Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK NEGATIF PENCEMARAN LINGKUNGAN DARI

PABRIK SEMEN
Industri semen merupakan salah satu penyumbang polutan yang cukup besar pada pencemaran
udara seperti emisi gas dan partikel debu. Dalam proses produksi industri semen sebagian besar
menggunakan bahan bakar fosil, jadi menimbulkan dampak gas rumah kaca. Disamping itu,
dalam proses produksi industri semen juga memberikan dampak fisik secara langsung baik pada
Pekerja dan Masyarakat sekitar, yaitu dampak tingkat kebisingan serta getaran mekanik dari
rangkaian proses poduksi semen.
Limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah debu dan partikel, yang
termasuk limbah gas dan limbah B3. Udara adalah media pencemar untuk limbah gas.
Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah
udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2,CO2, H2 dan Jain-lain. Penambahan gas ke
dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas
udara.
Zat-Zat yang Mempengaruhi Pencemaran Udara
Limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah debu dan partikel, yang
termasuk limbah gas dan limbah B3. Udara adalah media pencemar untuk limbah gas.
Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah
udara mengandung unsur-unsur :
1.

CO (Karbon Monoksida)

Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses
pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan
bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah
satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai
perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi
serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung
pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon
monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar.

2.

Nitrogen Dioksida (NO2)

NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat
mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh
gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan
100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan
dengan pemakaian NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan
kesulitan dalam bernafas.
3.

Sulfur Oksida (SOx)

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang
tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO 2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut
sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem
pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar
SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada
kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang
tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
4.

Ozon (O3)

Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen
fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan ozon sangat berguna
untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian
30 km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan
memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen, tergantung dari jumlah molekul O 2 atomatom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat
di daerah panjang gelombang 240-320 nm.
5.

Hidrokarbon (HC)

Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru
yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan
padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang
terbentuknya sel-sel kanker.
6.

Khlorin (Cl2)

Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas
khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin
sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1.Selain bau yang
menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas
khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat
membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan.
Gas khlorin juga dapat mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen seperti pada proses
yang terjadi di bawah ini.
7.

Partikulat Debu (TSP)

Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat
langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa
ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih
besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.
8.

Timah

Logam berwarna kelabu keperakan yang amat beracun dalam setiap bentuknya ini merupakan
ancaman yang amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan
dalam bentuk serpihan cat pada dinding rumah. Logam berat ini merusak kecerdasan,
menghambat pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa,
dan menghilangkan konsentrasi. Zat-zat ini mulai dari asbes dan logam berat (seperti kadmium,
arsenik, mangan, nikel dan zink).

Dampak negatif yang dapat dihasilkan pabrik semen tersebut yaitu :


Salah satu dampak negatif dari industri semen adalah pencemaran udara oleh debu. Debu yang
dihasilkan oleh kegiatan industri semen terdiri dari debu yang dihasilkan pada waktu pengadaan
bahan baku, debu selama proses pembakaran, dan debu yang dihasilkan selama pengangkutan
bahan baku ke pabrik serta bahan jadi ke luar pabrik, termasuk pengantongannya. Selain itu,
pabrik semen juga meningkatkan suhu udara dan suara yang ditimbulkan mesin-mesin dalam
pabrik juga menimbulkan kebisingan.

Debu semen memiliki banyak dampak negatif bagi kesehatan maupun lingkungan hidup.

1.
2.

Dampak negatif bagi kesehatan


Iritasi pada kulit, hal ini dapat terjadi akibat sifat semen yang abrasive kontak dengan
kulit. Prosesnya pun bisa secara langsung maupun tidak langsung (terlindung maupun oleh
keringat).

3.

Alergi, hal ini dapat terjadi bergantung pada tingkat kesensitifan seseorang, alergi yang
dapat timbul akibat debu semen diantaranya: bersin-bersin, susah bernafas bagi penderita
asthma, gatal-gatal.

4.

Iritasi pada mata, hal ini dapat terjadi tergantung pada banyaknya paparan debu, iritasi
yang timbul mulai gangguan mata merah sampai cidera mata serius.

5.

Gangguan pernafasan, hal-hal yang bisa menjadi faktor penyebab diantaranya saat
mengosongkan kantong semen sehingga debu semen terhirup. Saat megaduk,
menghaluskan atau memotong material campuran semen juga dapat melepaskan sejumlah
debu semen. Untuk jangka pendek dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan,
sedangkan untuk jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pernafasan.

6.

Dampak negatif bagi lingkungan hidup

7.

Lahan

Penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat. Perubahan ini dari
segi waktu akan meluas ke arah menurunnya kapasitas penampungan air yang pada akhirnya
akan berpengaruh juga terhadap kuantitas air sungai. Sedangkan dari segi ruang akan
mempengaruhi keseimbangan atau keselarasan lingkungan setempat.
1.

Air

Kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk minyak dan sisa air
dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan kritis yang mudah terkena erosi, yang
akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan
masalah banjir pada musim hujan.
1.

Flora dan Fauna

Berkurangnya keanekaragaman flora karena berubahnya pola vegetasi dan jenis endemic,
dan pembentukkan klorofil serta proses fotosintesis, Sedangkan berkurangnya keanekaragaman
fauna (burung, hewan tanah dan hewan langka) disebabkan karena berubahnya habitat air dan
habitat tanah tempat hidup hewan-hewan tersebut.
Selain debu, pabrik semen juga memicu kenaikan suhu udara. Sumber utama peningkatan suhu
udara adalah akibat peningkatan kadar karbon dioksida (CO2) secara terus menerus pada
atmosfer bumi, penyebabnya adalah meningkatnya laju aktivitas industri (termasuk industri
semen), dalam mengkonsumsi energi terutama pembakaran bahan bakar fosil serta adanya
penebangan dan pembakaran hutan, serta penggunan bahan-bahan CFC (Chloro Fluoro Carbon)
sebagai pendingan dan pemantul panas pada industri perkantoran dan perumahan.
Suara yang ditimbulkan oleh mesin-mesin yang beroperasi dalam pabrik pun menimbulkan
kebisingan. Udara yang bising dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan seperti kerusakan saraf pendengaran, tili, stress, sulit tidur
dan ketegangan jiwa. Kebisingan diatas 50 dB sudah dapat dianggap kebisingan yang perlu
mendapatkan perhatian, karena sudah menggangu kenyamanan pendengaran.

Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Pencemaran Udara


This is the critical point. Kita sebagai masyarakat yang tidak punya wewenang mengatur pabrikpabrik, selain menanam pohon di lingkungan sekitar ataupun rajin olahraga di pagi hari demi
kesehatan. Kita hanya bisa berharap kepada pemerintah untuk mengurus dan mengatur saranaprasarana yang menjadi sumber pencemar udara. Pemerintah kita faktanya memang sudah
mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk menangani masalah pencemaran udara. Mari kita lihat
kebijakannya berikut ini :
1.

Dasar-Dasar Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara :

2.

Undang-undang No.23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

3.

Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara

4.

Undang-undang No.23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

5.

Pasal 6 ayat (1) : setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan
hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

6.

Pasal 14 ayat (1) : untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha
dan/ atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup.

7.

Pasal 14 ayat (2) : ketentuan mengenai baku mutu lingkungan hidup, pencegahan dan
penanggulangan pencemaran serta pemulihan daya tampungnya diatur dengan pengaturan
pemerintah.

8.

Pasal 15 ayat (1) : setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki
analisis mengenai dampak lingkungan hidup.

Upaya untuk Mengurangi Dampak Negatif yang Ditimbulkan oleh Pabrik Semen
Dalam mengatasi limbah hasil industry, kita harus mengetahui jenis limbah yang akan kita
tangani. Untuk limbah dari industry pabrik semen limbahnya berupa limbah gas. Limbah seperti
ini dapat ditanggulangi dengan cara diminimalisasi. Artinya pihak perusahaan atau pabrik lebih
memberlakukan bahan-bahan yang berpotensi menghasilkan limbah non ekonomis dengan
meminimalisasi penggunaannya atau memberikan zat yang mampu menetralisasi munculnya
limbah yang melimpah ruah.
Selain itu, kesadaran manusia untuk menanggulangi limbah hasil industry sangat penting. Para
pemilik serta pengolah industry adalah pihak pertama yang seharusnya memiliki kesadaran
tersebut tanpa kesadaran dari mereka limbah hasil industri tidak akan berkurang begitu saja.
Berbagai tindakan dan upaya perlu dilakukan agar pabrik-pabrik di Negara kita bisa
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi tanpa menimbulkan limbah yang berbahaya bagi
masyarakat serta lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai