karena inflamasi, terdapat benda asing di dalam kandung kemih, adanya obstruksi
intravesika, atau karena kelainan kandung kemih neurogenik.
Nokturia adalah polakisuria yang terjadi pada malam hari. Seperti halnya polakisuria,
nokturia mungkin disebabkan karena meningkatnya produksi urine atau karena kapasitas
kandung kemih yang menurun. Konsumsi banyak air sebelum tidur, apalagi yang
mengandung alcohol dan kopi, dapat menyebabkan produksi urine meningkat.
Disuria adalah nyeri pada saat miksi, terutama disebabkan karena inflamasi pada
kandung kemih atau uretra. Sering kali ini dirasakan paling sakit di sekitar meatus uretra
eksternus. Disuria yang terjadi pada awal miksi biasanya berasal dari kelainan pada uretra,
sedangkan jika terjadi pada akhir miksi adalah kelainan pada kandung kemih.
GEJALA OBSTRUKSI
Hesistensi adalah awal keluarnya urine menjadi lebih lama dan sering kali pasien harus
mengejan untuk memulai miksi. Setelah urine keluar, pancarannya menjadi lemah tidak
jauh, dan kecil, yang biasanya disebabkan oleh obstruksi pada saluran kemih.
Intermitensi merupakan keluhan miksi dimana pada pertengahan miksi sering kali
miksi berhenti, kemudian memancar lagi, dan keadaan ini terjadi berulang-ulang. Miksi
diakhiri dengan perasaan masih terasa ada sisa urine di dalam kandung kemih dan masih
ada tetesan-tetasan urine yang keluar.
HEMATURIA
Hematuria merupakan suatu keadaan didapatkannya sel darah merah di dalam urine. Porsi
hematuria yang keluar perlu diperhatiakn, apakah terjadi pada saat awal miksi seluruh
proses miksi, atau akhir miksi. Perawat perlu mengkaji mendalam keluhan hematuria,
terutama pada pasien hematuuria tanpa adanya rieayat terutama pada saluran kencing,
khususnya keluhan hematuria disertai nyeri yang kemungkinan menunjukkan adanya
keganasan di saluran kemih.
INKONTINENSIA URINE
Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan seseorang untuk menahan urine yang keluar
dari kandung kemih, baik disadari ataupun tidak disadari. Menurut Purnomo (2003), terdapat
beberapa macam inkontinensia stress, inkontinensia urgensi, dan inkontinensia paradoksal.
Keluahn Disfungsi Seksual
Disfungsi seksual pada pria meliputi menurunnya libido, menurunnya kekuatan ereksi,
disfungsi ereksi, ejakulasi retrogard (air mani tidak keluar pada saat ejakulasi), tidak pernah
merasakan orgasme, atau ejakulasi dini. Penting bagi perawat untuk mencari kata-kata yang
sesuai agar kepercayaan dan privasi pasien dapat terjaga.
Riwayat Kesehatan Sebelumnya