Skenario Kasus
Bu Ani, 42 tahun, datang dengan keluhan batuk-batuk sejak 2 bulan. Beberapa bulan terakhir sering merasa
letih, lesu, dan mengantuk. Beberapa hari ia juga sering buang air kecil terutama malam hari. Sebelum dan
sesudah b.a.k sering terasa nyeri di daerah suprapubik. Makannya biasa namun badannya makin kurus. Tinggi
badannya 160 cm tetapi beratnya sekarang 42 kg. Kadang-kadang ia merasa demam yang tidak terlalu tinggi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
Conjunctiva anemis, wajah pucat, kelenjar tiroid tidak teraba, status gizi kurang : kurang, phtisic chest, rh. +/basah, halus nyaring pada apex.
Cor : reguler, 100x/m, bj II mengeras, bising tidak terdengar.
Hepar dan lien tidak teraba.
Nyeri tekan abdomen -.
Bising usus normal.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan :
Hb : 9,8 g%
Lekosit : 10.500/mm3
LED : 80 mm/jam
GD sewaktu : 184 mg/dl
HbA1c : 9,5%
Ureum : 60 mg/dl
Kreatinin : 2,4 mg/dl
Urin : protein +1, bilirubin- , urobilinogen+ , sedimen lekosit 10-25/LPB , eritrosit 4-5/LPB
HIPOTESIS
Batuk-batuk 2 bulan
TB Paru
Diabetes Melitus
Diabetes Melitus
Gangguan fungsi ginjal
Gangguan fungsi ginjal
Diabetes Melitus
TB Paru
TB Paru
Anamnesis Tambahan
Anamnesis Tambahan :
Riwayat Penyakit Sekarang:
Apakah batuknya berdahak atau tidak? Apabila berdahak warnanya seperti apa?
Apakah buang air kecilnya berbau atau tidak?
Bagaimana pola makan anda?
Apakah suami anda merasakan aroma aneh dari nafas?
Pemeriksaan Fisik
Conjunctiva anemis : anemia, dan di dukung dengan hasil pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Laboratorium
Dasar masalah
Nilai normal
Hipotesis
HB : 9,8 g/dl
12-15 g/dl
Anemia
Leukosit : 10.500/mm
5.000 11.000/mm
Normal
LED : 80mm/jam
< 15 mm/jam
Infeksi kronis
Normal
HbA1c : 9,5 %
< 6,5 %
Ureum : 60 mg/dl
15 - 40 mg/dl
Hiperglikemi kronik,
Diabetes militus
Peningkatan asupan protein
Pemeriksaan Laboratorium
Dasar masalah
Nilai normal
Hipotesis
Protein : (+)
(-)
- Proteinuria ,
- Diet tinggi protein,
- Diabetic nefropathy
Bilirubin : (-)
(-)
(-)
Urobilinogen : (+)
(-)
Anemia
1. 3 /LPB
1. 1 /LPB
Pemeriksaan Anjuran
BTA
Foto thorax
Glukosa di otot
dan jaringan
lemak
Patofisologi
Asam Lemak
Ketidakseimbangan
Asupan makanan dan
aktivitas
berat badan
Letih, lesu,
mengantuk
Poliuri
Resistensi Insulin
Lipolisis
dan
metabolism
e protein
pengambilan
glukosa oleh sel-sel
tubuh menurun
Osmolaritas
Hiperglikemia
Hiperosmolaritas
glukosuria
Glomerulo
-sklerosis
Fungsi Limfosit
terganggu
Proteinuria
Sistem imun
Batuk
kronis
Rentan Infeksi
(Supect TB)
Diagnosis Kerja
Diabetes mellitus
Letih, lesu & mengantuk
Sering b.a.k pada malam hari
BB
HbA1C 9.5 %
Tuberkulosis
Phtisic chest
Ronkhi basah+/ Halus nyaris pada apex
Leukosit 10.500/mm3 (Leukositosis)
LED 80 mm/jam
Gangguan fungsi ginjal
Ureum 60mg/dl
Tatalaksana
Diabetes Melitus :
Medika mentosa
Metformin
Non Medika mentosa
Rencana diet
Jadwal
Jumlah
Jenis
Latihan fisik dan pengaturan aktifitas fisik
Pengawasan glukosa di rumah
Edukasi mengenai diabetes dan perawatan diri
Tatalaksana
Tuberkulosis :
Medika mentosa
2 RHZE + 4RHZ
Edukasi
Konsumsi obat secara teratur
Istirahat yang cukup
Prognosis
Ad vitam: Dubia ad bonam
Ad Fungsionam: Dubia ad malam
Ad sanationam: Dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
karakteristik :
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya,
yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah.
Klasifikasi
Etiologis
Diabetes
Melitus (ADA,
2007)
Diabetes
Melitus
Tipe 1
Diabetes
Melitus
Tipe 2
Diabetes
Melitus
Tipe Lain
Proses
imunulogik
Resistensi
insulin
disertai
defisiensi
insulin
Defek
genetik
fungsi sel
beta
Idiopatik
Defek
genetik kerja
insulin
Penyakit
eksokrin
pankreas
Endrokinopa
ti
Karena
obat/zat
kimia
Infeksi
Imunologi
Diabetes
kehamilan
Terima kasih