiil digunakan untuk menguji kemurnian aspirin. Kemurnian aspirin bisa diuji dengan
menggunakan FeCl3. FeCl3 bereaksi dengan gugus fenol membentuk kompleks ungu. Selain itu
kemurnian aspirin juga dapat ditentukan dengan uji titik leleh, dimana seharusnya titik leleh
aspirin murni adalah 136 C. Sedangkan untuk kandungan analisis aspirin dapat digunakan titrasi
asam basa menggunakan NaOH setelah kristal aspirin dilarutkan dalam etanol (pelarut organik).
II.1.3 MSDS Aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat
yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik
(terhadap demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek anti koagulan dan digunakan
dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Aspirin mempunyai
densitas 1.40 g/cm, titik lebur 135 C (275 F), titik didih 140 C (284 F) (decomposes), dan
kelarutan dalam air 3 mg/mL (20C).Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam
yang bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan
yangdigunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat danester
salisilat dari asam organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat.Turunannya yang
paling dikenal asalah asam asetil salisilat. Asam salisilat mimiliki rumus molekul C7H6O3, massa
molar 138,12 g/mol,densitas 1,44 g/cm3, titik leleh 159C, titik didih 211C (2666 Pa), dan
kelarutan dalam kloroform, etanol, metanol kloroform 0,19 M; etanol 1,84 M; metanol 2,65 M.
II.1.4 Macam-Macam Proses Pembuatan Aspirin
Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi. Ester merupakan
turunan asam karboksilat yang gugus OH darikarboksilnya diganti dengan gugus OR dari
alkohol. Ester dapat dibuat dari asamdengan alkohol, atau dari anhidrida asam dengan alcohol.
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R dengan R
dapat berbentuk alkil maupun aril. Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam
karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi esterifikasi. (Fessenden
& Fessenden, 1986)
Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversible. Anhidrida asam
ialah turunan dari asam dengan mengambil air dari dua gugus karboksil dan menghubungkan
fragmen-fragmennya. Esterifikasi atau pembentukan ester terjadi jika asam karboksilat
dipanaskan bersama alkohol primer atau sekunder dengan sedikit asam mineral sebagai katalis.
Produksi ester secara industri dilakukan dengan mereaksikan anhidrida asam dengan alkohol.
Ester yang dibuat dengan cara ini adalah asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal dengan
aspirin. (http://id.scribd.com/)
Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu asam
salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau dapat juga direaksikan dengan asam asetat
glasial bila asam asetat anhidrad sulit untuk ditemukan. Asam asetat anhidrad ini dapat
digantikan dengan asam asetat glasial karena asam asetat glasial ini bersifat murni dan tidak
mengandung air selain itu asam asetat anhidrad juga terbuat dari dua asan asetat glasial sehingga
pada pereaksian volumenya semua digandakan. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air
untuk melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk endapan. Endapan inilah
yang merupakan aspirin. (http://id.wikipedia.org/wiki/Aspirin)
II.1.5 Macam-Macam Manfaat Aspirin
Menurut kajian John Vane, aspirin menghambat pembentukan hormon dalam tubuh yang
dikenal sebagai prostaglandins. Siklooksigenase, sejenis enzim yang terlibat dalam pembentukan
prostaglandins dan tromboksan, terhenti tak berbalik apabila aspirin mengasetil enzim tersebut.
Prostaglandins ialah hormon yang dihasilkan di dalam tubuh dan mempunyai efek di dalam
tubuh
termasuk
proses
penghantaran
rangsangan
sakit
ke
otak dan
pemodulatantermostat hipotalamus. Tromboksan pula bertanggungjawab dalam pengagregatan
platlet. Serangan Jantung disebabkan oleh gumpalan darah dan rangsangan sakit menuju ke otak.
Oleh karena itu, pengurangan gumpalan dan rangsangan sakit ini disebabkan konsumsi aspirin
pada
kadar
yang
sedikit
dianggap
baik
dari
segi
pengobatan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Aspirin)
-
Menurut Prof. Thomas A. Pearson, aspirin memiliki banyak manfaat. antara lain:
berdasarkan data yang terkumpul dari British Doctors Trial & uji serangan iskemik di Inggris
menunjukkan bahwa penggunaan aspirin secara rutin sebanyak 300 mg/hari dapat menurunkan
resiko kanker kolerektal, juga kanker payudara, prostat, paru, payudara, lambung dan esofageal.
pemberian 325 mg/ hari dapat memperbaiki suplai darah ke otak dan performa kognitif. studi
longitudinal telah dilakukan terhadap 1.686 yang hasilnya terjadi penurunan sebesar 60 persen
atas resiko alzheimer di antara pengguna obat antiinflamasi non streoid (NSAIDs, termasuk
aspirin) lebih dari 2 tahun. hasil meta analisis juga menyebutkan 15 penelitian menyimpulkan
bahwa NSAIDs memberikan perlindungan bagi perkembangnya penyakit alzheimer.
studi acak yang telah dilakukan terhadap 139 wanita beresiko pre-eklampsia, 35 persen
menerima aspirin dan 62 persen menerima plasebo mengalami pre-eklampsia. selain itu, meta
analisis dari 14 penelitian, 12.416 wanita menunjukkan manfaat apirin untuk mengurangi resiko
kematian dari perinatal & pre-eklampsia (http://medicalera.com/).
II.1.6 Reaksi Pembentukan Aspirin
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat
menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam
bifungsional yang mengandung dua gugus OH dan COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat
mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Anhidrida asam karboksilat dibentk lewat kondensasi
dua molekul asam karboksilat. Perlu diperhatikan saat menggunakan anhidrida asetat pipet yang
digunakan benar-benar bersih dan kering karena air dapat menghidrolisis Aspirin dihasilkan
melalui reaksi sesuai persamaan berikut :
1.
2.
1.
2.
3.
4.
Ambil dan timbang 1 gram asam 2-hidroksi benzoat. Tempatkan kedalamlabu kering berbentuk
buah pir dan tambahkan 2 ml anhidrida etanoat diikutidengan 8 tetes asam fosfat pekat. Letakkan
kondensor pada termos. Dalamlemari asam, campuran dipanaskan pada pemanas air sambil diaduk sampai
semua larut dan panaskan selama 5 menit.
Tambahkan 5 ml air dingin pada larutan. Taruh termos kedalam bak air essambil diaduk sampai
terbentuk endapan sempurna. Saring menggunakancorong Buchner dan peralatan hisap. Cuci
endapan dengan sedikit air dingindan pindahkan ke kaca arloji, timbang dan keringkan dalam
semalam.( Lewis, 1998)
Setelah pemanasan juga dilakukan pendinginan bertujuan untuk membentuk kristal, karena
ketika suhu dingin molekul-molekul aspirin dalamlarutan akan bergerak melambat dan pada
akhirnya terkumpul membentuk endapan melalui proses nukleasi (induced nucleation). Adapun
tahapan dalamkristal aspirin adalah sebagai berikut:
Anhidrida asam asetat mengalami resonansi.
Anhidrida asam asetat menyerang gugus fenol dari asam salisilat
H+ terlepas dari OH- dan berikatan dengan atom O pada anhidrida asamasetat.
Anhidrida asam asetat terputus menjadi asam asetat dan asam asetilsalisilat(aspirin).
H+ akan lepas dari aspirin.
Aspirin yang dihasilkan masih dalam bentuk tidak murni, sehingga untuk pemurnian
dilakukan kristalisasi bertingkat dengan solvent berupa 50% alkoholdan 50% air. Kemurnian
aspirin dapat diuji dengan cara dilarutkan kedalamalkohol, kemudian ditambahkan larutan
FeCl3. Jika tidak terjadi perubahan warnaberarti aspirin sudah dalam keadaan murni, namun jika
berwarna violet masihmengandung asam salisilat yang belum bereaksi (Respati, 1986)
Sintesis aspirin merupakan suatu proses dari esterifikasi. Esterifikasi merupakan reaksi
antara asam karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu ester. Aspirin merupakan
salisilat ester yang dapat disintesis dengan menggunakan asam asetat (memiliki gugus COOH)
dan asam salisilat (memiliki gugus OH). Tetapi dalam praktikum ini digunakan anhidrida asam
asetat karena anhidrida asam asetat lebih reaktif dibandingkan asam asetat, kelebihreaktifan
anhidrida asam asetat ini disebabkan oleh struktur anhidrida asam asetat telah kehilangan 1 atom
hidrogen sehingga atom karbon tempat hidrogen melekat menjadi lebih elektropositif. Dalam
sintesis ini juga ditambahkan H3PO4 , hal ini bermaksud agar reaksi esterifikasi berjalan dengan
baik dan cepat karena H3PO4 bertindak sebagai katalis dan pemberi suasana asam.
Reaksi umum yang terjadi :
Asam salisilat + anhidrida - as. Asetat
aspirin
Pada percobaan ini, labu erlenmeyer yang berisi campuran antara asam salisilat dan
anhidrida asam asetat dengan asam fosfat sebagai katalis / pemberi suasana asam dimasukkan
kedalam pemanas air untuk mempercepat proses pelarutan asam salisilat kedalam anhidrida asam
asetat sehingga pembentukan aspirin menjadi lebih cepat. Setelah itu labu erlenmeyer
dikeluarkan dari penangas dan ditambahkan aqua dm yang bertujuan untuk melarutkan asam
salisilat sebagai bahan baku pembentukan aspirin karena adanya ikatan hidrogen yang terbentuk
antara gugus -OH dengan air, sekaligus menghentikan reaksi karena air akan menghidrolisis
anhidrida asam asetat menjadi 2 molekul asam asetat. Lalu pemberian es batu juga bertujuan
untuk mempercepat pembentukan kristal karena kelarutan aspirin dalam suhu yang rendah itu
kecil. Selanjutnya dilakukan proses kristalisasi dengan corong buchner. Setelah di dapatkan
kristal , lalu di lakukan rekristalisasi yang bertujuan untuk memperoleh kristal yang lebih murni.
Dengan menambahkan etanol, kristal hasil kristalisasi akan melarut dengan mudah dan kristal
akan terpisah dengan air dan diperoleh kristal yang lebih murni dengan jumlah zat pengotor yang
diminimalkan.