Anda di halaman 1dari 7

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


KETERANGAN KELAIKAN ETIK
(ETHICAL CLEARANCE)
No.
/KEPK-FKUB/ EC /
/
/2007
Setelah Tim Etik Penelitian Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
mempelajari dengan seksama rancangan penelitian yang diusulkan :
Judul

Peneliti
Unit / Lembaga
Tempat Penelitian

: Efek Pemberian Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia) Terhadap


Kadar Glikogen Otot Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar
Model Diabetes Mellitus Tipe 2
: Sri Indrawati 105070501111002
: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
: Lab. Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Maka dengan ini menyatakan bahwa penelitian tersebut telah memenuhi syarat atau laik etik.
Malang, 11 Februari 2014
An. Ketua
Koordinator Divisi I,

Prof.Dr.dr. Teguh Wahju Sardjono DTM& H, MSc, SpParK


NIP.19520410 198002 1 001

FORMULIR ETIK PENELITIAN KESEHATAN


1

Peneliti : Sri Indrawati 105070501111002


Dibawah bimbingan komisi pembimbing:
1. Dra. Diana Lyrawati., M.Sc., Apt., Ph.D
2. Dra. Siti Jazimah Iswarin, M.Si., Apt.

2.

Judul Penelitian :
Efek Pemberian Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia) Terhadap Kadar
Glikogen Otot Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar Model Diabetes
Mellitus Tipe 2
Subyek :
Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar
Perkiraan waktu Penelitian:
3 bulan (Maret Mei 2014)
Ringkasan usulan penelitian yang mencakup objektif/tujuan penelitian,
manfaat/relevansi dari hasil penelitian dan alasan/motivasi untuk melakukan
penelitian.
Tujuan: Untuk mengetahui efek antidiabetik ekstrak daun binahong (Anredera
cordifolia) dan pengaruhnya terkadap kadar glikogen hati pada tikus putih (Rattus
norvegicus) model diabetes mellitus tipe 2.
Manfaat:
1. Dapat dijadikan data dan bukti mengenai efek antidiabetik ekstrak daun binahong
(Anredera cordifolia) sebagai landasan penelitian selanjutnya.

3.
4.
5.

2. Dapat dijadikan sebagai informasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan


ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia) sebagai agen antidiabetik pada diabetes
mellitus tipe 2.
Alasan:
Kasus diabetes mellitus mengalami peningkatan yang cukup tinggi. WHO
memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun
2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Binahong merupakan tanaman yang
banyak terdapat di Indonesia dan dipercaya dapat sebagai obat diabetes. Oleh karena
itu dilakukan penelitian efek ekstrak daun binahong terhadap kadar glukosa darah
dan kadar glikogen hati.

6.

Masalah etik (nyatakan pendapat anda tentang masalah etik yang mungkin
dihadapi)
Peneliti akan memperlakukan objek tikus putih (Rattus norvegicus) sesuai
prosedur yang telah disetujui oleh komisi etik.

7.

Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah percobaan pada hewan
sudah dilakukan? Bila belum, sebutkan alasan untuk pemulai penelitian ini pada
manusia

Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar


8.

Prosedur penelitian yang dilakukan :


1. Persiapan Kandang
Pertama kali disiapkan rak besi sebagai tempat kandang tikus, selanjutnya
menyiapkan kandang dari kotak plastic dengan tutup terbuat dari kawat dan
di dalamnya diberi sekam. Kemudian menyiapkan tempat minum.
2. Persiapan hewan coba
Pertama dilakukan penyeleksian tikus dan dilakukan pengelompokkan
menjadi 6 kelompok secara acak. Selanjutnya tikus diadaptasikan selama satu
minggu dengan diberi pakan normal.
3. Penimbangan Berat Badan Tikus
-

Penimbangan berat badan tikus menggunakan timbangan digital. Sebelum


dilakukan penimbangan terhadap tikus, timbangan dinyalakan dan skala
diposisikan pada angka nol, kemudian bak plastik untuk menimbang tikus
diletakkan pada timbangan, lalu dikalibrasi. Setelah timbangan menunjukkan
angka nol, tikus yang telah dikeluarkan dari kandang dimasukkan dalam
wadah dan dibaca angka pada layar dengan satuan gram (g).
- Penimbangan berat badan tikus ini dilakukan sebelum dan selama induksi
diabetes untuk menentukan dosis STZ yang diperlukan, dan selama
pemberian terapi untuk penentuan dosis ekstrak daun binahong dan
glimepiride.
4. Pembuatan dan Pemberian Diet Tinggi Lemak
Diet tinggi lemak terbuat dari campuran PARS 50 %, tepung terigu 25 %,

kolesterol 1 %, asam cholat 0,1 %, minyak babi 2,5 %, dan air sebesar 21,4 %
dengan jumlah makanan rata-rata 25 gr/hari untuk setiap tikus. Induksi
diberikan selama 5 minggu pada kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 serta
kelompok pembanding.
5. Pembuatan Larutan STZ
Seratus gram STZ dilarutkan dalam 3 ml buffer sitrat 0,1 M dengan pH 4,5,
selanjutnya divortex hingga homogen, kemudian disimpan di lemari es
dengam suhu 400 C.
6. Induksi Larutan STZ pada Tikus Wistar
1. Berat badan tikus ditimbang.
2. Larutan STZ 35 mg/kgBB diinjeksikan secara intraperitoneal (IP) sekali
(Srinivasan et al., 2005) setelah 5 minggu pemberian diet tinggi lemak.
Larutan STZ ini dimasukkan ke dalam spuit yang telah disiapkan.
3. Pegang tubuh tikus secara erat, kemudian posisikan bagian abdomen
menghadap ke arah atas dan kepala sedikit meghadap ke arah bawah.
4. Pada bagian atas abdomen tikus diusap dengan kapas yang telah diolesi
etanol 70%.
5. Spuit yang telah berisi STZ ditusukkan pada bagian abdomen dan spuit
dicoba digerakkan, apabila terasa berat maka sudah masuk pada daerah
intraperitonial.
6. STZ diinjeksi secara perlahan, selanjutnya abdomen tikus diusap dengan
kapas yang telah diolesi etanol 70% kembali.

7. Setelah induksi STZ ditunggu selama 1 minggu, dilakukan pengukuran


kadar glukosa darah.Pemberian Induksi Glukosa
Tikus dipuasakan selama 12 jam (H0) (setelah 5 minggu diet tinggi lemak
dan 1 minggu setelah injeksi STZ dosis rendah). Selanjutnya tikus diberikan
induksi glukosa sebesar 1 g/kgbb dengan sonde.
8. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah

Tikus dilakukan tes glukosa pada hari H0 (setelah 1 minggu induksi STZ
dosis rendah). Tikus diperiksa menggunakan alat glucose check test. Langkah
pertama yaitu mengeluarkan tikus dari kandang, kemudian tikus ditempatkan
dalam restraint tube. Tikus yang sudah berada di dalam restraint tube
diposisikan tengkurap, lalu bagian ekor diluruskan. Pengambilan darah pada
bagian 1,5 cm dari ujung ekor yang sebelumnya diusap dengan kapas yang
terbasahi dengan etanol. Kemudian jarum 21-23 gauge ditusukkan hingga darah
keluar. Darah yang keluar ditempelkan dengan stick glucose test. Stik tersebut
dimasukkan ke alat glucose check test hingga terbaca angka pada layar.
H1 (dilakukan pengecekan setiap 2 jam sekali setelah pemberian terapi
selama 10 jam). Pengulangan pengukuran glukosa darah selanjutnya
dilakukan pada daerah ekor dengan jarak 1,5 cm dari tusukan sebelumnya.
Pemeriksaan glukosa darah selanjutnya dilakukan satu kali pada H5, H9, dan
H14.
9. Pembuatan Ekstrak Daun Binahong
200 gram ekstrak dimaserasi menggunakan pelarut etanol 70%, selanjutnya
dilakukan remaserasi 2 kali. Semua hasil maserat dicampur dan dievaporasi
menggunakan rotary evaporator dengan suhu 50o C. kemudian dipanaskan
menggukan oven dengan suhu 50 o C hingga di dapatkan ekstrak kental.
10. Uji Fitokimia Kualitatif
a. Uji alkaloid dilakukan dengan cara melarutkan beberapa miligram zat
yang akan diuji dalam 5 ml air. Ketika terlarut, asam klorida encer
ditambahkan sampai reaksi asam terjadi, kemudian 1 ml larutan kalium
bismut iodida (Dragendorff) ditambahkan. Endapan jingga kemerahan
yang terbentuk menunjukkan adanya alkaloid. (Pharmaceutical
Chemical Analysis, 2006).
b. Uji saponin dengan cara mencampurkan 0,5 gram sampel dengan air
secukupnya dan dipanaskan selama 5 menit. Larutan tersebut
didinginkan kemudian dikocok dan timbul busa selama 10 menit.
Timbulnya busa menunjukka adanya saponin.
c. Flavonoid dilakukan dengan cara menambahkan 0,5 gram sampel
dengan metanol sampai terendam lalu dipanaskan. Filtrat ditambahkan
dengan 5 tetes H2SO4. Terbentuknya warna merah karena penambahan
H2SO4 menunjukkan adanya senyawa flavonoid (Kristina et al., 2009).
11. Pemberian Ekstrak Daun Binahong dan Glimepiride ke Tikus yang Telah
Diinduksi
Ekstrak daun binahong diberikan pada kelompok III, IV, dan V, sedangkan
glimepiride pada kelompok VI. Pemberian ekstrak daun binahong dan
glimepiride dilakukan dengan menggunakan sonde setiap hari selama dua
minggu. Pemberian ekstrak daun binahong dan glimepiride pada hari pertama
terapi yaitu diberikan 30 menit sebelum induksi glukosa. Ekstrak daun
binahong dan glimepiride diberikan setelah dilarutkan dengan air
secukupnya.
Cara menyonde:
Pengambilan mencit dari kandang pada saat pemberian ekstrak harus
pelan pelan karena mencit akan menggigit apabila ditarik keras keras.
Pengambilan mencit dari kandang dipegang ekornya kemudian
diletakkan di kawat kasa dan ekornya ditarik sedikit. Selanjutnya tengkuk
(bagian belakang kepala) tikus dicubit menggunakan jari telunjuk dan ibu
jari sehingga mulut menghadap ke atas, kemudian jepit ekornya

menggunakan jari manis dan jari kelingking. Proses memegang tikus


menggunakan tangan kiri. Selanjutnya proses sonde dilakukan dengan
tangan kanan, dimana ekstrak yang telah dimasukkan alat sonde
kemudian dimasukkan dimasukkan ke mulut tikus hingga lambung.
Berikut adalah alat sonde dan cara menyonde. Pemberian sonde dibuat
sebanyak 2 ml tiap pemberian, dikarenakan volume lambung tikus
sebesar 5 ml.

Gambar 1. Cara menyonde


Gambar 2. Alat sonde
12. Pembedahan
Setelah dua minggu pemberian treatment, binatang dimatikan dengan
inhalasi gas karbondioksida. Gas karbondioksida dipilih sebagai metode
anestesi karena efek depresan cepat, tidak mengubah marker kolinergik
maupun kortikosteroid, banyak tersedia, tidak mahal, tidak mudah terbakar,
dan tidak menimbulkan bahaya bagi personel. Selanjutnya dilakukan insisi
pada daerah organ hati atau perut tikus. Hati diambil masing-masing 0,5
gram dari tiap sampel. Setelah itu, organ hati dikeringkan dalam oven pada
suhu 50 C selama satu malam. Selanjutnya organ hati yang telah kering
digerusan menjadi satu hingga menyerupai tepung (tiap sampelnya).
13. Pemeriksaan Kadar Glikogen Hati
Hati yang telah menjadi tepung diambil 25 mg tiap sampel, kemudian
diekstraksi dengan 1 ml Larutan KOH 30% untuk melisiskan jaringan dan
diinkubasi dalam penangas air mendidih selama 20 menit dan diletakkan
pada suhu ruang hingga dingin, ditambahkan 1,5 ml etanol (95%) dingin ke
dalam tabung sampel untuk melarutkan lemak dan disimpan suhu 4 C
selama 30 menit. Lalu disentrifugasi kecepatan 2500 rpm selama 20 menit
untuk memisahkan endapan yang mengandung glikogen dan filtrat yang
mengandung lemak. Endapan yang diperoleh diencerkan dengan 1 ml
aquades, diambil 100 L sampel lalu ditambahkan 3 ml anthrone-asam sulfat
0,2% (w/v) sampai timbul panas. Timbulnya warna hijau menunjukkan
sampel positif mengandung glikogen. Reaksi perubahan warna yang terjadi
selanjutnya diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 620 nm. Kadar glikogen sampel diukur menggunakan persamaan
garis kurva standard glikogen.
14. Pengulangan sampel
{(n 1) (t 1)} 15
{(n 1) 5 15
5n 5 15
5n 20
n=4

10.

11.
12.
13.
14.
15.

16.

Berdasarkan hasil perhitungan rumus tersebut, jumlah sampel dalam


penelitian ialah 4 ekor tikus. Setiap kelompok perlakuan ditambahkan 2 ekor
tikus, dikarenakan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pranata
(2010), tikus yang digunakan sebagai sampel mati sebanyak 2 ekor dari 5
tikus pada pertengahan pemberian terapi selama dua minggu, yang mendapat
induksi diet tinggi lemak selama lima minggu dan streptozotocin selama satu
minggu. Oleh karena itu, tikus yang dibutuhkan untuk setiap perlakuan ialah
sebanyak 6 ekor tikus.
Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan
cara-cara untuk mencegah atau mengatasi kejadian (termasuk rasa nyeri dan
keluhan lain)
Tikus yang muntah menandakan adanya efek samping, maka perlakuan
dihentikan.
Pengalaman terdahulu (sendiri atau orang lain) dan tindakan yang hendak
diterapkan.
Pengalaman terdahulu:
Sebelumnya pernah dilakukan penelitian tentang efek ekstrak daun binahong
terhadap kadar glukosa darah, namun dengan pada tikus yang terinduksi STZ.
Pengalaman sendiri belum pernah dilakukan.
Tindakan yang akan dilakukan:
Memberi Ekstrak daun binahong sebagai antidiabetik dan mengamati kadar
glikogen hati.
Bila penelitian ini menggunakan orang sakit dan dapat memberi manfaat untuk
subyek yang bersangkutan, uraikan manfaat itu ?
Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar
Bagaimana memilih pasien/sukarelawan sehat?
Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar
Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, jelaskan hubungan antara
peneliti dengan subyek yang diteliti!
Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar
Bila penelitian ini menggunakan orang sehat, jelaskan cara pemeriksaan
kesehatannya!
Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar
Jelaskan cara pencatatan selama penelitian, efek samping dan komplikasi bila
ada!
a. Kadar glukosa darah diukur setelah lima minggu diet tinggi lemak dan satu
minggu setelah injeksi streptozotocin pada bagain ekor dengan menggunakan
glucose check test untuk memastikan tikus telah mengalami diabetes mellitus.
Pada hari pertama pemberian treatment (H1) dilakukan pengukuran kadar
glukosa darah tiap 2 jam selama 10 jam yang bertujuan untuk mengetahui
toleransi glukosa pada tikus dan mengetahui efek langsung dari ekstrak
binahong setelah pemberian. Pemeriksaan glukosa darah selanjutnya dilakukan
pada H5, H9, dan H14 satu kali sehari.
b. Kadar serum insulin diukur setelah penelitian selama delapan minggu dengan
metode yang dilakukan oleh Shibayagi (2009).
Efek Samping
: tikus yang muntah menandakan adanya efek samping, maka
perlakuan dihentikan.
Komplikasi : Belum diketahui
Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, jelaskan bagaimana cara
memberitahu dan mengajak subyek (lampirkan contoh surat persetujuan subyek)

17.
18.

Bila pemberitahuan dan kesediaan subyek bersifat lisan atau bila karena sesuatu
hal subyek tidak dapat atau tidak perlu dimintakan persetujuan, berilah alasan
yang kuat untuk itu!
Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar
Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek mendapat ganti
rugi bila ada efek samping? Berapa banyak?
Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar
Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek diasuransikan?
Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar

Pembimbing :
1. Dra. Diana Lyrawati., M.Sc., Apt., Ph.D
(............................................................)

2. Dra. Siti Jazimah Iswarin, M.Si., Apt

(............................................................)

Peneliti:

1. Yasinta Khairunissa Khalifatu Gunawan


Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal

(............................................................)

..................................... 2014

Anda mungkin juga menyukai

  • Jadwal Pkpa Mhs Rspad Ui 2015
    Jadwal Pkpa Mhs Rspad Ui 2015
    Dokumen3 halaman
    Jadwal Pkpa Mhs Rspad Ui 2015
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Atorvastatin KK
    Atorvastatin KK
    Dokumen2 halaman
    Atorvastatin KK
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Swamedikasi Konstipasi
    Swamedikasi Konstipasi
    Dokumen2 halaman
    Swamedikasi Konstipasi
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Alkes 5.2.2 Training
    Alkes 5.2.2 Training
    Dokumen2 halaman
    Alkes 5.2.2 Training
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • 30 Cisplatin Yasinta Khairunissa K G 1406664833
    30 Cisplatin Yasinta Khairunissa K G 1406664833
    Dokumen2 halaman
    30 Cisplatin Yasinta Khairunissa K G 1406664833
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Resep Obat Penyakit Kronis
    Resep Obat Penyakit Kronis
    Dokumen20 halaman
    Resep Obat Penyakit Kronis
    Syerli Iniesta
    Belum ada peringkat
  • Abstraksi
    Abstraksi
    Dokumen2 halaman
    Abstraksi
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Merpati
    Merpati
    Dokumen6 halaman
    Merpati
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Surat Lamaran Kerja
    Surat Lamaran Kerja
    Dokumen1 halaman
    Surat Lamaran Kerja
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Nama Tumbuhan
    Nama Tumbuhan
    Dokumen1 halaman
    Nama Tumbuhan
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Swamedikasi Konstipasi
    Swamedikasi Konstipasi
    Dokumen2 halaman
    Swamedikasi Konstipasi
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Tugas Isa
    Tugas Isa
    Dokumen7 halaman
    Tugas Isa
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Bukit Bangkirai
    Bukit Bangkirai
    Dokumen5 halaman
    Bukit Bangkirai
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Merpati
    Merpati
    Dokumen6 halaman
    Merpati
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen2 halaman
    2
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Contoh Isi Form Etik Penelitian Hewan Coba Di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
    Contoh Isi Form Etik Penelitian Hewan Coba Di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
    Dokumen4 halaman
    Contoh Isi Form Etik Penelitian Hewan Coba Di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
    Nadhifa Mukaromm
    100% (1)
  • Makalah PBL Kom 3 Man
    Makalah PBL Kom 3 Man
    Dokumen6 halaman
    Makalah PBL Kom 3 Man
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Alur OR
    Alur OR
    Dokumen1 halaman
    Alur OR
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Ari Cakeb
    Ari Cakeb
    Dokumen4 halaman
    Ari Cakeb
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Biofar Hal 1-4
    Biofar Hal 1-4
    Dokumen2 halaman
    Biofar Hal 1-4
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Fosfolipid
    Fosfolipid
    Dokumen2 halaman
    Fosfolipid
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Ari Cakeb
    Ari Cakeb
    Dokumen4 halaman
    Ari Cakeb
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Bahan Pratikum
    Tinjauan Bahan Pratikum
    Dokumen1 halaman
    Tinjauan Bahan Pratikum
    Yashintaa Khairunissa Khalifatu
    Belum ada peringkat