Anda di halaman 1dari 3

Abdomen, ke regional inguinal, hingga ke daerah kemaluan.

Tidak jarang nyeri kolik diikuti


dengan keluhan pada organ pencernaan, seperti mual dan muntah.
Nyeri kandung kemih dan uretra. Nyeri vesika dirasakan di daerah suprasimfisis.
Nyeri ini terjadi akibat overdistensi kandung kemih yang mengalami retensi urine atau
terdapat inflamasi pada buli-buli (sistitis interstisialis, tuberculosis, atau sistosominasi).
Inflamasi kandung kemih dirasakan sebagai perasaan kurang nyaman di daerah suprapubik.
Nyeri dirasakan apabila kandung kemih terisi penuh dan nyeri berkurang pada saat selesai
miksi.
Tidak jarang pasien sistitis merasakan nyeri yang sangat hebat seperti ditusuk-tusuk
pada akhir miksi dan kadang disertai dengan hematuria. Keadaan ini disebut sebagai
stranguria.
Nyeri kandung kemih dapat disebabkan oleh distensi yang berlebihan atau infeksi
kandung kemih. Perasaan ingin kencing, tenesmus (nyeri ketika mengejan), dan disuria
terminal (nyeri pada akhir berkemih) sampai dijumpai. Nyeri meatus uretra akan terjadi pada
iritasi leher kandung kemih atau uretra yang disebabkan oleh infeksi (uretritis), trauma, atau
adanya benda asing dalam traktus urinarus pars inferior.
Nyeri testis dan prostat. Nyeri yang dirasakan pada daerah kantong skrotum bisa
berasal dari kelainan organ diluar kantong skrotum. Nyeri akut yang disebabkan oleh
kelainan organ di kantong testis dapat disebabkan oleh torsio testis atau torsio apendiks
testis, epididimitis/orkitis akut, atau trauma testis. Inflamasi akut pada testis atau epididimis
menyebabkan peregangan pada kapsulnya sehingga dirasakan sebagai nyeri hebat.
KELUHAN MIKSI
Keluhan yang dirasakan oleh pasien pada saat miksi meliputi keluhan akibat suatu tanda
adanya iritasi, obstruksi, inkontinensia, dan enuresis. Keluhan akibat iritasi meliputi
polakisuria, urgensi, nokturia, dan disuria, sedangkan keluhan obstruksi meliputi hesitansi,
harus mengejan saat miksi, pancaran urin melemah, intermitensi, serta urin menetes dan
masih terasa ada sisa urin sehabis miksi.
GEJALA IRITASI
Polakusuria adalah frekuensi berkemih yang lebih dari normal, keadaan ini merupakan
keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien yang mengalami gangguan system
perkemihan. Polakisuria dapat disebabkan oleh produksi urin yang berlebihan seperti pada
penyakit-penyakit DM, diabetes insipidus, atau asupan cairan yang berlebihan. Sedangkan
menurunnya kapasitas kandung kemih dapat disebabkan karena adanya obstruksi
intravesika, menurunnya compliance kandung kemih dan kandung kemih yang mengalami
inflamasi akibat benda asing di dalamnya.
Urgensi merupakan suatu keadaan dimana merasa sangat ingin kencing sehingga
terasa sakit. Keadaan ini adalah akibat hiperiritabilitas dan hiperaktivitas kandung kemih

karena inflamasi, terdapat benda asing di dalam kandung kemih, adanya obstruksi
intravesika, atau karena kelainan kandung kemih neurogenik.
Nokturia adalah polakisuria yang terjadi pada malam hari. Seperti halnya polakisuria,
nokturia mungkin disebabkan karena meningkatnya produksi urine atau karena kapasitas
kandung kemih yang menurun. Konsumsi banyak air sebelum tidur, apalagi yang
mengandung alcohol dan kopi, dapat menyebabkan produksi urine meningkat.
Disuria adalah nyeri pada saat miksi, terutama disebabkan karena inflamasi pada
kandung kemih atau uretra. Sering kali ini dirasakan paling sakit di sekitar meatus uretra
eksternus. Disuria yang terjadi pada awal miksi biasanya berasal dari kelainan pada uretra,
sedangkan jika terjadi pada akhir miksi adalah kelainan pada kandung kemih.
GEJALA OBSTRUKSI
Hesistensi adalah awal keluarnya urine menjadi lebih lama dan sering kali pasien harus
mengejan untuk memulai miksi. Setelah urine keluar, pancarannya menjadi lemah tidak
jauh, dan kecil, yang biasanya disebabkan oleh obstruksi pada saluran kemih.
Intermitensi merupakan keluhan miksi dimana pada pertengahan miksi sering kali
miksi berhenti, kemudian memancar lagi, dan keadaan ini terjadi berulang-ulang. Miksi
diakhiri dengan perasaan masih terasa ada sisa urine di dalam kandung kemih dan masih
ada tetesan-tetasan urine yang keluar.
HEMATURIA
Hematuria merupakan suatu keadaan didapatkannya sel darah merah di dalam urine. Porsi
hematuria yang keluar perlu diperhatiakn, apakah terjadi pada saat awal miksi seluruh
proses miksi, atau akhir miksi. Perawat perlu mengkaji mendalam keluhan hematuria,
terutama pada pasien hematuuria tanpa adanya rieayat terutama pada saluran kencing,
khususnya keluhan hematuria disertai nyeri yang kemungkinan menunjukkan adanya
keganasan di saluran kemih.
INKONTINENSIA URINE
Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan seseorang untuk menahan urine yang keluar
dari kandung kemih, baik disadari ataupun tidak disadari. Menurut Purnomo (2003), terdapat
beberapa macam inkontinensia stress, inkontinensia urgensi, dan inkontinensia paradoksal.
Keluahn Disfungsi Seksual
Disfungsi seksual pada pria meliputi menurunnya libido, menurunnya kekuatan ereksi,
disfungsi ereksi, ejakulasi retrogard (air mani tidak keluar pada saat ejakulasi), tidak pernah
merasakan orgasme, atau ejakulasi dini. Penting bagi perawat untuk mencari kata-kata yang
sesuai agar kepercayaan dan privasi pasien dapat terjaga.
Riwayat Kesehatan Sebelumnya

Perawat menanyakan tentang penyakit-penyakit yang pernah dialami sebelumnya, terutama


yang mendukung atau memperberat kondisi gangguan system perkemohan pada pasien
saat ini. Contohnya adalah: pernahkah pasien menderita penyakit kencing manis, riwayat
kaki bengkak (edema), hipertensi, penyakit kencing batu, kencing berdarah, dan lainnya.
Tanyakan pada pasien: apakah sebelumnya pernah dirawat, dengan penyakit apa, apakah
pernah mengalami sakit yang berat, dan sebagainya.
Perawat perlu mengklarifikasi pengobatan masa lalu, dan penting bagi perawat untuk
mengetahui bahwa pasien mengacaukan suatu alergi dengan efek samping obat.
Pengkajian Psikososiospiritual
Pengkajian psikologis pasien meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat untuk
memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif, dan perilaku pasien.
Perawat mengumpulkan pemeriksaan awal pasien tentang kapasitas fisik dan intelektual
saat ini, yang menentukan tingkat dibutuhkannya pengkajian psikososiospiritual yang
saksama.
Masalah kesehatan system perkemihan yang bersifat kronis, seperti gagal ginjal
terminal, akan memberikan respons maladaptive terhadap konsep diri pasien, sehingga
tingkat stress emosional dan mekanisme koping yang digunakan berbeda-beda. Adanya
nyeri dari gangguan saluran kemih akan memberikan stimulus pada kecemasan dan
ketakutan pada setiap pasien.
Resiko pendapatan ekonomi yang rendah berpengaruh terhadap kemampuan
penderita dalam memenuhi tingkat kesehatannya. Status pendidikan yang rendah akan
memengaruhi persepsi pasien dalam menaggulangi keadaan sakitnya.

Anda mungkin juga menyukai