Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dahulu bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang berbudaya dan memiliki
nilai-nilai ketimuran yang tinggi, namun seiring dengan berkembangannya era
globalisasi dan reformasi nilai tersebut saat ini dirasakan mulai berkurang bahkan
hilang.
Bangsa Indonesia terkenal dengan masyarakatnya yang ramah , sopan santun
dalam hal moral maupun cara berpenampilan . Namun, dalam era yang sudah
mengglobal ini , banyak terjadi penyimpangan . Penyimpangan itu terutama
menjangkiti moral . Trend gaya hidup ala kebarat-baratan yang sesungguhnya tidak
sesuai dengan budaya bangsa Indonesia banyak dianut oleh masayarakat Indonesia ,
terutama kawula muda.Kebebasan dalam hal berekspresi yang kebablasan ,
menyebabkan ketimpangan moral yang sangat mengkhawatirkan
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi dewasa ini mendapat tantangan
yang sangat kuat, terutama karena kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam
The Capitalis Revolution, era globalisasi dewasa ini ideologi kapitalislah menguasai
dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem
internasional yang menentukan ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan
secara tidak langsung juga nasib, sosial, politik dan kebudayaan 1988). Perubahan
global ini menurut Fukuyama (1989 : 48), membawa perubahan suatu ideologi, yaitu
dari ideology ke arah ideologi universal, dan dalam kondisi seperti ini, kapitalisme-lah
yang akan menguasainya. Oleh karena itu, agar suatu bangsa khususnya bangsa
Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka meletakan jati diri dan
identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar
pengembangan budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia,
justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan cenderung menghancurkan
nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.
Hakikatnya, sebagai warga negara yang baik seharusnya kita mengerti dan
memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung Identitas Nasional
merupakan pengertian dari jati diri suatu bangsa dan negara, Selain itu pembentukan
Identitas Nasional sendiri telah sepakati bersama. Menjunjung tinggi dan

mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha memperbaiki segala kesalahan dan
kekeliruan Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi, terutama di dalam bidang
Hukum.
Seharusnya hal hal yang seperti ini, siapapun orang mengerti serta paham
aturan aturan yang ada di suatu negaranya, tetapi tidak peduli seolah olah tidak
mempermasalahkan kekeliruan yang terjadi di negaranya, dan yang paling
memprihatinkan seolah dikatakan mendukung pernyataan tersebut dapat dibenarkan
dan dilihat dari sikap dan tanggapan masyarakat dari kekeliruan di bidang ini.
Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga
diterapkan pada kehidupan sehari hari agar masyarakat mengubah dan memperbaiki
segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan negara tercinta ini lebih baik lagi dari
sebelumnya. Bukanlah orang masyarakat yang ada di negara dan bangsa ini yang
dapat mengubah segala kekeliruan yang terjadi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Identitas Nasional?
2. Bagaimana unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional?
3. Apa faktor pembentukan identitas bersama?
4. Bagaimana keterkaitan identitas nasional dengan globalisasi?
5. Bagaiamana keterkaitan integrasi nasional dengan identitas nasional?
6. Bagaimana peran Pancasila sebagai Identitas Nasional?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui
2. Untuk mengetahui
3. Untuk mengetahui
4. Untuk mengetahui
5. Untuk mengetahui
6. Untuk mengetahui

pengertian dari Identitas Nasional.


unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional.
faktor pembentukan identitas bersama.
keterkaitan identitas nasional dengan globalisasi.
keterkaitan integrasi nasional dengan identitas nasional.
peran Pancasila sebagai Identitas Nasional.

BAB II
PERMASALAHAN
Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan bagian dari kebudayaan timur.
Sehingga, jika dikaitkan dengan budaya seks bebas yang merupakan kebudayaan bangsa
barat sangatlah menyimpang dan tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
Indonesia. Suramnya dunia pendidikan di Indonesia juga turut andil menyebabkan
2

turunnya moral bangsa, tidak selektif dan mudahnya menerima pengaruh dari luar serta
menganggap hal itu sebagai gaya hidup masa kini . Apalagi hal itu dilakukan oleh
kalangan pelajar . Seringkali, kenakalan remaja seperti seks bebes disebabkan kurangnya
pengawasan dari orang tua. Jika hal itu terus terjadi, maka para pemuda
akan kehilangan kebudayaan mereka sendiri yang merupakan Identitas Nasional bangsa
Indonesia.
Yang menjadi masalah dalam Identitas Nasional Indonesia saat ini salah satunya
adalah maraknya tentang Globalisasi. Globalisasi sendiri dapat kita artikan yaitu dimana
era atau zaman yang ditandai dengan perubahan di dalam tatanan kehidupan dunia dan
teknologi, khususnya teknologi informasi sehingga interaksi manusia menjadi sempit,
serta seolah-olah dunia tanpa ruang, karena banyak. Era Globalisasi sendiri dapat
mempengaruhi bangsa ini dari sisi nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Nilai-nilai dalam
era globalisais , ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Semua ini
merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai Indonesia untuk berkreasi dan
berinovasi di segala aspek kehidupan.
Dengan adanya Era Globalisasi ini sisi baiknya kita dapat menumbuhkan serta
menciptakan inovasi kita selama ini dengan lebih muda terutama maupun interaksi social,
yang bertujuan dapat meningkatkan aspek kehidupan yang akan datang untuk
kelangsungan hidup anak cucu. Di era globalisasi, pergaulan antar bangsa semakin ketat.
Batas antar negara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi antar bangsa
yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling
mempengaruhi di antara budaya masingmasing,
Terjadinya krisis jati diri (identitas) nasional. Nilai nilai solidaritas sosial,
kekeluargaan, dan keramahtamahan sosial yang pernah di anggap sebagai kekuatan
pemersatu dan ciri khas bangsa indonesia, makin pudar bersamaan dengan menguatnya
nilai nilai materialisme. Demikian pula kebanggaan atas jati diri bangsa seperti
penggunaan bahasa indonesia secara baik dan benar, semakin terkikis oleh nilai nilai
yang dianggap lebih superior. Identitas nasional meluntur oleh cepatnya penyerapan
budaya global yang negatif, serta tidak mampunya bangsa indonesia mengadopsi budaya
global yang lebih relevan bagi upaya pembangunan bangsa dan karakter bangsa (nation
and character building).

BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian Identitas Nasional
Kata Identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian
harafiah cirri-ciri, tanda-tanda , atau jati diri yang melekat pada seseorang atau
sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Dalam terminology , antropologi,
Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri
pribadi sendiri, golongan sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Melihat
pengertian ini tidak hanya mengacu pada individu tapi juga kelompok.
Adapun kata Nasional merupakan identitas yang melekat oleh kesamaankesamaan baik fisik, seperti budaya , agama, dan bahasa maupun non fisik seperti
keinginan, cita-cita dan tujuan.
Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas Nasional merupakan
menifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu kesatuan Indoneisa menjadi
kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan rohBhinneka Tungga Ika sebagai
dasar dan arah pengembangannya. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa hakikat
identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan ehidupan berbangsa dan
bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan
dalam arti luas.
2. Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional
Identitas nasional indonesia merujuk pada suatu bangsa yang plural atau
heterogen. Pluralitas itu merupakan gabungan unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu
sebagai berikut.
1) Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus bersifat askriptif atau ada sejak
lahir, yang sama coraknya. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau
kelompok etnis dengan tidak kurang dari tiga ratus dialek bahasa di berbagai pulau
di seluruh nusantara. Suku bangsa sebagai unsur pembentuk identitas nasional
dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu suku bangsa askriptif dan kelompok migran.
Kelompok migran adalah mereka yang telah menyatakan diri menjadi warga
negara dan setia terhadap pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, ideologi dan
dasar negara. Kelompok migran di Indonesia meliputi migran Asia ( Tionghoa,
Arab, dan India ), migran dari Eropa ( Belanda, Jerman, Itali ), migran dari
Amerika ( kanada, Amerika serikat ), migran dari Afrika ( Mesir, Nigeria ). Oleh
4

karena itu, bangsa Indonesia terbentuk dari ras dan suku bangsa yang majemuk,
sebagian besar termasuk suku bangsa askriptif.
2) Agama adalah bangsa Indonesia dikenal dengan

bangsa

yang

religius.

Keanekaragaman agama di Indonesia merupakan identitas alamiah yang sudah ada


sejak dulu. Kemerdekaan beragama di Indonesia dijamin oleh negara yang tertuang
dalam Undang-Undang dasar 1945, tepatnya pada pasal 29 ayat 2. Kemajemukan
agama ini hendaknya dipelihara dan disyukuri dengan sikap tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain, baik terhadap orang yang beragama sama dengan diri
kita maupun bebeda agama, baik terhadap kelompok minoritas maupun mayoritas.
Agama yang tumbuh dan berkembang dinusantara adalah agama Islam, Kong Hu
Cu, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak
diakui sebagai agama resmi negara, namun sejak pemerintahan masa Abdurrahman
Wahid istilah agama resmi dihapuskan.
3) Kebudayaan : pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif
digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami
lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk
bertindak dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan sesuai dengan
lingkungan kebudayaan yang dihadapi. Aspek kebudayaan yang menjadi unsur
pembentuk identitas nasional meliputi tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban, dan
pengetahuan. Akal budi bangsa Indonesia tercermin pada sikap ramah dan santun
terhadap sesama. Sedangkan unsur identitas peradabannya dapat diketahui dari
keberadaan dasar negara pancasila sebagai nilai-nilai bersama bangsa yang
heterogen.
4) Bahasa : unsur pendukung identitas nasional yang lain adalah bahasa. Bahasa
dipahami

sebagai

lambang

persatuan

warga,

yang

plural

dialek

kesukubangsaannya, sehingga terjadi komunikasi yang lancar antar warga. Bahasa


nasional disebut juga bahasa penghubung berbagai kelompok etnis yang
mempunyai dialek tersendiri. Bahasa Indonesia yang sekarang digunakan sebagai
bahasa pemersatu bangsa Indonesia berawal dari bahsa melayu. Dalam interaksi
antar suku bangsa yang mendiami kepulauan nusantara, bahasa melayu telah
menjadi bahsa penghubung ( linguafranca ) jauh sebelum kemerdekaan. Dalam
fungsinya sebagai bahasa penghubung itulah bahasa melayu kemudian ditetapkan
oleh para pemuda dari sabang sampai merauke sebagai bahasa persatuan dalam
ikrar Sumpah Pemuda.
5

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya


menjadi 3 bagian sebagai berikut :
a. Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar
Negara, dan Ideologi Negara
b. Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya,
Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya.
c. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan
pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.
3. Faktor Pembentuk Identitas Bersama
Proses pembentukan bangsa negara

membutuhkan

identitas-identitas

untuk

menyatukan masyarakat bangsa yang bersangkutan. Faktor- faktor yang di perkuakan


menjadi identitas bersama suatu bangsa, meliputi primordial, sakral, tokoh, bhineka
tunggal

ika,

sejarah,

perkembangan

ekonomi,

dan

kelembagaan

(Ramlan

Surbakti,i999)
1) Primordial; Faktor- faktor primordial ini meliputi : ikatan kekerabatan (darah dan
keluarga ), kesamaan suku bangsa, daerah asal ( homelan), bahasa, dan adat
istiadat. Faktor primordial merupakan identitas yang menyatukan masyarakat
sehingga mereka dapat membentuk bangsa negara. Contoh, bangsa yahudi
membentuk negara israel.
2) Sakral; Sakral dapat berupa kesamaan agama yang di peluk masyarakat atau
ideologi primer yang di akui oleh masyarakat yang bersangkutan. Agama dan
ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk bangsa negara. Faktor
sakral ikut menyumbang terbentuknya satu nasionalitas baru. Faktor agama
katolik mampu membentuk beberapa negara di amerika latin negara uni sofyet di
ikat oleh kesamaan ideologi komunis.
3) Tokoh; Pemimpinan dari para tokoh yang di segani dan di hormati oleh
masyarakat dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara. Pemimpin
di beberapa negara di anggap sebagai menyambut lidah rakyat, pemersatu rakyat,
dan simbol persatuan bangsa yang bersangkutan. Beberapa contoh , misalnya
mahatma ghandi di india, tito di yugoslavia, Nelson Mandella Di Afrika Selatan,
Dan Soekarno Di Indonesia.
4) Bhinneka Tunggal Ika; Prinsip bhinneka tunggal ika pada dasarnya adalah
kesediaan warga bangsa untuk bersatu dalam perbedaan (unity in divercity). Yang
disebut bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada
lembaga yang disebut negara dan pemerintahnya, tanpa menghilangkan
6

keterikatan pada suku bangsa, adat, ras, dan agamanya. Mereka sepakat untuk
hidup bersama di bawah satu bangsa meskipun berbeda latar belakang.
5) Sejarah; Persepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang sejarah mereka
dapat menyatukan dalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentaang pengalaman
masa lalu, seperti sama- sama menderita karena penjajahan, tidak hanya
melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekat dan tujuan yang sama antara
anggota masyarakat itu.
6) Perkembangan ekonomi; Perkembangan ekonomi (industrialisas) akan melahirkan
spesialisasi pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat.
Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat , semakin saling
bergantung

dalam

memenuhi

kebutuhan

hidup.

Semakin

kuat

saling

ketergantungan anggota masyarakat karena perkembangan ekonomi, akan semakin


besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Solidaritas yang terjadi karena
perkembangan ekonomi oleh emile dherkime di sebut solidaritas organis, faktor
ini berlaku di masyarakat industri maju seperti Amerika Utara dan Eropa Barat.
7) Kelembagaan; Faktor lain yang berperan dalam mempersatukan bangsa berupa
lembaga- lembaga pemerintahan yang politik. Lembaga-lembaga itu seperti
birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan dan partai politik. Lembaga- lembaga
itu melayani dan mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal usul dan
golonganya dalam masyarakat. Kerja dan perilaku lembaga politik dapat
mempersatukan orang sebagai satu bangsa.
4. Keterkaitan Identitas Nasional dengan Globalisasi
Krisis multidimensi yang kini sedang melanda masyarakat kita menyadarkan
bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan Identitas Nasional
kita telah ditegaskan sebagai komitmen konstitusional. Globalisasi mempengaruhi
hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya.
Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat
ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik
nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu
apa yang terdapat dalam alam pikiran. Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya
nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau
world culture) telah terlihat semenjak lama.
Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan negara dengan negara lain
menjadi semakin tinggi, dengan demikian kecenderungan munculnya kejahatan yang
bersifat transnasional semakin sering terjadi, antara lain terkait dengan masalah
7

narkotika, pencucin uang (money laundering), peredaran dokumen keimigrasian


palsu, dan terosrisme. Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai
budaya bangsa yang selama ini dijunjung tinggi. Jika hal tersebut tidak dibendung
akan menggangu ketahan nasional di segala aspek kehidupan, bahkan akan
menyebabkan lunturnya nilai-nilai Identitas Nasional.
5.

Keterkaitan Integrasi Nasional dengan Identitas Nasional


Integrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar, yanki integrasi dan
nasional. Integrasi berasal dari kata Latin yakni integrate yang berartu memberi
tempat dalam suatu keseluruhan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, integrasi
berarti pembauran hingga menjadi kesatuan yang bulat dan utuh.
Kata Nasional berasal dari kata nation yabg berarti bangsa. Dalam kamus besar
Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti sebagai berikut :
1. Secara politis, integrasi berarti proses penyatuan berbagai kelompok budaya
dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu
identitas nasional.
2. Secara antropologis, integrasi berarti proses penyesuaian diantara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan masyarakat.
Masalah

integrasi

nasional

di

Indonesia

sangat

kompleks

dan

multidimensional. Untuk mewujudkannya, diperlukan keadilan dalam kebijakan


yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama,
bahasa, dan sebagainya. Sebenarnya, upaya membangun keadilan, kesatuan, dan
persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina
stabilitas politik. Di samping itu, upaya lainnya dapat dilakukan, seperti
banyaknya keterlibatan pemerintah dalam mcncntukan komposisi dan rnckanisme
parlemen. Dengan demikian, upaya integrasi nasional dengan strategi yang
mantap perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang
diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu
karena pada hakikatnya integrasi nasional menunjukkan kckuatan persatuan dan
kesaluan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya, persatuan dan kesatuan bangsa
inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman. dan
tentram. Konflik yang terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat, dan Papua
merupakan cermin belum terwujudnya integrasi nasional yang diharapkan.
Adapun keterkaitan integrasi nasional dengan Identitas Nasional adalah bahwa
adanya integrasi nasional dapat menguatkan akar dari Identitas Nasional yang
8

sedang dibangun.
6. Peran Pancasila sebagai Identitas Nasional
Bagi Bangsa Indonesia, jatidiri bangsa dalam bentuk kepribadian nasional
ini telah disepakati sejak Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Kesepakan itu, telah muncul lewat pernyataan pendiri Negara (founding fathers
and mothers) dengan wujud pancasila, yang di dalamnya mengandung lima nilainilai dasar sebagai gambaran berpola Bangsa Indonesia, yang erat dengan jiwa,
moral, dan kebribadian bangsa
Pancasila adalah kepribadian bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Bangsa Indonesia.Sebagai
indentitas dan kepribadian Bangsa Indonesia, Pancasila adalah sumber motivasi,
inspirasi, pedoman berprilaku sekaligus standar pembenarannya. Dengan
demikian segala ide, pola aktifitas, prilaku, serta hasil prilaku Bangsa Indonesia
harus bercermin pada Pancasila. Pancasila memiliki pengertia sebagai moral, jiwa,
dan kepribadian Bangsa Indonesia.Hal ini diwujudkan dalam sikap mental dan
tingkah laku serta amal perbuatan yang mempunyai ciri khas, sehingga menjadi
identitas bangsa.Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud kepribadian. Kepribadian
Bangsa Indonesia adalah Pancasila

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas Nasional merupakan
menifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu kesatuan Indoneisa
menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan rohBhinneka Tungga
Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya.
2. Identitas nasional indonesia merujuk pada suatu bangsa yang plural atau
heterogen. Pluralitas itu merupakan gabungan unsur-unsur pembentuk identitas,
yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa. Dari unsur-unsur Identitas
Nasional tersebut dirumuskan menjadi 3 bagian yaitu Identitas Fundamental,
Identitas Instrumental, dan Identitas Alamiah.
3. Proses pembentukan bangsa negara membutuhkan identitas-identitas untuk
menyatukan masyarakat bangsa yang bersangkutan. Faktor- faktor yang di
perkuakan menjadi identitas bersama suatu bangsa, meliputi primordial, sakral,
tokoh, bhineka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan
(Ramlan Surbakti,1999)
4. Keterkaitan Identitas Nasional dengan Globalisais. Dengan adanya globalisasi,

intensitas hubungan negara dengan negara lain menjadi semakin tinggi, dengan
demikian kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat transnasional
semakin sering terjadi. Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai
budaya bangsa yang selama ini dijunjung tinggi.
5. Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional.

Untuk mewujudkannya, diperlukan keadilan dalam kebijakan yang diterapkan


oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, dan
sebagainya. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu
karena pada hakikatnya integrasi nasional menunjukkan kckuatan persatuan dan
kesaluan bangsa yang diinginkan.
6. Pancasila adalah kepribadian bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Bangsa Indonesia.Sebagai
indentitas dan kepribadian Bangsa Indonesia, Pancasila adalah sumber motivasi,
inspirasi, pedoman berprilaku sekaligus standar pembenarannya.Dengan demikian
segala ide, pola aktifitas, prilaku, serta hasil prilaku Bangsa Indonesia harus
bercermin pada Pancasila.
B. Saran
10

Dalam menjaga Pancasila sebagai Identitas Nasional agar tetap utuh,maka bangsa
Indonesia perlu mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula
bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri
dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar
pengembangan kreatifitas budaya globalisasi.

11

DAFTAR PUSTAKA

Mellamela. Pancasila sebagai Identitas Nasional. (Online) http://mellamela3.blog.com/pancasilasebagai-identitas-nasional/. Diakses pada tanggal 5 Maret 2015

Rihartati. 2013. Identitas Nasional dan Identitas Daerah sebagai Persatuan Bangsa. (Online)
https://srihartatiblogdotcom.wordpress.com/2013/05/01/identitas-nasional-dan-identitas-daerahsebagai-persatuan-bangsa/. Diakses pada tanggal 5 Maret 2015

Likulros. 2012. Identitas Nasional. http://likulros.blogspot.com/2012/10/identitas-nasional.html.


Diakses pada tanggal 5 Maret 2015
Dian

Rasidah.

2013.

Makalah

Identitas

Nasional

(Online)

dianrasidah.blogspot.com/2013/11/makalah-identitas-nasional.html. Diakses pada tanggal 6 Maret


2015
Kamaluddyn.

2013.

Makalah

Identitas

Nasional.

(Online)

http://kamaluddyn.blogspot.com/2013/09/makalah-identitas-nasional.html. Diakses pada tanggal 6


Maret 2015.

https://www.academia.edu/6806781/Makalah_Filsafat_Pancasila_Pancasila_sebagai_Identitas_Nas
ional. Diakses pada tanggal 6 Maret 2015
https://www.academia.edu/7589755/Identitas_nasional. Diakses pada tanggal 6 Maret 2015
https://www.academia.edu/8284929/Makalah_Identitas_Nasional_dan_Globalisasi. Diakses pada
tanggal 6 Maret 2015

12

Anda mungkin juga menyukai