Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Elephantiasis bancrofti merupakan salah satu penyakit yang termasuk endemis di


Indonesia. Penyakit ini merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing
filaria Wuchereria bancrofti. Di dalam tubuh manusia cacing filaria hidup di saluran dan kelenjar
getah bening. Elephantiasis dapat terjadi apabila filariasis sudah memasuki stadium lanjut
(kronis) dapat menimbulkan cacat pembesaran kaki (seperti kaki gajah) dan pembesaran bagian
bagian tubuh yang lain seperti lengan, kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita.
Penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan dan stigma psikososial yang berdampak pada
penurunan produktivitas penderita, beban keluarga dan kerugian ekonomi yang besar bagi
Negara.
Data WHO dalam depkes RI,2010 menunjukkan bahwa di dunia terdapat 1,3 miliar
penduduk yang berada di lebih dari 83 negara berisiko tertular filariasis, dan lebih dari 60%
negara-negara tersebut berada di Asia Tenggara. Diperkirakan lebih dari 120 juta orang
diantaranya sudah terinfeksi dengan 43 juta orang sudah menunjukkan gejala klinis berupa
pembengkakan anggota tubuh di kaki atau lengan (Lymphoedema) atau anggota tubuh lainnya.
Penyakit ini tersebar luas terutama di pedesaan, dapat menyerang semua golongan umur baik
anak-anak maupun dewasa, laki-laki dan perempuan (depkes RI,2010).
Di Indonesia diperkirakan sampai tahun 2009 penduduk yang berisiko tertular filariasis
lebih dari 125 juta orang yang tersebar di 337 kabupaten/kota endemis filariasis dengan 11.914
kasus kronis yang dilaporkan dan diestimasikan prevalensi microfilaria 19%, kurang lebih
penyakit ini akan mengenai 40 juta penduduk (depkes RI,2010). Dari seluruh kabupaten/kota
yang ada di Indonesia, sampai tahun 2009 dari 495 kabupaten/kota, telah dipetakan 356
kabupaten/kota endemis dan 139 kabupaten/kota tidak endemis filariasis (depkes RI,2010).
Tujuan saya memilih topik ini adalah untuk memberikan informasi mengenai
elephantiasis bancrofti, untuk mengetahui pengertian dari elephantiasis bancrofti, penyebab, dan
akibat dari elephantiasis yang disebabkan oleh cacing Wuchreria bancrofti.

TINJAUAN PUSTAKA
Elephantiasis bancrofti disebabkan oleh adanya cacing Wuchereria bancrofti dewasa di
dalam saluran atau kelenjar getah bening manusia.. Wuchereria bancrofti merupakan nematoda
jaringan yang masuk dalam famili Filariidae. Wuchereria bancrofti tersebar luas di seluruh dunia
terutama di daerah beriklim panas dan hanya dapat hidup di tubuh manusia. Bentuk infektif
cacing ini adalah larva stadium 3.
Vektor penyakit ini adalah nyamuk Culex (di Amerika), Aedes (di Pasifik), Anopheles (di
Afrika), dan Mansonia (di Pasifik). Gigitan oleh nyamuk secara berulang diperlukan untuk
mengembangkan filariasis limfatik. Dalam beberapa kasus limpedema bisa terjadi dalam kurun 6
bulan dan elephantiasis bisa terjadi dalam kurun satu tahun.
Morfologi cacing dewasa bentuknya halus seperti benang dan warnanya putih susu.
Panjang cacing jantang sekitar 4 cm dan panjang cacing betina sekitar 10 cm. Mikrofilarianya
berukuran 300 x 4 mikron. Tubuh mikrofilarianya memiliki sheath (selubung) hialin memiliki
inti berbentuk granul yang susunannya teratur namun tidak mencapai ujung ekor. Panjang kepala
mikrofilaria sama dengan lebar kepalanya. Mikrofilaria pada umumnya bersifat periodik
nokturna.
Siklus hidup Wuchereria bancrofti dimulai apabila terdapat cacing dewasa pada tubuh
manusia dan cacing dewasa tersebut menghasilkan mikrofilaria. Apabila ada vektor (nyamuk)
yang menggigit manusia maka mikrofilaria akan ikut masuk ke dalam lambung nyamuk dan
bersarang di otot-otot thorax. Selama satu hingga dua minggu larva di dalam tubuh nyamuk akan
mengalami pergantian kulit dan menjadi larva stadium 1. Setelah itu larva akan menjadi larva
stadium 2. Selanjutnya larva akan berubah menjadi larva stadium 3 yang merupakan bentuk
infektif dari cacing Wuchereria bancrofti. Bila nyamuk menggigit manusia lagi maka larva
stadium 3 akan ikut keluar melalui probocis nyamuk dan masuk ke tubuh manusia melalui
lubang luka. Stelah itu larva akan mengalami pergantian kulit sebanyak dua kali menjadi larva
stadium 4. Selanjutnya larva akan berubahmenjadi cacing dewasa dan menempati habitatnya di
saluran dan kelenjar getah bening.

PEMBAHASAN
Elephantiasis dapat terjadi apabila infeksi dari cacing filaria telah memasuki stadium
lanjut atau stadium kronis. Akibat adanya cacing filaria di dalam saluran limfe akan
menimbulkan reaksi retikuloendotelial. Dinding saluran yang terdiri dari endotel menebal
karena terjadi edema dan penumpukan fibrin. Infeksi oleh cacing filaria di dalam saluran limfe
akan menyebabkan perubahan-perubahan peri-limftik sehingga menyebabkan saluran limfe
tertekan dari dalam dan luar. Hal ini mengakibatkan cacing dewasa di dalam saluran limfe
terjepit dan mati. Cacing dewasa yang mati akan menyebabkan kalsifikasi, fibrosis, dan
obliterasi total saluran limfe.
Pada saluran limfe pada umumnya terjadi pembesaran, perembesan cairan (ekstravasasi),
penyumbatan (obstruksi) total dari kelenjar limfe, sehingga berakibat kelenjar ini dilewati (bypass) oleh saluran kolalateral. Perubahan-perubahan yang terjadi pada saluran limfe akibat dari
cacing filaria akan menyebabkan aliran balik ke arah kulit (dermal back flow). Aliran
pembengkakan dan penurunan cairan getah bening akan mengekspos tubuh terhadap infeksi
sistem kulit dan getah bening. Seiring waktu penyakit ini menyebabkan penebalan dan
pengerasan kulit yang mirip dengan kaki gajah sehingga sering disebut dengan penyakit kaki
gajah.
Gejala peradangan pada saluran limfe dapat terjadi karena cairan yang dikeluarkan larva
pada waktu pergantian kulit (moulting fluid) dan karena zat mukoid yang dikeluarkan oleh
cacing betina saat mengeluarkan larvanya.
Elephantiasis yang disebabkan oleh cacing Wuchereria bancrofti sangat khas dari pada
elephantiasis yang disebabkan oleh cacing lainnya. Hal itu disebabkan karena elephantiasis yang
disebabkan oleh cacing Wuchereria bancrofti tidak hanya mengenai tungkai namun juga
mengenai lengan, kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita.
Akibat dari elphantiasis adalah dapat menimbulkan kecacatan permanen dan stigma
psikososial yang berdampak pada penurunan produktivitas penderita, beban keluarga dan
kerugian ekonomi yang besar bagi Negara. Apabila infeksi dari cacing Wuchereria bancrofti
sudah menyebabkan elephantiasis dan sudah memasuki stadium kronis, pengobatan yang dapat
dilakukan adalah pembedahan.
3

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Elephantiasis dapat terjadi apabila infeksi dari cacing filaria telah memasuki stadium
lanjut atau stadium kronis. Pada stadium awal atau akut kadang tidak terlihat gejala.
2. Elephantiasis yang disebabkan oleh cacing Wuchereria bancrofti akan mengakibatkan
cacat pembesaran kaki (seperti kaki gajah) dan pembesaran bagian bagian tubuh yang
lain seperti lengan, kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita.
3. Akibat dari elephantiasis akan mengakibatkan cacat seumur hidup dan hanya dapat
ditangani dengan pembedahan.

Saran
1. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan merupakan syarat utama untuk menghindari
infeksi dari filariasis.
2.

Pemberantasan nyamuk dewasa dan larva perlu dilakukan pada daerah endemis dan
dilakukan secara berkala.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2010. Rencana Nasional Program Akselerasi Eleminasi Filariasis di
Indonesia .
http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_download/NATIONAL_PLAN_FILARIASIS_2010IND__2010-14.pdf

Deartemen Kesehatan RI, 2010. Filariasis di Indonesia.


http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/buletin/BULETIN%20FILARIASIS.pdf

Soedarto, 2011. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Sagung Seto

Ideam Bariah, 2007. Helmintologi Kedokteran. Surabaya : Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • BPH
    BPH
    Dokumen44 halaman
    BPH
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Skill Lab 1
    Skill Lab 1
    Dokumen30 halaman
    Skill Lab 1
    Bella
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kulit Soap
    Tugas Kulit Soap
    Dokumen3 halaman
    Tugas Kulit Soap
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Bagan Patofis Rosasea
    Bagan Patofis Rosasea
    Dokumen1 halaman
    Bagan Patofis Rosasea
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Pem - Tel+pend+tuba 2013
    Pem - Tel+pend+tuba 2013
    Dokumen68 halaman
    Pem - Tel+pend+tuba 2013
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Meningitis
    Meningitis
    Dokumen3 halaman
    Meningitis
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus
    Cover Lapsus
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Soal Saraf Uts
    Soal Saraf Uts
    Dokumen18 halaman
    Soal Saraf Uts
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Choreoathetosis
    Choreoathetosis
    Dokumen12 halaman
    Choreoathetosis
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Radiasi
    Radiasi
    Dokumen2 halaman
    Radiasi
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Artikel Meningitis
    Artikel Meningitis
    Dokumen3 halaman
    Artikel Meningitis
    Boyz_Big
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Meningitis
    Penyakit Meningitis
    Dokumen4 halaman
    Penyakit Meningitis
    Ikrima Rosyidah Sofiya Utamy
    Belum ada peringkat
  • Cover Sken 3
    Cover Sken 3
    Dokumen1 halaman
    Cover Sken 3
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Epidemiologi Saraf 2013 Smster 6
    Epidemiologi Saraf 2013 Smster 6
    Dokumen2 halaman
    Epidemiologi Saraf 2013 Smster 6
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Epidemiologi Saraf 2013 Smster 6
    Epidemiologi Saraf 2013 Smster 6
    Dokumen2 halaman
    Epidemiologi Saraf 2013 Smster 6
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • PBL 1 SMSTR 5
    PBL 1 SMSTR 5
    Dokumen9 halaman
    PBL 1 SMSTR 5
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Ikakom 1
    Ikakom 1
    Dokumen2 halaman
    Ikakom 1
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Kolom Kosong Penelitiakolom Indeksn
    Kolom Kosong Penelitiakolom Indeksn
    Dokumen8 halaman
    Kolom Kosong Penelitiakolom Indeksn
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Clostridium Tetani
    Clostridium Tetani
    Dokumen12 halaman
    Clostridium Tetani
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • HIPERTENSI
    HIPERTENSI
    Dokumen6 halaman
    HIPERTENSI
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Skenario 1
    Skenario 1
    Dokumen27 halaman
    Skenario 1
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Luka Bakar Translated
    Luka Bakar Translated
    Dokumen14 halaman
    Luka Bakar Translated
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Cover Case Report
    Cover Case Report
    Dokumen2 halaman
    Cover Case Report
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat