Anda di halaman 1dari 9

SIKLUS BATUAN

Batuan adalah agregat padat dari mineral, atau kumpulan yang


terbentuk secara alami yang tersusun oleh butiran mineral, gelas,
material organik yang terubah, dan kombinasi semua komponen
tersebut. Mineral adalah zat padat anorganik yang mempunyai
komposisi kimia tertentu dengan susunan atom yang teratur, yang
terjadi tidak dengan perantara manusia dan tidak berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan hewan, dan dibentuk oleh alam (Warsito
Kusumoyudo, 1986).Kristal adalah zat padat yang mempunyai
bentuk bangun yang beraturan yang terdiri dari atam-atom
dengan susunan yang teratur. Berzelius mengklasifikasikan
mineral menjadi 8 golongan, yaitu: 1. Elemen native, contohnya
emas, perak, tembaga dan intan 2. Sulfida, contohnya Galena,
pirit 3.Oksida dan Hidroksida, contohnya korondum 4.Halida,
contohnya Halite 5. Karbonat, Nitrat, Borat, Lodat, contohnya
Kalsit 6. Sulfat, Khromat, Molibdenat, dan Tungstat, contohnya
Barit 7. Fosfat, Arenat dan Vanadat, contohnya Apatit 8.Silikat,
contohnya kuarsa, Feldspar, Piroksen.Mineral memiliki sifat-sifat
khusus yang dapat kita jadikan sebagai penciri mineral
tertentu.Sifat-sifat mineral diantaranya 1.Warna, 2.Goresan,
3.Kilap, 4.Belahan, 5.Pecahan 6.Kekerasan. Tabel Kekerasan
Mineral Kekerasan Mineral 1 Talk 2 Gipsum 3 Kalsit 4 Fluorit 5
Apatit 6 Ortoklas 7 Kuarsa 8 Topas 9 Korondum 10 Intan

Pembagian Batuan Berdasarkan pembentukannya batuan


dibedakan menjadi tiga yaitu batuan beku, sedimen, dan
metamorf. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari
kristalisasi (pembekuan) magma.Batuan sediment terbentuk
dibawah kondisi permukaan dan terdiri dari kumpulan (1)
presipitasi kimia dan biokimia; (2) fragmen atau butiran batuan,
mineral dan fosil; (3) kombinasi material-material tersebut.Batuan
metamorf adalah batuan yang asalnya adalah batuan beku,
sediment atau metamorf yang berubah secara mineralogy, tekstur
atau keduanya tanpa mengalami peleburan yang diakibatkan oleh
panas, tekanan, atau cairan kimia aktif.Panas dan tekanan disini
berbeda dengan kondisi dipermukaan.Penyebaran Batuan di
Bumi Bumi adalah tubuh padat, kecuali pada inti luar, dan
beberapa tempat yang relative kecil didalam mantel atas dan
kerak, yang cair.Kebanyakan dari material yang padat merupakan
batuan metamorf, ini dikarenakan batuan di inti dalam, mantel
dan kerak telah terubah dikarenakan tekanan dan temperature
yang tinggi. Magma yang terbentuk pada mantel atas naik ke level
yang lebih tinggi didalam kerak dan mengalami kristalisasi.
Batuan sediment terbentuk di permukaan atau dekat
permukaan.Di daratan, batuan sediment menutupi sekitar 66 %
dari total batuan yang tersingkap (Blatt dan Jones, 1975).Sisanya
sekitar 34 % adalah batuan kristalin yang berupa batuan beku
dan metamorf.Di bawah samudra kebanyakan ditutupi oleh

material sediment atau batuan sediment yang tipis.Dibawah


tutupan sediment, didominasi oleh batuan beku dan metamorf.
Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan
yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.Ketiga
batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan metamorf tetapi
ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua
batuan akan mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikelpartikel atau pecahan-pecahan yang lebih kecil yang akhirnya
juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur
atau meleleh menjadi magma dan kemudian kembali menjadi
batuan beku.Kesemuanya ini disebut siklus batuan atau ROCK
CYCLE.

http://demimaki.wordpress.com/geologi/petrologi/rock-cyclesiklus-batuan/

ROCK CYCLE / SIKLUS BATUAN


Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis
batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf.Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi
batuan metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah
menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan mengalami
pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau
pecahan-pecahan yang lebih kecil yang akhirnya juga
bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa
melebur atau meleleh menjadi magma dan kemudian
kembali menjadi batuan beku.Kesemuanya ini disebut
siklus batuan atauROCK CYCLE.
Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan
mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan tersebut ada
3 macam:
1.

Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari


panas ke dingin akan membuat batuan mengalami
perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahanrekahan yang ada di batuan menjadi berkembang
sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat
batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi.

2.

Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan


kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti contohnya
larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping.
Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis
batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah hujan
asam yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan
secara kimia.

3.

Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang


terjadi akibat proses fisikan dan kimia, salah satu

pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara


biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan yang
disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang
cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu
membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya
dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih kecil
lagi.
Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan
tersebut akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi
sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya
tempat dari partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses
erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara:
1.

Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka


pecahan batuan yang ada bisa langsung jatuh ke
permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing
sampai akhirnya terkumpul di permukaan tanah.

2.

Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan


kecil batuan yang ada dapat mengangkut pecahan
tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah
satu contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah
peranan sungai dalam mengangkut pecahan-pecahan
batuan yang kecil ini.

3.

Akibat angin: selain air, angin pun dapat


mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil
ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah
gurun.

4.

Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut


glasier seperti yang ada di Alaska sekarang juga mampu
memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.

Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak


dapat terbawa selamanya. Seperti halnya sungai akan
bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga
glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan
batuan yang terbawa akan terendapkan. Proses ini yang
sering disebut proses pengendapan. Selama proses
pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan secara
berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan
terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang lebih
ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan
membentuk perlapisan pada batuan yang sering kita lihat
di batuan sedimen saat ini.
Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk,
tekanan yang ada di perlapisan yang paling bawah akan
bertambah akibat pertambahan beban di atasnya. Akibat
pertambahan tekanan ini, air yang ada dalam lapisanlapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan
batuan yang ada. Proses ini sering disebut kompaksi.
Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel yang
ada dalam lapisan mulai bersatu.Adanya semen seperti
lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-partikel yang
ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk
batuan yang lebih keras. Proses ini sering disebut
sementasi. Setelah proses kompaksi dan sementasi
terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan
sedimen yang ada sebelumnya berganti menjadi batuan
sedimen yang berlapis-lapis. Batuan sedimen seperti batu
pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan
dari batuan lainnya melalui adanya perlapisan, butiranbutiran sedimen yang menjadi satu akibat adanya semen,
dan juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat

pecahan batuan dan fosil mengalami proses erosi,


kompaksi dan akhirnya tersementasikan bersama-sama.
Pada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu
yang ada sangatlah tinggi.Kondisi tekanan dan suhu yang
sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral yang
dalam batuan. Proses ini sering disebut proses
metamorfisme.
Semua
batuan
yang
ada
dapat
mengalami proses metamorfisme. Tingkat proses
metamorfisme yang terjadi tergantung dari:
1.

Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan


atau suhu yang tinggi.

2.

Apakah
bentuk.

3.

Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan


suhu yang tinggi.

batuan

tersebut

mengalami

perubahan

Dengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi,


kemungkinan batuan yang ada melebur kembali menjadi
magma sangatlah besar.Ini karena tekanan dan suhu
yang sangat tinggi pada kedalaman yang sangat dalam.
Akibat densitas dari magma yang terbentuk lebih kecil
dari batuan sekitarnya, maka magma tersebut akan
mencoba kembali ke permukaan menembus kerak bumi
yang ada. Magma juga terbentuk di bawah kerak bumi
yaitu di mantle bumi. Magma ini juga akan berusaha
menerobos kerak bumi untuk kemudian berkumpul
dengan magma yang sudah terbentuk sebelumnya dan
selanjutnya berusaha menerobos kerak bumi untuk
membentuk batuan beku baik itu plutonik ataupun
vulkanik.

Kadang-kadang magma mampu menerobos sampai ke


permukaan bumi melalui rekahan atau patahan yang ada
di bumi.Pada saat magma mampu menembus permukaan
bumi, maka kadang terbentuk ledakan atau sering
disebut volcanic eruption. Proses ini sering disebut proses
ekstrusif. Batuan yang terbentuk dari magma yang keluar
ke permukaan disebut batuan beku ekstrusif. Basalt dan
pumice (batu apung) adalah salah satu contoh batuan
ekstrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini
tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya
batuan beku ekstrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut:
1.

Butirannya sangatlah kecil. Ini disebabkan magma


yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses
pendinginan yang sangat cepat sehingga mineralmineral yang ada sebagai penyusun batuan tidak
mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.

2.

Umumnya memperlihatkan adanya rongga-rongga


yang terbentuk akibat gas yang terkandung dalam
batuan atau yang sering disebut gas bubble.

Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang


sangat tinggi sering membentuk magma chamber dalam
kerak bumi.Magma ini bercampur dengan magma yang
terbentuk dari mantle. Karena letak magma chamber
yang relatif dalam dan tidak mengalami proses ekstrusif,
maka magma yang ada mengalami proses pendinginan
yang relatif lambat dan membentuk kristal-kristal mineral
yang akhirnya membentuk batuan beku intrusif. Batuan
beku intrusif dapat tersingkap di permukaan membentuk
pluton. Salah satu jenis pluton terbesar yang tersingkap
dengan jelas adalah batholit seperti yang ada di Sierra
Nevada USA yang merupakan batholit granit yang

sangat besar. Gabbro juga salah satu contoh batuan


intrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini
tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya
batuan beku intrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut:
1.

Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang


keluar ke permukaan bumi mengalami proses
pendinginan yang sangat lambat sehingga mineralmineral yang ada sebagai penyusun batuan mempunyai
banyak waktu untuk dapat berkembang.

2.

Biasanya mineral-mineral pembentuk batuan beku


intrusif memperlihatkan angular interlocking.

Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau,


sekarang, dan yang akan datang. Terjadinya prosesproses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada di
bumi.

Anda mungkin juga menyukai