TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg
sistolik dan sama atau melebihi 90mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang
mengkomsumsi obat antihipertensi.1 Hipertensi sering disebut sebagai the silent
disease karena penderita umumnya tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi
sebelum memeriksakan tekanan darahnya.1
Hipertensi yang lama atau berat dapat menimbulkan komplikasi berupa
kerusakan organ pada jantung, otak, ginjal, mata dan pembuluh darh perifer.1
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi
esensial. Beberapa penulis memilih istilah hipertensi primer, untuk membedakan
dengan hipertensi sekunder (diketahui penyebabnya).1,2
2.2 Epidemiologi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit utama didunia, mengenai hamper
50 juta orang di amerika serikat dan hamper 1 miliar orang diseluruh dunia.
Meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien hipertensi juga bertambah.
Lebih dari separuh orang berusia di atas 65 tahun menderita hipertensi. Pengendalian
tekanan darah penderita hipertensi hanya mencapai 34 % dari seluruh penderita
hipertensi.2,3
2.3 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :3
1. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitr 90% kasus. Banyak faktor
yang mempengaruhinya,seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas susunan
saraf simpatis, system rennin-angiotensin, defek dalam eksresi Na,
peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan
2.5 Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II
dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE memegang
peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung
meningkat) kemudian menjadi hipertensi pada umur 30-50 tahun dan akhirnya
menjadi hipertensi dengan komplikasi pada usia 40-60 tahun.1,3
baik,
akan
secara
tidak
sengaja
beberapa
gejala
terjadi
bersamaan
dan
10
Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
11
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah di kedua lengan,
mencari kerusakan organ sasaran (retinopati, gangguan neurologi, payah jantung
kongestif, diseksi aorta). Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas. Auskultasi
untuk mendengar ada atau tidak bruit pembuluh darah besar, bising jantung dan ronki
paru. Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan neurologi
ataupun payah jantung, kongestif dan oedema paru. Perlu dicari penyakit penyerta
lain seperti penyakit jantung koroner.5
Batasan hipertensi ditetapkan dan dikenal dengan ketetapan JNC VII (The
Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation and Treatment of Hight Blood Pressure). Ketetapan ini juga telah
disepakati Badan Kesehatan Dunia (WHO), organisasi hipertensi International (ISH),
maupun organisasi hipertensi regional, termasuk Indonesia (InaSH).3
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII
Kategori
Normal
Pre-hipertensi
120-139 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg
Stadium 2
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium awal : urinalisis, Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula
darah dan elektrolit.
Pemeriksaan penunjang: elektrokardiografi, foto thoraks.
Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan:
CT
scan
kepala,
ekokardiogram, ultrasonogram.
2.8 Penatalaksanaan
1. Terapi nonfarmakologi
12
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang untuk mencegah tekanan
darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi.
Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya
hidup. Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah
adalah:1,3,4,5
yang kaya akan kalium dan kalsium; diet rendah natrium; aktifitas fisik.
Mengurangi rokok
2.Terapi farmakologi
Kebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua atau lebih obat
antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Penambahan
obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal dengan
dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah melebihi
20/10 mm Hg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua
obat. Yang harus diperhatikan adalah resiko untuk hipotensi ortostatik, terutama pada
pasien-pasien dengan diabetes, disfungsi autonomik,dan lansia.1,2,3,4,5
Diuretik
Diuretik
membantu
ginjal
membuang
garam
dan
air,
yang akan
Hipertensi urgency
Hipertensi
emergency
Biasa
Mendesak
Tekanan darah
>180/110
>180/110
>220/140
Gejala
Sakit kepala,
kecemasan, sering
kali tanpa gejala
Pemeriksaan
Tidak ada
kerusakan organ
target, tidak ada
penyakit
kardiovaskuler
Kerusakan organ
target, muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler,
stabil
Enselopati, edema
paru, insufisiensi
ginjal, iskemia
jantung
Terapi
14
Rencana
Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruangan
ICU
Dosis
Efek/ lama
Perhatian Khusus
kerja
Sodium
0,25-10mg /kg/
Langsung/2-3
nittroprusside
menit sebagai
menit setelah
infuse IV
infus
menyebabkan keracunan
tiosianat,methemoglobinemia,
asidosis, keracunan sianida
Nitrogliserin
500-1000mg
2-5 menit/5-10
Sakit kepala,takikardi,
sebagai infuse
menit
muntah, methemoglobinuria,
IV
membutuhkan system
15
5-15mg/jam
1-5 menit/15-
sebagai infuse
30 menit
iV
Klonidin
150ug, 6 amp
30-60 min/24
per 250 cc
jam
koroner
5-
1-5 min/15-30
15ug/kg/menit
min
glukosa 5 %
mikrodrip
diltiazem
sebagai infuse
intracranial, hipotensi
IV
2.9 Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung,
gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit ginjal. Tekanan
darah yang tinggi umumnya meningkatkan resiko terjadinya komplikasi tersebut.
Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya
memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun. 3
Mortalitas pada pasien hipertensi lebih cepat apabila penyakitnya tidak
terkontrol dan telah menimbulkan komplikasi ke beberapa organ
vital. Sebab
kematian yang sering terjadi adalah penyakit jantung dengan atau tanpa disertai
stroke dan gagal ginjal. Dengan pendekatan sistem organ dapat diketahui komplikasi
yang mungkin terjadi akibat hipertensi, yaitu:3
No
.
Sistem organ
Komplikasi
16
1.
Jantung
2.
3.
Ginjal
4.
Mata
Retinopati hipertensif
5.
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata,
ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan
sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan
pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi
perdarahan
yang
disebabkan
oleh
pecahnya
mikroaneurisma
yang
dapat
mengakibakan kematian.3
Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan
iskemia otak sementara (Transient Ischemic Attack/TIA). Gagal ginjal sering
dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses akut seperti pada
hipertensi maligna.3
Risiko penyakit kardiovaskuler pada pasien hipertensi ditentukan tidak hanya
tingginya tekanan darah tetapi juga telah atau belum adanya kerusakan organ target
serta faktor risiko lain seperti merokok, dislipidemia dan diabetes melitus. Tekanan
darah sistolik melebihi 140 mmHg pada individu berusia lebih dari 50 tahun,
merupakan faktor resiko kardiovaskular yang penting. Selain itu dimulai dari tekanan
darah 115/75 mmHg, kenaikan setiap 20/10 mmHg meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler sebanyak dua kali.2
17
BAB III
ANALISIS KASUS
PENDEKATAN HOLISTIK
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
a.
hanya berobat ke Puskesmas bila ada keluhan saja. Pasien tidak tahu nama obat
yang biasa diminumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 190/ 110. Dari
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, akhirnya didapatkan
diagnosa penyakit yang diderita pasien yaitu Hipertensi grade II
Rumah pasien terletak di dalam jalan kecil yang jarak rumah satu
dengan rumah yang cukup jauh. Bagian depan rumah pasien digunakan untuk
membuka warung. Rumah berlantai semen dan beratap seng. Memiliki 1 ruang
tamu yang sekaligus sebagai warung manisan dan 1 ruang keluarga, 1 kamar
tidur, dan 1 dapur dan 1 kamar mandi. Sumber air dari sumur. Kamar mandi
menggunakan wc jongkok. Kondisi pencahayaan cukup Disini tidak terdapat
hubungan antara kondisi rumah dengan penyakit yang diderita pasien.
keluarga pasien biasa-biasa saja. Tidak ada masalah dalam hubungan satu
sama lain.
Didalam hubungan diagnosis dan aspek psikologis dikeluarga tidak ada
hubungannya dengan penyakit pasien, karena didalam keluarga pasien
berhubungan baik dengan anak anaknya
c. Hubungan kausal antara beberapa masalah dengan diagnosis
Penyebab hipertensi terbagi 2 yaitu hipertensi esensial dan hipertensi sekunder.
Pada pasien ini penyebab hipertensi tidak diketahui atau sering disebut
hipertensi esensial. Dimana hipertensi ini dialami sekitar 90% kasus...
d. Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit :
Adapun faktor yang menimbulkan penyakit hipertensi pada pasien ini terdiri
dari 2 faktor yakni faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat
19
olah raga yang cukup, berfikir positif, hindari stres dan mengatur pola
makanan dengan benar yakni makan makanan yang rendah kolesterol, diet
rendah garam.
Anjuran-Anjuran
Promosi
Kesehatan
Penting
Yang
Dapat
Memberi
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Hirlan. 2006. Hipertensi, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
2. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I Edisi IV. Jakarta: FK UI. 2006.
3. Kaplan Norman M. Hipertensive Crisis. In : Flynn T Joseph. Kaplan clinical
hypertensive. 9 ed. Williams Wilkins, 2006. Chapter 8.
4. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Hypertensive Vascular Disease. Dalam: Robin
and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia: Elsevier
Saunders, 2005.p 528-529.
21